Annyeong~
hohoho saya balik lagi dengan FF Yunjae yang entah kenapa saya rasa ini agak aneh
ini terinspirasi dari Ayah saya yang suka denger radio dan entah kenapa tiba-tiba cerita ini muter-muter di kepala saya wkwk
Happy reading ya :D
...
Tittle : The Radio
Cast : Jung Yunho (U-Know, Yunho, 20 tahun)
Kim Jaejoong (Jeje, Jaejoong, 19 tahun)
Kim Junsu (teman Yunho, 20 tahun)
Shim Changmin (teman Jaejoong, 19 tahun)
Park Yoochun (teman Yunho, 20 tahun)
Rate : T menuju M mungkin(?)
Genre : Romance, Drama(?)
*NB: kalimat di dalam tanda petik dua yang bercetak tebal miring itu bisa dibilang flashback sebentar gitu dan yang bercetak miring doang itu suara radionya.
...
chapter 1
...
That radio makes me found you, makes me fall for you.
...
Jaejoong melirik jam dindingnya malas, acara kesukaannya di radio masih 1 jam lagi dan dia sudah tidak sabar lagi menunggu acara kesukaannya itu. Ia mendekati radio kesayangannya di meja nakas dekat ranjangnya. Radio usang pemberian seseorang yang ia nanti-nantikan kehadirannya, seseorang yang sudah mencuri hatinya lalu pergi begitu saja.
Jaejoong menghela nafasnya pelan. Perlahan jari lentiknya menekan tombol on pada radio tersebut, kemudian memutar-mutar tombol frekuensi padal radio tua itu, mencari channel yang bagus untuk didengar.
Perlahan Jaejoong memejamkan matanya, mencoba menikmati irama musik yang sedang diputar di radio. Tiba-tiba terlintas kenangan indah bersama 'dia' di kepalanya. Ia tersenyum tipis.
"Kuharap radio ini bisa mengingatkanmu padaku"
"Aku selalu mengingatmu Yunho-ya"
...
"U-know ssi, sebentar lagi kau harus siaran on air. Tolong segera bersiap di ruang siaran. Oh ya, jangan lupa hari ini ada sesi curhat spesial"
Yang dipanggil U-know hanya mengangguk pelan sambil terus membaca naskah siarannya hari ini. Untuk kali ini sesi curhat dalam acaranya sedikit berbeda. Orang yang curhat dapat menelpon langsung untuk mengungkapkan curhatannya. Padahal biasanya curhatannya dikirim via sms maupun mention twitter.
"Sajangnim, sesi curhat ini durasinya berapa menit untuk tiap pencurhat?" tanya U-know pada seseorang yang tadi menghampirinya untuk mengingatkan siaran on air-nya.
"Hanya 10 menit untuk tiap pencurhat. Sekarang masuklah ke ruang siaran."
"Ne sajangnim."
...
Jaejoong tersenyum bahagia, acara kesukaannya sudah mulai. Ia segera mempersiapkan dirinya di depan radionya, mendengarkan curhatan-curhatan orang-orang yang mengirimkan curhatannya karena acara tersebut memang dibuat khusus sesi curhat orang-orang.
"Annyeong Haseyo, bertemu lagi dengan saya, U-know yang tampannya sejagad raya dan tak seorangpun dapat menandinginya di acara SHARE YOUR FEEL. Untuk hari ini kita buat sesi spesial curhat langsung dengan saya untuk 3 orang yang beruntung."
Dengan segera Jaejoong mengambil ponselnya dan bersiap-siap menelpon acara tersebut karena ini kesempatannya untuk mengungkapkan perasaan rindunya dan berharap si empu yang dirindukan sedang mendengarkan acara tersebut. Beruntung da sudah menyimpan nomor ponsel acara radio kesayangannya itu.
"Untuk yang ingin curhat di sesi spesial, segera siapkan pulsa dan tekan nomor DongbangFM. Tanpa pulsa, panggilan teleponmu tak berarti bagiku."
Jaejoong tertawa pelan. Inilah salah satu alasannya ia suka mendengar acara radio tersebut, ia suka dengan candaan yang tak bermutu dari sang penyiar yang entah kenapa suaranya sangat tidak asing di telinganya. Suara yang sangat memanjakan teliganya saat bersiaran.
