Fusaku shite iru dokyumento

(Dokumen yang hilang)

Jam sudah menunjukan pukul 00.00. Cahaya dari mercusuar berkedap kedip dan terlihat pudar ditengah badai. Angin kencang menggoyangkan pohon pohon tinggi seperti menggoyangkan sehelai rumput. Sampai salah satu tumbang dan bergulingan di daratan. Sedangkan yang lain harus mencoba bertahan di tengah badai yang sangat sangat berbahaya.

Di dalam rumah besar itu, lelaki berambut kuning bernama naruto tengah menjinjing senter membawa langkahnya menyusuri setiap ruangan dalam rumah. Dia harus memastikan apakah pintu dan jendela sudah tertutup rapat. Agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan dalam badai seperti sekarang ini.

Firasatnya mengatakan ada sesuatu yang tidak beres dalam sebuah koridor tersembunyi dikamar orang tuanya yang kini telah tiada. Ayah, ibu, dan kedua adik kembarnya, terbunuh dalam sebuah insiden menegangkan 13 tahun yang lalu. Hanya naruto yang masih tetap hidup dalam keluarga ini. Waktu itu umurnya masih 4 tahun, jadi dia belum mengerti apapun. Sampai sekarang, pelaku dan penyebab insiden itu masih belum diketahui.

Koridor tersembunyi itu terdengar sangat aneh. Naruto bahkan belum pernah membuka ruangan aneh itu. Kakeknya jiraiya selalu melarangnya memasuki koridor tersembunyi milik ayah, kakek bilang ada privasi orangtuanya yang tidak boleh diketahui. Tapi sekarang dia sungguh penasaran, jadi dia putuskan untuk mengambil kunci dan membuka pintu ruangan itu.

Seorang gadis

Seorang gadis dengan rambut indigo

Seorang gadis dengan rambut indigo dan mata lavender.

Terlihat sedang berdiri dekat jendela koridor tersembunyi itu. Melihat kedatangan naruto, gadis misterius itu terlonjak kaget dan terlihat ketakutan. Naruto pun begitu, dia sangat kaget dan sedikit heran. Sebelumnya dia tidak pernah melihat gadis indigo ini. Dia juga bertanya tanya dalam lubuk hatinya, bagaimana dia bisa ada disini?.

Naruto melangkah mendekati gadis yang sedang bergidik ketakutan. Dia mengarahkan senter yang dibawa ke arahnya. Pelan tapi pasti, dia berjalan memasuki koridor tersembunyi itu.

"Siapa kau?" tanya naruto pelan. "Kenapa kau bisa ada di koridor ini".

"A..aku, aku..aku". Jawab sang gadis dengan nada masih ketakutan.

"Sejak kapan kau ada disini?" tanya naruto kembali. "Apa kau pencuri?".

Gadis itu menggeleng lemah, seluruh tubuhnya gemetar.

"Aku...aku, hanya berteduh dari badai, dan tidak sengaja menemukan tempat ini, iya itu saja".

Naruto mengangguk mengerti,lalu menyodorkan tangan kokohnya yang halus.

"Namaku naruto, siapa namamu?."

"Aku hinata, hyuuga hinata" hinata membalas perkenalan naruto. "Senang berkenalan denganmu".

"Keluarlah, ayo ke ruang tamu" ajak naruto. "Disini dingin".

Mereka berdua kemudian keluar dari koridor. Naruto menuntun gadis indigo itu menyusuri lorong lorong panjang untuk bisa sampai di ruang tamu.

Dalam ruang tamu, ada lagi seorang yang tak diundang. Laki laki setengah tua dengan rambut putih yang panjang. Kakek naruto, jiraiya. Sedang duduk di sofa sambil menghirup batang rokok. Ketika naruto datang, jiraiya tersenyum menyapa naruto dan gadis dibelakangnya.

"Sudah bisa bawa pulang seorang gadis cantik heh?" jiraiya meledek.

"Dia hanya berlindung dari badai" sergah naruto. "Ngomong ngomong kenapa kakek ke sini tanpa memberitahu?."

"Kau ingin tahu misteri kematian keluargamu" tanya jiraiya. "Aku menemukan penyebab kematian mereka. sebuah dokumen penting".

"Sebuah dokumen penting?" naruto mengulang kata kata jiraiya.

"Dokumen yang akan membahayakan seluruh penduduk desa bahkan dunia jika jatuh ke tangan orang yang salah".

Jiraiya merogoh kantungnya, mengambil sebuah gulungan kertas super kecil lalu memberikannya pada naruto.

"Hanya ini petunjuk yang diberikan ayahmu"

Dokumen itu telah ku pindahkan ke tempat yang aman :

Ruangan yang tak pernah ada.

"Oh hebat," naruto mengerang. "Apa ayah bercanda!,ruangan yang tak pernah ada".

"Petunjuk ini takan banyak membantu" jiraiya berkomentar. "Aku sudah mencoba mencari tahu selama bertahun tahun, mungkin minato telah menghancurkannya".

