C'est La Vie
Pedofil Fanfiction
Cast : D.O Kyungsoo
Kim Jong In
Genre : Hard BDSM, Hard Yaoi, Violence and Tortured, Rape.
Length : Continue
Rate : M, Of Course.
Disclaimer : Tetap milik saya. Tidak ada plagiat dan copas seenak jidat. Murni dari imajinasi dan fantasi amburadul saya. No Silent Reader, and Don't Like Don't Read. Yang jelas, cast seutuhnya milik Tuhan dan keluarga masing-masing. Satu yang pasti, FF ini sifatnya sangat fiktif, jadi mohon untuk tidak menirunya.
Summary : "Bisakah aku melihat indahnya dunia, seperti selayaknya yang terjadi pada bocah seumuranku?"-Kyungsoo/"Hanya aku yang bisa membuatmu bahagia, kau..ada..di genggaman..ku, Sayang."-Kim JongIn. Tidak ada yang mustahil, semua bisa terjadi asal kau bertindak sebagai sang penguasa.
Teaser
Or
Prologue
And
Lemme introduce
A present
Just Enjoy
Kau tahu seberapa kelam mengingat masa lalu? Kau tahu seberapa buruk menimang keterpurukanmu? Tidak ada yang sempurna memang. Namun, mampukah aku bertahan sedemikian rupa sementara hanya dengan melihat wajahmu, rasanya..duniaku beralih ke dimensi yang kau ciptakan? Hei, bocah. Kau merenggut nafas serta jiwa dan ragaku. Mari, tuntun aku lewati labirin tak bertepi yang kau buat, yang sengaja kau buat. Untuk..sekedar mempermainkanku.
OoooO
"Ahh, apa yang ahjussi lakukan? Rasanya..geli. Sak-Aw! Hentikan, Ah-juss!"
Kau berteriak, bocah. Merengek dibawah cengkeraman kuasaku. Adidaya yang selama ini kau remehkan.
"Aku mohon, Ahjussi..ahhh, ARGH! Sakiiit..ugh, ah, hah..henthi, ah aku mohon..tolong.."
Kau pikir lolonganmu itu bisa menolongmu? Membuatku merasa iba padamu? Sekali lagi aku menggeleng. Tidak sama sekali, bocah. Yang ada, kau semakin mmebuatku bergairah.
"Sssh, ahh..aku janji, ahjussi..aku tidak akan mengulanginya lagi. Jang-ahh! Kumohon, hiks, kumohon.."
Sekalipun kau menangis, bahkan terdengar seperti sedang mendesah. Indah sekali, bocah.
OoooO
Peduli apa saat aku menjamah keseluruhan tubuh mungilmu, hah? Kau candu bagiku, kau racun yang menjemukkan, sayang. Siapa yang peduli jika mereka mengetahui ini semua? Menyangka aku memiliki gangguan jiwa dan kelainan seks? Hei, tapi itu benar. Aku mengidap ini, karenamu. Aku tak peduli saat puncak rangsangku terpuaskan hanya karena aku melihatmu begitu terluka. Kau menangis dan hanya mampu memohon belas kasihku, dengan wajahmu yang selalu mengundang tamparan dan pesakitan lebih yang ingin kulampiaskan. Aku menyukaimu, tepatnya, menyukai saat kau benar-benar tidak berdaya, tunduk akan kekuasaanku.
Jika kau bertanya siapa aku, dan mengapa aku menjadi sebengis ini? Kau sangka aku bukan lagi manusia. Silahkan adili aku sesuka hatimu, namun yang jelas, anak ini tetap milikku. Dia mutlak tanpa ada sedikitpun sentuhan selain aku. Dia tunduk dibawah perintah dan segala beban yang kujatuhkan padanya, segala luka yang kutorehkan padanya. Persetan dengan bagaimana keadaannya, suka atau tidak, menderita atau tidak. Aku hanya suka, melakukannya. Melihatnya tersiksa atas tanganku. Kekokohan benteng yang dibangunnya, hancur berkeping setelah lelehan darah anyir mengaliri kuliy putihnya.
Dia..milikku.
OoooO
Kau masih belia, tapi lihat bagaimana caramu menggoda imanku.
