a hetalia fanfiction:
253
Hetalia - Axis Powers © Hidekaz Himaruya
saya tidak mendapat keuntungan materiil dalam penulisan fanfiksi ini.
"253 ton itu sama seperti berat empat tank militer Russia."
Entah bergumam atau ucapannya benar ditujukan padanya, perempuan itu mendongak. Matanya menyipit. Alfred di depannya tengah mereguk kopi dan hanya menatap jendela. Natalya ikut menengok keluar jendela. Jelas tidak ada tank milik Russia.
"Terus?"
"Tidak. Tidak." Alfred menggeleng lalu melirik Natalya. "Hanya saja tengah berpikir sebesar apa pesawat yang bisa mengangkut seberat itu."
Perempuan itu mengerutkan kening. Tak jadi mengangkat cangkir dekati bibir. "Demi Tuhan. Pesawat apa gerangan?"
"Antonov An-255 Mriya."
"Ah. Itu." Natalya bergumam pelan. "Pantas saja."
Jeda sebentar, Alfred gunakan untuk mengerahkan jemarinya mengangkat cangkir lalu menyeruput lagi. Matanya tertarik ke samping. "Kau harus tahu betapa ributnya Jett saat telepon tengah malam tadi. Rusuh. Lupa mungkin dengan perbedaan waktu."
Wajah perempuan itu berubah. Kedua matanya memandang sinis sekilas dan buat Alfred tersenyum jahil. Natalya tahu ini serangan akibat mengurung diri tadi malam. Ia balas mendengus. Cangkir kopinya jadi pelampiasan.
"Bercanda, Sayang." Laki-laki itu terkekeh, dibalas Natalya cuek. "Cek tabletmu juga beritanya masih ada di sana, kok. Tapi besarnya seperti apa memang buat penasaran. Aku jadi ingin lihat langsung."
Ucapan Alfred digantung; ikut main bersama kepulan uap dari permukaan hitam punya Natalya. Perempuan itu tidak berniat mengomentari, tapi tak ayal memang ia juga ingin ketahui. Tangannya gatal, jemarinya ambil pensil dari saku rok pastel lusuh. Secarik kertas yang tadi ia bawa-bawa dari ruang kerjanya ia langsung corat-coret. Sketsa sederhana, tanpa alat bantu apalagi garis bantu. Dimulai dari moncong, kemudian lari ke sayap, gambar enam mesin, dan dua ekor di ujung. Rambut panjangnya sesekali terjatuh dari telinga, padahal itu baru garis-garis kasar sekedar pembentuk badan.
"Seberapa panjang?"
Alfred lagi-lagi tak jadi minum. "84 meter. Sayapnya sekitar 88," jawabnya. Ia perhatikan gerak-gerik tangan Natalya. Tanpa sadar pula jadi memangku wajah lalu senyum-senyum sendiri. "Dasar Nona Arsitek. Sketsa saja sampai membuat rambutmu jatuh begini."
Cangkirnya ia letakkan. Tangannya terulur maju, mendahului jari-jari Natalya untuk benahi rambut kembali ke belakang telinga.
"Jangan serius-serius pikirkan skala. Tidak sebesar cintaku padamu, kok."
Pensil Natalya patah. Alfred tergelak.
end
a/n: akhirnya dipublis ahaha /yha. ini berawal dari baca berita kalo an-255 mendarat di Perth tanggal 15 Mei lalu. btw, salken! ini fic perdana saya juga di sini mwahaha, mohon bantuannya~ /o/
