Yo minna! Kaguya disini bawa Song fic sasunaru semoga suka ya.

Song : Hotel California by Eagles.

Hotel California

By Kaguya Uchiha

Pairing : Sasuke x Naruto

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Rate : T

Genre : Horor, Drama, Romance

Warning : YAOI, BOYXBOY, SHO-AI, AU, Typo's, OCC, etc

Status : Oneshot - Complete

My fanfic is a yaoi story. if you don't like it - don't read and press the back button.

Happy Reading minna-san

Liburan musim panas sudah tiba, Sasuke dan Naruto berencana untuk pergi liburan seperti liburan yang sering mereka lakukan bersama.

"Jadi liburan kali ini kita akan pergi kemana Suke?" Naruto bertanya yang saat ini sedang duduk di pangkuan sang kekasih.

"Hn. Bagaimana kalau kita ke Benua Amerika?" jawab Sasuke.

"Dimana?"

"Los Angeles?"

"Los Angeles? Hmm..."

Naruto berpikir dengan wajah yang di tekuk, dahi yang berkerut, mata yang di sipitkan, bibir yang sedikit di manyunkan dan jari telunjuk serta jempol di dagunya. Sasuke tersenyum kecil geli melihat tingkah sang kekasih, di kecup singkat bibirnya.

"Jadi?"

"Oke Suke! Ayo kita kesana."

"Baiklah. Kau bereskan barang yang akan di bawa, besok kita berangkat. Aku akan memesan tiketnya sekarang."

"Siap bos!" jawab Naruto lalu mengecup pipi sang kekasih dan pergi ke kamar untuk merapikan barang bawaannya dan barang bawaan Sasuke.

Keesokan harinya Sasuke dan Naruto sudah berada di Konoha Internasional Airport. Saat ini mereka sedang duduk di ruang tunggu, untuk memakan waktu menunggu jadwal penerbangan mereka Naruto terus bermain dengan ponselnya.

"Apa yang sedang kau lihat Naru?" tanya Sasuke yang sedari tadi memperhatikan ponselnya tanpa berhenti.

"Aku lagi cari tempat wisata disana. Suke liat disana banyak tempat yang bagus, nanti kita kesini ya lalu kesini abis itu ... bla bla bla..." jawab Naruto sambil memperlihatkan ponselnya kepada Sasuke.

"Hn." singkat padat dan jelas adalah jawaban Sasuke untuk Naruto.

"Kepada para penumpang pesawat xxxx tujuan Los Angeles, pintu nomor 7 sudah di buka. Sekali lagi kepada para penumpang pesawat xxxx tujuan Los Angeles, pintu nomor 7 sudah di buka."

"Ayo Naru." kata Sasuke sambil menarik tangan Naruto untuk masuk ke dalam pesawat.

Perjalanan dari Jepang ke Los Angeles akan memakan waktu 11 jam dan di perkirakan mereka akan tiba saat malam tiba. Selama perjalanan Naruto terus bicara tentang rencananya dan Sasuke akan menanggapinya dengan ber'hn' ria, tak lama mereka tertidur karena jarak yang masih jauh.

LAX Airport Los Angeles, California.

08.10 p.m waktu Los Angeles. Sasuke dan Naruto sudah tiba disana, butuh waktu 1 jam untuk pergi ke hotel yang akan mereka tempati selama liburan. Mereka memasuki taksi yang tersedia untuk mengantarkan mereka.

On a dark desert highway, cool wind in my hair.

Warm smell of colitas, rising up through the air.

Up ahead in the distance, I saw a shimmering light.

My head grew heavy and my sight grew dim

I had to stop for the night.

Perjalanan entah mengapa terasa lebih lama, di tambah dengan jalan yang mereka lewati sangat sepi dan gelap tidak seperti biasanya. Angin malam yang dingin begitu terasa meski saat ini adalah musim panas. Aroma bunga colita tercium ke indra penciuman mereka membuat kepala mereka sedikit pusing.