"Okay untuk penelpon pertama silahkan men-dial nomor kami. Oh ya, gunakan nama samaran saat karena kami tidak ingin suatu hal yang buruk terjadi."
Dengan segera Jaejoong men-dial nomor dari DongbangFM.
"Wah cepat sekali panggilan masuknya, okay untuk penelpon pertama, siapa disana dan darimana?"
"Jeje dari Chungnam."
"Wah, kita berasal dari kota yang sama, hahaha. Jangan-jangan kita tetanggaan?"
Jaejoong hanya tertawa pelan, malas menjawab pertanyaan konyol sang penyiar.
"Silahkan share your feel dan durasimu hanya 10 menit, boleh kurang tapi ga boleh lebih ya"
Jaejoong tertawa pelan (lagi), sungguh sekarang ia merindukan seseorang karena candaan dari U-know, sang penyiar mirip dengan seseorang.
" Dulu, aku dekat dengan seseorang. Dia sangat baik denganku. Sebut saja dia 'you know'."
"Bukankah itu aku?"
"Aish, bukan kau. Dulu aku sering memanggilnya you know. Jadi jangan geer dulu deh"
Sang penyiar tertawa pelan.
"aku kira itu aku."
"Tahu gini tadi aku pakai nama samaran lain ya. Aku lupa kalau namamu U-know"
Jaejoong tertawa pelan, sang penyiar juga tertawa pelan.
"Lanjut, kami sangat dekat. Hingga suatu saat saat aku ulang tahun, dia memberiku hadiah sebuah radio yang bisa dibilang bergaya klasik. Aku bingung apa alasan dia memberiku itu. Namun aku sangat senang karena dengan radio tu aku tahu acara ini."
Jaejoong terkekeh pelan, diikuti kekehan dari sang penyiar.
"berarti tanpa radio itu kau tak tahu acara ini ya? Ah aku sangat berterima kasih dengan pemberi radiomu itu."
"Tapi sang pemberi radio itu tiba-tiba pergi begitu saja tanpa berpamitan tepat saat kenaikan kelas dulu."
"Dulu? Sekarang kau mahasiswa kah?"
"Iya, aku mahasiwa semester satu jurusan kesenian di Seoul University."
"Eh? Bukankah kau tadi bilang berasal dari Chungnam?"
"Aku sedang berada di rumah orang tuaku di Chungnam dan aku memang berasal dari Chungnam. Di Seoul aku hidup di apartement."
"Ah, I see. Okay lanjutkan curhatanmu, masih ada waktu 3 menit."
"Orang yang memberi radio itu pergi dan sampai sekarang aku tidak tahu dimana keberadaannya. Sungguh aku sangat merindukannya, tetapi aku tidak tahu harus dimulai dari mana mencarinya. Kontaknya tidak bisa dihubungi, sampai-sampai teman terdekatnnya saja tidak tahu."
Jaejoong berhenti sejenak, lalu menghela nafasnya pelan.
"Aku sangat merindukannya dan kuharap dia mendengar siaran ini dan kita dapat bertemu lagi. Dan satu lagi, disaat seperti ini, saat aku mendengarkan radio, aku selalu mengingatnya."
"Semoga orang yang kau sebut You Know itu mendengar semua apa yang ucapkan disini. Okay sekian Jeje karena waktumu sudah habis dan terima kasih telah berpartisipasi dalam acara ini. Saranku, jangan lupakan dia, karena aku yakin setelah ini dia akan menemuimu. Annyeong Jeje."
"Annyeong."
Jaejoong tertawa pelan menanggapi perkataan U-know. Hal itu juga yang ia harapkan dan semoga saja harapannya terkabulkan.
...
"Sajangnim, bolehkah aku meminjam komputermu sebentar? Aku ingin melihat data penelpon tadi."
Choi sajangnim menoleh ke U-know, lalu menatapnya bingung. Untuk apa anak ini memeriksa data penelpon? Setahunya U-know bukanlah orang yang kepo dengan urusan orang lain meskipun ia seorang penyiar acara yang isinya curhatan orang-orang.
