Air adalah komoditas utama bagi kehidupan manusia. Air adalah sesuatu yang sangat penting demi kelangsungan hidup para makhluk di muka bumi. Air menjadi sesuatu yang sangat berharga. Karena perannya yang begitu besar bagi makhluk hidup.

Air digunakan untuk mandi, minum, mencuci dan berbagai keperluan lainnya. Air membuat suasana menjadi lebih segar dan berwarna. Air membuat tanaman-tanaman tumbuh dengan subur. Air membuat semuanya menjadi sehat dan bertenaga. Air membuat semuanya menjadi lebih kuat dalam menjalani aktifitas sehari-harinya.

Bagaimana jika sumber air itu berkurang? Bagaimana jika air tidak ada lagi di kehidupan di bumi? Kemanakah manusia bisa mencarinya? Tanpa air, manusia bisa mati. Tanpa air, hewan-hewan bisa mati. Tanpa air, tumbuh-tumbuhan pun akan mati. Semuanya bergantung pada air. Karena itu, jika air sudah tidak ada lagi. Bencana besar akan terjadi. Bencana alam yang mengakibatkan semuanya binasa. Semuanya mati karena kekurangan air. Itulah yang terjadi.

Kini bencana kekurangan air sudah terjadi. Bumi menjadi panas. Semua perairan seperti sungai, laut, danau, dan lain-lain. Semuanya sudah kering tanpa berbekas. Pohon-pohon menjadi kering kerontang. Hewan-hewan pun mendadak mati. Beberapa manusia mengalami dehidrasi berat dan pada akhirnya pun tewas karena kekurangan air. Hal inilah menyebabkan terjadilah bencana alam seperti kebakaran, badai angin dan sebagainya. Menghancurkan peradaban makhluk hidup di muka bumi ini.

.

.

.

Disclaimer

Naruto milik Masashi Kishimoto

Sword Art Online milik Reki Kawahara

.

.

.

Fanfiction

Title : Aqua Expedition

Author : Hikari Syarahmia

Pairing : Naruto x Shino

Genre : scifi/adventure/romance/family

Rating : T

Date Written : Rabu, 9 September 2015

Setting : AU (in space)

Note : Fic for Kizami Namikaze

.

.

.

AQUA EXPEDITION

Chapter 1

.

.

.

ABAD 23

Luar angkasa yang gelap gulita. Banyak benda angkasa yang bertebaran di jagat raya. Sungguh luas dan tiada tepinya. Terdapat misteri di dalamnya. Misteri yang masih belum terungkap dan masih samar-samar dalam penyelidikan.

Di luar angkasa tersebut, lewatlah sebuah pesawat angkasa berdesain futuristik. Terbang dalam kecepatan sedang menuju suatu planet.

Di dalam pesawat angkasa itu, terdapat beberapa orang yang sedang sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Salah satunya ada sebuah robot yang sedang memperbaiki mesin yang berada dalam ekor pesawat.

Orang-orang yang berada dalam pesawat tersebut adalah anggota-anggota yang terbentuk dalam organisasi pemerintahan yang bernama "Aqua Expedition". Organisasi yang bertugas menyelidiki suatu planet yang memiliki sumber air yang banyak. Organisasi yang terbentuk sejak akhir abad 22, saat terjadi bencana alam yang mengakibatkan bumi menjadi planet yang panas, kering dan sudah seperti padang pasir. Sehingga para manusia yang tersisa membangun kehidupan di bulan, planet Mars, dan Planet Yupiter. Tapi, ada juga beberapa manusia lainnya memilih tinggal di bumi, hanya untuk melakukan penyelidikan agar menemukan sumber air yang tersisa.

Terlihat di salah satu ruangan di pesawat tersebut, seseorang sedang memandang ke arah jendela pesawat. Seorang laki-laki berambut pirang jabrik, bermata saffir biru, ada tiga guratan di dua pipinya, kulitnya kecoklatan dan berpakaian seragam biru dengan desain futuristik. Umur 17 tahun. Namanya Uzumaki Naruto.

Sedang apa yang dilakukannya, di saat semua teman sedang sibuk dengan urusan masing-masing. Naruto memandang ke arah luar jendela, di mana tampak ribuan bintang yang bertebaran di luar angkasa. Bintang-bintang yang mengingatkannya akan suatu hal. Suatu bayangan samar-samar tentang orang tuanya yang kini tidak diketahui keberadaannya. Entah mereka masih hidup atau tidak. Dia tidak tahu tentang kedua orang tuanya karena sejak kecil, dia hidup sendirian.

