Disclaimer : Naruto punya Masashi Kishimoto
Rated : T
Genre : Romance, Friendship
Warning! : AU, OOC, typo, gaje, dll.
Happy Reading, minna-san^^
Temari POV
Aku, Sabaku Temari. Cewek tomboy di kelas dan ditakuti semua pria karena kegalakanku. Tapi, ada seseorang cowok yang membuatku merasakan SEDIKIT feminine. Seorang pria berambut hitam nanas yang menjabat sebagai ketua OSIS di sekolahku.
Nara Shikamaru.
Awal mula aku menyukai nya semenjak aku ketagihan menjahilinya. Mengatainya omes -otak mesum-, bibir kissable, hingga membayangkannya menjadi seorang cewek yang menor.
Temari POV End
TAP TAP TAP
"Temari!"
"Ada apa, Hinata?"
"Hari ini kita akan les, ayo kita kerjai 'dia'!" kata Hinata antusias.
Hinata adalah teman satu sekolah dan satu les Temari. Mereka cukup dekat, hanya saja mereka beda kelas. Temari kelas 8-A, sedangkan Hinata kelas 8-G.
"Tentu saja! Ayo kita buat 'dia' menderita!" kata Temari sambil menirukan evil laugh. Kalian tahu, 'dia' yang dimaksud mereka berdua siapa? Tentu saja Shikamaru!
.
Hari ini adalah hari Rabu. Ini adalah jadwal Temari untuk berbusana tomboy. Temari punya jadwal walaupun hanya untuk berbusana. Di hari Senin dan Jumat, ia akan memakai baju dress atau setelan rok. Dan khusus untuk hari Rabu, dia memakai busana yang benar-benar tomboy. Memakai sepatu kets olahraga dan baju longgar serta jeans hitam ketatnya.
"Aku pergi dulu, Jaa!"
"Ya. Hati-hati, Temari-nee" sahut si adik berambut merah, Gaara.
Sesampainya di tempat les, Temari langsung melangkahkan kakinya ke kelas. As usual, Temari selalu datang pertama. Jadi, kelas kosong dan sedikit gelap. Beruntung dia membawa barang-barang anti bosan miliknya. Map berisikan kertas kosong serta peralatan tulis. Menggambar.
Ketika Temari sedang sibuk menggambar, tiba-tiba Hinata datang dan langsung menempatkan tasnya di sebelah Temari.
"Wah, bagus sekali gambarmu Tema-chan!" kata Hinata.
"Arigatou, Hina-chan. Oh iya, jadi kan kita ngerjai 'dia'?" kata Temari sambil menyeringai.
"Jadi dong!" kata Hinata sambil mengancungkan jempolnya, berpose ala Guy-sensei.
"Ok! Kita tingg-"
BRUK!
Panjang umur. Orang yang baru saja dibicarakan Temari dan Hinata telah datang. Disertai muka malas dan suara menguap khas miliknya. Shikamaru.
"Hei, Shikamaru. Kurasa kau sedang ada masalah." Hinata memulai aksinya. Shikamaru menoleh kearah Hinata dengan tatapan heran.
"Kenapa kau menatap Hina-chan seperti itu? apa otakmu sedang bermasalah, huh?" kata Temari sambil tertawa. Shikamaru menghampiri Temari sambil memutar mata coklatnya dengan bosan.
"Hei, Hinata! Kau jangan macam-macam sama aku atau aku akan mengadu ke pacarmu, Namikaze Naruto" kata Shikamaru sambil mencolek pipi putih Hinata.
"Hei! Apa yang kau lakukan? Nanti malah kau yang dimarahi Naruto, bukan dia!" teriak Temari sambil merangkul Hinata.
Temari POV
Apa ini? Kenapa tiba-tiba aku cemburu melihat Shikamaru mencolek Tenten? Kenapa aku mulai takut kalau Shikamaru akan menyukai Hinata? Ah, sudahlah. Itu mungkin hanya perasaan tak penting saja.
Aku segera bangkit berhadapat dengan Shikamaru. Aku, sebagai hero for girls di les ini, harus bertanggung jawab untuk pelecehan tadi, pencolekan.
"Kau! harus bertanggung jawab! Kalau kau macam-macam sama Hina-chan lagi, aku tidak akan kau menjamin untuk hidup besoknya" kataku sambil menatap Shikamaru tajam dan disertai dengan deathglare. Begini-begini, mata teal-ku lumayan ngeri kalau sudah memasuki tahap deathglare.
