Buka pahamu lebih lebar,baby!" kata jungkook meremas pinggul gemukku lembut.

Aku menurut,membuka pahaku untuknya,tanganku bersandar pada westafel.Aku menggigit bibir saat merasakan kejantananya membelai belahan pantatku.Selanjutnya dia berada di dalamku,segera aku merasakan penuh dibawah sana.

Jungkook bergerak pelan dan keras secara bergantian,aku melihat bayangannya di cermin wastafel,dia tampak tampan seperti biasa dengan rambut acak-acakan khas bangun tidur,wajah merah karena gairah.

Aku menjaga agar perutku tidak menekan pinggiran wastafel,aku tidak ingin bayiku tergencet karena dorongan daddynya di manholeku.

"Kau sexy baby,kehamilan membuatmu terlihat sexy,pinggul ini menggemaskan." katanya di antara nafasnya yang tersengal-sengal.

"Aku tahu aku gendut.akhh..." sungutku,membeliak karena jungkook mendorong kuat.

Jungkook mengelus perutku yang membuncit. "Maaf babyku..." lalu menciumi punggung telanjangku.

"Kau sexy,i love you baby,always..."

"Ya ya,i hate you too,demi tuhan cepatlah kookie,pinggangku pegal." aku merasakan perutku tegang dan pangkal pahaku kejang berkedut nikmat,aku akan segera datang.

Jungkook meraih kejantananku dan mengocoknya cepat.

"Bersama,baby.."

Dia bergerak lebih cepat,mendengus dengus dan menggeram,wajahnya memerah.

Satu dorongan kuat dia membenamkan dirinya dalam dalam.Aku mencapai puncakku,nafasku menderu.

Matanya masih terpejam menikmati sesi pelepasannya,tangannya tak lagi di tubuhku,dia menggenggam pinggiran wastafel kuat-kuat menempatkan tubuhku di antara kungkungannya.

"Tadi itu luar biasa." kekehnya. "Kalau hormon kehamilan membuatmu semakin menggairahkan aku rela menghamilimu berulang kali."

Aku mencebik,mendorong pantatku kebelakang hingga dia meringsut mundur.

"Jangan menggodaku lagi,baby.Aku selalu siap akan babak tambahan." godanya.

Tok...tok...tok...

"Mommy...Daddy..." terdengar suara gedoran pada pintu kamar mandi.Astaga itu pasti Cho Ko,dia pasti sudah bangun.

"Ya sayang,sebentar..." teriakku parau,menyikut jungkook pelan agar aku bisa menyingkir.Dia tertawa kecil.

"Sepertinya pantat seksimu diselamatkan oleh pangeran kecil kita." guraunya lalu melangkah ke bawah shower untuk mandi sedangkan aku makai jubah tidurku dengan gerakan cepat lalu keluar dari kamar mandi.

Kulihat Cho Ko berdiri di depan pintu kamar mandi,menggaruk rambutnya dan menguap.Jangan lupakan juga piyama kumamon yang membuat kadar keimutannya bertambah.

Aku tersenyum,mengelus puncak kepalanya lalu membungkuk mengecupnya.

Dia adalah putra kesayangan kami,usianya baru lima tahun,namanya Jeon Cho Ko,nama yang unik bukan? Pelafalannya seperti saat kau menyebut Choco alias Chocolate,itu karena pada saat kehamilannya aku selalu makan coklat,dan nama itu pemberian Daddynya,katanya dia putra yang manis seperti chocolate.

"Selamat pagi sayang..."

"Mommy aku mau mandi,mau dimandiin sama Mommy tapi..."

"Tapi apa sayang?"

"Mommy bau..." katanya menutup hidung secara dramatis. "Aku mau mandi sama bibi Ahn saja."

Aku melongo.Lalu meringis saat menyadari aku memang bau bekas percintaan di pagi hari tadi.

"Sana,Mommy mandi!!" katanya mendorong kakiku ke arah kamar mandi dengan tangan kecilnya.

Lalu beranjak pergi ke kamarnya dengan tangan gemuk kecilnya mengibas-ngibas di depan hidungnya.

Astaga anak itu,drama sekali.

Aku berjalan ke sisi tempat tidur,menekan interkom dan berbicara pada bibi ahn agar menyiapkan air hangat untuk Cho Ko.

"Hai baby boy..." Jungkook mengecup puncak kepala cho ko dan bergabung bersama kami di meja makan.

"Selamat pagi daddy." Balas cho ko dengan senyum secerah mentari.

"Ah,Mommy jangan makan sosis terus nanti adikku semakin gendut,lihatlah dia semakin besar saja." protesnya.

Aku dan jungkook tertawa kecil,gemas akan ucapan polos putra kami.Bagaimanpun dia masih lima tahun,tidak akan mengerti kalau kehamilan semakin lama memang membesar,baginya aku terlalu banyak makan sosis sehingga calon adiknya bertambah gemuk.

"Mommy minum susu dan sandwich saja,kata Jin Uncle sosis itu berlemak,bisa bikin gendut." tambahnya.

Oh ya ampun,darimana datangnya sifat tukang perintah itu? Dia terdengar seperti Jungkook versi mini,lengkap dengan gigi kelincinya juga.

"Baiklah tuan Jeon junior,mulai besok Mommy akan sarapan susu dan sandwich." kataku dan Cho ko mengangguk senang puas.Lalu sibuk mengunyah sandwichnya lagi.

"Astaga,dia mirip sekali denganmu tuan megalomaniak." bisikku pada jungkook. "Tukang perintah."

"Dia Jeon junior,tentu saja." jawab jungkook,tertawa senang,mengusak rambut putra kesayangan kami.

"Daddy rambutku berantakan." dumalnya,dengan pipi menggembung penuh sandwich.Dia tampak menggemaskan.

