My Devil's Boy In Heaven
Chapter 1: Pembalasan
###
"heh kau yang ada disana,kemari!" teriak seorang pemuda berambut pirang jabrik yang mempunyai postur tubuh jangkung dan kurus serta tiga coretan di pipi kanan dan kirinya, siapa lagi kalau bukan Namikaze Naruto. Gadis yang dipanggilnyapun tak kunjung menoleh dan malah berlari dengan wajah yang ditutupi Naruto yang sudah kesal lantas berlari pula mengejar si gadis indigo berperawakan kurus nan wajah yang cantik serta kulit bagai ,dia adalah Hyuga Hinata.
Hyuga Hinata berhenti kala tangan kirinya ditarik paksa oleh Naruto dan dicengkram dengan kuat.
"Akhh…"Hinata memekik kesakitan.
"berani sekali kau mengabaikan panggilanku, gadis sialan!"desis Naruto marah.
"lepaskan tanganku Namikaze brengsek! Kau menyakiti tanganku." Umpat Hinata sembari berontak.
"aku ingin bicara padamu,gadis sialan! Kau masih punya urusan denganku seminggu yang lalu. Kau dengar hah?" kilah Naruto dengan penuh penekanan dan ekspresi menakutkan yang tak segan bertindak kasar padanya.
Yah, memang seminggu yang lalu di kedai ramen ichiraku milik Iruka tempat Hinata bekerja part time kedatangan pelanggannya yaitu Four's Evil. Hinata yang mengantakan pesanan ramen pada mereka di mejanya. Tak sengaja Hinata menjatuhkan ramen itu ke baju Naruto karena keberatan dengan bawaaan di nampannya. Sontak Naruto marah dan terjadi percekcokan. Naruto ditampar oleh Hinata. Terlebih buruknya Hinata menampar anak dari pasangan Namikaze Minato dan Uzumaki Kushina pemilik bar dan sekaligus pemilik Namikaze High School tempat dimana Hinata juga mendapatkan beasiswa disana.
"apa yang kau mau dariku Tuan Namikaze Terhormat,hm?"Tanya Hinata dengan nada datar dan penuh aura membenci.
"aku ingin membalas perlakuan kurang ajarmu padaku seminggu yang lalu. Aku ingin kau bermalam denganku" jawab Naruto penuh seringaian licik dan menggodanya.
PLAKKKK
Satu tamparan lagi melayang dipipi kiri Naruto.
"itu pantas untukmu. Kau kira aku gadis murahan hm…Tuan Namikaze Naruto brengsek?" bentak Hinata mulai kesal.
Naruto menarik tubuh Hinata mendekat kearahnya hingga Hinata dapat mencium aroma parfum citrus dari tubuh Naruto. Tapi sekian detik kemudian, Naruto menghempaskan tubuh HInata kasar hingga tersungkur ke tanah. Naruto berjongkok dan memandang Hinata dengan pandangan menyeramkan bak iblis.
"kau tau, kau bersekolah dimana hah? Atau aku harus mengingatkan padamu kalau kau bersekolah di tempat milik orang tuaku. Apa aku perlu mencabut beasiswamu disini dengan tidak hormat sekarang juga agar kau tidak bisa diterima di sekolah manapun juga setelah keluar dari NHS?" ancam Naruto sembari menyibakkan poni indigo Hinata.
"jangan lakukan itu, aku mohon…"hinata angkat bicara sambil menangis dihadapan Naruto.
"baiklah, karena aku ingin bermain-main denganmu aku akan beri kau dua pilihan. Terserah kau ingin pilih yang mana aku tidak peduli" jawab Naruto tersenyum licik.
"katakan apa itu?" Tanya Hinata dengan tubuh gemetar.
"pertama, kau ku keluarkan dari NHS dengan mencabut beasiswamu disini atau pilihan kedua, KAU HARUS JADI PELAYAN PRIBADIKU" ucap Naruto penuh penekanan sambil bangkit dari posisinya.
"kuberi waktu tiga detik"
1 detik….
2 detik.. dan
3 detik…
"apa pilihanmu,hm?" Tanya Naruto menyingkapkan kedua tangan didepan dadanya.
"a-aku a-akan menjadi pelayan p-pribadimu" ujar Hinata terbata-bata dengan nada pasrah menyerah.
"gadis pintarrr…sekarang ikut aku!" kilah Naruto membangkitkan Hinata dari posisinya.