Ckittttt...

Bunyi ban mobil rem yang berhenti secara mendadak mengangetkan Sasuke dan Naruto yang sedang duduk sambil melihat-lihat.

"Astaga! Hey tuan jangan berhenti tiba-tiba dong! Kau mau membuatku jantungan ya!!" kata Naruto kesal.

"Maafkan saya tuan-tuan. Kepala saya sangat pusing sehingga tidak bisa konsentrasi saat menyetir." kata supir taksi menyesal.

"Lalu bagaimana dengan kami? Kau tidak akan mengantarkan kami ke tempat tujuan?" kata Naruto.

"Maafkan saya tuan sekali lagi. Saya akan menelpon teman saya untuk mengantar anda ke tempat tujuan, anda tidak perlu membayar."

"Apa?!" teriak Naruto.

"Ck baiklah. Cepat telpon temanmu." kata Sasuke, dia juga kesal karena perjalanannya akan semakin lama.

"Baik tuan tunggu sebentar." kata supir taksi kemudian dia menelpon temannya.

Sudah 15 menit Sasuke dan Naruto menunggu taksi pengganti tapi belum tiba juga. Mereka diam di pinggir jalan dengan taksi sebelumnya yang saat ini masih terdiam di tempat. Naruto melirik kiri kanan untuk memastikan taksinya tiba, tiba-tiba matanya menyipit saat melihat cahaya terang.

"Suke disana banyak lampu? Apa itu hotel?" kata Naruto sambil menujuk ke arah cahaya tersebut, Sasuke menoleh ke arah Naruto lalu ke arah yang di tunjukan.

"Hn. Mungkin."

"Kalau begitu kita nginap disana saja semalam, besok kita lanjut lagi. Kakiku pegal berdiri disini sambil menunggu taksi yang lain."

Sasuke terdiam memikirkan apa yang harus mereka lakukan, dia melirik jam tangannya sudah 15 menit mereka menunggu tapi taksi tersebut belum tiba padahal jarak yang di tempuh belum tentu jauh. Sasuke melirik ke sang kekasih yang saat ini sedang menekuk kakinya secara bergantian untuk menghilangkan rasa pegal. Tidak tega melihat keadaan Naruto, Sasuke menghela nafas lalu mengetuk pintu taksi tersebut.

"Hey tuan apa temanmu masih lama datangnya?"

Tidak ada jawaban. Sasuke sekali lagi mengetuk tapi tetap tak ada jawaban, dia melihat ke dalam taksi dan ternyata sang supir sudah tidur atau mungkin pingsan karena rasa pusingnya. Seharusnya dia tidak usah bawa taksi jika sedang tidak enak badan, Sasuke semakin kesal.

"Hahh... Baiklah ayo Naru kita menginap saja di hotel itu malam ini." kata Sasuke.

Naruto menoleh terkejut karena sang kekasih setuju dengan usulnya.

"Eh benarkah? Lalu taksinya bagaimana?" kata Naruto, padahal dia yang mengusulkan untuk ke hotel karena lelah menunggu tapi tetap saja memikirkan taksi tersebut.

"Biarkan saja, salahnya yang datang terlalu lama. Ayo." kata Sasuke sambil menarik tangan Naruto dan membawa kopernya.

"Oke."

There she stood in the doorway; I heard the mission bell.

And I was thinking to myself 'This could be heaven or this could be Hell'.

Then she lit up a candle and she showed me the way.

There were voices down the corridor,

I thought I heard them say.

Sasuke dan Naruto sudah tiba di tempat tersebut, ternyata benar ini adalah hotel yang mewah meski sedikit terlihat menyeramkan karena mungkin kawasannya yang sepi menjadi efeknya.

Sasuke dan Naruto masuk ke dalam hotel tersebut, mereka melihat seorang wanita berdiri di depan pintu sambil menunduk saat mereka lewati mungkin pegawai hotel ini.

