Title : One Kiss, One Heart

Genre: Romance, angst, action

Summary: Yunho adalah seorang pemilik perusahaan terbesar di Asia dan sebagai seorang pemimpin perusahaan yang besar, banyak yang mengincar nyawanya. Istrinya, Youngwoong, tewas dalam insiden percobaan pembunuhan Yunho dan hal tersebut membuat Yunho berubah menjadi pribadi yang dingin. Orangtua Yunho yang tidak tahan lagi melihat putranya terus dirundung kesedihan, menikahkannya dengan seorang namja cantik yang bernama Kim Jaejoong.

Disclaimer: FF ini milik saya. Semua karakter ff ini milik couple mereka masing-masing tapi kalau oleh pilih author mau Yunppa…FF ini terinspirasi dari trailer film Olympus Has Fallen. Author bikin story line ini di dalam studio bioskop (percaya ga percaya memang begitu kenyataannya -_-) .

Warning: typo(s) bertebaran karena tidak dibaca ulang.

.

.

.

Chapter 1

.

.

.

No one's pov

Gwangju, 25 Desember 2009

Sebuah pagi yang cerah di hari Natal yang ditunggu-tunggu semua orang di dunia. Siapa yang tidak menunggu datangnya Natal? Tentu saja bukan Jung Yunho, seorang namja yang berusia 24 tahun yang merupakan pewaris tunggal sebuah perusahaan terbesar di Asia. Tidak hanya kaya, namja bermata musang yang satu ini juga adalah seorang yang berkepribadian hangat dan tegas, selain itu dia juga adalah seorang suami yang bertanggungjawab dan sayang pada istri tercintanya, Han Youngwoong. Youngwoong adalah seorang yeoja berparas bak snow white. Dari mulai kulit putihnya hingga sifatnya yang benar-benar baik dan rendah hati. Bagaimana Yunho tidak mencintainya ani?

Yunho sangat menunggu-nunggu datangnya hari natal tahun itu. Pasalnya di tengah-tengah kesibukan sebagai seorang pemimpin perusahaan di usia yang muda membuat pikiran dan tenaganya terkuras habis dan Youngwoong maklum dengan hal itu. Yeoja cantik itu selalu memperhatikan suaminya agar tidak sakit. Meskipun hari libur suaminya hanya hari sabtu dan minggu saja, cinta Youngwoong pada Yunho tidak berkurang barang sedikit pun. Yah.. Bagi seorang Yunho, bisa menghabiskan hari natal dengan istri tercintanya adalah hadiah terbaik yang pernah ia dapatkan.

Hari itu Yunho membuka matanya dari tidurnya sekitar pukul 8 dan tidak mendapatkan istrinya di sampingnya. Yunho meraih bantal yang digunakan oleh istrinya itu dan menyesap harum manis rambut istrinya. Vanilla. Harum vanilla benar-benar membuat Yunho mabuk.

Tak lama memeluk bantal tersebut, Yunho medudukkan dirinya tanpa melepaskan bantal putih itu dari pelukannya.

"Youngwoong ah? Baby, kamu dimana?" panggil Yunho dari tempat tidurnya.

Tidak mendapatkan jawaban, Yunho bangun dari tempat tidurnya dan berjalan ke kamar mandi. Mungkin Youngwoong nya sedang ada disana.

"Baby? Apa kamu di dalam?" Tanya Yunho sambil membuka pintu kamar mandi. Tidak ada.Pikir Yunho setelah tidak mendapati Youngwoon di sana.

Yunho berjalan ke pintu kamarnya untuk mengecek ke lantai 1, mungkin saja Youngwoong sedang di dapur mengingat sudah saatnya sarapan. Mengapa Youngwoong yang memasak? Bukankah seharusnya keluarga Jung memiliki pelayan yang banyak? Ah, itu karena mereka berdua tengah berlibur Gwangju untuk menghabiskan waktu natal berdua. Well, tidak berdua sebetulnya. Ada sekitar 6-8 pengawal yang menyertainya. Yah, Yunho memang selalu diincar oleh para pembunuh bayaran mengingat dirinya adalah pemilik perusahaan Jung.

Yunho membuka pintu kamarnya dan ia mendengar sayup-sayup suara dentingan piano dari lantai 1. Yunho berjalan menuruni tangga dengan penuh antusias. Dia tahu betul siapa yang sedang memainkan piano tersebut. Siapa lagi kalau bukan istrinya?

