Di tengah malam yang sunyi, sang serigala membacakan sebuah syair tentang kehidupan dalam malam yang amat panjang. Dengan penuh perasaan dan syahdu, ia membacakan syair yang mengalun-alun bak memeluk dinginnya malam dan bernyanyi untuk sang bulan. Di dalam siluet bulan, ia bersembunyi. Dan di dalam siluet itu, ia merasa hidup. Ia selalu mengagumi sang bulan. Saat midnight sun atau polar night pun, ia ingin selalu bersama sang bulan ditemani bintang dan cahaya utara.

Matanya yang tajam dan liar itu mengisyaratkan dia akan hidup selamanya dalam bayangan sang bulan yang ia kagumi.

Tok... tok...tok... sepatu berhak agak tinggi itu berjalan di atas lantai berkayu di sebuah mansion yang tidak terlihat terawat jika kita lihat dari luar menuju ke sebuah ruangan dengan pintu kayu yang amat besar. Perempuan berkacamata itu mulai mengetuk pintu. Ia mengecek berkas yang akan ia bawa ke dalam ruangan itu sebelum yang penghuni ruangan itu mengizinkan ia masuk. Ia mengetuk pintunya lagi.

"Tillträde(1)!" ucap suara yang ada di dalam ruangan itu mempersilahkan masuk dengan bahasa Swedia dan suara yang sangat berat. Kemudian, perempuan itu membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan yang ia tuju itu. Ia berjalan menuju meja dan di belakang meja itu ada seorang laki-laki berkacamata berwajah stoic dan tegas serta aura mengintimidasi dengan tubuh yang proposional tersebut. Ia memiliki wajah yang hampir mirip dengan perempuan pirang dan tinggi itu.

"Dimana istrimu, Kakak?" tanya perempuan itu dengan bahasa Swedia.

"Dia sedang pergi ke suatu tempat bersama kakaknya. Memangnya kenapa?" tanya laki-laki itu sambil memangku dagunya di tangannya.

"Tidak, aku hanya ingin memberikan berkas yang ia butuhkan kemarin. Oh, ya, ini berkas yang Kakak butuhkan," kata perempuan berkacamata itu sambil menyodorkan sebuah berkas kepada laki-laki yang berada di depannya. Ia menerima berkas itu dan mengeceknya. Ia cukup terkesan dengan informasi pada berkas itu. Namun, ia bukanlah psikopat atau laki-laki yang terbiasa senyum, jadi ia hanya menanggapinya dengan anggukan yang menandakan ia cukup puas. Ia menatap adiknya lagi. Laki-laki itu membuka mulutnya dan bertanya,

"Apakah kau sudah siap untuk menjalankan misi yang aku berikan kemarin?"

"Aku selalu siap dengan perintah Kakak," jawab perempuan itu masih dalam bahasa Swedia. Laki-laki yang duduk di meja itu bangkit dan berjalan ke arah adiknya. Ia memberikan selembar kertas kepada sang adik dan berkata,

"Aku senang kau selalu siap dengan perintahku. Ini informasi lengkap tentang misimu nanti. Aku ingin misi ini sukses seperti biasanya, Lucia! Kau adalah anggota terpenting dan adikku yang paling aku sayangi, jadi tolong, jangan sampai ketahuan! Jika kau gagal membawanya, itu tak apa. Tapi jika kau gagal karena ketahuan, itu yang akan mengakhiri hidupmu. Mengerti? Tujuannya di København(2), lebih tepatnya, D'Angleterre Hotel. Helikopter no. 4 akan mengantarkanmu kesana. Tolong jaga dirimu disana, Lucia! Jujur saja aku tidak rela melepasmu untuk misi ini." Lucia berjalan mendekati kakaknya dan mengelus pipi kanan milik kakaknya. Ia berkata,

"Jangan khawatirkan aku, Kak! Akan ku pastikan aku akan berhasil dan aku akan kembali dengan selamat. Percayalah padaku, Kak!" Pria itu hanya bisa mengangguk. Perempuan itu pamit dan pergi meninggalkannya dalam ruangannya. Pria itu hanya bisa menatap kepergiannya.

"Hej då, Lucia. Jag hoppas på lycka!(3)" kata pria itu lirih.

