Truthly love...

-Aku tidak pernah menyangka bahwa hidupku akan menjadi seperti ini. - Jung yunho.

*note all JAE POV

Ini sudah kesekian kalinya, aku memandang sosok indah itu. Sosok indah yang dikagumi oleh semua orang. Sosok indah yang bernama jung yunho.

Berawal dari pertemuan tanpa sengaja antara aku dengan yunho, dimana saat itu aku terjatuh didorong oleh segerombolan wanita. Ketika itu aku tengah disudutkan oleh mereka karena mereka merasa aku terlalu cantik. Mereka tidak menyukai aku karena pria yang mereka sukai akan membandingkan antara aku dengan mereka. Jelas-jelas aku pria, bagaimana mungkin aku yang seorang pria dibanding-bandingkan dengan wanita. Sungguh, aku tidak mengerti jalan pikiran mereka. Hingga tanpa sengaja salah satu dari mereka, yang merasa kesal mendorongku hingga membuat aku terjatuh. Aku terjatuh dari lantai tangga atas. Aku pasrah jika nanti ada bagian dari tubuhku yang terluka atau mungkin cedera. Saat itu aku hanya menutup mataku.

'Ini sudah selesai jaejoong, kau bisa istirahat dengan tenang sekarang' Kataku dalam hati.

Aku tidak tahu, sungguh tidak tahu jika ada seseorang yang menolongku. Dia menangkap tubuhku dengan tepat dan tak lama ia langsung menolongku. Aku merasa kini aku sudah berada disurga bertemu dengan kedua orang tuaku, sampai aku merasa ada seseorang yang tengah menoel-noelku, mencolek-colekku dan meraba-reba tubuhku.

Heii, tidakkah kau tahu aku seorang pria. Bagaimana mungkin seorang pria diraba-raba seperti ini.

'Kenapa disurga masih dapat kurasakan hal-hal ini' Kataku dalam hati.

Perlahan aku membuka mataku, mencoba menyelami sinar-sinar matahari sore. Tampaknya hari sudah sore dan aku tidak menyadari hal tersebut.

Dia yang menolongku tersadar bahwa aku sudah terbangun dari tidurku.

"Kau tidak apa-apa?" Tanyanya lembut

"Aku tidak apa-apa, ini dimana apa ini surga? Aku mau bertemu orang tuaku" Ucapku berharap

"Baguslah, kalau kau tidak apa-apa. Ini masih bumi, atau mungkin lebih tepatnya uks. Aku tadi menolongmu disaat kau terjatuh. Syukurlah tidak ada luka yang serius dalam tubuhmu" Ucapnya lembut sambil mengelus rambut serta pipiku.

Aku diperlakukan olehnya merasa hangat dan nyaman. Aku menyukainya dan ingin merasakannya lagi.

"Terima kasih... Errrr siapa namamu? Bolehkah aku tahu?" Tanyaku pelan

"Yunho, jung yunho namaku. Kau boleh memanggilku yunho" Ucapnya lembut

"Ah, iya yunho. Terima kasih sudah menyelamatkan jaejoong" Ucapku lembut

Yunho hanya tersenyum lembut padaku sambil terus menatap kearah kedua belah mataku.

Dan sejak saat itu aku menjadi pengagum rahasianya. Kemanapun, dimanapun dia berada pasti tak jauh dari sana ada aku. Aku akan selalu mengintai dan mengikuti dirinya tidak perduli jika yunho menyadarinya, toh aku melakukannya tidak merugikannya bukan.

Begitu seterusnya aku melakukan sampai yunho memutuskan untuk melanjutkan kuliah di tokyo. Aku tidak tahu hal apa yang mendasari yunho memilih universitas di tokyo namun karena hal itu, itu memutuskan kegiatanku. Aku tidak mungkin mengikutinya sampai tokyo, bagaimana dengan bisnis keluargaku. Aku tidak mungkin meninggalkan bisnis keluargaku begitu saja.

Dengan berat hati, aku terpaksa mengikhlaskan hal ini. Meskipun dalam hati aku tidak rela, namun aku tidak punya pilihan lain.

4 years later...