Sesampainya tepat di belakang piano tersebut, senyum di wajah Yunho mengembang. Benar saja, Youngwoong sedang memainkan alunan lagu yang terdengar manis di telinganya (Lagu Making Love-4Minute). Yunho berjalan tanpa suara dan memeluk leher istri tersayangnya tersebut dan mengecup pipi kiri Youngwoong dengan penuh cinta.

"Merry Christmas, my lovely Youngwoongie." Bisik Yunho di telinga Youngwoong.

Yeoja cantik tersebut tesenyum manis dan mencium balik pipi Yunho.

"Merry Christmas, Yunnie."

Hari itu Yunho dan Youngwoong benar-benar menghabiskan waktu hingga petang seperti hari itu adalah hari terakhir mereka bisa bersama. Sayangnya tidak satupun tahu apa yang akan terjadi nanti.

.

.

.

Sore menjelang malam, Yunho dan Youngwoon harus kembali ke Seoul karena Yunho harus mulai kembali bekerja esok paginya. Sungguh liburan yang sangat singkat bukan? Tapi baik Yunho maupun Youngwoong sangat bahagia dan sangat bersyukur bisa menghabiskan natal bersama. Selama 2 tahun pernikahan mereka belum pernah benar-benar menghabiskan natal bersama. Ini adalah hari natal pertama dimana Yunho dan Youngwoong menghabiskan waktu bersama. Pertama dan mungkin… yang terakhir.

"Tuan Jung, sudah saatnya kita berangkat. Mobil sudah siap di bawah." Kata seorang Yoochun, salah seorang asisten pribadi Yunho sambil meraih tas yang dipegang oleh atasannya itu. Yunho mengangguk tanda mengerti.

"Oh, selamat natal, Yoochun sshi." Kata Youngwoong yang baru keluar dari kamar. Yeoja cantik yang merupakan istri atasannya itu memang ramah pada siapapun.

"Selamat natal, Nyonya Youngwoong." Kata Yoochun sambil tersenyum.

"Sudah kubilang panggil aku Youngwoong saja. Apa Yunho memaksamu, yoochun sshi?" Tanya Youngwoong menginterogasi.

"Ah, ani. Saya hanya bersikap professional. Sebagai asisten tuan Jung, saya harus menghormati anda juga."

"Yah, mau sampai kapan kalian berdua mengacuhkanku? Ayo cepat kita jalan." Kata Yunho sedikit cemburu. "Dan kau Park Yoochun. Sudah kubilang untuk tidak bersikap formal kalau tidak ada siapa-siapa kan?"gerutu Yunho. Youngwoong, Yunho, dan Yoochun memang berteman sejak SMA.

"Ahahaha… Mian. Aku hanya bercanda kok. Selamat natal, Yunho ah! Mau hadiah apa?" Tanya Yoochun.

"Aku mau mobil Porsche keluaran terbaru." Jawab Yunho santai.

"Sini kucium saja."

Youngwoong hanya tertawa melihat tingkah konyol kedua namja itu. Tanpa Yunho dan Yoochun sadari, Youngwoong menatap Yunho nanar. Seperti sedang mengingat wajah dan suaranya untuk terakhir kalinya.

.

.

.

Tiga mobil melaju dengan kecepatan sedang di jalan pinggir tebing. Mereka tidak begitu khawatir karena cuaca sedang tidak buruk malam itu dan jalanan itu cukup luas. Yoochun dan dua orang pengawal berada di mobil yang paling depan, diikuti oleh mobil yang ditumpangi oleh Yunho dan Youngwoong yang mobilnya disupiri oleh seorang pengawal juga, dan yang terakhir adalah mobil yang ditumpangi oleh 4 orang pengawal.

Sayang, tidak ada satupun dari mereka yang menyadari adanya bahaya yang mengancam nyawa Yunho dan Youngwoong.

Yoochun yang sedang mengecek saham di gadgetnya…

Para pengawal yang sama sekali tidak merasakan ada bahaya…

Youngwoong dan Yunho yang sedang berpelukan mesra di kursi belakang…

DOOORRR!

Sebuah peluru berhasil menembus kaca mobil Yunho dan menembus kepala seorang pengawal yang menyetir mobil yang ditumpangi Yunho dan Youngwoong. Tentu saja dengan matinya sang pengawal membuat mobil tersebut oleng dan terbanting ke arah kiri. Ke sebuah pembatas jalan yang berhubungan langsung dengan sebuah sungai beku yang dalam.