Dia terdiam sejenak. Menatapku dengan santai lalu mengangkap tangannya. Kalian tau apa yang dilakukan dia selanjutnya?
Dia.
Mencolek.
Daguku.
"KYYAAAA! Apa maksud mu, hah?! Dasar genit!" teriakku.
Aku langsung duduk ditempatku lalu dengan cepat aku membersihkan daguku yang sudah terkontaminasi. Jujur, ini pertama kalinya aku dicolek sama seorang cowok. Gaara dan Kankurou, meskipun mereka saudara laki-laki ku, mereka tidak pernah mencolekku.
BRUK!
"Hei, ada apa ini ribut-ribut?" tanya Baki-sensei sambil meletakkan bukunya diatas meja tutor.
Temari POV End
.
Pagi ini, Temari sudah mempunyai kesibukan yang sudah merambat menjadi hobby-nya. Menggambar. Kali ini, jadwalnya ia menggambar bunga tulip. Dia dengan tenang menggerakkan jari-jari lentiknya diatas selembar kertas HVS itu. Tiba-tiba...
"Tema-chan!"
Gambarku tercoret.
"Ino-chan ! Apaan sih! Pagi-pagi udah teriak. Nggak liat aku lagi konsentrasi?" keluh Temari.
"Hehehe, gomen Tema-chan. Aku ada info baru nih" kata Ino sambil meletakkan tasnya di bangkunya yang terletak di depan meja Temari.
"Apa? Jangan bilang kau mau menyebarkan gosip" kata Temari sambil memutar matanya bosan.
"Meskipun aku Queen of Gossip di sekolah ini, aku kali ini menyampaikan info hangat dari sensei-sensei kita."
"Ok. Apa infonya?" Temari meletakkan pensilnya dan memfokuskan pandangannya ke Ino, sahabat pirangnya.
"Minggu depan, kita akan mengadakan perpisahan untuk senpai-senpai kita kelas IX" kata Ino dengan wajah sedih.
"Apa? Jangan sedih Ino-chan kau masih akan terus berhubungan dengan Sai-senpai." Temari mengelus-elus punggung belakang Ino, memberinya ketenangan. Ino berharap, dia dan sai tidak akan mengakhiri hubungan mereka yang masih seumuran jagung.
Tak lama kemudian, seorang guru berambut hitam dan bermata merah semerah darah memasuki kelas, Kurenai-sensei. Kurenai-sensei adalah wali kelas 8-A, kelas Temari.
"Anak-anak, sensei punya pengumuman untuk kalian semua" kata Kurenai-sensei sambil menulis beberapa nama.
Perwakilan dari kelas 8-A:
Yamanaka Ino
Sabaku Temari
Uchiha Sasuke
Haruno Sakura
Aburame Shino
"Apa itu sensei?" tanya Ino.
"Ini adalah beberapa nama perwakilan dari kelas kita untuk menghadiri acara perpisahan kelas IX. Persyaratannya, bagi murid cewek, diwajibkan untuk memakai dress. Untuk yang murid cowok, diharuskan untuk memakai setelan jas. Dan seperti biasa, harus rapi dan sopan. Baiklah, ada pertanyaan?"
"Tidak ada, sensei" koor semua murid.
"Huh! Aku benci banget memakai rok ataupun dress" keluh Temari.
"Hei, jangan seperti itu! nanti nggak ada cowok yang deketin baru tau rasa!" kata Sakura.
Temari POV
"Hei, jangan seperti itu! nanti nggak ada cowok yang deketin baru tau rasa!" kata Sakura.
Benar juga apa yang dikatakan Sakura. Sebenarnya, aku nggak benci-benci amat kalau sudah memakai sesuatu yang feminine. Lagian, mungkin dengan berdandan SEDIKIT feminine akan menarik perhatian Shikamaru.
Satu lagi, sahabatku –Hinata, Ino, dan Sakura- tidak tau aku menyukai Shikamaru.
Baiklah, ganbatte Temari! Kau pasti bisa!
Temari POV End
"Ok, guys! Gimana kalau sepulang sekolah nanti kita beli dress untuk acara perpisahan?" usul Ino. Dasar shopaholic!
Akhirnya, Sakura dan Temari menyetujui usulan Ino, lalu memfokuskan diri ke Kurenai-sensei yang sedang menerangkan tentang pelajaran Fisika.
TBC
Haah~~ selesai juga fic ini. Gomen ne kalau ada salah dan fic ini pendek *kebiasaannih! Jangan lupa di review yaa!