Silhouette

Hetalia itu milik ABANG KETJEH HIMARUYAAAAAAH

Saya MAH yang nistain #ditabok

Warning: Typo, gaje, garing, aneh, krenyes-krenyes, tidak sesuai EYD, bahasa ancur, bahasa asing yang ancur, rating naik mendadak, crossover mendadak, author masih newbie, karakter yang dinistain, OOC, OOT, dll.

Seorang pria berkebangsaan Denmark dengan rambut pirang berjambul natural sejak lahir itu keluar dari mobil mewah buatan Jerman keluaran tahun 2014. Ia memiliki badan proposional dan wajah tampan. Siapa yang tidak kenal dengan Mathias Køhler, model dengan rupa bak malaikat tanpa sayap dan aktor dengan bakat yang luar biasa. Walau ia suara sedikit parau, keahlian bermain instrumen juga tidak boleh diremehkan. Intinya, dia adalah selebriti dengan segudang bakat.

Seperti yang ada di jadwal manajernya, Natalya Arlovskaya, ia menghadiri undangan masquerade yang ada di salah satu hotel bintang 5 di København, D'Angleterre Hotel. Ia merasa beruntung dapat menerima undangan sebagai tamu spesial dalam acara yang amat mewah ini. Pasalnya, dari kecil ia sangat ingin melihat masquerade secara langsung. Bukan, bukan acara masquerade yang ada di negara Sakura Honda, kenalannya.

Ia membenarkan tuxedo-nya dan berjalan ke arah ballroom hotel. Tiba-tiba, Natalya menghentikannya dan memberika auranya yang menakutkan. Pasalnya, ia benar-benar tidak becus dalam merapikan dasinya. Itu membuat manajer asal Belarus itu mengomel terus kepadanya hingga telinga pria itu panas. Poor Mathias.

"Aku harap kau tidak meminum balkan vodka atau grappa! Akan sangat bahaya jika kau mabuk disini! Kuizinkan jika red wine atau white wine dengan kadar alkohol dibawah 15%. Hei, apa kau dengar, Mathias?!" omel Natalya sambil membenahi dasi milik Mathias. Mathias hanya mengangguk.

"Ku harap kau tidak melakukan hal-hal yang bodoh seperti yang biasa kau lakukan! Selfie disembarang tempat tidak diperbolehkan! Bertindaklah seperti kau menghadiri undangan raja. Mengerti?" omel Natalya lagi. Mathias hanya bisa mengangguk saat mendengar ceramah dari sang manajer.

"Bagus!" bisik Natalya dengan aura kegelapannya yang menyelimuti sekitarnya. "Jika kau tertangkap basah, sepertinya pisau kesayanganku, minimal, akan menancap tepat ditanganmu. Aku harap kau mencamkan itu!" lanjutnya.

"Baik, Nyonya Arlovskaya," tanggap Mathias sambil memalingkan pandangannya dan diikuti dengan sumpah serampah dalam bahasa Denmark.

"Heh, apa yang kau bilang!" bisik Natalya sambil mencengkram collar kemeja Mathias. Mathias menelan ludah dan berkata,

"G-gak apa-apa kok, Nona Natalya!" Keringat pria itu mulai bercucuran. Wanita muda bersurai Grey-Platinum itu melepaskan cengkeramannya dan berjalan masuk. Mathias menghela napas lega karena tidak jadi dibunuh(?) oleh manajernya. Yah, nasib juga dapet manajer seperti ini. Tapi, keuntungannya, seluruh jadwal Mathias tidak ada yang meleset atau terlambat satupun berkat Natalya. Kalau acaranya batalpun, pasti wanita bermarga Arlovskaya itu akan marah-marah sambil mengacungkan pisau dapurnya. Yah, Mathias si empunya acara sendiri hanya bisa bergidik ngeri.

Saat acaranya dimulai, Mathias hanya menyudutkan dirinya di salah satu sisi ballroom tersebut. Ia melepas topengnya dan bermain telepon genggam pintarnya dengan asyik. Walaupun ia adalah seorang selebriti dengan segudang penggemar, pribadinya hanyalah seorang Mathias yang hidup dalam kesendirian. Ia jauh dari orangtuanya yang berada di daerah Aalborg. Ia tak mendengar kabarnya. Lalu, sahabatnya, Berwald Oxenstierna, pria Swedia yang ia temui saat sekolah dasar hingga perguruan tinggi di Stockholm, kini ia tak tahu kabarnya. Berwald menghilang 3 tahun yang lalu, tepat saat mereka berumur 24 tahun dan lulus dari Universitas Stockholm. Sahabatnya yang lain, Tino Vainämöinen, Lukas Bondevik, dan Emil, juga ikut menghilang.

