Main Cast :

Byun Baekhyun

Park Chanyeol

Other Cast :

EXO's member

Other.

Note :

Girl!Baekhyun-Luhan-Xiumin-Kyungsoo-Suho

Sorry for typo(s), maaf kalo emang ini temanya udah pernah ada yang post, but ini real dari my brain yesh /? Mwamwa

Dan sekali lagi /? Maafkan kalo ada beberapa kata yang mungkin menurut kalian kasar ya :)) doa-in aja author ga ngeluarin kata kata kasar /?

~~THIS STORY IS BELONG TO FHSILVERTEAR~~

-Baekhyn POV-

Aku mengerjapkan mataku. Melihat sekeliling kamarku. Aku merasa lelah karena kemarin aku seharian bekerja dan sekarang aku kelelahan. Ingin rasanya melanjutkan kegiatanku mengarungi alam mimpiku yang inda tadi malam. Namun, suara eomma-ku menginterupsi kegiatan yang aku akan lakukan pagi ini.

"Baekhyuniee" teriak eomma-ku dari ruang makan –sepertinya-.

"Wae, eomma?" teriakku dari balik selimutku dengan menyembulkan kepalaku berusaha mendengarkan perkataan eomma-ku selanjutnya.

Aku menunggu eomma-ku selama kurang lebih satu menit. Dan aku bersyukur eomm-ku tidak menjawabnya –karna aku tahu ia akan memarahiku yang masih meringkuk di balik selimutku-.

Aku melirik jam waker-ku di meja kecil di samping tempat tidurku. Aku melihat jarumpanjang di sana mengarah ke angka enam dan jarum pendeknya di antara angka lima dan enam. Aku memikirkan dan membaca jam itu –karena otakku sedang sulit untuk bekerja –efek bangun tidur. Tiba-tiba aku menyadari sesuatu dan berteriak,

"OH MY GOD MOM HELP ME PLEASE, AKU KESIANGAN!"

Aku segera berlari ke kamar mandi dan keluar dua puluh menit kemudian dari dalam kamar mandi. Aku mengenakan seragam sekolahku –rok di bawah lutut, baju yang tidak ngetat, sepatu kets biasa. Aku segera menguncir rambutku dan menggunakan kacamata ber-frame hitam yang hm.. lumayan besar.

Aku sampai di ruang makan dengan keadaan sedikit berantakan –karena terburu buru. "Kau yakin akan berpakaian seperti itu?"

Ibuku tiba-tiba bertanya melihat penampilanku yang tidak berubah sejak pertama kali masuk ke Sekolah Menengah Atas. "Ne, mom. Wae?"

"Ani" jawabnya. Aku segera memakan sarapanku dan menghabiskannya. Setelah itu, aku berjalan ke arah ibuku lalu mengecup pipinya dan membungkuk kepadanya seraya hormat akan pergi ke sekolah.

"Kau siap, Baekhyun?" ucap kakakku.

"Ne, oppa. Aku siap, ayo jalan, aku sudah telat"

"Kau telat aku juga telat, anak manis" ucap Kakakku seraya mengacak rambutku hingga ikatan rambutku terlihat melonggar dan berantakan. Aku segera merapihkannya.

Kami berjalan menuju sekolah dengan mobil kakakku.

"Baek?" panggilnya.

"Hm?"

"Kau sudah memiliki teman?" tanyanya.

"Sudah," ucapku, lalu melanjutkannya. "Luhan namanya, dia cantik sekali"

"Oh"

"Oppa!" panggilku setengah berteriak di kursi sebelah supir –kakakku.

"Kenapa, Baek?" tanyanya seraya memberhentikannya di-beberapa-meter sebelum gerbang sekolahku.

"Turuni aku di sini, oppa. Kau lupa, eoh?"

"Ah, baiklah kalau itu maumu," ucapnya dan membuka kunci mobil. Aku segera keluar dan melambaikan tangan kepadanya.