"Untuk apa U-know ssi? Data penelpon itu rahasia dan kau tidak perlu tahu karena kita menjaga privasi sang pencurhat."
U-know mengangguk pelan. Ia tahu, sangat tahu jika data penelpon itu rahasia dan sebenarnya ia pun tidak berhak untuk mengetahui itu. Namun ada sesuatu yang membuatnya penasaran, sungguh ia seperti mengenal salah satu dari seorang penelpon acaranya.
"Tapi sajangnim, sepertinya saya mengenal penelpon pertama kita. Bolehkan aku meminta nomor ponselnya?"
Choi sajangnim menggeleng pelan, membuat U-know mendesah pelan. Kecewa.
"Maaf U-know ssi. Kami menjaga privasi penelpon kami dan kau bilang masih sepertinya, belum sudah pasti mengenalnya."
U-know mengangguk pelan. Ia kecewa tidak mendapat nomor ponsel Jeje, sang penelpon pertama. Kemudian ia membungkuk pada Choi sajangnim sebagai tanda pamitnya sebelum meninggakan ruang kerja namja yang sangat teguh pada pendiriannya itu. Tidak salah dia dipilih sebagai pimpinan radio ini, pikir U-know.
"Ah iya, semester satu jurusan kesenian Seoul University. Aku harus memastikannya," kata U-know sambil berjalan keluar dari gedung tempatnya bekerja. Ia berjalan lalu memasuki sebuah mobil mewah (sebernarnya U-know kaya, dia bekerja sebagai penyiar karena ia sangat menyukai dunia radio termasuk menjadi penyiar) yang terparkir di depan gedung tersebut lalu mengemudikannya menuju kampusnya.
...
"Junchan-ya!"
Yang dipanggil Junchan dengan segera menengok ke arah suara pemanggilnya. Yunho berlari kearahnya, lalu berhenti tepat di samping namja berpantat seksi itu. Yunho tersenyum pada namja bernama asli Junsu itu.
"Apa? Kau datang padaku pasti ada maunya," kata Junsu malas lalu menatap jengah Yunho.
"Apa kau mengenal Kim Ja.."
"Kim Jaejoong?"
Yunho dan Junsu segera menengok ke sumber suara yang memotong ucapan Yunho. Mereka berdua menatap orang tersebut tidak percaya.
"Kau tau Changmin?"
Namja tinggi bernama Changmin itu mengangguk. Dia tertawa pelan.
"Dia satu jurusan denganku, hyung. Wah, Jaejoong sepertinya punya satu fans lagi."
"Fans? Aku bukan fansnya!" Yunho mengeram kesal pada Changmin, hoobaenya semasa SMA sampai ke perguruan tinggi ini.
"Hahaha, mengaku saja hyung. Jaejoong memang punya banyak fans sejak pertama kali masuk. Entah itu seangkatan ataupun angkatan di atas kami. Mungkin tahun besok fans Jaejoong akan tambah banyak seiring bertambahnya angkatan di sini."
Yunho mengangguk pelan kemudian menyunggingkan senyumnya yang entah mengapa menjadi mengerikan di mata Junsu dan Changmin.
"Tolong garis bawahi, aku bukan fans Jaejoong. Aku adalah calon pacarnya."
Junsu dan Changmin tertawa keras.
"Min-ah, apa kau percaya dengan ucapkan beruang stress itu?"
"Jelas tidak hyung!"
"Yak! Dasar teman menyebalkan kalian," Yunho menggerutu pelan. Yang digeruti hanya tertawa melihat tingkah laku Yunho yang sepertinya sedang jatuh cinta.
TBC
...
Fyuuuuhh... akhirnya selesei hehehe
saya coba buat ff berchapter nih, gimana ceritanya? terlalu gampang ditebak ya?
huhuhu maaf... sebenernya mau buat oneshoot, tapi kok kepanjangan, jadi aku coba twoshoot atau mungkin bisa lebih. Ini belum nemuin klimaksnya juga sih.
maaf juga kalo banyak typo atau penulisannya ga sesuai EYD, karena saya bukan anak bahasa yang ahli begituan wkwk
butuh saran dan kritiknya :D tapi bukan bashing yaaa
so, review please :D