Ting

Bunyi bel di atas pintu saat mereka memasuki hotel, mereka memesan satu kamar untuk semalam kepada resepsionis tersebut.

'Entah kenapa perasaanku tidak enak tentang hotel ini.' batin Sasuke.

Pegawai wanita yang sebelumnya berdiri di depan pintu kini harus mengantarkan mereka ke kamar yang mereka sewa. Dia menyalakan lilin untuk menerangi jalan karena lampu di koridor sedikit redup atau memang seperti itu lampunya yang tidak terlalu terang.

Welcome to the Hotel California.

Such a lovely place (such a lovely place).

Such a lovely face.

Plenty of room at the Hotel California.

Any time of year (any time of year).

You can find it here.

Selama perjalanan ke kamar mereka yang harus melewati lorong yang panjang, mereka terus melirik ke kiri dan kanan untuk melihat desain hotel tersebut. Hotel yang mewah, simple but elegant itulah kata yang tepat untuk hotel ini.

'Selamat datang di Hotel California'

Samar-samar terdengar seperti orang yang sedang menyambut kedatangan mereka di sekitar lorong yang lewati. Naruto merapatkan tubuhnya ke tubuh Sasuke, setengah memeluknya membuat sang empu sedikit terkejut.

"Ada apa?" tanya Sasuke.

"E-eh tidak. Um Suke apa kamu mendengar sesuatu?" bisik Naruto sambil melirik ke kiri dan ke kanan.

Sasuke menaikan alisnya bingung dengan apa yang dikatakan si pirang. Sesuatu? Sasuatu apa?

"Tidak. Memangnya kau mendengar apa?" Sasuke balik bertanya.

"Lu-lupakan."

Sasuke semakin tidak mengerti jadi dia hanya mengangkat bahu lalu kembali melihat ke depan.

'Perasaanku saja sepertinya.' batin Naruto.

Mereka sudah tiba di depan kamar mereka, pegawai tersebut membukakan pintu dan masuk ke dalam kamar, Sasuke dan Naruto mengikuti di belakang. Mereka masih melirik kiri kanan untuk melihat kamar mereka. Pegawai tersebut berbalik menghadap mereka sambil tersenyum.

"Tempat yang indah untuk wajah yang indah."

Naruto tersipu dengan pernyataan tersebut, bisa di lihat ada rona merah tipis menghiasi pipinya. Sasuke hanya diam seperti biasa, tidak terlalu menanggapi karena sudah biasa mendengarnya.

"Kamar ini sangat bagus."

Naruto berkata dengan senyum cerahnya, dia benar-benar terpukau dengan kamar di hotel ini. Sasuke masih diam tapi di dalam hatinya dia menyetujui perkataan si pirang bahwa hotel ini sangat bagus.

Pegawai tersebut mengangguk dan masih tersenyum sambil menjawab.

"Terimakasih, kami menyediakan banyak kamar yang indah yang bisa kalian temukan disini."

Her mind is Tiffany-twisted, she got the Mercedes bends.

She got a lot of pretty, pretty boys, that she calls friends.

How they dance in the courtyard, sweet summer sweat.

Some dance to remember, some dance to forget.

"Saat musim panas kami selalu mengadakan pesta di halaman belakang sampai pagi menjelang." lanjutnya.

"Benarkah? Apakah sangat ramai?" tanya Naruto dia sangat antusias saat mendengar kata pesta.

"Ya tuan disana sangat ramai, jika anda ingin datang di persilahkan karena memang khusus untuk tamu kami." jawab pegawai cantik tersebut.

"Tentu saja kami akan datang."

"Kalau begitu saya permisi, jika anda perlu sesuatu silahkan hubungi kami dengan telpon yang tersedia."

"Terimakasih."

"Hn."

Pegawai tersebut mengangguk lalu keluar dari kamar meninggalkan Sasunaru berdua. Naruto menyimpan tas kopernya lalu berkeliling sebentar di kamar tersebut untuk melihat-lihat. Pergi ke kamar mandi melihat-lihat kembali lalu cuci muka agar wajahnya terlihat lebih segar dan kembali ke Sasuke yang saat ini sedang duduk di sofa sambil menutup matanya. Dia ingat sesuatu.

