Annyeong Chingu^^

Author punya fic KaiSoo baru nih, sebenarnya cerita ini udah beres dari beberapa bulan yang lalu tapi baru upload sekarang, hehehe… Author tidak mau banyak bacot hanya akan mengatakan, Tolong Reviewnya. Author sangat menunggu review dari kalian^^

.

.

.

.

.

This is Our Story


Ooc, Gs, Typo(s), tidak sesuai EYD dll.

Rated : T

Main Cats : Kaisoo

Other Cats : Sehun, Baekhyun & Luhan.

Warning : little hurt.


.

.

.

.

.

"Hanaman saranghanikka, hanamyeon chungbunhanikk…-aku hanya cinta kamu,aku hanya bahagia jika bersamamu" Ucap seorang namja. "Nage majimak sarangi dwae julla?-maukah kamu jadi cinta terakhirku?" Tanya sang namja yang bernama Jongin, jujur saja dia sudah lama menyimpan hati pada sahabat kecilnya itu.

Sang yeoja yang tak lain adalah Kyungsoo hanya diam tak bergeming menatap namja yang ada didepannya sambil berlutut dan mengacungkan sebuket bunga mawar merah yang mengeluarkan bau khasnya yang selalu memabukan.

"Akuu..." Suara Kyungsoo terdengar sangat bergetar.

"Tunggu! Aku tau kamu tidak bisa menjawab sekarang. Bagaimana kalau besok tepat jam 12 malam kamu temui aku depan namsan tower sambil membawa bunga ini, dan kamu harus menjawab pertanyaanku itu. Bagimana?" Kyungsoopun menghembuskan nafasnya dan kemudian mengangguk.

"Bagus, kalau begitu aku harus pergi aku masih ada kelas…" Jongin merengkuh tangan Kyungsoo dan menciumnya sesaat. "Happy Birthday." Ucap Jongin sambil menyerahkan bunga itu pada Kyungsoo yang terlihat bersemu.

"Kamu ingatkan besok itu hari apa? Aku yakin kamu menginatnya." Teriak Jongin disepanjang lorong kampus yang masih sepi karna para mahasiswa belum datang. Kamu ingat besok itu hari apa? Pertanyaan itu bukanlah pertanyaan yang sulit untuk dijawab. Kyungsoo masih sangat ingat dan akan selalu ingat kalau besok itu hari ulang tahun seorang Kim Jongin. Kyungsoo kembali menghembuskan nafas panjangnya dan menatap bunga itu yang ada ditangannya. Kyungsoo terus menghembuskan nafasnya panjang, jujur saja saat ini jantungnya tengah berderup sangat kencang. Semua itu karna seorang Kim Jongin menyatakan perasaannya. Jika boleh Kyungsoo mengakui, dia sebenarnya sangat mencintai Jongin, Kyungsoo merasa dia selalu terlindungi saat dia berada bersama Jongin. Ditambah lagi Jongin adalah sahabatnya dari dia masih berada di sekolah dasar. Saat itu seorang Jongin yang menyelamatkan dia dari namja yang selalu mengganggunya. Jongin juga pernah menyelamatkannya dari namja mabuk yang hampir saja 'menyentuh' Kyungsoo, dari mulai saat itu, Kyungsoo dan Jongin menjadi sangat dekat dan akrab, mereka selalu menghabiskan waktu bersama, bukan hanya mengerjakan tugas sekolah atau sekedar mengobrol disekolah tapi mereka selalu menghabiskan akhir pekan bersama tidak jarang juga Jongin mengunjungi rumah Kyungsoo ataupun sebaliknya hanya untuk memimta makanan, Jongin selalu merengek meminta dibuatkan makanan oleh Kyungsoo saat dia sedang lapar, Jongin bahkan rela pergi kerumah Kyungsoo yang bermil – mil jaraknya dari rumahnya sendiri. Lucu memang Uri Jongin satu ini. Tapi itu semua karna dia sudah terlanjur terpikat oleh seorang Do Kyungsoo. Dan dia baru berani mengatakannya sekarang.

"Kenapa harus menunggu besok? Aku padahal sudah mempunyai jawabnnya sekarang. Ck… dia itu, bilang saja kalau dia ingin aku menjawabnya tepat disaat hari ulang tahunnya." Gumam Kyungsoo sambil berjalan menuju kelasnya. Diperjalanan Kyungsoo tak henti – hentinya memandang bunga mawar yang kini ada ditangannya itu. Sesekali dia menghisap aroma mawar yang dia sukai ini. Saat masuk kedalam kelas orang yang pertama dia lihat adalah Baekhyun. Dia adalah sahabat Kyungsoo, Baekhyun membelalakan matanya menatap buket bunga yang Kyungsoo pegang.

"Soo.."

"Sttt… jangan tanyai aku dulu, jangan berkata apapun dan jangan merusak moodku yang sedang bagus hari ini." Tungkas Kyungsoo sebelum Baekhyun menyelesaikan ucapannya. Baekhyun hanya menpoutkan bibirnya dan menyilangkan kedua tangannya didada.

"Tenang saja, nanti akan aku jelaskan semuanya." Ucap Kyungsoo tau kalau sahabatnya satu ini sangat penasaran.

"Jeongmal?" tanya Baekhyun dengan berbinar – binar.

"Ne. nanti saat makan siang." Baekhyun mengangguk menyetujui dan dia membiarkan Kyungsoo yang tak habis – habisnya menatap buket bunga di tangannya. Baekhyun terkikik geli saat melihat Kyungsoo yang sesekali tersenyum tanpa melepaskan pandangannya dari bunga itu. Untung saja tidak ada siapapun dikelas ini, coba saja ada orang lain yang melihatnya pasti Kyungsoo akan disangka yeoja gila. Apa kata dunia (?)

.

.

.

.

.

"Jadi ceritakan semuanya. Aku ingin mendengarkan dari awal." Tuntut Baekhyun saat mereka sudah berada di meja makan yang terletak di kantin. Kyungsoo menghembuskan nafas panjang mendengar tuntutan dari Baekhyun.

"Aku tidak ingin kamu menyangkal, memotong atau apapun itu saat aku berbicaraanku oke?"

"Arraseo." Jawab Baekhyun tak sabaran.

"Jadi Jongin yang memberikan bunga ini." Ucap Kyungsoo.

"Jadi Jongin sudah meny-." Kyungsoo melemparkan tatapan tajam, Baekhyunpun menutup mulutnya dan membiarkan Kyungsoo melanjutkan kata – katanya. Kyungsoo kembali menghela nafas panjang.

"Iya, dia juga yang mengungkapkan semua perasaannya padaku tapi…" Wajahnya Baekhyun yang tengah berbinar itu menjadi sedikit redup dengan adanya kata 'tapi'. Tapi dia tidak berkomentar apapun, dia tidak mau Kyungsoo menatapnya seperti tadi lagi."…dia menyuruhku menjawabnya besok. Dia mau kita bertemu dinamsan tower tepat pukul 12, sebenarnya tepat ketika hari ulang tahunnya." Jelas Kyungsoo. Baekhyun hanya mengangguk – anggukan kepalanya.

"Boleh aku berbicara sekarang?" tanya Baekhyun.