"Kau yakin?"tanya naruto. "Jika itu penting kenapa ayah menghancurkannya?" naruto menggosok dahinya bingung "ayah mengatakan menaruh dokumen ditempat yang aman, jadi tak mungkin dihancurkan. Kita harus mencarinya".

"Itu mitologi naruto!" jelas jiraiya. "Menaruh sesuatu yang tidak ada berarti membuangnya atau menghancurkannya".

Naruto tak menyerah pada keputusannya. "Aku tidak percaya" katanya. "Aku akan mencari dokumen itu dan misteri kematian keluargaku".

"Aku setuju" komentar hinata yang tiba tiba. "Ruangan yang tidak ada itu mungkin tersembunyi di suatu tempat!".

Krikk krikk krikk, kesunyian hadir di tengah mereka bertiga setelah seorang gadis yang tidak dikenal ingin membantu menyelesaikan misteri pribadi keluarga uzumaki.

"Baik hinata!" naruto tiba tiba berdiri dan berteriak memecahkan keheningan. "Kita akan mulai mencari besok, sabtu ini kita akan memecahkan misteri. Dan sekarang aku akan tidur menyimpan tenaga".

"Tapi naruto..." ucap hinata.

"Apa hinata, bukannya kau setuju" sela naruto ditengah pembicaraan.

"Besok hari senin!" lanjut gadis indigo itu. Naruto menggosok gosok punggungnya sweat drop karena lupa.

"Tunggu!, apa kalian berdua sudah gila!" bentak jiraiya. " ruangan yang tak ada itu ya enggak ada, aku sudah coba memecahkan misteri ini bertahun tahun, tapi hasilnya nihil"

"Kita punya satu petunjuk"hinata menambahkan lalu berpaling pada jiraiya lalu naruto. "Koridor tersembunyi yang disana itu penuh dengan misteri".

$$ (fusaku shite iru dokyumento) $$

"Kau yakin koridor ayah adalah ruangan yang tak pernah ada?" tanya naruto pada gadis indigo yang berjalan dibelakangnya dengan jiraiya menuju koridor tersembunyi di dekat kamar orangtuanya.

"Umm, bisa jadi begitu." pikir hinata. "Tapi aku yakin kalau koridor itu pasti ada hubungannya dengan ruangan yang tak pernah ada.

Mereka akhirnya tiba di depan koridor misterius itu dan naruto menyalakan lampu. Debu ada dimana mana, mungkin karena tak pernah diperdulikan bertahun tahun setelah kematian minato dan kushina, orang tua naruto.

Naruto menatap pintu yang berat dan besar. Kayu tuanya tampak agak rusak dengan goresan disana sini. Kini mereka akan menyelidiki ruang rahasia orang tuanya. Hal yang ingin sekali dilakukannya dari dulu.

Lelaki berambut kuning dengan kulit bewarna coklat itu berjalan ke arah koridor dan membuka pintu.

"Ayo!" panggil naruto.

Jiraiya dan hinata saling bertukar pandang. Jiraiya agak ragu untuk menyebrangi pintu koridor misterius yang dilarang untuk dimasuki oleh minato dulu.

"Apa kau yakin, ini tidak apa apa naruto!" tanya jiraiya ragu.

"Tidak apa apa" sahut naruto tenang. "Masuklah...".

Jiraiya dan hinata berjalan cepat menuju pintu menyusul naruto yang lebih dulu masuk.

Kedua laki laki itu terpesona oleh pemandangan yang mereka lihat setelah lampu dinyalakan. Ruangan yang sangat megah bertahtakan lampu kaca yang sangat menawan dan warna cat emasnya. Walaupun berdebu dan dipenuhi sarang laba laba, itu tak berpengaruh sama sekali.

"Aku merasa seperti veruca salt yang berkeliling di pabrik willy wonka," kata naruto.

"Maksudnya ini semua bisa dimakan?" canda jiraiya, lalu memandangi sekeliling ruang yang dipenuhi buku seperti perpustakaan pribadi dengan tanda dan simbol simbol yang sulit. "Sekarang aku mengerti kenapa minato melarangku memasukinya, ruangan ini penuh dengan privasi dan rahasia tentunya."

Naruto mengamati setiap rak diberi tanda simbol atau angka atau keduanya. Dia menduga tanda tanda itu akan memudahkan ayahnya mencari barang barang yang diinginkan dalam susunan rak rak yang dipenuhi buku. Kelompok kecil itu terus mencari benda yang bahkan mereka tak tahu wujudnya. Hinata bahkan terlihat sudah biasa dengan koridor super besar ini. Wanita indigo itu bahkan terlihat sudah ratusan tahun ada diruang pribadi ini.

"Seberapa besar sih ruangan ini?" naruto penasaran.

"Terbagi menjadi 22 bagian" hinata menjelaskan. Setiap bagian terdiri dari 22 rak. 1 rak terdiri dari 22 jenis dan setiap jenis memiliki..."

"...22 bagian?" tebak naruto.

Hinata berhenti mencari dan menatap naruto dengan tajam.

"Mengapa harus 22?" tukasnya pedas. "Yang benar ada 56 tahu!".