"Suke ayo kita pergi ke pesta itu." ajak Naruto.

"Hn." Sasuke menjawab tanpa membuka matanya, dia sangat lelah badannya pun pegal-pegal.

"Suke ayoooo~ kita ke pesta sebentar."

"Memangnya kau tidak lelah?" tanya Sasuke

"Dikit sih tapi aku ingin ke pesta Suke~"

"Istirahat saja besok kan kita harus lanjut perjalanan."

"Nanti saja istirahatnya aku mau ke pesta dulu, kata pegawai tadi mereka sedang mengadakan pesta dan kita hanya menginap semalam jadi ayo kita nikmati pestanya. Ya Suke~"

"Aku lelah dobe."

"Sukeeee~~"

"Hn."

"Ih Suke nyebelin, Naru pergi sendiri saja." Naruto cemberut dan wajahnya yang imut.

Kesal tidak mendapat jawaban dari sang kekasih, akhirnya dia pergi sambil menghentak-hentakan kakinya pergi untuk ke pesta sendirian. Sasuke membuka matanya dan melirik Naruto yang sedang berjalan dengan keadaan kesal, dia menghela nafas panjang. Ayolah Sasuke lelah karena perjalanan panjang dan besok harus lanjut jalan lagi, tetapi dobe-nya ini ingin ke pesta. Sasuke tidak mengerti kenapa pacar bodohnya itu punya banyak sekali energi, Sasuke menyerah akhirnya dia mengikuti Naruto. Tidak mungkin dia membiarkan si pirang ke pesta sendirian, nanti bisa-bisa dia di goda cowok cowok sini. Oh Sasuke tidak rela, Naruto is mine.

Sesampainya disana ternyata memang benar pesta tersebut sangat ramai, banyak yang menari-nari sambil tertawa dan minum. Naruto datang bersama Sasuke lalu duduk yang tidak terlalu ramai, Naruto duduk dengan menggoyangkan badannya ke kiri ke kanan mengikuti musik sambil tersenyum cerah, kapan lagi dia akan ke pesta bersama Sasuke, pacarnya itu selalu menolak. Sedangkan Sasuke dia diam saja sambil melihat banyaknya manusia yang bergoyang membuatnya sedikit pusing, Sasuke tidak suka ini. Dia melirik ke arah Naruto yang sedang tersenyum cerah mau tidak mau dia pun tersenyum. Ya mungkin tidak ada salahnya berpesta sedikit untuk menghilangkan rasa jenuh begitu yang Sasuke pikirkan.

Seorang wanita cantik datang menghampiri mereka berdua sambil membawa minuman.

"Hey boys, apa kalian butuh teman?"

Naruto hanya melihat canggung tidak tahu harus berbuat apa, ingin menolak tapi lidah kelu.

"E-eh ti-tidak per... "

"Tidak usah malu, aku akan menemani kalian jika kalian berkenan." kata wanita tersebut memotong ucapan Naruto sambil mengedipkan sebelah matanya pada Sasuke.

Sasuke mendengus, Naruto kesal karena pacarnya di goda nasib punya pacar tampan. Sasuke merangkul bahu Naruto dengan mesra sambil meremasnya pelan.

"Tidak. Kami hanya ingin berdua." kata Sasuke.

Wanita tersebut terdiam sebentar lalu mengangkat bahunya,

"Oh baiklah, jika kalian butuh teman. Tak usah malu untuk memanggilku dan teman-temanku disana. Sampai jumpa boys." jawab wanita tersebut lalu pergi meninggalkan Sasunaru.

So I called up the Captain, 'Please bring me my wine'.

He said, 'we haven't had that spirit here since nineteen sixty-nine'.

And still those voices are calling from far away,

Wake you up in the middle of the night Just to hear them say.