"Oh iya Cho ko,hari ini jadwal Mommy mengantarmu kesekolah.Jadi habiskan sarapanmu lalu kita berangkat,oke!" aku menatapnya bahagia,kami memang menetapkan jawal bergantian mengantar Cho Ko ke sekolahnya.

"No no no." tolaknya mengoyangkan telunjuk gemuknya.

"Kenapa,baby? Apa kau mau daddy saja yang mengantarmu?" tanya Jungkook,Aku mendelik padanya.

Tidak bisa,hari ini kan giliranku.

"Aku tidak mau,nanti daddynya Eunsoo merayu mommy lagi."

Uhuk

Jungkook tersedak kopinya.

"Apa?" pekiknya.

Aku memutar bola mataku,yang benar saja??

"Daddynya Eunsoo hanya bertanya tempat les piano,sayang.Dia tidak merayu Mommy." kataku pada Choko.Lalu pandanganku beralih pada Jungkook yang tengah menatapku minta penjelasan lebih.

"Ck,jangan bilang kau cemburu kookie.Itu konyol." kataku.

"Tidak,pokoknya aku mau di antar paman Jang saja." paksanya,lalu memasang sad puppy eyesnya padaku dan jungkook.Jurus andalannya saat memohon sesuatu.

"Kenapa harus pengawal Jang,baby? Kan daddy bisa mengantarmu." jungkook menyeka dagunya yang terkena cipratan kopi.

"Karena aku tidak akan merasa takut lagi kalau paman Jang yang mengantarku." terangnya.

"Kau takut? Apa ada yang mengganggumu,baby?" tanyaku khawatir,aku menoleh pada jungkook,dia tampak menyimak kata-kata Choko,sepertinya dia sama khawatirnya denganku.

"Apa Mommy dan Daddy tidak tau,anak-anak perempuan di sekolah selalu menggangguku,mereka mencubit pipiku,lalu sering meminjam krayonku,lalu sering memberiku kue,mengacak acak rambutku dan lebih parahnya mereka mencium pipiku." Choko merengek,menceritakan semuanya dengan berapi-api.

Aku dan Jungkook melongo mendengarnya,lalu sedetik kemudian kami larut dalam tawa.

Astaga,aku kira anakku sedang di bully atau apa,tapi dia takut karena anak-anak perempuan menggodanya,super sekali.

"Ya ampun,kau mengagetkan Mommy saja.Mereka kan hanya mau berteman denganmu Choko.Itu artinya mereka menyukaimu,tentu saja mereka menyukaimu,anak Mommy kan sangat tampan dan lucu." kuraih pipi gemuknya dan mencubitnya pelan,lalu menciumnya.

"Aishh,tapi kan aku tidak suda mereka Mommy,aku sudah punya seseorang yang aku cintai." akunya malu malu,meremat ujung seragam sekolahnya.

Uhuk

Kini giliran aku yang tersedak tehku,Jungkook juga sama terkejutnya.

Jatuh cinta??

Anakku sudah mulai menyukai seseorang.Aku yakin ini pasti karena Jin dan Namjoon keseringan mengajaknya menonton drama percintaan,otak kecilnya yang polos jadi tercemar.Ck!!

"Memang kalau Daddy boleh tahu,siapa yang kau sukai,baby?" tanya jungkook,berbeda denganku dia terlihat geli karena ekspresi Choko yang malu-malu.

"Uhmm...tentu saja Mommy." jawabnya semangat. "Aku kan penggemar Mommy nomor satu."

Aku tertawa lega,bangkit dari kursiku lalu memeluknya.

"Choko ku yang manis.." dendangku riang.

"Baiklah sudah cukup jumpa fansnya sayang,mari bersiap dan pergi ke sekolah." kata Jungkook,aku melepaskan pelukanku dengan tak rela.

Jungkook menuntunnya turun dari kursi,mereka beriringan menuju rak sepatu.Hatiku menghangat melihat interaksi suami dan putra tercintaku.Ini adalah tahun ke enam pernikahan kami,Memang tidak mudah mengingat sikap over protektifnya pada kami yang berlebihan,tapi sesungguhnya dia adalah suami dan ayah yang luar biasa.Hal itu membuatku makin mencintainya.

Aku mengelus perutku yang membuncit,ini kehamilanku yang ke dua.Dokter bilang kemungkinan jenis kelaminnya adalah perempuan.Jungkook sangat senang,itu berarti dia akan punya seorang putra dan putri.

Aku mengekori mereka hingga teras depan.Pengawal Jang sudah menunggu bersama pengawal Yoo disamping mobil,Jungkook tidak akan meninggalkan anaknya tanpa pengawalan.Meskipun keamanan di sekolahnya sudah ketat sekalipun.

Kami mencium dan memeluk Choko bergantian.

"Sampai nanti sayang." aku melmbaikan tangan saat mobilnya meluncur pergi.

"Hei,daddy kau tidak pergi ke kantor?" tanyaku saat menyadari dia masih berdiri disampingku memeluk pinggangku dengan satu tangannya.

"Kenapa kau tersenyum seperti itu?" protesku saat dia menghadapku.

"Kau ingat dengan kata-kataku soal babak tambahan tadi pagi?? Uhm...sepertinya aku sedang malas pergi ke kantor."

Aku mendelik.

"Tidak mau." tolakku lalu berbalik pergi.meninggalkannya yang tengah terkekeh kecil.

"Oh tapi sepertinya pantat seksimu mengkhianati hatimu baby,lihatlah mereka bergoyang-goyang memanggilku." godanya mengikuti langkahku ke arah kamar.

Aku merona.

Dasar megalomaniak mesum.

Seperti aku bisa menolaknya saja.