Ada yang kangen sama fic saya? *kagak* /dor
Fic ini terinspirasi dari lagu Bad∞End∞Night dan Crazy∞nighT. Tapi ini bukan songfic lho...
Oke, yang perlu anda sekalian ketahui adalah fic ini tidak benar-benar mengikuti lagu-nya. Jadi saya hanya mengambil konsepnya saja. Pokoknya jauh banget sama lagu Bad∞End∞Night atau lagu Crazy∞nighT punya Hitoshizuku-P dan YamaΔ. Dilihat dari judul pun udah beda. LoL.
.
Fic Rotten∞nighT? itu punya Kei.
Kei di sini tidak memiliki hak cipta dan hak pengembangan VOCALOID. Jadi... Kei cuma punya ide ceritanya saja.
Lagu Bad∞End∞Night dan Crazy∞nighT pun punya Hitoshizuku-P X YamaΔ
Warning! Untuk kedepannya banyak adegan bloody, kekerasan, dan yang semacamnya. Tapi saya kira ga akan nyampe gore deh. Kalau cari unsur romansa di fic ini, hanya kemungkinan kecil yang akan anda dapatkan.
Don't like don't read yaa...
Jadi kalo ga suka, jangan memaksakan diri untuk membaca :))
.
.
Malam ini begitu sunyi. Bahkan tak ada lolongan serigala yang menggema di malam hari. Bintang-bintang pun tak nampak bergelantungan di tirai malam. Sering kali, wajah bulan yang memantulkan cahaya matahari tertutupi awan hitam nan tebal. Sungguh malam yang kelam.
Seorang gadis berambut biru-kehijauan terlihat bertopang dagu di jendela rumahnya. Kedua sikutnya bertumpu pada kusen jendela. Sering kali rambutnya yang diurai, dibelai angin malam. Helaan nafas pun menguap dari bibir mungilnya. Tatapan mata teal-nya hampa. Ia memandang langit malam dengan datar.
Besok, keseharian yang sama akan terus-terus-terus berulang, dan berputar-berputar-berputar di dalam hidupnya bagaikan kaset rusak.
Tapi bagaimana pun juga, ia tetap menjalani hari yang sama. Berjualan buah-buah segar di pasar, setelah selesai berjualan, ia segera pulang dan mengerjakan pekerjaan rumah. Terlalu klisè untuk seorang gadis desa yang tinggal sendirian.
Ah bukan, ia memang hidup sebatang kara dari lahir. Gadis ini tidak tahu siapa orang tuanya. Hidup di panti penampungan anak hingga besar. Setelah usianya matang, ia harus hidup mandiri dengan keringatnya sendiri.
Tapi siapa sangka. Setelah ia hidup sendiri dan mulai bekerja, ia malah tidak bisa menikmati lingkaran rutinitasnya. Gadis ini malah terjerat rasa bosan.
Ia lelah berputar di lingkaran itu. Ia ingin lepas dari jerat lingkaran itu, walaupun hanya sekali. Ia menginginkan suatu pengalaman baru. Pengalaman baru yang akan berbekas di benaknya.
Tok Tok
Tiba-tiba suara ketukan pintu tertangkap di kedua daun telinga milik gadis itu. Terbangun dari lamunannya, ia terperanjat dan segera menutup jendela kamarnya. Ia pun menuju pintu depan rumahnya dengan tergesa-gesa. Ketika ia membuka pintunya, tak ada siapa pun di situ. Gadis berambut biru-kehijauan ini menjulurkan kepalanya keluar, lalu menengok ke kanan dan ke kiri; mencoba memastikan bahwa memang benar tidak ada siapa pun di sana. Ia curiga dijahili, takut-takut ada orang iseng yang sengaja mengetuk pintu rumahnya lalu kabur, padahal malam sudah larut. Gadis itu pun memutar manik teal-nya kesal.
Saat ia tak sengaja melihat ke bawah, tergeletaklah sepucuk surat di depan pintunya. Ia mengambil surat itu dan meneliti setiap detailnya. Tak ada nama dan alamat si pengirim tertera di amplop tersebut. Hanya tertulis nama penerimanya; Hatsune Miku. Ia membawa surat itu masuk ke dalam rumah, karena dinginnya angin malam mulai menusuki pori-pori kulit porselennya.
Merasa surat ini ditujukan pada dirinya, ia membuka lipatan suratnya, lalu mengeluarkan isinya dari amplop tersebut. Dahi gadis yang diketahui bernama Hatsune Miku ini, terlihat berkerut ketika manik teal-nya menyusuri kata demi kata yang tertera di lembar surat itu.
/
Halo Nona Hatsune Miku,
Apakah anda punya keinginan?
(oh semua orang tentu punya keinginan)
Tapi apakah keinginan itu adalah hal yang sulit atau bahkan mustahil diwujudkan?
Jika anda bersedia berkunjung ke Mansion kami yang terpencil di dalam hutan besok, kami akan mewujudkan keinginan mustahil itu!
(Yang benar saja!)
Ingat, kesempatan tak hadir dua kali dalam hidupmu.
/
Gadis berambut biru-kehijauan ini segera melipat kembali surat itu, dan memasukannya kembali kedalam amplop. Jantungnya berdegup kencang, dadanya sesak oleh rasa tidak sabar. Ia benar-benar tak habis pikir bahwa secepat ini ia (mungkin) dapat bebas dari lingkaran membosankan itu.
Gadis ini tersenyum mantap. Besok, ia akan memberanikan diri untuk datang ke Mansion itu.
.
.