Sasuke melirik Naruto yang masih asik menggoyangkan tubuhnya.

"Naru kau haus?" tanya Sasuke.

Naruto menoleh ke arah Sasuke lalu mengangguk.

"Hn."

Sasuke menjawab lalu melirik ke sekitar untuk mencari pelayan. Setelah menemukannya Sasuke memanggil pelayan tersebut.

"Boleh saya minta minumannya dua."

"Kami belum mendapatkan roh disini sejak tahun 1969." kata Pelayan tersebut dengan senyum misterius sebelum mengangguk dan memberikan minuman kepada Sasuke.

Sasuke menaikan alisnya saat mendengar jawaban tidak nyambung tersebut. Roh? Apa maksudnya?

Welcome to the Hotel California.

Such a lovely place (such a lovely place).

Such a lovely face.

They livin' it up at the Hotel California.

What a nice surprise (what a nice surprise),

Bring your alibis.

Sasuke dan Naruto kembali ke kamar tepat tengah malam, mereka sudah membersihkan badan dan siap untuk pergi ke dunia mimpi.

Baru sejam mereka tertidur, Naruto dan Sasuke seperti mendengar suara orang orang berbicara dari jarak yang jauh.

'Kejutan yang menarik.'

'Tentu saja.'

'Bawa alibimu.'

Sasuke dan Naruto terbangun melihat satu sama lain, Naruto bergerak mendekati Sasuke dan memeluknya. Sasuke memeluknya karena Naruto sedikit gemeteran.

"Ssshhh... Tenang aku disini."

"Su-suke kau mendengarnya kan? Aku mendengarnya dengan jelas." kata Naruto.

Sasuke hanya diam, dia terus mengelus punggung Naruto agar dia tenang. Jujur saja dia pun mendengarnya, meski suara itu kecil tapi terdengar sangat jelas. Firasatnya semakin kuat tentang keanehan hotel ini, tetapi dia tetap diam tidak ingin suasana semakin rumit.

"Su-suke aku takut, gimana kalau ada... "

"Sshh... Lupakan Naruto ayo kita lanjut tidur. Tutup matamu dan cepat tidur." kata Sasuke sambil mengecup keningnya lama

"Sukeee... "

"Aku disini."

Meski sulit Naruto tetap memaksakan untuk kembali tidur begitupun Sasuke. Tapi suara-suara tersebut makin terdengar jelas.

'Selamat datang di Hotel California'

'Tepat yang indah'

'Wajah yang indah'

Mirrors on the ceiling, The pink champagne on ice.

And she said, 'we are all just prisoners here, of our own device'.

And in the master's chambers,

They gathered for the feast.

They stab it with their steely knives,

But they just can't kill the beast.

Mereka akhirnya terbangun total, duduk di kasur dengan Naruto yang memeluk tubuh Sasuke dengan erat. Sasuke melirik ke kiri dan ke kanan raut wajah gelisah terlihat jelas. Sasuke beranjak untuk turun dari kasur tapi Naruto tidak melepaskannya.

"Kau mau kemana Suke?" tanya Naruto dengan suara gemetar, dia benar-benar ketakutan dan sekarang Sasuke ingin pergi. Yang benar saja.

"Aku hanya ingin menelpon pegawai sini dobe. Aku tidak akan kemana-mana."

Naruto melepaskan pelukannya dan beralih memeluk bantal sambil terus melihat Sasuke yang sekarang sedang mencoba menelpon pegawai hotel.

Tut tut tut

Tidak di angkat, Sasuke mencoba kembali. Mengangkat wajahnya tanpa sengaja melihat cermin yang di kamar tapi gambar yang di pantulkan bukanlah gambar kamar mereka tetapi gambar seorang wanita cantik sambil memegang sampanye merah muda sambil bergumam.

'Kami semua hanya tahanan disini dari perangkat kita sendiri.'

