DIFFERENT
Disclaimer : Naruto milik Masashi Kishimoto – san
Warning : BL, SasuNaru, typo, mungkin OOC, dan masih banyak kekurangan lainnya
" Brak... " laki – laki itu terjatuh ke belakang karena tendangan seorang pemuda dengan rambut raven dan kulit putih pucat, mengenai wajahnya. " KAU ! " teriak salah satu temannya. Dia mulai berlari ke arah pemuda berambut raven tersebut sambil membawa pipa besi. Dia mengayunkan pipa besinya ke arah pemuda itu, namun berhasil serangannya meleset karena pemuda itu berhasil menghindar. Setelah beberapa kali mengayunkan pipanya, dia kelelahan. Pemuda yang berambut raven itu juga terpojok. Dibelakang pemuda raven itu tembok. Ya, sekarang pemuda raven itu berada di salah satu gang kecil yang gelap dengan dua orang yang berusaha menyerangnya seperti biasa.
Laki – laki yang menyerang pemuda raven itu menyeringai, melihat lawannya terpojok. Kini, dia mengayunkan pipa besinya ke arah pemuda dengan kulit pucat dan rambut raven. Awalnya, pemuda itu bisa menghindar, tapi karena posisinya yang tidak menguntungkan , laki – laki itu berhasil memukul pelipis kiri pemuda itu. Pemuda itu terjatuh dengan darah segar yang mengucur dari pelipisnya. " Rasakan ini, dasar laki – laki sialan " kata laki – laki itu sambil memukul tubuh sang pemuda yang telungkup di tanah, dengan pipa besinya. Bau amis darah keluar dari tubuh sang pemuda yang terbaring di tanah sambil terus dipukuli. Samar – samar, pemuda itu bisa mendengar seseorang tertawa kesetanan. Perlahan, kesadaran pemuda itu menghilang di tengah gelapnya malam sebuah gang kecil nan sempit.
Untuk apa aku melakukan semua ini ?
Untuk apa aku hidup ?
Kalimat itu terus terngiang di kepala sang pemuda, disaat kesadarannya mulai menghilang. ' Hn, aku tidak boleh mati sekarang, setidaknya aku mati dengan cara yang lebih baik, bukan dipukuli hingga mati di gang sempit oleh orang bodoh. '
Saat laki – laki itu lengah karena tertawa, pemuda itu menendang kaki laki – laki yang bertubuh besar dengan tato di sekujur lengannya yang menjadi lawannya selama ini. Laki – laki itu kehilangan keseimbangan dan jatuh ke arah sang pemuda. Dengan cepat, pemuda raven itu berguling ke samping, lalu mengambil pipa besi milik laki – laki itu yang tergelak begitu saja saat laki – laki itu terjatuh. " Cih " pemuda raven itu mengusap ujung bibirnya yang sobek dan berdarah. Kini, posisi terbalik. Pemuda itu memukuli laki – laki tadi dengan pipa besi, mulai dari kepala hingga kaki. Laki – laki itu berteriak kesakitan. Entah mengapa, teriakknya membuat sang pemuda raven tersenyum, tidak lebih tepatnya menyeringai sadis. Sekarang pemuda itu terlihat seperti iblis yang turun ke bumi untuk membantai manusia. Seringaian sadis, tubuh penuh darah dan memukul lawannya hingga mati. Ya, mati.
Tiba – tiba pemuda itu teringat akan kejadian itu. Tangan kanannya yang memegang pipa besi berhenti di udara. Untuk beberapa saat, matanya berkaca – kaca. " Kuso " umpatnya. Pemuda itu pun pergi meninggalkan dua orang laki – laki ( satunya dengan keadaan sekarat ) bersama dengan pipa besi milik laki – laki itu.
Pemuda itu, atau lebih tepatnya Uchiha Sasuke, seorang anak yatim piatu yang tinggal di sebuah apartement kecil di daerah Tokyo. Sasuke berjalan ke rumahnya dengan memakai jaket hitam ber hoodie untuk menutupi luka di wajahnya. Sasuke berjalan sekitar 15 menit untuk mencapai apartementnya. Setelah menaiki tangga untuk mencapai lantai tiga, Sasuke pun tiba di depan apartement miliknnya. Setelah memasukkan sandi dan terdengar bunyi " klik " Sasuke membuka pintu dan memasuki apartementnya. Gelap. Itu kesan pertama Sasuke saat memasuki apartementnya. Tanpa berniat untuk menyalakan lampu yang saklarnya berada di dekat pintu, Sasuke pun berjalan di kegelapan menuju toilet. Dia sudah hafal dengan barang – barang yang ada di rumahnya, jadi walaupun gelap, dia tidak akan menabrak benda – benda atau tembok sekali pun.