"Tentu saja, toh barusan kamu sudah bicara." Jawab Kyungsoo, Baekhyun menepuk jidatnya sendiri dan terkekeh pelan.

"Hehe… jadi apa jawabanmu?" Tanya Baekhyun.

"Tentu saja aku akan menjawab aku bersedia menjadi yeojachingunya. Kamu sudah tau kalau aku menyukainya dari dulu." Jelas Kyungsoo.

"Benar juga. Kalau begitu aku doakan semoga rencananya berhasil, aku juga titip salam pada Jongin nanti saat dia ulang tahun."

"Ne. Semoga saja, aku sudah tidak sabar menunggu besok." Jawab Kyungsoo sambil meneguk jus yang sudah dipesannya.

.

.

.

.

.

Kyungsoo berjalan keluar kampus sambil mendekap beberapa buku yang tadi dia pakai untuk belajar, biasanya dia akan pulang bersama Jongin tapi karna kejadian tadi Kyungsoo berpikir kalau Jongin akan menjauhinya untuk memikirkan jawaban dari pernyataan cintanya itu. Kyungsoo mengerti akan hal itu dan diapun tidak menunggu Jongin didepan gerbang seperti biasa, dia lebih memilih jalan kaki toh cuacanya juga tidak sedang panas. Kyungsoo terus menjejakan kakinya ditanah menelusuri jalannan kota Seoul. Langkah Kyungsoo tidak terburu – buru dia ingin menikmati udara kota Seoul yang hari ini sedang sejuk. Terkadang angin menghempaskan rambut panjang yang dia sengaja gerai dan menerpa kulit putih nan mulusnya itu dengan lembut.

TIIT TIIT

Suara klakson motor terdengar mengagetkan Kyungsoo. dia menengok kepinggir dan mendapati seorang Kim Jongin yang sedang menyodorkan sebuah helm padanya.

"Mau aku antarakn pulang nyonya manis?" Tanya Jongin sambil mengedipkan mata. Kyungsoo hanya tersenyum dan mengambil helm itu.

"Jangan berkata hal menjijikan itu padaku." Ucap Kyungsoo seraya naik ke motor besar Jongin.

"Hahaha… ayolah.. apa salahnya? Aku hanya sedang merayumu." Ucap Jongin.

"Maaf, aku bukan wanita yang mudah di rayu oleh pria sepertimu." Ucap Kyungsoo sambil memakai helmnya.

"Baiklah, tapi nanti aku yakin aku akan membuatmu tersipu karna rayuanku." Ucap Jongin dengan semangatnya.

"Coba saja kalau bisa." Kyungsoopun melingkarkan kedua tangannya di perut Jongin dan detik berikutnya Jongin menancap gas langsung pergi ke rumah Kyungsoo. Itulah yang biasa mereka lakukan, jadi bukan hal yang aneh jika Kyungsoo pulang bersama Jongin dan melingkarkan tangannya diperut Jongin.

"Sekarang tuan putri sudah sampai." Ucap Jongin sambil membuka helmnya tepat didepan kediaman Kyungsoo.

"Gomawo. Mau masuk dulu? seperinya umma sedang membuat dobbokie hari ini, kamu mau?" Tanya Kyungsoo.

"Jika tuan putri memaksa maka akupun akan menyetujuinya." Kyungsoopun hanya memutar bola matanya.

"Aku tidak memaksa, sudahlah terserah kau saja." Ucap Kyungsoo berjalan menuju pintu rumahnya.

"Jangan marah seperti itu dong." Ucap Jongin sambil mencubit pipi bulat Kyungsoo.

"Ya! Jongin.. Appo!" Teriak Kyungsoo saat Jongin melepaskan cubitannya. Jongin hanya menjulurkan lidah dan kemudian memutar tubuhnya berlari memasuki rumah Kyungsoo.

"Ya! Jongin! Awas kau!" Kyungsoopun mengerjar Jongin masuk kedalam rumahnya.

Lihatlah mereka. Cocok bukan? Terlihat seperti sepasang kekasih.

.

.

.

.

.

Haripun telah berganti dan nanti malam adalah hari ulang tahun Jongin, Kyungsoo duduk gusar di bangkunya dia benar – benar sudah tak sabar menunggu nanti malam, dia sudah tak sabar ingin memeluk Jongin dan menjadi yeojachingunya.

"Kamu ingatkan nanti malam itu…"

"Ne aku ingat." Sela Kyungsoo saat dia berjalan bersebelahan dengan Jongin menuju tempat parkir.

"Baguslah, aku sudah tidak sabar menunggu nanti malam. Aku yakin nanti malam adalah hari terbaik untukku." Ucap Jongin dengan semangatnya.

"Peraya diri sekali dirimu. Bagaimana kalau aku tidak datang?" tanya Kyungsoo, sebenarnya dia pasti datang, sekarang dia hanya ingin menggoda Jongin.

"Tidak mungkin kamu pasti datang, aku yakin." Ucap Jongin dengan percaya dirinya.

"apa aku mempunyai alasan kuat untuk datang nanti malam? Seperinya aku lebih baik tidur." Ucap Kyungsoo dengan nada seolah – olah dia tidak peduli sebenarnya sungguh! Saat ini dia ingin tertawa terbahak – bahak.

"Tentu saja ada. Alasannya adalah kamu tidak bisa melawan karisma seorang Kim Jongin yang sangat tampan ini, jadi karna itu kamu akan datang." Ucap Jongin masih dengan nada yang sama.

"Aku salut denganmu Kim Jongin, selalu percaya diri kapanpun dan dimanapun." Ucap Kyungsoo. Mereka sudah sampai didepan motor Jongin. Seperti biasa Jongin naik terlebih dahuli keatas motornya dan kemudian menyodorkan sebuah helm yang biasa digunakan Kyungsoo. Kyungsoo menerima helm itu tapi ternyata Jongin tidak melepaskannya. Akhirnya mata merekapun bertemu.

"Kalau bukan karna itu kamu tidak akan tertarik padaku bukan?" Ucap Jongin sambil menatap Kyungsoo dengan dalamnya seolah olah mata hitam milik Jongin tengah menghipnotisnnya.

DEG.

Saat ini jantung Kyungsoo berderup lebih kencang. Dia benar – benar tidak mengendalikan jantungnya setiap kali matanya bertemu dengan Jongin. Dengan cepat Kyungsoo mengerjap dan menarik helm itu.

"Mungkin saja." Jawab Kyungsoo seraya menaiki motor Jongin.

"Kalau begitu aku menyarankan dirimu untuk berhati – hati." Ucap Jongin.

"Hati – hati?" Tanya Kyungsoo tak mengerti.

"Iya, hati – hati karna tanpa kamu sadar kamu mencintaiku."

"Haha… ternyata kepercayaan dirimu itu perlu diacungi jempol." Ucap Kyungsoo sambil tertawa.

"Tentu saja dan tidak akan pernah berkurang." Ucap Jongin sambil terkekeh dan kemudian mereka melesat meninggalkan parkiran.

.

.

.

.

.

Waktu sudah menunjukan pukul 11.30 malam, Kyungsoo sudah siap dengan sebuah mantel dan jaket tebal, dia terlihat sangat menawan meskipun hanya menggunakan pakaian yang biasa, Kyungsoo membawa bunga mawar yang pernah diberikan oleh Jongin walaupun sebenarnya bunganya sudah agak layu tapi Kyungsoo tetap membawanya. Dia terlihat sangat bersemangat untuk pergi ke namsan Tower.