Sasuke berkedip sambil menggelengkan kepalanya lalu melihat kembali cermin tersebut yang sekarang menampilkan kamarnya. Panggilan tidak di jawab, Sasuke melirik Naruto yang masih memeluk bantal dengan erat. Sasuke menghampirinya lalu memeluknya,

"Tidak di jawab, kita ke luar untuk mencari pegawai yang ada."

"A-aku takut suke." cicit Naruto.

"Ada aku disini tenang saja, aku akan menjagamu."

Naruto mengangguk kecil lalu ikut turun dari kasur bersama Sasuke. Naruto memeluk Sasuke dengan erat takut di tinggalkan, mereka berdua pergi ke luar untuk mencari pegawai hotel. Dia ingin check-out sekarang juga, persetan meski sudah malam perasaannya benar-benar tidak enak sekarang.

Mereka melewati lorong dan melihat sebuah pintu besar untuk kamar paling besar, mereka mendengar suara orang berkumpul disana. Sasuke melirik ke arah Naruto yang sekarang sudah menyembunyikan wajahnya di dadanya, lalu melirik ke pintu tersebut yang sedikit terbuka.

Sasuke menghampiri pintu tersebut untuk melihat ada apa disana, melirik sedikit ke dalam dari celah pintu tersebut. Naruto yang menyadari Sasuke yang seperti sedang mengintip, mau tak mau ia pun meliriknya meski dengan rasa takutnya.

Saat mereka melihat ke dalam bola mata mereka melebar, tak percaya apa yang baru saja mereka lihat. Naruto melotot horror sambil menutup mulutnya yang terbuka dengan kedua tangannya, tak jauh beda dengan Sasuke yang juga sedang melotot sambil menganga. Disaat mereka yang masih terpaku tentamg kejadian tersebut, salah satu dari orang di dalam melirik mereka. Hanya satu yang mereka pikirkan saat ini juga.

Last thing I remember, I was Running for the door.

I had to find the passage back to the place I was before.

'Relax' said the night man, 'We are programmed to receive.

You can check out any time you like, But you can never leave!'.

Lari.

Sasuke dan Naruto berlari secepat yang mereka bisa untuk kembali ke kamar mereka dan mengambil koper lalu pergi dari hotel mengerikan ini.

Tenang'

"Gyaaaaaaaaaakkkkkkk!!!" Naruto teriak histeris saat mendengar suara tersebut. Tenang katanya? Yang benar saja dia tidak mau mati disini, dia masih ingin hidup panjang. Naruto berlari sekencang mungkin.

Brakk!!

Pintu di buka dengan kasar oleh Naruto lalu mengambil kopernya begitu pun Sasuke. Mereka kembali berlari sambil pegangan tangan dan membawa koper masing-masing. Mereka harus cepat keluar dari hotel ini.

'Kami di program untuk menerima. Kalian boleh keluar kapan pun kalian mau, tapi kalian tidak akan pernah bisa pergi.'

Tidak peduli Sasuke dan Naruto tetap berlari untul keluar. Mereka harus keluar hidup-hidup, Sasuke masih ingin menikahi Naruto dan punya anak lalu hidup bahagia. Bukan mati konyol di hotel yang aneh ini.

'Sial! Firasatku benar kalau hotel ini memang aneh.' batin Sasuke.

Jantung Naruto berdebar sangat kencang, tak pernah terbayangkan kejadian tersebut pada acara liburan yang mereka nanti. Hancur sudah keinginan untuk berlibur, saat ini ia ingin kembali ke Jepang.

Mereka berlari berhasil keluar dari hotel dan pergi ke tempat taksi sebelumnya, beruntungnya taksi tersebut masih ada. Sasuke menggedor pintu tersebut dengan kasar, menampilkan wajah bingung sang supir. Setelah pintu terbuka Sasuke langsung masuk ke pintu kemudi, mengambil alih agar dia yang menyetir.