Di tengah merenungkan masa kecil yang amat suram, membuyarkan lamunannya sejenak tatkala muncul seseorang yang masuk ke ruangan itu. Naruto menyadari kedatangan seorang gadis yang berpakaian seragam seperti dirinya.

"Ternyata kamu, Sinon," kata Naruto saat seseorang itu telah berdiri di dekatnya. Naruto pun menoleh ke arah seseorang itu.

Tampak seorang gadis berambut hitam pendek. Ada sedikit rambut yang panjang membingkai dua sisi wajahnya dan diikat pada ujungnya. Bermata sewarna dengan rambutnya. Umur 16 tahun. Namanya Asada Shino.

Shino adalah pacarnya Naruto. Naruto suka memanggilnya dengan sebutan Sinon karena ada suatu cerita di balik nama panggilan Sinon itu. Di mana saat pertemuan pertama Naruto dan Shino yang saling bertabrakan di masa awal masuk organisasi yang bernama "Aqua Expedition" itu. Naruto kesal karena Shino yang menabraknya duluan. Tapi, Shino yang kelihatan dingin, tidak mau mengakui kesalahannya hingga dia pun pergi begitu saja. Sampai Naruto berteriak kesal padanya dan memanggilnya "Sinon", yang tidak sengaja terlintas dipikirkan oleh Naruto saat memperhatikan tag name yang terpasang di dada kiri Shino. Dari tag name itu, Naruto asal-asalan memanggil Shino. Sampai mereka bertemu kembali di kelas yang sama, saat dimulainya pengajaran tentang visi dan misi Aqua Expedition itu. Hingga masuk dalam tim yang sama yaitu tim Racoon yang terdiri dari 6 anggota dan 1 robot. Lalu Naruto yang terpilih menjadi Kapten tim Racoon tersebut.

Naruto dan Shino mulai berpacaran saat sebelum tim Racoon mulai melakukan ekspedisi pertamanya ke suatu planet yang berada dalam rasi bintang Scorpio. Naruto menyatakan cinta kepada Shino karena menyadari perasaan bencinya terhadap Shino berubah menjadi cinta. Begitu sebaliknya dengan Shino, dia pun menerima cinta Naruto karena menyadari Naruto adalah laki-laki yang sangat menarik hatinya dan selalu membuatnya merasa nyaman saat berada di dekatnya.

Kini mereka sedang terbang menuju ke sebuah planet yang berwarna hijau dalam gugusan bintang di area galaksi Andromeda. Mereka akan melakukan penyelidikan di planet itu karena telah mendapatkan laporan dari pusat pemerintahan Aqua Expedition, telah menemukan tanda-tanda adanya kehidupan di sana. Setelah adanya informasi yang didapatkan dari tim ekspedisi lainnya saat melakukan penyelidikan ke planet tersebut. Planet yang bernama "Green Planet".

Shino memandang Naruto dengan datar.

"Sedang apa kamu di sini, Naruto?" tanya Shino tanpa ada suffix "kun" di belakang nama Naruto.

Karena walaupun dia berpacaran dengan Naruto, dia tidak suka memanggil Naruto dengan suffix "kun". Padahal Naruto sudah meminta Shino memanggilnya dengan suffix "kun", tapi Shino tidak mau. Dengan alasan, suffix "kun" itu sungguh membuat Shino risih saat mengucapkannya. Entah apa sebabnya. Mungkin karena sifat Shino yang dingin, kaku, dan keras kepala. Sehingga dia enggan memanggil Naruto dengan suffix "kun". Karena dia tidak suka hal-hal yang manis atau mungkin dia tidak ingin menunjukkan bahwa Naruto adalah pacarnya lewat panggilan suffix tersebut. Hal ini bertujuan menjaga kehormatan Naruto sebagai kapten ekspedisi tim Racoon itu di depan para anggotanya. Shino tetap bersikap biasa terhadap Naruto sebagai seorang teman. Walaupun statusnya dengan Naruto adalah pacar.

Naruto tersenyum saat menjawab pertanyaan Shino tadi.