"Kyungsoo mau kemana kamu? Ini sudah malam?" Tanya ummanya.

"Aku mau pergi sebentar keluar umma, tenang saja, aku tidak akan pergi lama – lama." Jawab Kyungsoo sambil melesat keluar dari rumahnya tanpa memperdulikan lagi jawaban dari ummanya. Ya. Dia memang terlau bersemangat untuk bertemu dengan Jongin, dia terus menelusuri kota Seoul dengan hati yang terus berbunga – bunga. Dia benar – benar ingin bertemu dengan Jongin.

TIIIITT TITTTTT! BRUG! AW! AAAAAA!

Semua orang disana berteriak saat sebuah mobil menabrak Kyungsoo dengan cukup keras. Kyungsoo sampai terjungkal kebelakang dan mendarat ditanah dengan darah yang bercucuran dimana – mana. Kyungsoo merasa semua tubunya terasa sangat sakit pandangannya mulai buram dan dia menggumamkan suatu kata sebelum kesadaranya hilang.

"Jongin." Gumam Kyungsoo sebelum akhirnya kehilangan kesadarannya.

.

.

.

.

.

Ditempat lain Jongin sedang menunggu didepan Namsan Tower sambil membawa sebuket bunga dan sebungkus coklat kesukaan Kyungsoo. Dia benar – benar tidak sabar untuk bertemu dengan Kyungsoo dan mendengar jawaban 'Iya' dari mulutnya. Jongin beberapa kali melirik ke jam yang melingkar ditangannya. 11.35 Jongin menghela nafas 12.00 Jongin benar – benar resah menunggu Kyungsoo yang tak kunjung datang. 12.15 Perasaan Jongin benar – benar tidak karuan, sudah 15 menit tapi Kyungsoo tak kunjung datang. Dan berjam – jam kemudian, Kyungsoo masih tidak datang. Jongin kembali melirik jam yang ada ditangannya sudah pukul 3 pagi. Jongin tersenyum miris mengetahui kalau Kyungsoo tidak datang, itu sama saja kalau Kyungsoo menolak dirinya. Jongin menatap buket bunga dan coklat ditangannya.

"Sia – sia aku membeli semua ini jika kamu tidak datang." Gumam Jongin.

"Aku mengeti, ternyata perkataanmu waktu itu tidak main – main, baiklah jika itu maumu, aku tidak akan pernah mengganggumu lagi." Jongin berdialog sendiri.

"Ini ulang tahun terburuk yang pernah aku alami. Dan hari – hariku akan menjadi lebih kelam karna kamu tak ada sampingku." Gumam Jongin sebelum meninggalkan Namsan Tower dengan perasaan yang tak karuan.

.

.

.

.

.

Kembali pada Kyungsoo. Kondisi dia saat ini sangat memprihatinkan, dia sudah dibawa ke UGD dan kedua orang tuanya berada diluar, menunggu anaknya dengan harap – harap cemas. Dokter dan suster terlihat sibuk mengobati Kyungsoo. membersihkan dan menjahit lukanya. Tak lama kemudian Dokterpun keluar dari ruang UGD.

"Dokter, bagaimana keadaan anak saya?" tanya sang Umma.

"Tadi anak anda mengelami benturan yang cukup keras, kita tidak tau kondisi sebenarnya sampai dia sadar." Jelas sang Dokter.

"Tapi apakah dia akan baik – baik saja?" Tanya Ibu Kyungsoo yang terlihat sangat sangat khawatir.

"Yang bisa saya prediksikan adalah anak ibu akan kehilangan ingatan tapi saya tidak tau separah apa amnesia yang akan dia derita." Jawab sang Dokter.

"Hiskk… Hiskk…" Sang umma mulai terisak.

"Sudahlah yeobo, kita berdoa saja untuk kesembuhan Kyungsoo." Ucap sang suami mencoba menenagkan.
"Hiskk… bolehkah kami masuk?" tanya Umma Kyungsoo yang tak lain adalah Lay.

"Tentu saja, tapi jangan berisik, dia masih butuh istirahat." Tutur dokter.

"Ne, songsaenim." Ucap Suho sang Appa sambil mengikuti istrinya yang langsung masuk.

Lay menatap Kyungsoo yang sedang terbaring lemah dengan kepala yang dibaut oleh sebuah perban dan tangan yang disangga oleh gips.

"Hiskkk… Kyungsoo kenapa bisa terjadi seperti ini?" Tanya Lay sambil mengelus surai coklat milik anaknya.

"Sudahlah.. mungkin ini cobaan untuk kita semua."

"Hiskkk… Hisskkk…"

.

.

.

.

.

Kyungsoo mengerjapkan matanya pelan, membuat matanya terbiasa dengan bias matahari disekitarnya. Dia kebingungan saat mendapati dirinya ada di sebuah kamar rawat.

"Appa… Umma…" Gumam Kyungsoo saat melihat appa dan ummanya sedang berada di kursi yang terletak tak jauh dari kasurnya. Dia berusaha bergerak tapi saat bergerak semua tubuhnya terasa sangat sakit. Dia menatap dirinya sendiri dan mendapati kalau dirinya sedang dalam keadaan sangat buruk. Dia tebalut sebuah pakaian rawat rumah sakit berwarna biru pias dan jangan lupakan gips yang menempel di tangan kanannya. Dia juga merasa kalau kepalanya terbalut sebuah perban. Ada apa dengan dirinya.

"Umma… Apppa…" Panggil Kyungsoo. Lay dan Suhopun mendongak menatap anaknya yang sedang mencoba untuk bangun, dengan cekatan Lay bangkit dan berlari kecil kearah kasur yang digunakan Lay.

"Jangan dulu bangun… kamu masih sakit." Ucap Lay sambil membantu Kyungsoo untuk berbaring dengan benar.

"Ada apa ini umma? Kenapa aku ada disini? Kenapa juga semua tubuhku terasa sangat sakit?" Tanya Kyungsoo pada sang umma.

"Kamu tidak ingat, kamu bilang kalau kemarin kamu ingin keluar rumah, tapi umma akan bertanya kemana kamu akan pergi kamu sudah menutup pintunya, apa kamu tidak ingat?" Tanya Lay.

"Ani, bukannya kemarin itu aku dan Baekhyun pergi ke mall untuk membeli baju, umma juga menyuruhku untuk membelikan beberapa bungkus ramen bukan?" Binggo! Lay tercekat, kejadian itu sudah berlalu sebulan yang lalu.

"Tidak, tidak, itu sudah berlalu sebulan yang lalu." Ucap Lay.

"Hah? Aku tidak mengerti umma, aku sangat ingat kalau Umma itu menyuruhku kemarin, umma bisa tanyakan pada Baekhyun." Kyungsoo masih bersikeras dengan pendapatnya.

"Baiklah… baiklah… biar kita panggilkan dokter dulu." Ucap Lay. Dia menyuruh sang suami untuk memanggilkan dokter sedangkan dia menjaga Kyungsoo. tak lama kemudian dokterpun datang dan langsung mengecek semua keadaan Kyungsoo, kedua orang tuanya disuruh menunggu diluar. Setelah setengah jam dilakukan pemeriksaan dokterpun keluar.

