"Kau harus tahu, Mingyu, Soonyoung menghilangkan headphone kesayanganku."
Mingyu mengangguk-angguk dan menyimak celotehan Jihoon di pelukannya. Sesekali ia memainkan surai pink Jihoon dan mencium puncak kepalanya. Mereka berdua sedang bergelung dengan nyaman di atas karpet di lantai ruang tengah. Pemuda mungil itu menyeretnya pergi dari studio latihan setelah mengomel panjang lebar. Soonyoung membuatnya marah lagi kali ini.
"Kau tahu, kan, aku membelinya dengan uang sakuku dulu sekali. Jadi bisa dibilang itu barang yang paling berharga untukku."
Mingyu menunduk dan memilih mengamati ekspresi wajah Jihoon kali ini. Jihoon mengatakannya dengan wajah datar, tapi Mingyu selalu tahu makna tiap guratan ekspresi yang terlihat di sana. Selalu menyenangkan. Jihoon selalu bisa membuatnya betah memandang wajahnya berlama-lama.
"Dia menghilangkannya dan aku marah padanya."
Kali ini Jihoon merengut. Lucu sekali. Kedua pipi apelnya menggembung dan bibir tipisnya yang ranum mengerucut imut. Mingyu ingin sekali menciumnya.
"Aku tidak tahu aku memiliki salah apa padanya. Tapi aku bersumpah dia itu jahil sekali padaku."
Mingyu tertawa kecil. Kedua mata sipit Jihoon semakin menyipit saat ia mengatakannya dengan penuh berapi-api. Dahinya yang mungil mengerut lucu. Dan oh, matanya yang jernih akan terlihat mengeruh. Pipi apelnya memerah karena menahan marah.
"Mingyu?"
Mingyu menaikkan satu alisnya dan berdengung. Jihoon sedang menatapnya balik dengan dua manik matanya yang kembali jernih. Sejenak, Mingyu terpana melihat betapa dalamnya tatapan yang diberikan kekasih mungilnya.
"Kau mendengarkanku?"
Kedua alis Jihoon terangkat naik. Kedua matanya tidak lagi keruh. Cenderung terlihat polos kali ini. Bibirnya yang tipis terbuka sedikit. Mingyu mengerang. Sudah cukup. Satu kecupan tidak akan membuatnya rugi kan?
"Min –uph!"
Hanya kecupan ringan. Tidak lebih dari tiga detik. Hanya untuk memberitahu Jihoonnya kalau dia..
"Manis sekali."
Rona merah jambu yang menyebar di kedua pipi apel Jihoon tentu adalah hal yang paling indah untuk dilihat sekarang, kan?
.
.
.
A/N: yang pertama selalu yang paling absurd
Anyway, Mind to review?