"Minggir! Biar aku yang nyetir!" perkataan Sasuke begitu tegas dan tak terbantahkan di lengkapi dengan deathglare ciri khasnya, mau tak mau supir itu pindah ke kursi samping.

Naruto sudah masuk di kursi belakang dengan koper-kopernya. Mobil melaju dengan kencang, Naruto menarik nafas sebanyak-banyaknya untuk menetralkan jantungnya yang berdegup kencang. Melirik ke belakang mobil, bola matanya melebar kembali saat melihat pelayan hotel tersebut di tengah jalan sambil tersenyum mengerikan.

"GYAAAAAAAAAAAAAKKKK!!!!"

"...to ...un "

"..ruto ..ngun"

"Naruto! Bangun!"

"Naruto!!!!" Sasuke memanggil dengan keras sambil mengguncangkan tubuh sang kekasih yang berkeringat sangat banyak saat tidur.

"GYAAAAAAAAAAKKKKK!!!"

Naruto terbangun sambil berteriak, dia langsung terduduk dengan wajah syok. Jantung berdebar kencang, peluh keringat masih mengucur di pelipisnya. Nafasnya terengah-engah. Mimpi itu...

"Naruto." kata Sasuke dengan lembut khawatir dengan keadaan sang kekasih.

Naruto menoleh dan mendapati Sasuke dengan wajah khawatir.

"Sa..suke" lirih Naruto.

Sasuke mengelus rambut pirangnya dengan lembut, kekasihnya ini pasti mimpi buruk. Naruto langsung memeluk sang kekasih dengan erat, dia benar-benar ketakutan. Sasuke membalas pelukannya sambil mengelus punggung mungil tersebut. Tubuh Naruto bergetar hebat dan di iringi isak tangis.

"Suke hiks... Suke... Hiks hiks.. takut Suke hiks..." lirih Naruto.

Sasuke mengeratkan pelukannya sambil mencium pucuk kepalanya.

"Hm? Ada apa? Kau mimpi buruk?"

Sasuke merasakan Naruto mengangguk di pelukannya, dia masih mendengar isak tangis Naruto. Sasuke jadi semakin khawatir, apa yang di mimpikan kekasih pirangnya sampai dia ketakutan seperti ini.

"Mimpi apa?"

"hiks... A-aku mimpi tentang... Liburan kita yang hiks... ke Los Angeles itu... Serem Suke hiks.. Naru takut... "

"Ssshhhh... Tenang aku disini Naru."

Sasuke masih memeluk Naruto dengan erat, dia memejamkan matanya sambil berpikir tentang mimpi kekasihnya.

Liburan ke Los Angeles.

Dia masih ingat kejadian 4 tahun yang lalu, masih segar di ingatannya tentang apa yang di lihatnya. Sebuah pesta besar yang dimana mereka semua saling membunuh satu sama lain dengan sebuah pisau yang besar. Mengerikan. Tak heran kekasihnya ini Naruto masih ketakutan dan mungkin juga trauma. Liburan tersebut adalah yang terburuk yang mereka lakukan, setelah kejadian itu mereka langsung pergi ke Bandara untuk kembali Jepang tak memperdulikan pakaian tidur yang mereka kenakan. Setelah tiba di Jepang, Naruto tidak ingin keluar kamar selama seminggu dan selalu memeluk Sasuke seperti anak koala saking ketakutannya.

Sekarang kejadian itu datang menjadi mimpi buruk, untung menghilanglan trauma Naruto mungkin Sasuke akan mengajaknya liburan ke Bali. Untuk sekarang Sasuke harus menenangkan Naruto yang masih ketakutan di pelukannya, dan itu butuh waktu lama.

Liburan ke Los Angeles adalah liburan yang tidak akan pernah mereka lupakan.

Welcome to the Hotel California.'

-END-

Yoshaaaaa akhirnya fanfic Sasunaru pertamaku sudah selesai huhuhu.

Maaf jika ada kekurangan, jangan lupa love dan review nya.

Terimakasih sudah membaca

-Kaguya.