"Ada apa dok? Kenapa lama sekali?" Tanya Suho.

"Sepertinya anak anda mengalami amnesia temporer, dia tidak akan ingat apa yang telah terjadi sebulan kebelakang, tapi tenang saja, itu hanya sementara ingatannya bisa kembali kapan saja hanya… saya tidak bisa memastikan kapan ingatannya itu akan kembali." Tutur sang Dokter.

"Baiklah songsaenim, khamsahamnida." Ucap Lay dan langsung masuk kedalam melihat kondisi sang anak.

"Kamu baik – baik saja?" Tanya Lay.

"Ne, Umma, songsaenim bilang kalau aku terkena amnesia." Ucap Kyungsoo.

"Ne, tapi tenang saja ingatanmu akan kembali." Ucap sang umma menengkan.

"Tapi kapan? Apakah ada hal penting terjadi sebulan kebelakang ini?" Tanya Kyungsoo pada dirinya sendiri membuat kepalanya sedikit berdenyut.

"Entahlah, kamu tidak pernah menceritakan apapun pada umma."

"Tadi umma bilang kalau kemarin malam aku akan pergi keluar? Kemana? kenapa aku harus pergi malam? Jam berapa aku keluar?" tanya Kyungsoo.

"Jam setengah dua belas malam. Kalau kamu bertanya pada umma kemana kamu pergi umma sendiri tidak tau, karna kamu tidak memberi tau umma." Kyungsoo mengkerutkan keningnya mencoba mengingat – ingat kemana dia akan pergi karna jujur saja, dia itu tidak suka keluar malam.

"Akhhh." Rintis Kyungsoo sambil memegang kepalanya yang berdenyut dengan tangan kirinya.

"Suuutt… sudah jangan dipaksakan. Nanti kamu pasti ingat dengan sendirinya, sudah.." Ucap Lay.

"Umma… aku ingin bertemu Baekhyun, mungkin saja dia tau sesuatu tentang malam itu." Ucap Kyungsoo disertai dengan ringisannya.

"Arraseo tapi sebaiknya kamu tidur dulu sekarang, kalau sudah baikan baru kamu bisa menemui Baekhyun."

"Ne." Kyungsoopun memejamkan matanya mencoba untuk tidak memikirkan apapun karna saat dia berusaha mengingat sesuatu kepalanya akan berdenyut sangat sakit.

.

.

.

.

.

Tiga hari kemudian Kyungsoo sudah baikan, tapi tangannya masih memakai gips dan kepalanya masih terbalut perban. Saat itu Baekhyun sudah dibolehkan bertemu dengan Kyungsoo, dengan sangat senang Kyungsoo menunggu kedatangan Baekhyun. Dia sudah tidak sabar menanyakan beberapa pertanyaan pada sahabatnya satu itu.

KLEK.

Pintu kamar inap Kyungsoo terbuka perlahan, Baekhyun menyondongkan badannya menatap kedalam.

"BAEKHYUNAA!" Pekik Kyungsoo saat menatap wajah Baekhyun.

"Kyungsoo!" Baekhyun ikut berteriak dan berhamburan menuju Kyungsoo.

"Aw…" Ringis Kyungsoo saat Baekhyun memeluknya terlalu keras.

"Wae? Apa yang sakit?" Tanya Baekhyun langsung melepaskan pelukannya.

"Gwechana, tadi kamu hanya memelukku terlalu kencang." Jelas Kyungsoo.

"Jeongmal? Mianhae, aku tidak tau kalau tangan kamu masih sakit." Ucap Baekhyun meminta maaf.

"Gwechana, Baekhyun-ah apa kamu tau kalau aku amn…"

"Ne aku sudah tau, Lay ahjumma sudah memberitauku, tapi dia bilang kalau amnesiamu itu hanya sementara dan akan sembuh dan ahjumma bilang kalau kamu hanya lupa kejadian sebulan kebelakangkan."

"Ne, baguslah kalau kamu sudah tau, jadi aku tidak usah menjelaskannya lagi. Aku ingin menanyakan beberapa hal padamu." Ucap Kyungsoo.

"Apa yang ingin kamu tanyakan?" Baekhyun duduk dikursi yang ada dipinggir kasur yang ditempati Kyungsoo.

"Apakah ada hal yang penting satu bulan terakhir ini yang terjadi padaku? aku rasa aku melupakan sesuatu yang penting tapi tentu saja aku tidak bisa mengingatnya."

DEG!

"Sebelumnya aku mau bertanya, kenapa kamu bisa mengalami kecelakaan ini? Lay ahjumma tidak menjelaskannya padaku, sepertinya dia lupa."

"Oh… Umma bilang kalau sebelum kejadian kecelakaan ini aku pergi sekitar tengah malam, tapi sayang aku tidak memberi tau kemana aku akan pergi jadi umma sendiri tidak tau aku pergi kemana. apa kamu tau aku pergi kemana?" Tanya Kyungsoo sambil menatap Baekhyun yang membelalakan matanya. Jadi karna itu Jongin tidak masuk ke kelas dance selama beberapa hari ini, apa dia sudah tau kalau Kyungsoo mengalami kecelakaan? Baekhyun terus beragumen sendiri dalam benaknya.

"Ya! Baekhyun, apa kamu mendengar ucapannku?" Teriak Kyungsoo membuat Baekhyun terperanjat kaget dan menatapnya, kemudian dia mengangguk.

"Sepertinya bukan bagianku untuk menjawab pertanyaan itu, ada seseorang yang lebih tepat untuk menjawabnya." Ucap Baekhyun sambil mengalihkan pandangannya pada jendela yang sengaja dibuka lebar.

"Nuguya?" Tanya Kyungsoo bingung.

"Jongin." Jawab Baekhyun serius, mengalihkan pandanganya pada Kyungsoo. AH! Kyungsoo baru sadar kalau dia sudah lama tidak bertemu dengan anak itu, kemana dia? Apa umma lupa memberi taunya kalau dia sedang sakit?

"Kenapa Jongin? Apa hubungannya dengan anak satu itu?" Tanya Kyungsoo bingung.

"Semua jawabnnya ada pada Jongin, mungkin Jongin bisa membantu ingatanmu kembali."

"Mwo? Sebenarnya ada apa? Aku tidak mengerti." Ucap Kyungsoo. Baekhyun hanya menggeleng, Baekhyun yakin ini bukan saatnya memberi tau Kyungsoo tentang Jongin yang menyatakan perasaan padanya, biarkan Jongin yang menjelaskan sendiri, Baekhyun yakin kalau Jongin yang menjelaskan Kyungsoo akan ingat dan mungkin saja amnesianya bisa sembuh.

"Jika kamu sembuh nanti aku sarankan untuk bertemu dengan Jongin, dia yang hanya bisa menjelaskan semuanya, aku yakin dia juga bisa membantumu agar ingatanmu cepat pulih." Jelas Baekhyun.

"Keunde Baekhyun…"

"Kyungsoo-ah, aku harus pergi, aku harus menemani umma ke pasar, jadi aku pulang duluan ne? Cepat sembuh." Potong Baekhyun sebelum dia bisa menyelesaikan katanya.