Saat tiba di toilet, Sasuke menyalakan lampu lalu mengerjapkan matanya beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya lampu yang menurutnya menyilaukan. Sasuke pun melepaskan jaketnya. Kini, dia hanya memakai kaos hitam lengan pendek dan celana hitam selutut. Dia mengguyur tubuhnya di bawah shower dengan air dingin. Perih, itu yang dia rasakan saat air dingin mengenai luka – lukanya. Sasuke memejamkan mata dan membiarkan rasa perih di sekujur tubuhnya.
Keesokan paginya, Sasuke banggun dengan rasa sakit di sekujur tubuhnya ditambah kepalanya yang kini pusing. Sasuke mengambil handphone yang tergeletak di sebuah meja kecil di dekat tempat tidurnya. Pukul sebelas pagi. Untung hari ini Sasuke tidak bekerja jadi dia bisa beristirahat dan mengobati luka – lukanya.. Sasuke beranjak dari tempat tidur untuk mengambil air. Dia berjalan terhuyung karena tubuh dan kepala yang sama – sama sakit. ' mungkin ini karena aku mandi jam 2. 30 pagi ' pikir Sasuke tentang sakit kepala yang menambah penderitaanya. Setelah meminum air, Sasuke mengambil kotak P3K untuk mengobati luka – lukanya. Dia juga meminum obat flu dan obat sakit kepala. Setelah itu, Sasuke menghempaskan tubuhnya ke kasur dan tertidur.
Sasuke terbangun pukul 8.00 malam Karena perutnya kelaparan. Seingatnya, dia terakhir makan , kemarin, sebelum perkelahian itu. Sasuke berjalan ke dapur dan membuka kulkas yang isinya hanya beberapa botol air mineral. Lalu, Sasuke membuka satu persatu laci – laci yang ada di dapurnya. " Hn " gumam Sasuke tidak jelas saat menemukan sebungkus ramen instan. Sasuke pun membuka bungkus ramen tersebut dengan kasar seperti orang kelaparan yang tidak makan berhari – hari, lalu mulai memasaknya. Sasuke memakannya dengan cepat. Setelah makan, Sasuke membawa piring dan panci kotor yang tadi digunakannya ke tempat pencuci piring. Sasuke termenung di depan bak pencuci piring. Hanya ada suara tetesan air yang keluar dari keran yang hampir dinyalakannya. Memory itu kembali. Saat anikinya masih masih disini. Biasanya, anikinya akan berdiri disini sambil mencuci piring setelah sarapan pagi dan bertanya tentang sekolah Sasuke, tidak lupa dengan senyuman khas anikinya itu. Tangan Sasuke mencengkram piring dengan keras hingga kuku – kukunya memutih. " Kuso, kuso, kuso" Sasuke menaruh piringnya dan berjalan ke dalam kamarnya. Sasuke merebahkan dirinya ke kasur. Menatap langit – langit apartemennya yang kecil dan sederhana. Perlahan, Sasuke menutup matanya.
Setelah seminggu berlalu, Sasuke sudah siap untuk pergi ke universitas. Sasuke memakai jeans dengan baju kaos hitam polos dan hoodie biru dongker kesayangannya, tidak lupa dengan tas ransel hitam. " Ittekimasu " kata Sasuke setelah menutup pintu dan menguncinya. Sasuke berjalan ke halte bus yang berjarak 500 meter dari apartemennya. Sebenarnya, badan Sasuke masih sakit akibat perkelahian sebelumnya, namun saat ini, kuliah lebih penting dari tubuhnya karena biaya kuliah ini adalah biaya yang dikumpulkan susah payah oleh Itachi dan ini adalah salah satu keinginan terbesar Itachi, untuk melihat adiknya lulus kuliah dan menjadi orang yang sukses. Sasuke duduk di halte bus sambil memainkan handphonennya. Tidak ada yang menarik di handphonenya, hanya ada beberapa game membosankan, apalagi Sasuke tidak memilki teman.
Awalnya, Sasuke ingin memiliki teman, namun karena dia miskin dan anak yang tinggal di panti asuhan, tidak ada yang mau berteman dengan Sasuke, orang lain hanya menghina dan memanfaatkan kepandaian Sasuke. Lama – kelamaan, Sasuke menjadi orang yang pendiam, dingin dan dia juga tidak peduli lagi dengan sekolahnya. Saat Sasuke SMA, dia menjadi terkenal dikalangan anak perempuan karena sifatnya yang dingin dan penampilanya yang keren, tapi mereka hanya ingin menjadi pacar Sasuke dan membanggakan diri memiliki pacar yang keren diantara teman – teman mereka, berbeda dengan laki – laki yang ada di sekolahnya, mereka membenci Sasuke karena iri dengan kepopuleran Sasuke. Kadang – kadang mereka akan mengajak Sasuke untuk berkelahi, inilah yang lama – kelamaan menyebabkan Sasuke menjadi anak berandalan yang suka berkelahi, padahal, Sasuke tidak begitu suka dengan kekerasan. Satu- satunya orang yang bersama Sasuke selama ini adalah anikinya, yaitu Itachi. Itachi mengerti bagaimana perasaan Sasuke. Bagaimana rasanya dimanfaatkan, dipukuli, dan dibully habis – habisan hanya karena mereka iri dengan kelebihan yang dimiliki Sasuke. Mereka hanya memandang kepintaran dan ketampanan Sasuke. Mereka tidak pernah tahu bagaimana rasanya hidup di panti asuhan, tanpa kasih sayang ibu dan ayah, tidak memiliki teman yang bisa diajak bercanda di sekolah, dan rasa lelah setelah sekolah, lalu harus bekerja lagi agar bisa hidup, tidak seperti mereka yang hanya bisa merengek meminta uang kepada orang tuanya dan memamerkannya sebagai kekayaan mereka.