"Tidak ada. Aku cuma bersantai sejenak setelah mengurus beberapa data hasil penyelidikan kita yang sebentar lagi kukirim ke markas pusat di planet Mars," Naruto memegang bahu Shino dengan erat."Ada perlu apa kamu menemui aku sampai di ruangku ini? Apakah kamu merindukan aku, Sinon?"

Kini giliran Naruto yang bertanya dengan tampang yang menggoda. Apalagi Naruto memandang Shino sangat dekat. Sehingga sukses membuat rona merah tipis hinggap di dua pipi Shino sekarang.

SREK!

Shino melepaskan tangan Naruto yang memegang dua bahunya dengan cepat. Secara refleks, Shino berbalik dan menjauh dari hadapan Naruto. Menyembunyikan wajahnya yang kemerahan dan perasaan yang berdebar-debar itu, agar tidak diketahui oleh Naruto.

"Tidak ada. Aku cuma memberitahukan kamu kalau sebentar lagi pesawat kita akan lepas landas dan mengorbit ke planet yang akan kita selidiki. Itu saja. Lalu tidak ada maksud apapun lagi selain itu," sahut Shino yang merangkap sebagai navigator yang mengurus arah pemetaan luar angkasa dan menentukan arah lintasan yang aman untuk dilewati pesawat.

"Oh ya? Tidak ada maksud apapun lagi," Naruto berjalan pelan ke arah Shino. Lalu dia memeluk Shino dari belakang dengan erat.

Shino sedikit kaget ketika Naruto memeluknya dari belakang. Wajahnya semakin memerah. Sesaat Naruto melanjutkan perkataannya.

"Sinon ..." bisik Naruto lembut.

"Iya, apa Naruto?" Shino berdiam diri dengan kaku dan membiarkan Naruto memeluk dirinya dengan erat.

Sejenak Naruto berwajah sayu. Dia sedikit menundukkan kepalanya.

"Sinon, aku ... Aku merindukan orang tuaku."

DEG!

Shino membulatkan kedua matanya sesaat mendengar perkataan Naruto. Ia pun menyipitkan kedua matanya. Kedua matanya juga sayu.

Lalu Shino melepaskan pelukan Naruto itu. Shino membalikkan badannya dan menghadapkan dirinya ke arah Naruto. Lantas ia menggenggam tangan Naruto dengan erat. Ia menatap Naruto dengan senyuman yang simpul.

"Ya, aku tahu itu. Aku tahu kamu merindukan orang tuamu yang sampai saat ini entah di mana. Karena itu, kamu menyendiri di sini karena mengingat tentang orang tuamu, kan?"

Naruto mengangguk pelan. Wajahnya semakin suram saja.

"Ya, karena itu aku menyendiri di sini. Aku sangat merindukan mereka," Naruto semakin menundukkan kepalanya."Aku tidak tahu mereka ada di mana sekarang. Entah kemana lagi aku harus mencari mereka. Tapi, mereka tidak juga bisa kutemukan hingga saat ini. Aku tidak tahu apakah mereka masih hidup atau tidak. Namun, aku mendengar kabar kalau orang tuaku juga terlibat dalam organisasi Aqua Expedition ini. Mereka hilang saat tim mereka melakukan ekspedisi ke sebuah planet. Kalau tidak salah, di planet dalam area galaksi andromeda ini."

Naruto menjelaskannya dengan penuh hati yang sedih. Shino mendengarkannya dengan seksama.

"Karena itu aku merasa inilah saatnya aku mencari mereka. Mumpung aku diizinkan menjelajah ke semua planet yang berada di area galaksi andromeda ini, aku harus mencari orang tuaku. Aku tidak sabar lagi untuk mencari mereka. Aku tidak sabar lagi."

Tubuh Naruto bergetar hebat. Kedua tangannya mengepal kuat. Terdengar isakan halus yang menyayat hati. Shino tertegun mendengar sang kapten menangis. Naruto sungguh sedih sekarang.

"Naruto ..."

Naruto mendongakkan kepalanya ke arah Shino. Tampak wajah sedihnya yang begitu mendung.

Sekali lagi Shino tertegun. Ia pun menggerakkan tangannya untuk menghapus air mata yang mengalir di sudut dua mata biru Naruto itu.