Tak terasa sudah empat tahun kepergian yunho ke tokyo. Tidak sedikitpun aku berdiam diri. Aku selalu mencari tahu tentang semua hal dirinya. Aku bahkan mengetahui perjodohan yang dilakukan oleh kedua orang tuanya yunho. Mereka menjodohkan yunho dengan seorang wanita yang dapat kukatakan elegan dan menarik, ahra namanya. Dan jangan lupa sahabat terbaik yunho yang juga menyukai yunho, boa.

Aku tidak tahu jika suatu hari, yunho datang kekantorku dan melamar pekerjaan. Dengan senang hati aku menerima surat lamarannya. Mungkin dengan yunho bekerja denganku maka aku dengannya bisa menjadi dekat.

"Aku terima kau sebagai manager keuangan yunho, selamat" Ucapku lembut

"Bagaimana bisa? Aku kan hanya melamar sebagai staft?" Tanyanya penasaran

"Tentu bisa, karena kau pernah menyelamatkanku. Anggap saja kau sudah naik jabatan dari staft jadi manager" Ucapku lembut

"Aku jadi merasa tidak enak kepadamu, jaejoong-ah tapi terima kasih atas kepercayaanmu" Ucapnya lembut seraya tidak percaya atas apa yang kukatakan kepadanya.

"Kau boleh pulang sekarang, kembalilah besok untuk mulai bekerja sekaligus melihat ruangan kerjamu" Ucapku lembut

Yunho hanya menganggukkan kepala bersemangat dan perlahan-lahan dia berjalan menjauh pergi meninggalkanku.

'Memang jodoh tidak kemana yunho-ah' Kataku dalam hati sambil memperhatikan surat lamaran yunho.

.

.

Keesokkan harinya, sesuai apa yang kukatakan yunho datang ketempat kerjanya. Kini aku dan yunho tengah berbincang-bincang didalam ruangannya.

"Bagaimana yunho ruangan kerjamu? Kau suka?" Tanyaku penuh harap

Tentu saja aku berharap yunho menyukainya, karena semua dekorasi ruangan yunho adalah hasilku sendiri dan aku tidak meminta bantuan kepada siapapun untuk membantuku.

"Ya, aku suka. Ruangan ini amatlah indah, terkesan elegan, menarik dan dingin. Entah kenapa aku merasa ruangan ini seperti memiliki sisi kelam" Ucap yunho lembut

"Ah... Begitu rupanya. Baiklah kalau begitu, aku pamit. Ini ruanganmu sekarang. Ruanganku dipaling pojok kanan. Kalau kau mau menemuiku, bisa disana" Ucapku sambil menunjukkan ruanganku.

"Ah, iya bapak jaejoong" Ucap yunho patuh

"Ha? Apa aku sudah setua itu sampai-sampai kau memanggilku dengan sebutan bapak. Kau boleh memanggilku dengan sebutan jae saja atau joongie" Ucapku lembut dan ramah

"Ah, baiklah joongie" Ucap yunho lembut

Segeralah aku mengangguk lembut dan perlahan meninggalkannya sambil tersenyum-senyum.

.

.

Hingga suatu hari, saat itu ada acara kantor. Kantor merayakan suksesnya penjualan tahun ini. Yunho menghitung bahwa bulan ini perusahaan memiliki untung yang besar dan siginifikan. Tentu ini adalah sebuah prestasi dan tentu sebuah prestasi harus dirayakan.

Aku tidak tahu jika boa dan ahra juga datang kedalam acara kami. Kalau boa mungkin aku masih dapat mengerti, mengingat restoran yang kami gunakan untuk merayakan pesta ini adalah restoran milik boa. Wajar bukan, boa yang notabennya teman yunho ikut merayakannya meskipun aku tahu ada maksud lain dari hal tersebut.

Ahra, gadis itu memang sengaja diundang yunho. Mengingat ahra kini adalah tunangannya yunho, mau tidak mau yunho harus membawa ahra untuk merayakan hal ini.

Aku tidak tahu kami minum-minum berapa lama dan berapa banyak yang jelas semua bermula dari sini.

Saat ini keadaan gelap gulita dan jujur itu membuatku takut. Aku takut akan gelap, karena seakan-akan aku tidak bisa apapun. Aku takut tidak bisa melihat wajahmu lagi, yunho.