"Tapi…"

"Bye… Bye…" Baekhyun segera bangkit dan keluar dari kamar inap. Kyungsoo menatap punggung Baekhyun yang perlahan menghilang. Itu adalah pilihan yang tepat, karna jika Baekhyun masih terus disana, Kyungsoo pasti akan terus bertanya apa sebenarnya. Baekhyun hanya ingin Jongin yang membantu Kyungsoo bukan dia.

.

.

.

.

.

Kyungsoo termenung sendiri menatap ke luar jendela, di memandang rintik – rintik hujan yang turun mengguyur kota Seoul, dia menghembuskan nafas panjang, Umma dan Appanya sedang berada dikantor jadi dia hanya diam sendiri di rumah sakit ini, membuatnya merasa dilanda bosan ditambah lagi kedatanga Baekhyun yang sama sekali tidak membantunya malah membuat Kyungsoo semakin kebingungan. Kenapa ada hubunganya dengan Jongin? Kenapa hanya Jongin yang bisa menjelaskannya? Kyungsoo benar – benar dilanda rasa kebingungan. Dia mencoba mengingat hari dimana dia bertemu dengan Jongin.

Flashback On

saat ini Jongin ada di ruang dancenya, dia sedang belajar sebuah koreo grafi yang baru saja diajarkan gurunya. Kyungsoo yang memang sudah tidak ada kelas lagi menunggu Jongin didepan ruang dancenya dan sesekali menatap lewat cermin besar yang membuat semua orang yang lewat bisa menatap mereka. Kyungsoo memperhatikan Jongin dari luar sana, Dia memperhatikan semua gerakan Jongin, jujur Kyungsoo sangat kagum setiap kali melihat sahabatnya itu menari, Jongin memang sangat berbakat dalam hal dance jadi tidak salah kalau dia memilih kelas dance. Tanpa sengaja mata mereka bertemu, Kyungsoo tertangkap basah oleh Jongin sedang memperhatikan dirinya. Jongin hanya tersenyum jail pada Kyungsoo sedangkan Kyungsoo hanya memutar bola matanya dan memandang kearah lain. Jujur saja, saat in jantung Kyungsoo sedang berderup sangat kencang, dia benar – benar tidak bisa berpikir apapun dan satu lagi, darah mengalir deras ke pipinya. 5 menit kemudian ruangan dancepun bubar. Kyungsoo berdiri dari duduknya dan menunggu Jongin, tidak lama Jonginpun keluar. Kyungsoo menatap Jongin yang penuh dengan keringat.

"Terpesona denganku eoh?" Tanya Jongin sambil menghampiri Kyungsoo yang sudah menunggunya selama setengah jam.

"Terpesona? Padamu? Itu tidak mungkin." Tungkas Kyungsoo.

"Kalau begitu kenapa kamu terus menatapku eoh? Biasanya kamu itu selalu membaca buku atau sibuk bermain dengan hanphonemu."

"Tadi… itu… handphoneku… tidak ada yang seru disana, lagi pula aku sudah membaca buku, mataku sudah berkantung karna terus membaca buku." Jelas Kyungsoo.

"Jinjja? Bilang saja kamu sedang terpesona karna ketampananku." Kyungsoo memutar bola matanya.

"Berhentilah menjadi orang yang terlalu percaya diri. Tadi itu aku hanya memperhatikan gerakanmu saja, well… harus aku akui kalau dancemu itu bagus…"

"Sudahku bilan..."

"Tapi aku tidak mengatakan kalau kamu tampan, aku hanya tertarik dengan gerakanmu yang bagus saja, jika yang disana itu bukan kamu, aku akan tetap menatapnya jika dia mempunyai gerakan dance yang bagus." Jelas Kyungsoo sambil mengangkat bahunya.

"Setidaknya aku telah berhasil membuatmu terpesona karna danceku kan?" Jongin menyenggol bahu Kyungsoo dengan bahunya.

"Terserah apa katamu saja lah… aku ingin pulang dari tadi aku sudah bosan menunggumu disini seperti orang bodoh." Ucap Kyungsoo mencoba mengalihkan perhatian tapi sayangnya Jongin tidak mudah dialihkan perhatiannya.

"Aku akan mengantarmu pulang sampai kamu mengakiu kalau aku memang sudah membuatmu terpesona." Ucap Jongin sambil menaikan sebelah alisnya. Kyungsoo berdecak pelan.

"Arraseo, aku mengakui kalau aku terpesona… sedikit." Ucap Kyungsoo.

"Yay! Kanjja kita pulang." Ucap Jongin sambil menarik tangan Kyungsoo. Kyungsoo hanya bisa menggelengkan kepala dan terkekeh perlahan menatap sahabatnya ini yang kadang seperti anak kecil. Entah sadar atau tidak sadar dalam lubuk hati Kyungsoo yang paling dalam, ada sebuah rasa yang sedang tumbuh, sebuah rasa untuk Jongin, sebuah rasa yang lebih dari sekedar persahabatan, sebuah rasa yang tak lain adalah Cinta.

Flashback Off

Blush~ Kyungsoo langsung blusing saat mengingat kejadian itu, tiba – tiba ada sebuah rasa yang muncul dari dalam hatinya. Dia… Merindukan Jongin. Kyungsoo mengambil hanphone yang ada di atas meja dekat kasurnya. Dia menekan speed dial yang langsung terhubung pada Jongin. Sebuah senyuman tersungging manis di bibir Kyungsoo. Tapi sayang Jongin tidak mengangkat telphonenya, Kyungsoo terus mencobanya berkali – kali sampai akhirnya dia kesal karna Jongin tidak kunjung mengangkat telphonenya.
"Aish… Jongin ini kemana? awas saja kalau nanti aku sudah sembuh, jika kau bertemu dengannya, aku akan melemparnya dari atap gedung." Kyungsoo terus menggerutu tidak jelas dan menaruh handphonenya kembali ke meja.

KLEK.

Pintu kamar inap Kyungsoo terbuka dan menampakan seorang namja yang sudah tak asing lagi bagu Kyungsoo.

"Sehun!" Pekik Kyungsoo dengan girangnya.

"Annyeong Kyungsoo-ah. bagaimana keadaanmu?" Tanya Sehun sambil masuk kedalam ruangan. Sehun adalah teman namja yang paling dekat dengan Kyungsoo selain Jongin tentu saja.

"Lebih baik, oh… Sehun terima kasih karna kamu datang kesini, asal kamu saja kalau dari tadi aku sangat bosan, ayo duduk disini." Ucap Kyungsoo menunjuk sebuah kursi yang ada disamping tempat tidurnya.

"Gomawo." Ucap Sehun sambil duduk disamping Kyungsoo.

"Ini untukmu." Ucap Sehun sambil menyodorkan sebuah bunga lili putih yang sangat indah.

"Woaaa… Gomawo." Ucap Kyungsoo sambil mengambil bunga itu dari Sehun.

"Jadi kenapa ini bisa terjadi?" Tanya Sehun menatap tubuh Kyungsoo yang tebaring diranjangnya.

"Molla. Aku sama sekali tidak ingat, aku kehilangan ingatanku sebulan kebelakang." Ucap Kyungsoo sambil mengangkat bahunya.