"Ahh, Tu-Agh! Sakit, kumohon jangan permalukan aku disini, Tuan, oooouh, ARGH!"
Aku akan selalu mempermalukanmu. Dihadapan siapapun. Sampai kau mengeluarkan apa yang kuminta, berkali-kali. Sampai kau pingsan dan mengerjapkan mata bulatmu, aku menyukai itu.
"Apapun, ahhh lakukan apapun padaku, ash-ahh, asal jang-jangan yang ini, Tuan. Sakiit, ouuh!"
Kuanggap itu sebagai perintah untukku. Meski kau menyebutnya sebagai permohonan. Maka, hukuman terberat menantimu, bocah.
"Benda apa itu, Tuan? Ken-kenapa besar sekali, kerashh, ahh!"
Ya, benda ini adalah satu yang terpuaskan karena lubangmu. Kau mungkin masih seumur balita, tapi lihat bagaimana dirimu merespon semuanya. Karena kau menikmati ini, maka hukuman lain pu akan menantimu.
"Aku mohon, Tuan..ARGH! JANGAN! HENTIKAN! Ouuuh, ah, aku tidaka ingin melakukannya...ahh,"
Aku memiliki standar dalam sebuah permainan. Peratuaran yang menjadi acuanmu, bocah. Tergantung dari kau menurutinya dan baik-baik saja, atau kau melanggarnya dan berakhir hancur bagain puing tak terurus? Peraturan tetaplah peratura. Sekalaipun kau bocah yang sangat polos dimata mereka, tapi tidak dimataku.
"Tuaaaan, ouuuh, aahh, ARGH! Ssshh, uh, sakiit, tuan..."
Bahkan, kini kau sudah memanggilku tuan, mengormatiku. Sesuai dengan yang kuperintahkan, dan meskipun kau menurut, beginilah jadinya. Kau hidup dibawah takhtaku, Sayang. Bocah mungil yang lugu. Aku, pemilikmu, mencintaimu dengan niat merusak hidupmu. Kemari, kan kupekul kau semakin erat, agar belati ini semakin tertancap dalam nadimu.
OoooO
"Kai, kau mencintainya?"
Ugh, pertanyaan bodoh.
"Ya."
Aku berbohong, tentu saja.
"Bocah itu, apa bagusnya, sih?"
Bagusnya? Dia bagai nikotin dan morfin.
"Sulit kalau kau tidak mencicipinya sendiri."
Aku memancing mereka. Ya, semakin banyak yang penasaran denganmu, bocah.
"Baiklah, aku akan bawa beberapa temanku, sekuat apa dia dibawah terjalan benda yang kami miliki?"
Dia lemah, kau tahu? Dia hanya balita yang anusnya masih membungkam saat kau masuki penis milikmu.
"Aku yakin dia kuat, sebanyak apapun dan sebesar apapun."
Disini, aku akan menghancurkanmu, bocah kecil.
"Kau mendapatkannya darimana?"
Darimana? Dia yang mendatangiku.
"Tidak penting, yang jelas dia adalah milikku."
Mutlak. Dan tidak dapat diganggu gugat.
"Baiklah, aku akan menyewa peliharaanmu, Kai."
Silahkan saja, buat dia semakin hancur. Bunuh mentalnya, sakiti fisiknya.
"Aku senang kau mendapat ide bagus itu."
OoooO
Tidakkah kau ingin tahu, siapa bocah itu? Bocah balita yang semenjak tadi kubahas tiada henti? Umurnya masih lima tahun, tak diinginkan oleh keluarganya sendiri (alasannya? Kelak kau akan tahu.), masih duduk dibangku Taman Kanak-kanak, dan.,,pemilim mata bulat yang gemar es krim rasa stroberi. Menggelikan. Khas anak-anak. Dia, masih suka bermain seluncuran, bercanda dan tertawa saat bermain kejar-kejaran, dan aku mengamatinya. Lalu, prosesnya terjadi begitu cepat. Aku terobsesi. Aku pedofil. Dan dia adalah target yang kutuju, sasaran utama.
Namanya...
Do Kyungsoo.
OoooO
TBC
Please wait
LOADING
Hey
And, what you get from this?
Terrible?
Or
Enough?
Lets see, in a review box.
