Seorang wanita muda cantik bersurai softpink sebahu tengah mengemudikan mobil dengan kecepatan penuh menuju suatu tempat. Manik emerald-nya yang sembab sesekali melirik amplop berwarna coklat yang terletak di sampingnya dan bertuliskan surat cerai.

Pikirannya melayang dan mengingat kembali pertengkarannya dengan seorang wanita yang mengakui bahwa wanita itu mempunyai hubungan gelap dengan suaminya.

Saat pandangannya beralih kedepan, tiba-tiba sebuah motor melintas membuat wanita itu kaget dan secara refleks banting stir kearah kiri. Namun naas, sebuah mobil datang dari arah yang berlawanan, hingga...

BRAK

..tabrakan pun tak dapat terhindarkan.


NARUTO © MASASHI KISHIMOTO


.

.


WARNING!

Cerita ini berasal dari salah satu drama korea yang diadaptasi dengan main chara NARUTO. Sedikit adanya perubahan cerita asli dengan fanfic ini. Yang tidak suka harap tinggalkan cerita ini.

But don't flame please.

.

AU/OOC/typo/dll


.

.


DONT LIKE DONT READ


.

.


"SAKURA 18 vs 29"


.

.

enjoy reading^^


Flashback

Sinar matahari menerobos masuk lewat celah gorden. Dua orang gadis tertidur diatas futon dengan lelapnya. Bahkan suara brisik jam alaram tak dapat membangunkan kedua gadis itu. Disaat seperti itu seorang wanita paruh baya menerobos masuk dengan wajah garang.

"SAKURAA! INOO! BANGUN!"

Dialah Haruno Mebuki, ibu dari kedua gadis tersebut. Teriakan Mebuki berhasil membangunkan mereka.

Sakura, putri sulung Mebuki menguap lebar seraya mengucek matanya. Ia mendongak dan mendapati ibunya tengah berkacak pinggang di depannya.

"Bangunkan juga adikmu itu, kaasan harus menyiapkan sarapan dulu." ucap Mebuki seraya menghilang dibalik pintu.

Sakura yang mendapat perintah dari sang ibu langsung menoleh kesamping. Ia melihat seonggok(?) manusia yang masih tenggelam didalam selimut sama seperti dirinya. Dengan malas Sakura mengoncang tubuh yang diketahui adiknya, Haruno Ino.

"Ada apa sih nee-chan!" gerutu Ino kesal karena telah menganggu mimpi indahnya.

Sakura menguap (lagi). "Ayo bangun pig!" ucap Sakura malas seraya membenarkan letak selimutnya dan kembali tidur.

"Memangnya ini jam berapa?!" gumam Ino dengan mata setengah terbuka.

Kedua gadis yang berbeda rambut tersebut dengan malas menoleh kearah jam yang berada di samping Sakura.

"ASTAGA!"

.

.

oo00oo

.

.

Sakura tergesa-gesa berlarian menuju sekolahnya. Sarapan yang dibuatkan ibunya pun tak disentuhnya, bahkan Sakura lupa membawa bekal makan siangnya.

Rambut softpink panjangnya berayun mengiringi langkahnya. Peluh keringat mengucur deras di dahi lebarnya. Sakura berjongkok sejenak untuk mengatur napas-nya.

Kini Sakura telah sampai di depan pintu gerbang sekolahnya. Namun pintu gerbang tersebut sudah terkunci dan para murid yang terlambat akan mendapat hukuman.

Sakura tak kehabisan akal. Ia melongok kanan-kiri memastikan tak ada orang di sekitarnya. Saat semuanya aman, Sakura segera memanjat pintu gerbang dengan lihai dan berhasil. Senyum manis terkembang diwajah cantiknya seketika pudar kala melihat Yamato, guru olah raga selaku guru piket yang bertugas berada didepannya.

"Apa yang sedang kau lakukan bocah?!" seru Yamato seraya mendeathglare Sakura yang tersenyum kikuk.

"H-hai Yamato-sensei. Cuaca hari ini cerah ya," ucap Sakura berbasa-basi.

"Kau–"

"AH, sensei lihat! Kurenai-sensei sedang bermesraan dengan Asuma-sensei disana!" pekik Sakura heboh menunjuk asal-asalan tempat.