Baik mobil Yoochun dan mobil pengawal yang ditumpangi oleh pengawal di belakang mobil Yunho berhenti. Mereka semua langsung keluar dari mobil dan mendapati mobil yang ditumpangi Yunho dan Youngwoong sedang berada di ambang jalanan. Setengah tubuh mobil tersebut menggantung di tepi jurang tersebut.

Di dalam mobil Youngwoong dan Yunho yang setengah sadar menyadari apa yang ada di depannya dan Yunho berusaha utnuk membuka pintu mobilnya.

"Youngwoong ah, cepat! Kau keluar duluan!" kata Yunho memprioritaskan Youngwoong.

Dengan keadaan mobil setengah ringsek, Youngwoong sadar dia tidak bisa menggerakkan kakinya. Dan lagi… dalam pikirannya, terlintas keselamatan Yunho..

"YOUNGWOONG AH! CEPAT!" perintah Yunho yang menarik lengan Youngwoong.

Youngwoong tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

"YOUNGWOONG INI BUKAN SAATNYA UNT—"

Ucapan Yunho terpotong saat Youngwoong mencium sayang bibir Yunho. Para pengawal yang berusaha menahan mobil tersebut agar tidak jatuh semakin kehilangan kontrolnya, pasalnya mobil tersebut memang berat. Yoochun sudah berteriak agar Yunho dan Youngwoong cepat keluar sambil berusaha menarik lengan Yunho.

Semuanya terjadi sangat cepat.

Waktu seolah berhenti saat… Youngwoong mendorong tubuh Yunho keluar mobil yang pintunya sudah dibuka paksa oleh Yunho tadi.

"Saranghae." Gumam Youngwoong pada Yunho untuk yang terakhir kalinya sebelum mobil tersebut terjun ke sungai beku yang berada di bawah jurang tersebut.

"YOUNGWOONG AH!"

.

.

.

Pemakaman berlangsung dengan dihadiri oleh semua relasi keluarga Jung. Orangtua Youngwoong sudah tiada, jadi tidak ada satupun Han yang datang ke pemakaman tersebut.

Hari itu turun hujan yang membuat keluarga Jung terutama Yunho dan orangtuanya semakin dirundung kesedihan.

"Youngwoong ah.."

Yunho terduduk di depan batu nisan mendiang istrinya itu. Istri yang sangat dicintainya

"Yunho ah, Youngwoong tahu apa yang ia lakukan. Dia pasti ingin kamu selamat.. Tersenyumlah Yunho.. Jangan antarkan dia untuk yang terakhir kalinya dengan air mata seperti itu." Kata umma Jung sambil merengkuh bahu Yunho yang bergetar akibat menangis.

"Youngwoong ah…"

.

.

.

Empat tahun kemudian

Yunho benar-benar berubah setelah kematian Youngwoong. Sebulan semenjak pemakaman Youngwoong, Yunho sama sekali tidak mau keluar dari kamarnya. Selama sebulan itu, appanya dan Yoochun lah yang berusaha mengisi posisi Yunho di kantor. Selama sebulan itu pula Yunho tidak mau melepaskan baju Youngwoong dari genggamannya. Ummanya memaklumi hal tersebut tapi setelah sebulan Yunho bersikap seperti itu, umma Jung tidak tahan lagi dengan Yunho yang terus meratapi kematian Youngwoong. Saat itu umma Jung menyiram Yunho dengan seember air dan menampar pipi putra satu-satunya itu.

"Kau pikir dengan bersikap begini Youngwoong akan kembali hidup?! HADAPILAH KENYATAAN JUNG YUNHO!" bentak umma Jung.

Kata-kata umma Jung saat itu memang menusuk hatinya tapi hal tersebut membuat Yunho tersadar. Apa Youngwoong akan kembali hidup jika dia terus menangis seperti itu? Apa Youngwoong akan bersedih jika dia terus menangis seperti itu? Ani! Yunho tidak mau membuat Youngwoong bersedih!

Sehari setelah itu, Yunho keluar kamarnya lengkap dengan setelan kerjanya. Umma dan appa Jung bingung dengan perubahan sikap Yunho, tapi mereka senang karena Yunho tidak lagi mengurung diri di dalam kamar. Sayangnya rasa senang itu hanya berlangsung sesaat. Yunho tidak lagi tersenyum dan mencium pip umma dan appanya di saat makan pagi. Yunho telah berubah menjadi pribadi yang dingin.