Aku berjalan ke arah gerbang sekolahku. Lalu memasukinya. Aku melihat gerbang akan segera ditutup oleh satpam, aku segela berlari dan untungnya aku dapat masuk dengan mudah tanpa harus menunggu di luar gerbang –karena terlambat.

"Terimakasih, pak" ucapku kepada satpam dan sedikit membungkuk kepadanya. Ia hanya tersenyum.

Aku masuk ke dalam kelasku dan melihat Luhan sudah duduk di bangku yang sebelahnya kosong. Dia tersenyum. Sangat manis. Aku membalasnya dengan tersenyum lalu menyambar tempat duduk di sampingnya.

"Hei, Baek. Kenapa kau terlambat?" tanyanya.

"A-aku.. mungkin terlalu lelah, kemarin ada acara yang membuatku mengeluarkan banyak tenagaku." Ucapku sambil mendengus sebal.

"Matamu terlihat kelelahan, Baek" ucapnya mengingatkanku.

"Ya, Lu"

Tidak lama kemudian, Nam Songsaenim datang masuk ke kelasku dan aku yakin dia akan menceritakan sejarah Korea yang super-duper membosankan itu. Dan benar saja! Dia memulai ceritanya –lebih terlihat seperti dongeng– yang sudah beberapa kali ia ceritakan di kelasku. Aku sampai menghafalnya.

TING-TING-TING!

Suara bel berbunyi dan itu menandakat istirahat sudah tiba! Aku senang sekali dan merasa lapar. Aku segera menarik Luhan ke kantin yang ada di lantai dasar. Kelas kami berada di lantai dua. Dan aku sangat keberatan dan kelelahan untuk menaiki tangga hingga ke lantai dua.

"Mau makan apa, Baek?" tanya Luhan kepadaku saat aku duduk di meja kosong. Aku menjawab, "Ramen saja, Lu"

Luhan meng-iya-kan permintaanku dan langsung memesan makanan dan minuman –dia tau aku menginginkan cola sebagai minumku.

Luhan kembali dengan nampan yang penuh dengan dua magkuk besar ramen, satu cola dan orange juice di sana. Luhan tersenyum kepadaku dari ke jauhan lalu mengambil kursi yang menghadap ke arahku dan meletakkan nampannya di meja kami.

Aku mengambil ramenku. Berdoa sebelum makan kepada Tuhan agar makananku di berkati dan bebas dari segala hal apapun yang dapat membahayakanku. Aku tidak lupa mendoakan Luhan –padahal aku tahu dia pasti melakukan hal yang sama denganku.

Kami makan sambil sesekali bercanda. Dan tiba-tiba aku melihat wanita bermata bulat dengan rambut pirang di gerai bergelombangnya menuju arahku. Aku hanya cuek-bebek kepadanya. Tiba-tiba saja tanganku di senggol dan baju ku terkena kuah ramen.

"Hei!" ucap Luhan menghentikan wanita itu, namun aku mencegahnya. Luhan tidak mau mendengarkanku. Wanita itu tidak membalikkan tubuhnya. Luhan tampak kesal.

"Hei kau wanita mata bulat berambut pirang yang bodoh!" panggilnya kepada anak perempuan paling famous di sekolah kami itu.

"Apa?! Kau memanggilku, apa?" ucap wanita itu dengan air wajahnya yang terlihat marah.

"Perlu aku katakan lagi lebih keras? Oh, dengan se-" ucapan Luhan terpotong dengan wanita itu,

"Tidak perlu."

"Ah, padahal aku ingin mengatakannya lebih kencang." Ucap luhan.

"Ucapkan atau aku akan menamparmu, jelek" ucap wanita itu.

"Baiklah, coba saja kalau kau berani menamparku"

"Kau menantangku, eoh?" ucap wanita itu lagi.

"Ya. Aku menantangmu." Ucap Luhan tegas.

"Lakukan."