"Ya ampun, kenapa kamu menangis seperti ini sih?" ucap Shino dengan tegas."Kamu jangan bersikap kekanak-kanakan begini. Kamu adalah seorang kapten. Kamu adalah seorang pemimpin sekarang. Tunjukkan sikap wibawamu sebagai kapten itu. Jangan terlalu bersedih dan jangan terlalu memikirkan hal itu. Kamu harus kuat, Naruto. Kamu harus kuat. Jalani semuanya dengan semangat. Aku yakin suatu saat nanti kamu menemukan keberadaan orang tuamu lewat ekspedisi ini. Aku sudah meminta bantuan dengan teman-teman Tim Racoon untuk menemukan keberadaan orang tuamu melalui ekspedisi ini. Mereka mau membantumu, Naruto," jelas Shino yang berusaha untuk menghibur Naruto agar tidak sedih lagi memikirkan tentang orang tuanya.

Naruto terpaku mendengarnya. Tangisannya berhenti. Ia memegang tangan Shino yang sibuk menghapus air matanya.

"Ya, kamu benar, Sinon," Naruto tertawa lebar."Terima kasih."

Shino juga tersenyum sedikit.

"Sama-sama, Naruto."

Mereka saling tersenyum. Hingga pintu kamar itu terbuka otomatis kembali.

SYUUUUUIING!

Muncul seseorang yang masuk setelah pintu terbuka otomatis. Seseorang itu adalah laki-laki berambut merah. Bermata hijau. Ada tato tulisan kanji "ai" di kening kirinya. Dia berpakaian seragam yang sama dengan Naruto dan Shino. Namanya Sabaku No Gaara.

Naruto dan Shino menyadari kedatangan Gaara. Secara refleks, mereka menjauhkan jarak saat Gaara mematung di belakang pintu.

"Apakah aku mengganggu kalian?" tanya Gaara dengan wajah yang datar.

"Ehem, tidak Gaara," Naruto berdehem untuk mengalihkan suasana."Ada apa?"

Gaara menatap ke arah Naruto.

"Aku hanya menyampaikan kalau Kapten harus bersiap-siap untuk menjejakkan kaki di Green Planet itu. Pesawat akan mengorbit di Planet itu sebentar lagi."

"Oke, aku akan menyusul sebentar lagi," Naruto mengangguk tegas.

"Hm, baiklah. Aku permisi dulu, Kapten!" Gaara pun manggut-manggut dan segera berbalik keluar dari ruangan itu. Meninggalkan Naruto dan Shino yang masih diam terpaku di tempat.

Lalu Shino pun memutuskan untuk pergi. Naruto terperanjat.

"Sinon, kamu kemana?"

"Aku harus kembali ke tempatku, Kapten Naruto," kata Shino tanpa melihat Naruto. Dia terus berjalan dan keluar dari tempat itu.

Tinggallah Naruto yang terbengong-bengong dibuatnya.

"Hm, oke. Aku akan bersiap-siap."

.

.

.

Pesawat pun melandas di permukaan planet yang berbatu-batu dan tidak rata. Di mana terdapat banyak batu berwarna hijau seperti kerikil yang menghiasi pemandangan wajah planet tersebut. Juga terdapat perbukitan yang berwarna hijau dan memiliki tebing curam yang sangat dalam. Tidak ada tumbuh-tumbuhan yang hidup di sana. Semuanya hanyalah padang batu hijau dengan langit cerah yang berwarna hijau kebiruan.

Naruto dan teman-temannya sudah menjejakkan kakinya ke permukaan planet itu. Mereka menggunakan perlengkapan untuk melindungi tubuh mereka seperti menggunakan pakaian astronot dengan desain futuristik disertai tabung oksigen yang menempel di punggung. Naruto pergi bersama tiga teman lainnya yaitu Sabaku No Gaara, Kirigaya Kazuto, dan Uciha Sasuke. Sementara Shino, Yuuki Asuna dan robot berbentuk musang bernama Kyuubi tinggal di pesawat untuk memantau perjalanan Naruto dan ketiga temannya melalui sistem navigasi dan radar pelacak yang terpasang pada pakaian astronot masing-masing.

Naruto dan teman-temannya pun berjalan pelan bersama-sama. Karena gravitasi di planet ini sangat besar sehingga mereka berjalan kaku seperti robot. Padahal sudah memakai pakaian astronot yang didesain cukup ringan. Tapi, karena pengaruh gravitasi planet itu membuat pergerakan mereka melambat setelah berjalan cukup jauh dari pesawat mereka.