"Mana dimana?" sahut Yamato celingukan.

Sakura pun tak menyianyiakan kesempatan ini. Ia segera berlari kencang menuju gedung sekolah dan tersenyum kemenangan. Sakura tahu akan Yamato yang menyukai guru biologi-nya, bahkan gosip itu sudah menyebar luas seantreo sekolah.

Yamato yang baru tersadar telah dibohongi oleh Sakura segera berbalik, tapi ia tidak melihat gadis musim semi didepannya. Yamato mengeram frustasi, ia mengedarkan pandangannya. Sekelebat bayangan berwarna merah muda tertangkap indra pengelihatannya.

.

.

oo00oo

.

.

Aksi kejar-kejaran pun terjadi. Sesekali kepala merah muda Sakura menengok kebelakang dan ia dapat melihat Yamato yang masih teguh mengejarnya.

"Berhenti kau, bocah!"

Sakura menghiraukan panggilan dari Yamato, ia malah menambah kecepatan lari-nya. Namun sayang, Sakura tidak melihat sebuah kardus berisi penuh dengan buku tebal yang diletakan sembarangan oleh pemiliknya.

BRUK

Akhirnya Sakura terjatuh dengan tidak elit-nya dan wajah yang mencium lantai. Sakura mengumpat dalam hati, ia bersumpah siapapun yang berani meletakan kardus itu, maka ia harus berhadapan dengannya.

"Kau!"

Manik emerald Sakura memincing tajam saat menangkap sosok pemuda tampan yang berdiri tak jauh darinya. Rambut ravennya yang mencuat, wajah yang terlihat datar tanpa dosa dan gaya-nya yang sok cool membuat Sakura muak.

"Rupanya kau disini, ayo ikut aku bocah nakal!" ucap Yamato menyeringai seraya menyeret Sakura. Dalam hati Yamato sangat berterima kasih pada siswa tadi, karena telah membantunya menangkap Sakura.

Sakura memberikan deathglare mematikan pada siswa yang bernama Uchiha Sasuke. Raut wajah kesal ia lemparkan pada Sasuke. Tunggu saja Sakura tidak akan diam, ia akan membalas perbuatannya. Sakura terpaksa mengikuti Yamato dengan langkah terseret malas, mulut gadis itu sesekali menggerutu.

Sedangkan Sasuke binggung dengan kejadian tadi. Menghendikan bahu acuh, Sasuke berjongkok merapikan buku yang sempat Sakura tendang dan kembali memasukannya ke dalam kardus.

.

.

oo00oo

.

.

Sakura berjalan dengan gontai masuk ke ruang osis. Ia tidak diperbolehkan mengikuti pelajaran sampai bel istirahat dan setelah itu, ia juga harus membersihkan papan tulis pada saat jam makan siang.

Sakura menghela napas. Setelah berlari pagi tadi, tubuh Sakura terasa lemas dan perutnya berdemo minta diisi. Apalagi tadi pagi ia belum sempat sarapan.

Manik emerald Sakura mengerling ke seluruh ruangan. Pandangan mengejek dan serta rasa kesalnya ia lemparkan pada sejumlah kado yang berserakan disalah satu meja seorang pemuda yang telah membuatnya mendapatkan hukuman. Ya, siapa lagi kalau bukan pantat ayam menyebalkan itu, gumam Sakura mendecih kesal.

Berselang beberapa menit kemudian pintu ruang osis terbuka dan menampakan seorang pemuda tampan yang tadi sempat dibicarakan. Sasuke melangkah dengan gaya stoic-nya. Ia menatap bosan dengan kado-kado yang ditunjukan kepadanya.

Sasuke menghampiri mejanya, tangannya terulur membuka salah satu bingkisan yang ternyata berisi sekotak cokelat.

"Kau mau?" tawar Sasuke seraya menyodorkan sekotak cokelat dihadapannya.

Sakura yang masih jengkel pada Sasuke mendengus keras. "Aku tidak mau makan makanan yang berasal dari salah satu fans-mu."

"Hn." gumam Sasuke seraya mengangkat bahu.