"Baiklah. HEI KAU WANITA BERMATA BULAT DENGAN RAMBUT PIRANG YANG SANGAT SANGAT BODOH! Hahaha" Luhan tertawa setelah mengatakan hal itu.

Aku melihat wajah wanita itu memerah seperti marah, ya memang marah sebenarnya, sih. Dia mengangkat tangan kanannya, aku yakin ia akan menampar Luhan sekarang. Aku segera berlari ke depan Luhan –menutupi wajahnya dengan wajahku. Dan benar saja, dia ingin menampar Luhan, dan yang terkena malah aku.

Aku memegangi pipiku yang terasa sangat panas dan perih. Luhan menyingkirkanku dan berdiri tepat di depanku. Luhan seperti ingin berteriak –terlihat dengan dia yang menarik nafas panjang. Namun, suara berat-serak basah yang sangat ku hafal menginterupsi memanggil nama wanita di hadapanku dan Luhan,

"Kyungsoo!" teriak pemilik suara itu. semua orang melihat ke arah pemilik suara itu.

Aku melihat pemilik suara itu. dan benar saja, dia adalah kakakku, Kris. Aku menatapnya. Diapun menatapku kembali. Setelah itu memalingkan wajahnya dan menatap Kyungsoo dalam dalam. Seperti ada raut wajah penuh kebencian di dalamnya. Aku tahu kenapa Kris oppa marah pada Kyungsoo. Dia mungkin melihat dengan kepalanya seniri bahwa Kyungsoo menampar pipiku.

"K-Kris.." ucap Kyungsoo gagap. Orang-orang mulai mengerubungi kami. Mungkin mereka berfikir,

'bagaimana bisa, seorang Kris membela seorang gadis bernama Byun Baekhyun yang nerd, kutu buku dan sama sekali tidak famous itu?'

"Apa. Jelaskan padaku kenapa kau menamparnya" dingin. Sangat dingin.

"A-aku tidak bermakhsud menamparnya." Ucap Kyungsoo sambil menunduk di depan kakakku.

"Kalau begitu, kenapa kau menamparnya, bodoh?"

"A-aku h-hanya.. eum.. tadi sebenarnya aku ingin menampar Luhan, tap-" ucapannya terpotong, Kri menginterupsi,

"Kau menampar Luhan atau Baekhyun, akan ku tampar kau dengan seribu kali lipat rasa sakit yang akan kau rasakan daripada yang Luhan atau Baekhyun rasakan." Ucap kakakku lagi, membuatku takut. Sangat ketakutan. Aku tidak pernah melihatnya seperti itu, begitu marah.

Kyungsoo langsung membalik dirinya lalu berlari entah kemana aku tidak memikirkan itu dengan teman-temannya yang mengikuti Kyungsoo dari belakang. Aku langsung melihat ke arah Kris oppa, lalu menariknya ke suatu tempat –yang tidak banyak orang yang akan melihatku dengannya. Aku juga menyuruh Luhan mengikuti kami.

"Oppa! Apa yang kau lakukan eoh? Aku sudah katakan padamu-" ucapanku terpotong, Luhan yang tidak tahu bahwa Kris adalah kakakku hanya melongo.

"Apa? Jangan beritahu siapa-siapa bahwa kau adikku atau aku kakakmu? Dia sudah keterlaluan, Baek. Dia menamparmu. Dia tidak sopan denganmu Baek. Ini menyangkut harga dirimu. Kalau saja dia tahu bahwa kau-" aku memotong ucapannya,

"Cukup. Jangan bersifat berlebihan, oppa. Aku dapat menjaga diriku baik-baik, sendiri. DAN. Hanya dengan seperti ini aku dapat mendapat sahabat seperti Luhan. Kau lihat waktu aku SMP? Mereka berteman denganku hanya karna mereka ingin famous, oppa. Tolong mengerti."

"Baiklah kalau itu maumu. Aku bisa apa? Kau memang keras kepala Baekhee."

"Jangan sebut Baekhee di sini, oppa. Panggil aku Baekhyun agar tidak ada yang curiga denganku, kumohon" ucapku.

