The grey sky
Disclaimer: Captain America Civil War (c) MCU/Rusho Bro/Stan Lee
Doctor Strange (c) Stan Lee and the crew
Strange/Tony (awesome Facial hair bro)
Tony tak pernah lelah dengan biru langit.
Baginya melihat bentangan warna azure itu mengingatkannya pada iris yang selalu memandangannya intens. Bahkan hingga hari itu, setelah pemilik iris telah pergi meninggalkannya. Tony tak pernah lelah menatap langit biru. Meski dengan bulir coklatnya yang berkaca oleh air mata dan dadanya yang terasa sesak. Tony Stark tetap menyukai warna terang itu.
Hujan menodai cakrawala dan ia masih duduk di sana. Di atas gedung restoran cepat saji. Memakan cheesburger kesukaannya bersamaan dengan air hujan yang menimpanya. Ia tak peduli karena semuanya juga sudah tak peduli padanya lagi. Ya semua hal, orang, bahkan mungkin dunia. Semua telah meninggalkannya dan dia kini sendirian. Ia telah mengacaukan hidupnya, dan tak ada yang salah jika semua tak lagi peduli dan meninggalkannya. Karena itu mungkin pilihan yang benar.
Ia memandang langit kelabu yang membentang, menggantikan biru langit yang tadi menjadi pemandangannya. Hujan masih mengguyur deras dengan jutaan air yang terjun bebas. Tony memandangnya sendu.
"Kau akan sakit Tony."
Hujan berhenti menerpanya, sebuah jubah merah menaunginya bersama dengan pria yang kini berdiri di sampingnya.
"Aku sudah sakit, Strange."
Diam. Stephen Strange tak bisa menjawab, ia sudah mendengar kepergian sang kapten dari sisi Tony. Hal yang telah melukai pria itu lebih dalam. Maka dari pada bicara lagi, ia justru mendudukan dirinya di samping Tony. Merangkul dan membawa tubuh pria itu bersandar di dadanya.
Tony tak berontak, ia hanya diam membiarkan Strange mencium puncak kepalanya. Membiarkan pria itu mengusap lengannya dan membagi kehangatan tubuhnya.
"Tak semua orang meninggalkanmu, Tony. Aku masih di sini dan tak akan pernah pergi."
—dan pertahanan pria berjuluk Iron Man itu pun runtuh. Topeng kuat yang menutup rasa sakit atas hatinya yang hancur. Dinding kokoh yang membendung airmata di pelupuknya. Semua hancur dan Tony membiarkannya. Di tengah gemuruh hujan, tangis dan isakan teredam. Wajah sembab berurai airmata bersembunyi di dada sang penyihir. Tony melepaskan semua bebannya, meleburkan rantai baja yang mengikat di dadanya.
"Kenapa Strange? Kenapa rasanya sakit sekali? Kenapa mereka meninggalkanku? Kenapa aku harus sebegitu egois? Kenapa aku selalu mengacaukan segalanya, Stephen?!"
Strange tak menjawab, ia hanya mengeratkan pelukannya dan memciumi rambut Tony. Berusaha meringanka luka pria dipelukannnya.
Dan isak itu semakin kencang, menyaingi gemuruh hujan. Membiarkan dunia tahu Anthony Edward Stark juga bisa merasakan sakit hati. Bahwa Tony juga memiliki hati.
Lama Strange membiarkan Tony menangis, hingga saat isakannya mereda barulah pria itu menggerakan tangannya ke wajah Tony. Memaksa bulirnya menatap kelabu Strange. Kelabu seperti langit saat itu.
"Aku akan menyembuhkan rasa sakitmu, Tony. Aku berjanji."
Tony terdiam, sang kelabu begitu lembut menatapnya. Menenggelamkannya pada pelukan dingin tapi justru menghangatkan dari dalam.
Dan saat itupun Tony mulai sadar bahwa ia telah jemu pada langit biru. Langit biru yang telah meninggalkannya.
Mungkin kini kelabu tak seburuk itu. Mungkin justru kelabu yang tak akan membuatnya lelah kali ini.
Tapi tentu saja Tony tak begitu saja menerima konklusi tersebut. Walau begitu Tony sudah memutuskan untuk membuka mata dan hatinya pada pemilik iris kelabu yang kini memeluknya. Pada Stephen Strange.
Karena langit kelabu telah menggantikan posisi langit biru di hatinya. Seperti halnya hari itu.
Cia cia cia ciaaa... Strange Tjieeeehhhhh bikin Tony mup on. 8D
Gue masukin Strange di sini karena di Avengers Invinty War dia bakal ikutan. 8D
