"Hyung..."
"Jimin-ah? Kenapa suaramu bergetar begitu?"
"Kau bisa datang ke tempatku sekarang, Hyung?"
"Hei, jawab dulu pertanyaanku. Kau kenapa?"
"Aku membutuhkanmu sekarang... Ugh."
"Tu-tunggu dulu, apa yang terjadi padamu, Jimin?!"
Mulai ada nada khawatir dalam sambungan telepon itu.
"Sesak hyung... Kumohon datanglah."
"Baiklah aku akan datang sebentar lagi. Kau butuh apa? Biar aku belikan."
"Stroberi dan mawar merah."
"HAH?"
"Iya, cepat ya, Hyung... Aku sudah tak kuat—urgh."
TUT TUT TUT
Sambungan telepon itu terputus begitu saja.
.
Yoongi menggigit bibir bawahnya dengan perasaan khawatir sekaligus bingung. Ia khawatir kalau-kalau riwayat ashma yang dimiliki Jimin itu kambuh kembali dan ia juga merasa bingung kenapa Jimin meminta stroberi dan bunga mawar.
Buat apa coba?
Tetapi daripada pemikiran itu semua, lebih baik Yoongi menuruti permintaan Jimin terlebih dulu dan segera mendatanginya.
.
.
.
.
Jimin/Yoongi/Boy's Love/M Rated/
Do not plagiarize.
Enjoy!
.
.
.
.
Jimin sedang menunggu Yoongi. Ia rebahan diatas ranjangnya dengan menyenderkan kepala hingga punggungnya ke kepala ranjang tempat tidur singlenya itu.
Sambil menunggu Yoongi datang, ia menghabiskan waktu dengan bermain game di ponselnya.
Omong-omong, hari ini masih liburan semester musim panas. Jimin mulai bosan siang itu dan mengerjai kekasih gulanya yang sangat ia cintai itu merupakan ide yang bagus dan sekaligus merayakan Coming of Age-nya Jimin tahun ini.
Intinya sih, ingin merayakan Coming of Age-nya hanya berdua dengan Yoongi di apartemennya. Itu saja.
.
.
Yoongi sudah terlalu hapal dengan kebiasaan Jimin yang selalu lupa mengunci pintu apartemennya sendiri ketika ia sedang berada di dalamnya.
Jadi, Yoongi tanpa ragu dan tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, ia masuk begitu saja ke dalam apartemen mungil milik Jimin. Sedikit berlari ke arah kamar Jimin dan juga membuka pintunya begitu saja.
Cklek.
Suara game yang berisik dari ponsel Jimin masih terdengar. Sedangkan Jimin mendongak untuk menunjukkan cengirannya ke arah Yoongi yang terdiam diambang pintu kamar tersebut.
"Hai, Hyung. Selamat datang!"
Yoongi menatap garang kearah Jimin dan menghampirinya dengan langkah penuh hentakkan juga emosi.
"Brengsek, kau mengerjaiku?!" Yoongi melemparkan buket bunga mawar merah di tangan kanannya tepat ke wajah Jimin. Yoongi sengaja membeli bunga tersebut karena tadi Jimin memang memintanya.
Mana ada orang sakit meminta dibawakan mawar merah? Dan kini Yoongi merasa telah benar-benar dibodohi oleh kekasih bodohnya sendiri.
Yoongi dengan sebal meletakkan kantung berisi buah stroberi disamping ranjang Jimin. Ia masih sayang pada buah asam tersebut untuk dilemparkan ke wajah Jimin.
"Duh, sayang 'kan Hyung bunganya jadi rusak nih." Jimin merapikan buket yang baru saja Yoongi lemparkan itu dan memunguti beberapa kelopaknya yang terjatuh di pangkuan Jimin.
"Masa bodoh!" Yoongi menanggapi dengan jutek. Ia meninggalkan Jimin di kamarnya dan pergi keluar dari kamar itu. Membuat Jimin hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Yoongi yang selalu menggemaskan dimatanya.
Setelah merapikan mawar yang dibawa Yoongi tadi. Jimin meraih kantung stroberi yang diletakkan Yoongi tak jauh darinya dan membawanya keluar untuk dimakan bersama.
.
Jimin tersenyum melihat Yoongi yang terduduk diatas karpet dekat sofa di ruang tamu kecilnya itu. Yoongi sedang memegang remot televisi dan mengganti-ganti salurannya.
Jimin tahu, sekesal-kesalnya Yoongi apabila Jimin mulai menggoda atau mengerjainya, Yoongi tak pernah menolak apabila Jimin meminta untuk menemaninya.
Seperti saat ini.
.
Meski Jimin telah mengerjainya, Yoongi tetap tinggal di apartemen Jimin.
Cara perhatian yang diberikan Yoongi begitu manis dimata Jimin.
.
.
"Hyung..."
Yoongi tersentak ketika ia merasakan kehadiran Jimin dengan tiba-tiba memeluknya dari belakang dan berbisik di telinganya.
Jimin ikut duduk diatas karpet dibelakang Yoongi dengan melebarkan kedua kakinya dan melingkarkan kedua lengannya didepan tubuh Yoongi. Memberinya sebuah backhug.
"A-apa?" Yoongi sudah terlalu biasa dengan perlakuan Jimin yang selalu mengendusinya itu. Tetapi hal itu masih saja sering membuat Yoongi agak gugup. Dan dengan posisi Yoongi yang berada diantara kedua kaki Jimin seperti itu membuatnya semakin gugup dengan rona pipi yang menghiasi wajah putihnya.
"Hmm, kau selalu harum, Hyung." Jimin memejamkan kedua matanya ketika ia mengendusi belakang telinga Yoongi. Kedua tangannya juga mengerat memeluk tubuh Yoongi.
Yoongi juga memejamkan kedua matanya. Tangannya meremas gugup tangan Jimin yang melingkar di depan perutnya. Ia hanya merasakan kecupan ringan dan hembusan nafas Jimin di sekitaran lehernya. Dan Yoongi pun melupakan tontonan televisinya begitu saja.
"Aku selalu menginginkanmu, Yoongi-hyung..."
.
.
.
.
To Be Continued...
.
.
.
.
Nb :
Hahahaha saya tahu ini menyebalkan, tapi ini bukan chaptered kok. Jadi tenang saja, oke? Simpan segala sesuatu yang kamu pegang untuk timpukin author satu ini ;_;
Yaampun, akhirnya kesampean nulis M rated di ffn ;_; huhu. Udah gitu MinYoon duluan lagi kyakyaa xD
.
Oke, terimakasih sudah membaca sampai sini.
Sumbangan ide, kritik, saran, review, please? :3