Aku memamerkan puppy eyes-ku kepadanya. Membuatnya luluh seketika. "Baiklah, baik, Byun Baekhyun yang manis" Aku tersenyum bangga.

Aku yakin Luhan bingung dan tidak mengerti kemana jalan dan apa yang tengah aku bicarakan dengan Kris. Ya, sebaiknya Luhan perlu mengetahui ini. Aku ingin mengatakan ini kepadanya namun, tiba-tiba Luhan membuka mulutnya dan bekata,

"Oh, Byun Baekhyun sahabatku, tolong jujur padaku. Jangan bilang bahwa kau adalah Baekhee dan nama asli dari Baekhee ada Byun Baekhyun sedangkan Baekhee hanya namanya saat modelling. Oh my, oh my, ohmy. Aku tidak menyangka bertemu denganmu sekarang Baek, aku minta tanda tangamu yayaya" ucapnya panjang lebar.

Kris oppa tersenyum melihat tingkahnya. Tatapannya sangat hangat kepada Luhan. Kurasa Kris oppa-ku tertarik pada sosok Luhan. Aku membuka mulutku dan berbicara dengan tenang kepada Luhan,

"Lu, ingat. Aku tetep Byun-Baek-Hyun yang kau kenal. Jangan anggap aku sebagai Baek-Hee-Byun. Tolong. Dan.. kau tidak perlu memintaku untuk menandatangani kertasmu. Bahkan, jika kau ingin menginap di rumahku, silahkan, Lu. Aku tidak keberatan. Aku menyeyangimu" ucapku kepada Luhan.

Kami berpelukan. Kris oppa hanya memandang kami. "Aku menyayangimu juga, Baek" ucap luhan memelukku kembali dengan erat –sangat erat.

"Ekhem" Kris oppa berdehem. Kami menatapnya mengisyaratkan 'ada apa?" dan aku nyengir kepadanya.

"Bajumu kotor, Baek. Diam di sini. Aku akan membeli bajumu, atau kau memakai jaketku?" tanyanya memberikanku pilihan.

"Aku membawa jaket, oppa" ucapku berbohong kepadanya.

"Aku yang mengantarmu, kau tidak bawa jaket" ia langsung melepaskan jaketnya. Menyuruhku melepas bajuku –di kamar mandi tentunya- dan memakai jaketnya. Aku menurut saja, daripada aku harus berurusan dengan kakakku yang over-protective ini.

Aku berjalan setengah berlari ke arah toilet wanita karena bel sudah dekat. Aku tidak melihat jalanku. Aku melihat ke bawah dan sedikit mengusap bajuku agar tidak terlalu kotor dengan kuah ramen. Namun, tiba-tiba ...

BRUG! DUG!

Aku terjatuh dan menimpa seorang pria... tampan. Oh, tidak, dia tidak tampan. Dia hanya sangat sangat sangat tampan. Oh, god please help me. Aku menimpanya dengan posisi aku di atasnya. Aku menatapnya dalam diam. Sampai ia menginterupsi lamunanku tentang ketampananya.

"Oh, maaf nona. Aku tidak sengaja." Aku mengangkay –membangunkan tubuhku. Begitu juga dengan dia. Oh! Jaket Kris oppa terjatuh. Ia mengambil jaket Kris oppa lalu menatap jaket itu sebentar lalu bertanya,

"Ini jaket Kris hyung bukan?"

"Ah, aku harus segera pergi dan mengganti bajuku" ucapku seraya mengambil jaket Kris oppa lalu berlari ke toilet menyusul Luhan yang sepertinya sudah berada di toilet terlebih dahulu.

"Hei! Siapa nam- Angel!" ucapnya berteriak kepadaku.

.

.

.

~TBC~

.

.

.

Reader-deul. Maafkan atas ketidak-jelas-an FF ini ._. ehehe

Tolong Read and Review yha!

Ilyily mwa from princez /?