Disclaimer:
Ansatsu Kyoushitsu © Yuusei Matsui
Rio tahu © Seiyura
K+ | Drama, Hurt/Comfort | Typo(s) | OOC | Alternate Universe | Gaje
Rio tahu bahwa Karma tak mungkin menyukai dirinya,
"Nee... Karma-kun saa, apa kau menyukaiku?" Tanya Rio asal saat sedang diperpustakaan, jarinya memutar pensil yang sedang dipakainya.
Karma yang mendengar ucapannya barusan menoleh, "Aku suka Rio kok, aku suka rencana gilamu, aku suka rencana jahatmu, aku suka sifat jahilmu," jawab Karma.
Rio menghela nafas, Rio tahu bahwa Karma tak menyukainya dalam konteks cinta, Karma menyukainya karena dirinya sebelas-dua belas dengan Karma, sama-sama jahilnya.
Rio tahu bahwa Karma mencintai gadis bernama Manami Okuda,
"Karma-kun, kau suka sama Manami-chan 'kan?" Sontak rona merah merambat wajah Karma, Rio mungkin akan menyukainya jika itu karena dirinya.
"Aku ketahuan jelas ya?" Lalu Karma mengelus tengkuknya yang tak gatal, Rio lagi-lagi menghela nafasnya,
"Tidak, sih. Cuman 'kan aku dekat denganmu, aku tahu segala tingkahmu, ya jelas lah aku tahu." Karma lalu tertawa mendengarnya,
"Jadi yang lain belum tahu 'kan?"
"Maa... Tentu saja belum. Mereka hanya berpikir bahwa kau dekat dengan Manami-chan hanya karena sekedar kau ingin meminta racun untuk menjahili." Karma lalu tersenyum setelahnya. Tentu saja Rio tahu bahwa Karma menyukai gadis itu. Perempuan itu menjadi lebih peka ketika mencintai seseorang, itu kata ibunya.
Rio tahu bahwa keduanya saling menyukai, saling mencintai,
"Saa... Okuda-san–bukan, Manami, maukah kau menjadi kekasihku?" Karma menunjukkan senyuman terbaiknya kepada Manami. Manami ditempatnya sudah merona hebat.
Lalu beberapa saat kemudian Manami mengangguk, "Ha'i, Aku mau, Karma-kun!" Manami menjawab dengan lantang. Tepukan tangan memenuhi ruangan.
Rio terpaku ditempatnya, perasaan sesak memenuhi dadanya. Ia sama sekali tak bisa berkata apa-apa.
"Pasangan yang serasi ya, Nakamura-san," Lalu Nagisa menoleh ke arah Rio dan terkejut melihatnya. Bulir air mata telah membasahi wajahnya, membuat Nagisa terdiam seribu kata.
"Ya, sangat serasi. Sangat teramat serasi." Rio berkata dengan nada bergetar, lalu tangannya bergerak menghapus air matanya, meskipun itu percuma.
"Nee... Nagisa, jangan beritahu yang lain tentang ini ya. Aku tak mau menghancurkan momen bahagia ini, jadi aku pergi dulu ya." Lalu Rio pergi berbalik keluar dari kelasnya. Nagisa hanya bisa terdiam mengerti akan situasi ini dan membiarkan Rio pergi.
Rio berjalan cepat sembari menundukkan kepalanya, tangannya terus bergerak cepat menghapus air matanya.
Rio tahu semua itu, tapi tetap saja kenapa sangat menyakitkan?
"Ah, aku ingin menyerah saja rasanya. Tidak, aku memang harus menyerah." Rio memejamkan mata, lalu tersenyum setelahnya.
Fin
A/N:
Ini apa coba? Iya, yura tau ini gaje. Biarkan saja. Biarkan yura melampiaskan rasa frustasi yura atas UAS yang soalnya susah gak ketulungan.
Terserah, mau anggap Rio udah mati atau pindah sekolah. Terserah, intinya Rio udah nyerah. /apaansih /gaje