Empat tahun setelah kejadian itu, Yunho masih bersikap dingin terhadap siapapun meski terhadap umma, appa, dan Yoochun sikap dinginnya itu sedikit melunak. Yunho berjanji tidak akan membuka hatinya untuk siapapun, Hatinya hanya milik Youngwoong.

Empat tahun.. Selama kurun waktu itu juga berbagai percobaan pembunuhan terhadap Yunho tetap terus berlanjut. Umma dan appa Jung beserta Yoochun terus mengusahakan yang terbaik agar keselamatan Yunho tetap terjaga dengan mempekerjakan pengawal yang terbaik di bidangnya. Sayangnya satu persatu, pengawal tersebut semuanya tewas dalam setiap percobaan pembunuhan tersebut. Memang di setiap percobaan pembunuhan, dalangnya selalu tertangkap dan dihukum berat, tapi tetap saja banyak yang menginginkan agar Yunho mati.

Empat tahun juga merupakan batasan bagi umma Jung untuk menahan perasaannya. Dia ingin sekali Yunho kembali tersenyum dan merasakan cinta sama ketika Youngwoong masih hidup. Dan saat itu, keputusan umma Jung sudah bulat.

.

.

.

"Yunho ah.." panggil umma Jung. Yunho menengok ke arah ummanya yang sudah duduk di depannya.

"Yunho ah, sudah 4 tahun sejak kematian Youngwoong.. Dan umma yakin ini adalah saatnya untuk kamu menikah lagi." Lanjut umma Jung.

Mendengar ucapan ummanya, aura wajah Yunho langsung menggelap. Dia tidak mau menikah lagi. Dia hanya mencintai Youngwoong.

"Tidak mau. Aku tidak mau menikah lagi, umma." Jawab Yunho dingin.

"Yunho ah…"

"AKU BILANG AKU TIDAK MAU!" bentakkan Yunho menggelegar di ruang tengah mansion Jung yang luas itu. Yunho sudah siap untuk beranjak meninggalkan ummanya tapi tiba-tiba umma Jung mengatakan sesuatu yang membuatnya berhenti.

"Kalau kamu tidak mau, maka umma akan bunuh diri SEKARANG JUGA." Kata umma Jung menekankan kata 'sekarang'.

"Umma, jangan kony—"

"Konyol? Geurae! Umma konyol jika umma bunuh diri sekarang hanya karena kamu tidak mau menikah lagi! Tapi ini sudah batas kesabaran umma, Yunho ah.. Umma sudah lelah melihatmu selalu menangisi foto Youngwoong setiap malam. Kamu kira sebagai seorang umma hal itu tidak membuat hati umma sakit hah?" Tanya umma Jung. Air mata yang sudah terbendung 4 tahun lamanya akhirnya mengalir menuruni pipi yang sudah dipenuhi dengan kerutan usia.

"….."

"Umma mohon, Yunho ah… Umma mohon…" pinta umma Jung sambil meraih tangan Yunho.

"….."

"Yunho ah…"

"Baiklah umma. Tapi aku tidak berjanji kalau aku akan mencintai orang itu."

Jawaban Yunho membuat umma Jung tersenyum dan menghapus air mata dari pipi dan matanya. Umma Jung berlari ke kamarnya setelah meminta Yunho untuk menunggunya sebentar.

Yunho terduduk lemas di salah satu sofa dan tak lama setelah itu umma Jung kembali dengan sebuah foto di tangannya.

"Ini orangnya, Yunho ah.." kata umma Jung sambil memberikan foto tersebut pada Yunho. Yunho mengambilnya dan terlihat seorang namja cantik berkulit putih bermata besar sedang tersenyum.

"Namanya Kim Jaejoong."

To be continued or End?

Tergantung reader deul nih^^ kalau mau lanjut, kulanjutin, kalau ngga ya end..

FF ini author ketik summary nya di dalam studio bioskop waktu lagi mau nonton film Warm Bodies (author rekomendasiin film Warm Bodies bagi kalian yang suka ff romance). Ada yang sudah nonton? R nya keren~~^/^ ga sekeren Yunppa sih..

Ah iya.. ff love is like a snowflake lagi on the way.. Sama nanti ada ff pindahan dari AFF yang judulnya You are my warm spring. Ada yang udah pernah baca? FF itu nanti author ubah jadi bahasa Indonesia.