Tujuan arah perjalanan mereka adalah menemukan sebuah gua yang berada di perbukitan curam itu. Di mana ada tangga batu yang dibuat untuk menuju goa tersebut. Tangga batu yang dibuat dengan rapi. Itulah mengapa tim ekspedisi lainnya yang pernah melakukan perjalanan ke planet ini, menemukan tangga batu di perbukitan yang menuju goa tersebut. Sebuah bukti bahwa ada tanda-tanda kehidupan yang menghuni planet tersebut.

Naruto menengadahkan kepalanya ke arah perbukitan terjal yang sebentar lagi dicapai. Ia dan teman-temannya terus berjalan dan berjalan hampir memakan waktu selama satu jam.

Tak lama kemudian, keempat laki-laki tampan itu menemukan tangga batu yang dimaksud. Mereka tersenyum senang saat menemukannya.

"Teman-teman, tangga batu itu sudah kita temukan!" sahut Naruto senang.

"Hn," ujar Sasuke singkat.

"Ya, Kapten!" Gaara memperhatikan tangga batu itu dengan seksama.

"Ayo, kita naik ke atas sana, teman-teman," ucap Kazuto yang tersenyum lebar."Ayo, kapten!"

Naruto menoleh ke arah Kazuto.

"Oke, Kazuto," Naruto menyengir lebar sambil mengacungkan jempolnya.

Maka mereka berempat pun bahu membahu untuk menaiki tangga batu itu dengan bersusah payah. Di mana mereka harus menahan keseimbangan saat menaiki tangga satu persatu agar tidak terjatuh akibat daya tarik gravitasi yang sangat besar.

Sedang asyik-asyiknya menaiki tangga batu tersebut, tanpa mereka sadari, ada sesuatu yang sedang mengintai mereka di atas perbukitan. Suatu makhluk yang bersayap. Bergigi sangat tajam. Bermata hijau menyala.

Makhluk itu merentangkan kedua sayapnya lebar-lebar. Ia pun segera terbang dengan cepat menuju ke arah Naruto dan teman-temannya.

WHUUUUUSH!

Dalam kecepatan kilat yang tidak terlihat oleh mata biasa, makhluk itu menyambar salah satu dari keempat laki-laki itu. Ternyata orang yang disambar oleh makhluk misterius itu adalah Naruto sendiri.

Spontan teman-teman Naruto kaget kaget bukan main melihat Naruto dibawa pergi oleh seekor makhluk yang mirip pteranodon itu. Mereka menatap dengan nanar kejadian ini dengan wajah yang sangat syok.

"KAPTEEEEN!" seru Kazuto dan teman-temannya serentak. Suara mereka menggema di tempat itu.

"WUAAAAAAAH!" teriak Naruto sekencang mungkin karena dirinya dibawa terbang oleh makhluk yang berukuran sekitar 2 meter. Entah makhluk apa itu. Namun, yang jelas dia membawa Naruto ke kawasan di balik perbukitan terjal. Di mana terdapat perkotaan yang terbuat dari batu-batu hijau yang tersembunyi di balik perbukitan terjal itu. Entah kota apa itu. Tiada yang tahu.

Bagaimana nasib Naruto setelah ini?

.

.

.

BERSAMBUNG

.

.

.

A/N:

Hei, jumpa lagi dengan saya, Hikari Syarahmia.

Saya mempersembahkan cerita baru untuk Kizami Namikaze yang merequest fic Naruto x Shino dengan tema romance/adventure. Ya, inilah cerita buat kamu, Kizami.

Hm, rencananya sih mau buat one shoot aja. Tapi, dilihat dari segi ceritanya yang adventure. Ya udah, saya buat aja multichapter yang hanya tiga atau empat chapter saja.

Hahaha, lagi-lagi saya buat cerita baru di tengah cerita yang baru belum selesai. Memang sudah penyakit saya begitu. Supaya menghindari jenuh dengan cerita yang tengah saya garap, ya udah refreshing aja dengan cerita baru ini. Kan, ada dua cerita yang mau ditamatkan. Saya sedang mencari inspirasi buat dua cerita itu. Karena itu saya pancing dengan membuat cerita lain yang lebih baru.

Oke, sampai di sini obrolan kita. Sampai jumpa di chapter 2.

Good bye!

Hikari Syarahmia.

Berminat mereview cerita ini?