Tiba-tiba, ada pesan masuk. Pesan elektronik itu dikirim oleh Kirana Kushaparani, kenalannya yang berasal dari Indonesia saat ia masih menuntut ilmu di Universitas Stockholm. Jujur saja ia mengagumi sosok Kirana yang ulet itu. Kini ia bekerja di Belanda sebagai arsitek dan melanjutkan studinya di sana.

Kirana: "Heh, Kambing Denmark! Gimana kabarmu disana?"

Mathias: "Baik. Kalau elu, cebol?"

Kirana: "Yah, seenggaknya gak madesu kayak kamu, kampret. Pasti capek, kan, kebanyakan job pas musim panas kayak gini?"

Mathias: "Iya juga, sih. Tapi, manajer ane ribet banget! Sumpeh, ya! Pengen liburan tapi takut dibunuh. Hu..hu.. hu.. sedih!"

Kirana: "Cup.. cup... chayank-chayank! Ente jadi selebritis yang terkenal se-Nordics tetep aja madesu, yak, kan!"

Mathias: "Kampret lu! -_-; Eh, betewe, kok tumben ngirim e-mail sih? Kok gak dari kemarin?"

Kirana: "Ciee yang ngarep. Jomblo, mz? Yaudah, puk puk yak.

Kenapa ane ngirim e-mail?

Karena TIM KEBANGGAAN GUA KALAH AMA TIM BULU TANGKIS LO, KAMBHEEENG!"

Mathias: "Sekali-kali bikin gua seneng gitu, kek. Aku udah nungguin momen ini selama 67 tahun, lho! Masak tim gua kalah terus ama tim elo. Kan ga asyik."

Kirana: "Iye juga ya. Tapi, 2 tahun lagi, aku akan membalasnya! Liat aja! Hahahaha!"

Mathias: "Ketawa lo mirip mak lampir -_- untung bukan St. Hans day. Kalau iya, udah ane taro di summer pole."

Kirana: "Ya sori, bang. Eh, kapan-kapan ane chat lagi, yak. Ane harus nyelesein rancangan dulu. Ane tadi capek ngerjain jadi nge-chat ente. Yaudah, Bye!"

Mathias menutup telepon genggam pintarnya dan berniat mencari udara segar di balkon. Saat ia menikmati malam yang agak dingin, ia bertemu dengan seorang wanita yang melepas topengnya dan parasnya hampir ia kenali. Bukan, lebih tepatnya, mirip seseorang yang ia kenal. Siapakah dia? Mantan? Mathias selalu ditolak saat menembak perempuan yang ia sukai saat kuliah jadi, jangan terlalu berharap. Kekasih? Sudah kubilang jangan terlalu berharap?

Tunggu...

Berwald?

Heh? Berwald transgender? Ah kagak mungkin! Cowok gentleman ketjeh kayak dia gak mungkin transgender? Teman sekolah dulu? Enggak ah, kayaknya yang punya wajah tegas hanya Berwald. Kok ane jadi mikirin Berwald, ya? Apa aku jatuh cinta dengan Berwald? KAGAK MUNGKIN! ANE MASIH NORMAL! Batin Mathias. Wanita itu mendekati Mathias dan berhasil membuat pria itu geregetan.

.

"Apakah kau... Mathias Køhler?"

.

.

"Siapa?"

Haeh, Jookieh di sini! Maaf lama ga update! Ane baru selese UN jadi, ya... (Kayaknya udah berapa minggu deh) Ada yang nunggu lanjutannya "My Awesome Journal" atau "Prime Time Attack"? Maaf, ane masih nge-stuck ama ceritanya.

Gantung, ya? Tenang, ada lanjutannya kok! Secepatnya dilanjut! (klo gak stuck)

Btw yang mau request cerita buat prime time attack boleh, loh!

Mini Dictionary:

Tillträde(1): Masuk! (Swedia)

København(2): Copenhagen (Denmark)

Hej då, Lucia. Jag hoppas på lycka!(3): Sampai nanti, Lucia. Aku berharap akan keberuntunganmu! (Swedia)

.

.

.

Thanks for read! Review, snälla!