Burung gagak berkicau sendu saat langit berubah jingga. Gadis berambut biru-kehijauan yang diikat twin-tail ini sampai di depan Mansion itu ketika hari sudah petang. Butuh waktu cukup lama untuk menemukan sebuah Mansion terpencil itu di dalam hutan.
Ia menyipitkan manik teal-nya dan memandang ke sekitar Mansion. Ternyata, bukan ia saja yang mendatangi Mansion itu. Ada beberapa orang lain yang terlihat duduk-duduk dan berdiri menunggu pintu Mansion terbuka. Dengan kata lain, bukan ia saja yang diundang ke Mansion ini, karena masing-masing dari orang tersebut memegang sebuah amplop yang sama persis dengan miliknya.
Tanpa sadar manik teal-nya bertumbukkan dengan berpasang-pasang mata yang turut menatapnya. Hanya saja setelah mereka menatap sejenak gadis ini, mereka lalu kembali memasang sikap acuh tak acuh.
Saat gadis berambut biru-kehiijauan ini bingung dengan keadaan di sekitarnya, tiba-tiba seorang pria berambut biru-gelap datang menghampirinya.
"Halo nona, siapa namamu? Saya Shion Kaito, senang bertemu denganmu," Pria ini tersenyum ramah padanya. "Kau bisa memanggilku Kaito."
Air muka gadis ini terlihat ragu. Tapi setelah melihat senyumannya yang ramah, ia kemudian menjawab pertanyaan pria itu. "Aku Miku, Hatsune Miku. Senang bertemu denganmu," Gadis ini mencoba bersikap ramah, dan membalas senyum pria yang bernama Shion Kaito tersebut.
Miku kembali mencoba memandang ke sekeliling. Mengamati dengan seksama, para tamu lain yang datang. Karena menurutnya, tamu yang diundang bukanlah tamu dari kalangan biasa. Mungkin cuma ia saja yang memakai gaun biasa berwarna pink muda selutut dengan mantel merah jambu sebahu yang berpita.
Pertama-tama, Miku melirik ke arah gadis muda berambut sewarna permen kapas, yang duduk di bangku halaman di sekitar sana. Gadis itu memakai kemeja putih khas wanita bangsawan dengan sebuah dasi kupu-kupu hitam dan rok coklat tua yang panjangnya selutut lebih. Jepit rambut yang terlihat mahal turut menghiasi rambut indahnya. Wajahnya mulus bak porselen. Gadis itu sungguh cantik, tapi terlihat angkuh.
・・・∞Kita dibohongi∞・・・
Miku kemudian melirik pria berambut ungu yang sedang berdiri bersandar di sebuah batang pohon yang cukup besar. Ia memakai setelan tuxedo hitam dengan dalaman kemeja putih yang rapih. Khas seorang *butler. Wajahnya cukup tampan, tubuhnya pun proporsional. Pria ini pun terlihat acuh tak acuh.
・・・∞Kita terpisah∞・・・
Seseorang gadis berambut brunette pendek dengan pakaian kimono berwarna jingganya yang bercorak bunga cosmos dan obi-nya yang berwarna kuning pucat ini tak luput dari pengelihatan gadis berambut biru-kehijauan ini. Wanita ini duduk di bawah salah satu pohon besar di sana. Ia sedang bertopang dagu dan memandangi sesuatu. Entalah, mungkin ia sedang melamun.
・・・∞Kita terbelenggu∞・・・
Seorang gadis berambut kehijauan dan berpakaian khusus maid terlihat berdiri bersandar di dinding Mansion. Wajahnya manis, hanya saja entah apa yang membuat air mukanya terlihat gelisah.
・・・∞Kita dihina∞・・・
Gadis berambut honey-blonde dengan gaun hitam berendanya pun terlihat asyik mengobrol dengan laki-laki berompi hitam tak berlengan, plus dalaman kemeja berwana putih di hadapannya, yang dilihat dari sisi manapun mereka seolah-olah sedang bercermin. Wajah mereka sungguh mirip. Dunia serasa milik mereka berdua.
・・・∞Kita terikat∞・・・
Miku kemudian melirik ke arah Kaito yang berada di sampingnya. Kaito dengan setelan celana hitam dan kemeja putih bergaris beserta jas khas seorang duke daerah ini. Seulas senyuman tak pernah lepas dari wajah tampannya.
・・・∞Kita harus menemukannya∞・・・
Rasa gusar tiba-tiba menyapa hati Miku. Sebenarnya, apa yang diinginkan orang-orang ini sampai-sampai mereka rela datang ke Mansion ini? Apakah seseorang di dalam Mansion ini pun akan mengabulkan apapun permintaan para tamunya dengan mudah? Ia sendiri tidak mengerti.
.
.
・・・∞・・・Nanananananana...・・・∞・・・
・・・∞・・・Nanananananana...・・・∞・・・
Bernyanyi dan menari, nikmatilah pestanya!
Karena setelah masuk, kau ・・・∞・・・ tak dapat kembali.
.
.
・・・∞・・・TBC・・・∞・・・
.
.
Yap, ini prologue ter-gaje yang pernah kubuat. Gomen, jangan terlalu banyak berharap dari fic Kei. Salah satunya karena, gaya bahasa saya emang pas-pasan. LoL. Juga... saya kayaknya ga bisa memunculkan pair di sini. Kalau cuma hint-hint sih pasti ada.
Sedikit trivia tentang fic ini, awalnya saya emang kehabisan ide. Tapi setelah tiba-tiba sesuatu membentur kelapa saya-coret, maksudnya kepala saya... ide ini muncul dan mengalir gitu aja. Ini pun juga special fic untuk halloween sebenernya :))
Jangan lupa untuk sampaikan aspirasimu di kolom review!
22∞September∞2012