"Ne, aku sudah mendengar berita itu, aku turut prihatin." Ucap Sehun.

"Gomawo… keunde…" Kyungsoo jadi teringat pada Jongin.

"Sehun-ah apakah kamu bertemu dengan Jongin?" Tanya Kyungsoo. Sehun tersenyum tidak suka didalam hatinya, kenapa Kyungsoo harus membicarakan namja itu saat dia berada disini?

"Ne, aku melihatnya kalau tidak salah dia sedang sibuk mengobrol dikantin dengan Krystal." Ucap Sehun. Untuk informasi saja, yang dikatakan oleh Sehun hanyalah sebuah kebohongan. Yang benarnya adalah, Jongin sedang mengalami kesedihan yang teramat. Saat dia tau kalau Kyungsoo tidak datang ke Namsan Tower saat ulang tahunnya, bahkan sampai fajar menjelang Kyungsoopun sama sekali tidak menampakan batang hidungnya. Jujur saja itu membuat Jongin kecewa, dia sudah sangat berharap kalau yeoja satu itu bisa membalas perasaannya tapi sayang harapan tinggalah sebuah harapan.

"Jinjja?" tanya Kyungsoo tidak suka. Jujur saja, Kyungsoo tidak suka melihat Jongin yang selalu berdekatan dengan Krystal, Kyungsoo juga tak mengerti kenapa dia bisa sampai tidak suka.

"Ne, kamu tau saat kamu berada dirumah sakit ini, dia selalu mengantarkan Krystal pulang, sepertinya mereka sudah menjadi sepasang kekasih." Ucap Sehun membuat hati Kyungsoo semakin tak karuan. Hey… ayolah… Mungkin ini memang yang terbaik untuk Jongin jadi kenapa kamu harus marah? Bukankah kamu mau yang terbaik untuk sahabatmu bukan? Kyungsoo beragumen sendiri dalam benaknya.

"Jinjja? Baguslah kalau begitu, setidaknya dia tidak akan lagi merepotkanku dan merengek padaku jika dia sedang lapar." Ucap Kyungsoo sambil terkekeh setengah hati.

"Ne, jadi… kapan kamu akan kembali ke sekolah?" tanya Sehun mengalihkan perhatian Kyungsoo.

"Emmm… entahlah, mungkin satu minggu lagi, Dokter masih tidak mengijinkanku untuk pulang, bahkan dia melarangku untuk berkeliaran dirumah sakit.

"Jinjja? Aku doakan semoga cepat sembuh, kamu tau aku sangat bingung jika tanpamu…"

"Aku tau, karna tidak ada yang membantumu mengerjakan tugas bukan?"Tanya Kyungsoo.

"Hehehe… tepat sekali, uri Kyungsoo memang sangat pintar. Em… sepertinya aku harus pulang, ini sudah sore." Ucap Sehun sambil bangkit dari kurisnya.

"Mwo? Andwee… jebal.. aku masih ingin ditemani, jebal… sampai Umma ku datang saja, Ne?" bujuk Kyungsoo dengan mata besarnya yang bisa meluluhkan siapa saja.

"Ne, baiklah jika itu maumu." Ucap Sehun kembali duduk dikursi disamping Kyungsoo.

Merekapun terlibat sebuah percakapan panjang sampai akhirnya Lay datang menggantikan Sehun untuk menjaga Kyungsoo.

"Sehun-ah gomawo untuk hari ini. lain kali datang lagi ne?" Ucap Kyungsoo sebelum Sehun keluar dari kamarnya.

"Ne, aku akan datang kesini setiap hari sampai kamu sembuh."

"Yakso?"

"Ne, Yakso."

Sehunpun keluar dari kamar inap Kyungsoo dengan sebuah seringaian yang sangat menakutkan.

.

.

.

.

.

Hari ini Kyungsoo sudah bisa masuk kesekolah, gips dan perbannyapun sudah dilepas. Dia sudah tidak sabar untuk menuju ke sekolah dan bertemu dengan Jongin, jujur 3 minggu ini dia berada di rumah sakit, Jongin sama sekali tidak menjenguknya. Sahabat macam apa itu? Apakah dia begitu sibuk dengan Krystal membuat dia melupakanku? Pikir Kyungsoo. Dia menunggu bis untuk menuju kesekolahnya sampai akhirnya bispun datang. Kyungsoo naik kedalam dan ternyata bisnya masih kosong. Kyungsoo bernafas dengan lega, jujur.. dia phobia dengan tampat sempit yang dikerumuni banyak orang. Pikirkan Kyungsoo berkelana kemana – mana saat dia ada dibis. Ini adalah pertama kalinya Kyungsoo naik bis selama beberapa tahun ini, karna biasanya dia berpergian dengan Jongin menggunakan motornya atau bersama Appa dan Ummanya menggunakan mobil. Kyungsoo menghembuskan nafas berat, dia merasakan sesuatu yang sama sekali dia tidak sadari. Perasaan yang dia rasakan saat dia tidak bertemu dengan Jongin. Tapi Kyungsoo tidak menganggap perasaan itu dan lebih memilih mengabaikannya. Kyungsoo menatap jalanan kota Seoul yang masih segar pagi ini. Walaupun pagi hari ini cerah tapi entah kenapa perasaan Kyungsoo kali ini tidak secerah pagi ini. Ada sebuah perasaan yang dia tidak mengerti merayap ke ulu hatinya.

"Haaahhhhh…" Kyungsoo kembali menghembuskan nafas panjang. Tak terasa di sudah sampai dijalan menuju sekolahnya. Kyungsoo memang harus berjalan terlebih dahulu agar sampai kesekolahnya. Kyungsoopun menjejakan kakinya ketanah dan menelusiri jalan yang sudah biasa dia lewati. Tanpa sengaja Kyungsoo menengok kearah jalan dia melihat sebuah motor yang sudah tidak asing lewat disampingnya.

"JONGIN!" Seru Kyungsoo. Untuk beberapa detik mata mereka bertemu walaupun sebenarnya Kyungsoo tidak menatapnya langsung tapi lain dengan Jongin yang benar – benar menatap Kyungsoo, tapi bukannya berhenti Jongin langsung menancap gas masuk kedalam kampus tanpa memperdulikan Kyungsoo yang terus meneriakan namanya.

"Jonginnnn… awas saja kalau nanti aku betemu dengannya, aku benar – benar akan menghabisinya." Gerutu Kyungsoo sambil terus berjalan memasuki kelasnnya. Kyungsoo terus berjalan menuju kelasnya, matanya tak sengaja menatap seorang yeoja yang tengah berjalan menuju kekelasnya. Krystal. Pikir Kyungsoo, bukankah yeoja itu sudah menjadi pacar Jongin? Kenapa Jongin tidak mengantarkannya? Tanya Kyungsoo dalam benaknya. Kyungsoo kembali berjalan menuju kelasnnya, dia baru ingat kalau hari ini dia mempunyai kelas yang sama dengan Jongin dan Baekhyun jadi tidak perlu lagi mencari – cari kedua orang itu karna nanti dia mereka akan bertemu dikelas.