"Galaknya" naruto bergumam. "Dan untuk apa dia menghitung semua itu".

"Sepertinya mempelajari ruangan ini bukan lagi hal yang cocok untukku" pikir jiraiya. "Aku harus segera pulang, ada yang harus kulakukan bocah. Selamat tinggal.."

Jiraiya kemudian pergi meninggalkan naruto dan hinata. Dia membawa langkahnya sambil terbatuk batuk karena banyaknya debu ke pintu yang tadi mereka masuki. Dia menyentakkan pintu itu hingga terbuka lalu meloncat ke sebrang.

"Jadi hanya tinggal kita berdua disini hinata" naruto merenggut.

"Ssst, sepertinya aku menemukan sesuatu!" seru hinata.

Naruto berlutut disamping hinata. Buku itu terbuka dihalaman yang menampilkan sebuah tabel gambar nol sampai dua puluh dua.

"Dua puluh dua lagi!" naruto menggerutu. "Kenapa harus 22 kenapa tidak 21 atau 23 saja.

"Ini semua pasti memiliki arti" pikir hinata, dia kemudian mencari jawaban dalam buku yang memungkinkan berisi tentang apapun yang ada disini.

"Lihat ini hinata!" naruto berseru setelah menemukan kata ruangan yang tak pernah ada dalam barisan abjad R. "Ternyata benar!, ruangan yang tak pernah ada itu koridor tersembunyi milik ayah". Naruto membaca keras keras apa saja yang tertulis dalam buku super tebal itu.

Untuk dapat menemukannya kau membutuhkan ketegakan hukum, kekuatan, nasihat, kontrol, kebijaksanaan, keyakinan, logika, perintah, dan agresi. Dan kau harus mempunyai keberuntungan.

"Aku pusing!" naruto mengeluh. "Apa maksudnya ini?".

"0-22, 56 bagian terbagi 4" hinata mencoba berfikr sepertnya dia tahu sesuatu.

"Kau memikirkan sesuatu hinata?" naruto bertanya. "Kau mengerti semua ini?".

"Ya, sepertinya ini menggunakan sistem kartu tarot." jawab hinata. "Kenapa tak kupikirkan dari tadi?".

"Kartu tarot?".

"Umm kartu tarot, hukum- kekuatan- nasihat-kontrol- kekuatan- logika- memerintahkan dan agresi adalah arti dari the Emperor, kartu arcana utama no 4".

"Dua puluh dua, jumlahnya sama dengan kartu arcana utama dan berapa hasil dari 2+2?"

" 4" respon naruto cepat. "Bagaimanapun aku ini ahli dalam matematika, tapi kenapa empat?".

" Apa ada hubungan yang penting antara keluargamu dan angka 4 ini?" hinata bertanya pada laki laki berambut kuning yang tengah berlutut disampingnya".

"Biar ku pikir!" ujar naruto.

Ayah memimpin desa pada posisi ke empat .

Ayah, ibu, naruko, menma. Mereka meninggal dalam tragedi itu kesemuanya berjumlah 4 orang.

Waktu itu juga, aku dan kedua adik kembarku masih berusia empat tahun.

"Jadi disini kita definisikan empat sebagai angka utama" pikir hinata.

" Sepertinya begitu." naruto berkomentar. "Lalu apa arti dari 'mempunyai keberuntungan'". Naruto menyikutkan sikunya pada hinata yang hampir tak bergerak dikarenakan tenggelam dalam pikirannya.

"Kartu arcana no 13 the death yang memiliki arti kematian" hinata masih berpikir. "Bagaimanapun kita harus mengakui kalau mati itu sangat tidak beruntung".

"Dan kartu yang menggambarkan keberuntungan adalah kartu no 17". Hinata bangkit dari tempatnya menuju rak ke 17 bagian ke 4.

Dia kemudian menemukan sebuah kertas papirus dari tempat itu lalu menyerahkannya pada naruto.

Kunci berjalan ruangan terbuka

Menyinari kegelapan ruang tersembunyi

tempat tersembunyi dibawah tak tersadari

Dua mata saling bertemu

Para pendiri kehidupan dunia

Telah bermula dan kembali terjun

Disana kau menemukannya

"Ini sebuah lirik lagu!" ujar naruto. "Norowa reta shoujo, lagu ini sangat populer dikonoha.

"Tunggu dulu!" hinata mengambil sebuah kertas photo yang terselip diantara banyaknya buku yang berdebu.

Naruto menyambar photo itu. Lelaki berambut kuning dan bermata biru seperti dirinya dan tiga orang remaja yang seumuran dengannya. Itu adalah ayahnya, dia tidak tahu dan tidak mengenal tiga remaja itu. Tapi, ada satu orang yang wajahnya tak asing baginya. Remaja itu memiliki rambut putih dan sebuah masker khas di wajahnya. Tidak salah lagi, itu adalah wali kelasnya, Hatake kakashi. Naruto tersentak kaget dan kurang mempercayai bahwa gurunya adalah salah satu orang yang terlibat dalam misteri kematian keluarganya.