Tik tok tik tok tik ...

Suara dentingan jarum jam yang tidak pernah berhenti itu sangat terdengar jelas di sebuah kamar yang di dominasi warna biru tua.

Disudut kamar tersebut tampak seorang gadis berambut indogo sedang membereskan buku-bukunya di di meja belajar, setelah selesai gadis itu terdiam, kemudian menghela nafas. Iapun mengambil ponsel flipnya disebelah tumpukan buku yang sudah ia tata rapi tadi. Ternyata, ponselnya memuat sebuah pesan singkat. Segera dibuka olehnya,

Naruto

(non title)

Oyasumi Hinata~

Gadis itu berbalik mencoba melihat jam, memperlihatkan kilauan mata Lavendernya yang indah.

Jam 11 malam.


Love Story In Konohagaoka

Chapter one : Naruto Girlfriend's

By : Mio Himeka

NARUTO = Disclaimer : Masashi Kishimoto-sensei

Warning ! : AU, OOC !, TYPO(S), GAJE, ABAL, GARING, ANCUR (karena Mio masih amatir) DLL

Pair : NaruHina, SasuSaku, SaiIno, Slight NaruShion, SasuHina, and NaruSaku

SUMMARY : Seorang gadis yang pindah sekolah ke Konohagaoka untuk bertemu dengan pacarnya. Tapi, pesona dirinya dan sang pacar berhasil menjerat ia dan sang pacar kembali kedalam kisah cinta yang rumit. Mereka sama-sama keras kepala dan dingin. Akhirnya, mereka mencoba mencari cinta mereka, jalan cinta mereka seperti apa, kisah cinta mereka bagaimana, dan cinta sejati mereka siapa ? akankah berhasil ?

chapter one : Naruto Girlfriend's ACTION !


Tap ...Tap ...Tap

Suara derap kaki yang sepertinya terburu-buru itu terdengar jelas di sebuah koridor yang sepi.

"Naruto-kun !" Panggil sang pemilik kaki pada seseorang yang berada di depannya.

Merasa dipanggil, pria yang di panggil Naruto itu berbalik menampakan wajahnya yang tampan juga iris Shampire birunya yang indah, seakan-akan kita sedang melihat samudra dibalik matanya. Naruto terlihat mengerutkan dahinya,

"Shion?" gumamnya, Naruto segera menghentikan langkahnya. Shion tersenyum ketika melihat Naruto berhenti.

"Ada apa ?" Tanya Naruto to the point, saat melihat Shion sudah berada tak jauh di depannya.

"Ano... tak biasanya Naruto-kun pagi-pagi begini sudah berada di sekolah. Ada apa ?" Tanya Shion mencoba berbasa basi, pipinya sedikit merona mengingat sekarang ia bersama pria yang dicintainya, Namikaze Naruto.

Naruto memutar bola matanya bosan. Ada suatu alasan yang membuat Naruto harus datang ke sekolah pagi-pagi dan ia sama sekali tidak mau memberi tahu Shion alasannya.

"Aku ada piket " Jawab Naruto asal sambil meneruskan perjalanannya kekelas. Shion dengan cepat mengikutinya, dan berjalan di sampingnya.

"Are..? bukannya Naruto-kun piket hari rabu ? ini kan hari senin.." Balas Shion sambil tersenyum manis. Lagi-lagi ia dibohongi oleh Naruto.

Sambil memasukan kedua tangannya ke saku, Naruto tersenyum tipis.

"hmm... seberapa banyak hal yang di ketahui oleh princess Konohagaoka tentang diriku ya ? sepertinya banyak.." Kata Naruto dengan nada jailnya, membuat Shion merona.

"K-kau berlebihan Naruto-kun, semua gadis disekolah ini tau jadwal piket Naruto-kun. Tadi Naruto-kun saja yang bodoh membohongiku dengan alasan seperti itu.." jelas Shion sambil mengerucutkan hanya terkekeh mendengarnya.

Hening...

Sebenarnya ada suatu pertanyaan yang masih menganggu di benak Shion, tentang pernyataan Naruto kemarin.

"..Naruto-kun ?!" panggil Shion

"Hn"

"Apa gosip tentang Naruto-kun yang sudah mempunyai pacar itu emm, benar ?" Tanya Shion pelan, tapi Naruto tetap bisa mendengarnya. Shion sih benar-benar berharap itu adalah sebuah gosip belaka.

Naruto menghentikan langkahnya.