"Annyeong." Sapa Kyungsoo saat masuk kelas, semua orang menatap Kyungsoo dan langsung menyapanya dan menanyakan kabarnya karna Baekhyun memberi tau keadaan Kyungsoo yang katanya mengalami kecelakaan.

"Aku baik – baik saja, aku sudah sembuh." Jawab Kyungsoo dengan senyuman yang tidak pernah lepas dari bibirnya.

"Baekhyun!" Teriak Kyungsoo saat melihat Baekhyun baru saja masuk ke kelasnya.

"Kyungsoo-ah!" Teriak Baekhyun sambil memeluknya.

"Bogoshipo." Ucap Baekhyun seteleh melepaskan pelukannya.

"Nado. Oh ya… kenapa Jongin tidak menjengukku saat aku sakit? Apa kamu tidak memberi taunya?" Tanya Kyungsoo.

"Mianhae, aku sudah mencoba memberi taunya tapi belakangan ini dia lebih suka menghindar dari semua orang yang ada disekolah ini, dia menjadi pemurung dan selalu menghabiskan waktunya sendiri. Jongin menjadi orang yang berbeda beberapa minggu ini." Jelas Baekhyun. Mungkin karna dia sudah mempunyai yeojachingu jadi dia tidak ingin kehidupannya diganggu. Ucap Kyungsoo dalam benaknya.

"Bukankah hari ini jadwal kita sama dengan Jongin? Kalau begitu Jongin akan masuk kelas ini juga kan?" Tanya Kyungsoo.

"Sepertinya begitu, aku harap hari ini dia masuk kelas." Ucap Baekhyun.

"Mwo? Apa maksudmu, Jongin pasti masuk kelas, dia tidak mungkin bolos, aku mengenalnya dengan baik." Ucap Kyungsoo. Baekhyun hanya tersenyum miris dan menatap Kyungsoo.

"Dia bukan orang seperti dulu lagi Kyungsoo, entah kenapa dia menjadi sangat berbeda, kamu tidak akan mengeti sampai kamu melihat keadaanya." Jelas Baekhyun. Apa yang sebenarnya Kyungsoo lewatkan? Apakah ada kejadian sebulan belakangan ini yang terjadi pada Jongin? Karna apapun masalahnya dia tau kalau Jongin akan menceritakan semuanya. Kyungsoo merutuki dirinya sendiri karna bisa terkena amnesia seperti ini.

DEG!

Tanpa sengaja Kyungsoo menatap kearah pintu dia menemukan Jongin juga tengah menatapnya dengan tatapa yang tidak bisa dijelaskan. Ada perasaan senang, sakit, takut, sedih dalam tatapan Jongin, tidak ada lagi tatapan hangat, keceriaan, cinta dalam matanya. Kyungsoo sedikit terkejut saat Jongin tiba – tiba membuang pandangannya dan meninggalkan kelas.

"YA! JONGIN!" Terika Kyungsoo sambil bangkit dari kurisnya hendak mengejar Jongin tapi yeoha itu terlambat, Jongin sudah pergi dan dia tidak tau kemana namja itu akan pergi.

"Ohhh.. ada apa dengan namja satu ini." Gerutu Kyungsoo saat dia hendak berbalik dia menatap siluet seorang namja yang tidak asing lagi baginya.

"SEHUN!" Pekik Kyungsoo saat Sehun sedang melintas didepan kelasnya. Sehunpun membalikan tubuhnya dan menatap Kyungsoo.

"Aigo.. kamu sudah masuk sekolah? Aku kira kamu memerlukan beberapa hari lagu untuk tinggal dirumah." Ucap Sehun sambil berjalan menuju Kyungsoo.

"Aniya, aku tidak suka diam dirumah, lebih baik aku datang kesekolah, mungkin saja ingatakanku akan kembali. Sungguh! Saat ini aku seperti orang bodoh yang sedang kehilangan sesuatu yang dia sendiri tidak tau apa itu." Ucap Kyungsoo sambil terkekeh.

"Hahaha.. kalau begitu kenapa kamu ada diluar kelas? Kenapa kamu tidak masuk?" Tanya Sehun.

"Ituu.. tadi aku bertemu dengan Jongin, aku mempunyai rencana untuk menjaknya bicara, karna selama kau dirawat dia tidak pernah menjengukku. Tapi dia malah pergi." Jelas Kyungsoo. Sehun hanya tersenyum dalam hatinya.

"Mungkin dia sibuk karna memiliki Krystal." Ucap Sehun membuat Kyungsoo sedikit tersentak.

"Ah.. mungkin saja…" Ucap Kyungsoo sambil mendesah kecewa.

"Kalau begitu aku masuk kelasku dulu." Ucap Sehun.

"Oh ya tentu." Jawab Kyungsoo sambil melambaikan tangannya. Sehunpun pergi meninggalkan kelas Kyungsoo. Dia berjalan terus, tapi.. tunggu ini bukan kelas dimana Sehun akan belajar, ini ruang latihan dance. Untuk apa dia datang sepagi ini keruang dance karna semua kelas dance itu dimulai jam terakhir. Tapi Sehun terus masuk berjalan menuju ruangan satu itu.

Slerrrkkk.

Sehun membuka pintu geser itu dengan kasar. Dia menatap seseorang yang tengah melatih kemampuan dancenya sambil bercucuran keringat. Sehun kembali tersenyum sinis dan berjalan kearah sebuah DVD dan mematikannya. Membuat Jongin sang namja yang sedang bercucuran keringat itu mendongak kearahnya.

"Apakah dengan cara ini kamu melampiaskan emosimu?" Tanya Sehun dengan suara mengejek. Jongin tidak mengerti apa yang Sehun bicarakan. Dia juga tidak terlalu dekat dengan Sehun, dia hanya tau karna sesekali Kyungsoo membicarakan tentang namja satu ini, sesekali juga Kyungsoo selalu mengobrol dengan namja bernama Sehun ini dan jujur itu membuatnya cemburu. Aishhh! Jongin apa yang kau pikirkan, dia bukan urusanmu lagi, bukankah Kyungsoo sudah menolakmu! Ucap Jongin dalam hatinya.

"Ada apa kamu datang kesini? bukankan seharusnya kamu masuk kelas?" Tanya Jongin masih terengah – engah.

"Bukankah kamu juga melakukan hal yang sama?" Sehun balik bertanya membuat Jongin sedikit kesal.

"Bukan urusanmu." Jawab Jongin dingin.

"Kalau begitu aku akan menjawab hal yang sama dengan apa yang kamu katakan." Ucap Sehun membuat Jongin semakin geram. Dia hanya mendengus pelan dan berjalan menjauh.

"Katakan ada apa, aku tidak mempunyai banyak waktu." Ucap Jongin sambil menyandarkan tubuhnya pada dinding ruangan.

"Hahaha… ternyata kamu bukan orang yang penyabar jadi karna itu Kyungsoo lebih memilihku." Ucapan Sehun berhasil membuat Jongin naik pitam. Shit! Tidak bisakah dia tidak membicarakan hal itu sekarang?! Maki Jongin.