Sasuke berjalan menuju pintu dan membuang sekotak cokelat itu di tempat sampah. Dan itu membuat Sakura melongo kaget. Sejujurnya Sakura mau menerima coklat pemberian Sasuke, tapi tetap saja, rasa kebenciannya mengalahkan rasa laparnya.

.

.

oo00oo

.

.

Kini Sakura sedang berada di halaman sekolah untuk menjalani hukumannya. Tanpa sengaja manik emerald Sakura menangkap warna merah berkacamata sedang berhadapan dengan kepala ayam.

Tunggu!

Kepala ayam?

Mata Sakura melebar sekaligus kesal. Sakura heran, memang apa bagusnya pantat ayam itu? Hingga sahabatnya juga menyukai Sasuke.

Disisi lain, Uzumaki Karin tengah berhadapan dengan Sasuke dengan kepala menunduk, tak lupa dengan sebuah kado kecil berwarna merah yang di ulurkannya pada pangeran sekolah tersebut.

"A-aku me-menyukaimu Sasuke-kun." ucap Karin terbata dang gugup.

Hening sejenak, Sasuke menatap bosan pada gadis di hadapannya. 'Selalu seperti ini' batinnya jengah.

"Terima kasih atas tawarannya," Karin mendongkak senang, "tapi aku tidak tertarik." lanjut Sasuke melongos pergi.

Karin kembali menunduk. Ia mengigit bibir menahan isakan. Hatinya hancur, semua orang mentertawakan dirinya ada juga yang menatapnya kasihan, Karin sudah tidak tahan lagi, ia berlari dengan air mata yang mengucur.

Sakura yang menonton drama live dari awal sampai akhir merasa bosan, namun tetap saja ia tidak bisa menerima sahabatnya di tolak mentah-mentah oleh pantat ayam itu.

"SASUKE!" teriak Sakura kencang dan berhasil menghentikan langkah Sasuke.

Kemudian kejadian berikutnya terjadi dengan sangat cepat. Sakura melempar sebuah penghapus papan tulis ditangannya dengan sekuat tenaga kearah Sasuke, namun Sasuke ternyata berhenti untuk merapikan tali sepatunya. Kemudian Sasuke berjongkok, alhasil penghapus itu melewati Sasuke dan mengenai wajah guru olah raga yang sedang melintas.

"Siapa yang berani melakukan ini?!" geram Yamato seraya mengusap kasar wajahnya yang berwarna putih.

"Ups" ucap Sakura menutup mulut. Kemudian Sakura segera berlari agar tidak diberi hukuman lagi. Namun karena tidak memperhatikan langkahnya, kaki Sakura menginjak kain pel kemudian gagang pel mengenai wajahnya hingga Sakura pingsan.

.

.

oo00oo

.

.

Setelah Sakura sadar, Sakura terkejut mendapati dirinya tengah berada di rumah sakit, dan ia lebih terkejut lagi ketika melihat seorang pria dewasa muncul dihadapanya.

"Mm.. maaf, anda siapa?" tanya Sakura binggung.

Pria itu menyipitkan mata, "Kau berpura-pura tidak mengenalku?"

"Ini dimana?" tanya Sakura lagi.

"Ini di rumah sakit, memangnya mau dimana lagi?!" ucap pria itu tanpa mengalihkan tatapannya.

"Tapi jii-san ini siapa?" tanya Sakura untuk kesekian kalinya.

Flashback end

Uchiha Sasuke merasa kesal. Mendengar berita Sakura kecelakaan membuatnya meninggalkan konferensi pers sekaligus pemutaran perdana filmnya. Ya, Sasuke adalah seorang actor ternama dan Sakura adalah istrinya. Mereka sempat bertengkar hebat. Kekesalan Sasuke semakin bertambah karena Sakura berpura-pura tak mengenalinya. Tidak mengenali Sasuke, suaminya. Dan yang lebih parahnya lagi, Sakura tak mengenali adiknya sendiri, Haruno Ino.

.

.

.


TO BE CONTINUED


Flashback-nya itu tentang Sakura saat masa-masa SMA jika para readers masih binggung.

.

Mengenai fic yang lain, sedang dalam tahap pengerjaan hehe^^

RnR ?

Keep or delete ?

.

.

salam

Deviana-chan

26-07-15