"Hiks... Hiks..." Ucapku menahan isakkan tangis

Aku tidak tahu apa-apa, yang ku ingat hanya saat itu aku tengah mabuk dan akan pergi ke toilet. Lalu setelah itu semua buyar dan aku tidak mampu mengingatnya.

Dapat kurasakan bahwa tadi ada seseorang yang tidak kukenal akan masuk kedalam ruangan ini.

Drap... Drap... Drap...

Mendengar suara langkah kaki menuju tempatku, membuatku bertambah takut. Ditambah tempatku sekarang bertambah gelap gulita. Aku tidak tahu dimana saklar lampu dan aku terlalu takut untuk melangkah.

'Apa yang sebenarnya terjadi?' Kataku dalam hati

Dan...

Cklek...

Pintu terbuka, dan lampu langsung dinyalakan oleh yunho.

Aku terkejut yunho datang ketempat ini, aku bahkan tidak tahu ini tempat apa. Aku hanya tahu ruangan ini dapat disebut sebuah kamar, mungkin.

"Joongie kau tidak apa-apa, dan what the?!" Ucap yunho terkejut

Yunho kaget melihat tubuhku polos tak terbalut apapun, aroma sex seperti tercium menyengat disini dan genangan darah dimana-mana.

'Bentar-bentar ini kenapa ada genangan darah seperti ini' Kataku dalam hati

Segeralah aku bangkit berdiri, meraih sebuah kimono handuk yang dapat disamping kursi.

"Kau tidak apa-apa?" Tanya yunho khawatir

"Aku tidak apa-apa. Aku tidak tahu apa yang kini sedang terjadi disini" Ucapku agak-agak takut

"Kau tidak perlu takut tentang apapun, ada aku disini" Ucap yunho lembut mencoba menenangkanku

"Bagaimana kau bisa sampai sini?" Tanyaku khawatir sekaligus penasaran

"Aku melihatmu tengah dibawa seseorang menuju kemari, karena penasaran aku mengikutinya" Ucap yunho lembut

"Siapa kira-kira orang itu?" Tanyaku penasaran sambil memikirkan hal tersebut

"Aku tidak tahu, aku tidak melihatnya terlalu jelas" Ucap yunho pelan

Aku yang tidak ingin berfikir macam-macam segera menghampirinya dan melihat genangan darah tersebut. Genangan darah itu berasal dari toilet dikamar mandi di ruangan kamar ini.

Begitu yunho dan aku menyadari hal tersebut segeralah yunho membuka paksa toilet tersebut dan mendapati ahra sedang memegang pisau dan boa yang tertidur di bath up dengan kondisi yang cukup mengenaskan.

Kondisi boa dapat kukatakan bahwa, boa mengalami luka tusukkan lebih dari satu dan dilakukannya secara brutal. Itu terlihat dari bekas luka tusukkan pada boa.

Seolah mengisyaratkan kebencian yang mendalam pada dirinya.

"Ahra-ya kenapa ku ada disini? kenapa kau bisa membunuh boa? Lalu kenapa kau menelanjangi joongie? Kenapa ruangan ini wangi aroma sex? Kau dan joongie tidak macam-macam kan?" Ucap yunho kaget

"Apa?! Kau menelanjangiku? Bagaimana bisa? Lalu apa setelah itu kau melakukan sex denganku?" Kataku kaget

"Yun... Ini tidaklah seperti yang kau pikirkan. Aku dijebak yun, aku dijebak" Ucap ahra panik dan takut

"Aku tidak tahu ahra, biarkan waktu yang menjawab semua" Ucap yunho pasrah

Yunho tampak tidak peduli dengan apa yang ahra lakukan.

Yunho seolah tidak mau membantu ahra dalam menyelesaikan kasus ini. Dia hanya diam saja membiarkan semua ini.

Aku kembali :-D

Ini ff harusnya 3 atau 4 chapter aj koq :-D

Jarang bngt aku nemu ff yang bunuh"an gitu masa ;_; karena itu aku coba buat ff bunuh-bunuhan gitu :-D

Semoga suka yaaa :-D

Mind to review? :-D

TBC._.