"Kenapa apa kamu kaget karna Kyungsoo lebih memilihku dari pada dirimu? Sayang sekali hari itu dia tidak datang ke namsan tower, bukan?" Ekspresi Jongin berubah menjadi sangat kaget. Darimana diaa…

"Kenapa? kamu kaget aku bisa mengetahuinya? Kyungsoo memberi tauku kejadian itu, dan dia lebih memilihku daripada dirimu, jadi aku datang kesini untuk mengingatkan dirimu agar menjauhinya, dia sudah mejadi milikku." Jelas Sehun panjang lebar membuat Jongin benar – benar naik pitam untung saja Jongin bukan namja yang tidak bisa mengontrol dirinya kalau saja tidak… Dia pasti akan menghabisi Sehun disini, sekarang juga. Jongin kembali mendengus kelas dan mengalihkan pandangannya menatap cermin besar yang ada dihadapannya.

"Tenang saja, aku tidak akan lagi mengganggu dirinya. Sekarang kamu bisa pergi dan jangan mengangguku." Ucap Jongin dingin dan datar. Membuat Sehun tersenyum menang.

"Baguslah kalau kamu mengerti. Silahkan dilanjutkan…" Ucap Sehun menyalakan DVD dan keluar meninggalkan Jongin yang masih membeku ditempatnya.

BRAK

Jongin memukul dinding yang ada disana. Shit! Maki Jongin, sebenarnya tangan Jongin teluka dan memar tapi luka dihatinya jauh lebih sakit. Kyungsoo, yeoja yang dia sangat cintai sekarang sudah menjadi milik namja lain dan dia tidak akan pernah kembali mendapatkan Kyungsoo karna dia tau Sehun tidak akan semudah itu melepaskan Kyungsoo.

.

.

.

.

.

Kyungsoo sedang berada di kantin bersama Baekhyun, sesekali dia melempar pandanganya ke seluruh ruangan, mencari sesuatu.

"Dia tidak ada disini." Ucap Baekhyun tanpa melepaskan pandangannya dari Jus yang ada dihadapanya.

"Ne?" Tanya Kyungsoo yang tidak mendengar jelas apa yang Baekhyun katakana.

"Dia, Jongin.. tidak ada disini." Ulang Baekhyun.

"Kenapa kamu bisa tau?" Tanya Kyungsoo kini mengalihkan pandangannya pada Baekhyun.

"Tentu saja, dia sudah tidak pernah mengunjungi kantin beberapa minggu kebalakang." Jelas Baekhyun.

"Wae?" Tanya Kyungsoo tak mengerti. Jongin adalah namja yang gampang sekali lapar, Kyungsoo tidak pernah berpikir kalau Jongin tidak pernah pergi ke kantin.

"Entahlah, setiap jam makan siang dia tidak pernah ada dikantin, itu membuatku sangat sulit untuk menemukannya. Padahal dulu bukan hal yang sulit menemukan seorang Kim Jongin." Jawab Baekhyun, ada apa dengan Jongin sebenarnya, kenapa dia benar – benar berubah seperti itu? Tanya Kyungsoo pada dirnya sendiri.

"Apa kamu tau kemana biasanya Jongin pergi?" Tanya Kyungsoo.

"Molla, dia tidak pernah bercerita padaku, dia hanya mempercayaimu bukan?"

"Ah… benar. Yasudahlah." Ucap Kyungsoo.

.

.

.

.

.

Haripun sudah menjelang sore, matahari mulai turun dari singgasanahnya. Kyungsoo sudah beres dengan semua kelasnnya, dia hanya tinggal pulang. Tapi dia baru ingat kalau dia sama sekali tidak menemukan Jongin, jujur saja Kyungsoo sedikit takut jika harus pulang sendiri, biasanya juga Jongin mengantarkannya kemanapun.

"Hahhhh… baiklah Kyungsoo, kamu akan baik – baik saja." Ucap Kyungsoo sambil melangkahkan kakinya, tapi baru saja dia akan menyebrang jalan ada seseorang yang menyalakan klakson kearahnya membuatnya terkejut, kontan saja Kyungsoo membalikan badannya melirik siapa yang berani melakukan hal itu.

"Sehun." Ucap Kyungsoo saat melihat Sehun berada dibelakangnya dengan motor besarnya.

"Ayo pulang, biar aku antarkan ini sudah sore, aku tidak bisa membiarkan wanita secantik dirimu pulang sendirian.

"Ahahahaa… Gomawo." Ucap Kyungsoo sambil menaiki motor Sehun. Tanpa Kyungsoo sadari kalau Sehun tengah tersenyum mengejek pada seorang namja yang tengah bersembunyi digang sempit di sebrang jalan. Seorang Jongin tengah tersenyum miris menatap Sehun yang tengah tersenyum mengejek kearahnya. Sehunpun menyerahkan helmnya pada Kyungsoo dan langsung menancap gas menuju kerumah Kyungsoo.

.

.

.

.

.

Sudah beberapa bulan berlalu tapi Kyungsoo masih belum bertemu dengan Jongin, entah mengapa dia merasa kalau Jongin menjauhinya. Kyungsoopun berusaha untuk menemui Jongin dengan datang ke setiap kelasnnya tapi tetap saja dia masih tidak bisa menemukan namja satu itu.

"Baekhyun-ah… apakah kamu melihat Jongin?" Tanya Kyungsoo pada Baekhyun yang sedang duduk disalah satu meja di kantin.

"Mianhae, aku tidak melihatnya, belakangan ini aku tidak menemukannya di kampus." Jawab Baekhyun.

"Sebenarnya kemana anak itu? Apa aku harus datang ke rumahnya juga?" Tanya Kyungsoo sambil mendudukan dirinya di depan Baekhyun.

"Tidak, nanti orang tuanya malah yang akan membuat Jongin tertekan. Coba kamu temui dia saat jam 5 sore di ruang latihan dance." Ucap Baekhyun tanpa mengalihkan pandanganya dari buku yang dia baca.

"Aku.. Apa? Kamu gila? Semua orang yang ada disini pasti sudah pulang." Ucap Kyungsoo.

"Jika kamu mau saja, aku tidak memaksa bukan?" Baekhyun masih tidak mengalihkan pandangannya. Hey… tidak salah juga mengikuti apa kata Baekhyun, mungkin saja Jongin memang ada di ruang dance. Tapi… kemungkinanya hanya 20% saja. Sudahlah… setidaknya aku harus mencoba. Kyungsoo beragumen sendiri dalam benakknya.

"Baiklah, nanti aku akan kesana." Ucap Kyungsoo. Baekhyun hanya mengangguk pelan, Baekhyun memang bukan yeoja yang sudah mengalihkan perhatiannya dari buku. Dia akan bersikap seperti itu pada orang yang mengajaknya bicara saat membaca buku. Tidak lama kemudian kelas Kyungsoo dan Baekhyun dimulai. Merekapun pergi bersama kekelas karna kebetulan hari ini mereka memiliki kelas yang sama. Baekhyun kembali berceloteh tentang pengalamannya bertemu dengan seorang namja saat dia pergi ke toko buku kemarin. Kyungsoo sebagai pendengar setia sesekali memberikan pendapat atau berdeham untuk sekedar membalas pertanyaan Baekhyun.

.

.

.

.

.

~TBC~


Bagaimana ceritanya? Jika kurang menarik dan menggemaskan (?) author minta maaf, karna author juga masih belajar^^

Buat readers yang baik, mohon reviewnya, author sangat menunggu review dari kalian^^