' Itachi, lagi – lagi aku teringat dengannya ' batin Sasuke. Kini Sasuke tengah berada di dalam bus yang akan mengantarnya ke Universitas Konoha. Sasuke menghela nafas, lalu dia menoleh ke luar jendela bus, memandangi kendaraan yang terus bergerak ke tempat tujuan mereka masing – masing. Sasuke melihat handphonenya. Masih 15 menit lagi untuk sampai di universitas. Sebuah tempat baru yang akan merubah hari – harinya.
Setelah tiba di Universitas Konoha, Sasuke memasang earphone di telinganya dan menggunakan hoodienya hingga menutupi surai raven dan wajahnya. Sasuke berjalan dengan cepat ke arah fakultas ekonomi. Setelah mengurusi beberapa hal di bagian administrasi, Sasuke pun berjalan ke sebuah kelas. Sasuke membuka pintu kelas itu, lalu berjalan masuk. Di dalam kelas, Sasuke melihat beberapa orang yang saling berkenalan. Sasuke hanya melewatinya, tanpa berbicara sepatah katapun. Dia berjalan ke arah deretan bangku paling belakang. Sasuke memilih untuk duduk di pojok belakang sebelah kiri. Disana, hanya ada seorang laki- laki. Sasuke memperhatikannya. Laki – laki dengan surai blonde yang sedikit panjang hingga membentuk poni yang menjuntai ke bawah saat laki – laki itu membungkuk, membaca sebuah buku. kaca mata yang bertengger di hidungnya, dan tiga garis halus di pipi laki- laki itu. Dia memiliki kulit tan yang dibalut dengan kaos putih polos yang sedikit kebesaran dan jelana jeans biru muda. Sasuke memandanginya beberapa saat, hingga sang dosen tiba dan Sasuke memilih untuk duduk di samping laki – laki berambut blonde itu.
Setelah 1,5 jam mendengarkan dosen berbicara di depan kelas, pelajaran pun berakhir, dengan beberapa tugas esai yang dikerjakan di rumah. Sasuke mulai buku bersampul hitam polos dan alat tulis miliknya ke dalam ransel, lalu mengeluarkan earphone biru dongker. Sasuke memakai earphone itu, dan mulai memilih – milih lagu. Setelah beberapa menit, kelas hampir kosong, karena masih ada 2 orang di dalam yaitu Sasuke, dan laki – laki berambut blonde yang duduk di sebelah Sasuke.
Sasuke bangkit dari tempat duduknya sambil menyampirkan ransel miliknya dibahu kiri. sasuke berjalan menuju pintu keluar, melewati deretan bangku kosong. Saat tiba di depan pintu, sasuke memakai hoodienya untuk menutupi kepala. Sasuke hendak berjalan ke luar, namun dia merasakan tarikan pada ranselnya. Sasuke berbalik untuk melihat orang yang menarik ransel miliknya. Ya, orang itu adalah laki – laki dengan surai blonde tadi. " Eto... Sumimasen " kata laki – laki itu saat melihat tatapan tajam Sasuke yang mengarah kepada dirinya. " Namaku Uzumaki Naruto. Douzo yoroshiku " laki- laki bersurai blonde itu sedikit membungkuk tanpa mempedulikan tatapan tajam dari mata onyx di depannya.
Sasuke berbalik tanpa mengatakan apapun. Namun, sebelum Sasuke sempat beranjak dari sana, Naruto mencegahnya. Kini, Naruto menarik hoodie Sasuke, yang langsung mendapat deathglare andalan pemuda Uchiha itu. " Apa maumu ? " tanya Sasuke dengan nada rendah, sambil memandang lurus ke manik sebiru langit musim panas milik Naruto. " Maukah kau menjadi temanku ? " tanya Naruto sambil menatap lekat onyx Sasuke.
TBC
A/N : Halo minna –san. Etto... ini fic sekaligus cerita romance pertama saya XD jadi kalo ada yang salah, aneh atau apapun kekurangan lainnya mohon diingatkan lewat review XP. Oh iya, disini saya berusaha membuat karakter Sasuke yang menderita karena kepandaian dan wajah tampannya hahahaha... ok, mungkin itu sedikit aneh. Sekian kata – kata tidak jelas dari saya, akhir kata, saya ucapkan terimakasih untuk yang mau membaca fic gaje ini apalagi review, arigatou gozaimasu :3
