―sebuah fanfiksi untuk memperingati fanfiksi ke-51 gyucchi.

Disklaimer: Katekyo Hitman Reborn! karya Amano Akira. Saya tidak memiliki apapun di sini, juga tidak ada keuntungan komersil yang dibuat dari sini.

Peringatan: sebuah penggalauan canon dari penulis; setting canon. kemungkinan ooc.

Keep Thinking: 2012: M. Gabriella


•••

.

Irie Shouichi masih terus berpikir.

Pemuda berambut merah dengan iris hijau itu terus berpikir. Terus memaksa otaknya untuk berputar; terus memaksa tiap-tiap selnya untuk bekerja; terus memaksa tiap-tiap syarafnya untuk peka pada segala hal.

Ia harus bisa berpikir. Ah—bukan. Ia mesti memikirkan, apa yang akan terjadi.

Ia masih memikirkannya.

Andai saja ia tidak bertemu dengan Byakuran-san saat ia masih berusia 15 tahun, apa yang akan terjadi. Apakah kekuatan mengerikan Byakuran yang dapat melihat ke dunia paralel lain tidak akan bangkit? Apakah kehancuran dunia yang disebabkan oleh Byakuran tidak akan terjadi?

… Atau, apakah ia masih akan bertemu Byakuran di universitas, bersahabat dengannnya, dan hidup dengan tenang di dunia yang damai?

Oke. Pikiran ketiga dan terakhir itu tidak usah dihitung. Yang penting, adalah apakah kemungkinan dari pikirannya yang pertama dan kedua dapat terwujud. Tapi sungguh, ia berbohong jika ia mengatakan tidak ingin pikirannya yang ketiga itu terwujud. Serius, Byakuran-san baginya adalah teman—sahabat—orang yang begitu penting dalam hidupnya, selain kedua orangtuanya.

Bagaimana Byakuran menjadi temannya di universitas, dekat dengannya sebagai sahabat, lulus bersama bagai 'tak terpisahkan. Ya, mereka dulu adalah teman—temanteman. Sahabat erat yang tertawa bersama.

Ah—oke. Pemikirannya sudah melantur begitu jauh. Tadi ia memikirkan apa? Oh, ya, "Andai saja Irie Shouichi tidak bertemu dengan Byakuran saat ia masih berusia 15 tahun, apa yang akan terjadi?".

Dunia akan selamat? Mungkin, ya; mungkin, tidak.

Lagipula, seseorang pernah mengatakan padanya, ada atau tidaknya campur tangannya—seorang Irie Shouichi—pun, Byakuran tetap akan berubah seperti itu. Menjadi ambisius, menjadi serakah. Ada atau tidaknya eksistensi Shouichi di dunia paralel mana pun.

Tapi yang Shouichi yakini, semua ini terjadi karena ulahnya. Karena kekalapannya yang ingin mengubah masa depan saat masih bocah labil berusia 15 tahun.


•••

.

Irie Shouichi masih terus berpikir.

Meski semua itu sudah terjadi—meski ia sudah bertemu dengan Byakuran di universitas sesuai perintah dirinya dari masa depan—meski ia sudah masuk Millefiore dan membangun kepercayaan Byakuran—meski ia sudah membuat kesepakatan diam-diam dengan Vongola Decimo—meski ia sudah melihat sendiri bagaimana Sawada Tsunayoshi dari masa sepuluh tahun lalu mengalahkan Byakuran—

—meski ia sudah melihat Byakuran-san kalah, pergi, menghilang. Dari hadapannya. Selamanya.


•••

.

Irie Shouichi masih terus berpikir.

Kali ini, bukan dengan pertanyaan "Andai saja Irie Shouichi tidak bertemu dengan Byakuran saat ia masih berusia 15 tahun, apa yang akan terjadi?".

Kali ini, yang Shouichi pikirkan, adalah apakah seandainya ia bertemu Byakuran untuk pertama kalinya itu di universitas—bukan saat ia masih berusia 15 dan membangunkan kemampuan mengerikan Byakuran, baik di dunia paralel manapun—ia akan mencapai semacam happy ending dengan pemuda berambut seputih salju beriris violet itu.

... Happy ending sebagai dua sahabat erat, yang 'tak terpisahkan. Atau apalah itu, ia tidak peduli. Yang penting, ia bisa tertawa bahagia lagi dengan Byakuran-san, tanpa harus memikirkan dampak yang dibawa bagi kehancuran dunia.


.

[Kalau saja Shouichi mau mengikuti seruan salah satu sudut hatinya, mungkin sampai sekarang ia masih bersama Byakuran; masih berada di Millefiore, masih memaksa Byakuran menyelesaikan paperwork sebagai pimpinan Millefiore, alih-alih menghabiskan waktu di laboratorium Shouichi sambil memakan marshmallow-nya dengan santai. Kalau saja Shouichi tidak mau mengikuti akal sehatnya sebagai Irie Shouichi yang meminta bantuan Vongola untuk mengalahkan Byakuran. Kalau saja ingatannya tidak pernah kembali. Kalau saja.]

.


•••

.

Irie Shouichi masih terus berpikir.

Pikiran-pikirannya begitu banyak; meluap, memenuhi, menginvasi otak jeniusnya.

Dari hal remeh seperti memori saat ia membetulkan sepeda Sawada Tsunayoshi sepuluh tahun lalu, sampai hal besar seperti rencana yang disusun runtut untuk mengalahkan Byakuran. Semua ada di otaknya itu.

Mungkin, saat ia mati, ia akan mengetahui semua jawaban dari pertanyaan yang pernah ia pikirkan.

Menanyakan Byakuran-san kalau mereka bertemu lagi, mungkin? Terserahlah.


.

.

.

•••

.

Irie Shouichi masih terus berpikir.

Bahwa faktanya, masa-masa paling membahagiakan dari hidupnya, adalah saat ia bersama dengan Byakuran—di universitas.

Entah mengapa, entah bagaimana.

Pada akhirnya, pikirannya menjatuhkan sebuah nama yang menjadi pusat utama kerja seluruh sel-selnya, syaraf-syarafnya, otaknya, sampai saat ini.


.

Byakuran-san.

.


.

.

.


•••

.

Dan Irie Shouichi masih terus berpikir

.


~fin~


[ "Ironically, it was the time I would enjoy most in my life..." —Irie Shouichi; Katekyo Hitman Reborn! 253: Phalaenopsis Paradox 2 ]


a/n: seperti yang telah tertulis, ini adalah sebuah penggalauan canon penulis. sebuah dedikasi untuk muse yang saya mainkan, irie shouichi. maaf, ya, kalau masih belum ic :/. dan, selamat untuk saya sendiri; gyucchi has written 51 stories, yaiy~

.

well, review?