"Bukankah sudah jelas ? aku sendiri yang mengatakannya kemarin " jelas Naruto sambil menatap Shion yang kini menunduk, Shion sakit hati.

"engg...tapi, siapa ? siapa dia Naruto-kun ?" tanya Shion serius sambil menatap balik Naruto.

'Kau malah mengingatkanku padanya...'

Hening

Drrttt... Drrrtt

Saku Naruto yang bergetar mengganggu keheningan mereka. Naruto segera mengambil ponselnya dan membuka sebuah pesan masuk disana.

Hinata

(non Title)

Apa ? Kau sudah di sekolah ? hei~ ini masih jam 7 pagi. Aku tidak pikun, kalau kelas masuknya jam 8.30 . jelas-jelas jam di rumahku tidak rusak, apa jam dirumahmu yang rusak ? hah.. baka !

Naruto tersenyum membacanya. Shion malah menatap penasaran ponsel Naruto.

'Jangan-jangan itu pacarnya Naruto-kun !' pekik Shion dalam hati

"Siapa Naruto-kun ?" tidak sopan sih, tapi rasa penasaran Shion sangat besar, hingga bertanya seperti itu pada Naruto.

"Maaf Shion aku harus segera pergi" pamit Naruto, hati Shion seperti langsung di banting.

"I-iya, terimakasih sudah menemaniku sampai kekelas" kata Shion sambil menunjuk kelasnya, kelas 10-2.

"Hn" setelah itu Naruto langsung berlari menaiki tangga yang berada di ujung koridor, melupakan tujuan utumanya yang terlewati olehnya, yaitu kelas 10-1 yang berada di sebelah kelas Shion, Shion di buat heran.

"Bukannya tadi mau kekelas ya ?" gumam Shion


Disebuah jalan trotoar terlihat kedua gadis manis sedang berjalan dengan tenang disana. Mereka menggunakan seragam sekolah Konohagaoka.

"Hinata..." panggil salah satu gadis berambut pirang yang bermodel rambut ikat kuda, kepada teman di sebelahnya.

"Apa lagi Ino ?" Tanya balik Hinata, kepada teman di sebelahnya bosan.

"Hei ayolah~ kita akan menjadi murid baru di Konohagaoka, kenapa kau tidak semangat begitu ?" kata Ino sambil cemberut.

"Yang membuatku tidak semangat adalah keberadaanmu disini, di dekatku begini lagi..." jawab Hinata malas tanpa pikir dua kali lagi pula.

"Jahatnya..." balas Ino cepat, kalau cerita ini anime sungguhan, mata Ino pasti sudah mengeluarkan air mata banyak.

"oh iya ! bukankah alasan kau pindah kesini karena ingin bertemu dengan pacarmu ya, Hinata" Kata Ino dengan nada menggoda, Hinata melirik Ino sebentar kemudian menghela nafas. Ia merasakan sesuatu bergetar di sakunya.

"Memangnya kenapa, eh ? bukankah sudah kujelaskan kemarin" balas Hinata sambil melihat ponselnya yang kini memuat sebuah pesan.

"Hufftt... pesan dari sang pacar kah ? Apa sih isinya ? terus, siapa sih Pacarmu Hinata ?" tanya Ino beruntun sambil mencoba melihat isi pesan di ponsel Hinata. Refleks Hinata langsung menutup ponselnya, sehingga Ino tidak bisa melihatnya. Ino mendengus tidak suka,

"Kau akan tau.." jawab Hinata kalem sambil memasukan ponselnya kembali kedalam saku blazernya.

"Hah... kukira kau orangnya selalu serius, dulu kau selalu menolak para lelaki jika mereka memintamu untuk jadi pacarnya. Tapi sekarang, aish.." Ino meringgis saat menerima sebuah pukulan kecil di tangannya.

"Ino no baka ! tentu saja aku mempunyai alasan untuk itu. Lagi pula tidak sembarang lelaki bisa kuterima." balas Hinata berapi-api tak terima.

"Oke..oke... jadi apa alasanmu nona ?" Tanya Ino malas, sambil mengusap-ngusap tangannya yang menjadi sasaran pukulan Hinata tadi.

"Aku ingin mencoba bagaimana rasanya berpacaran... itu saja" Jawab Hinata kalem, Ino cengo mendengarnya.

Tuk , tiba-tiba Ino mentoyor dahi Hinata dengan salah satu jarinya, membuat kepala Hinata sedikit mengadah ke atas.

"Hei~" Hinata tampak protes, ia pun langsung mengusap-ngusap dahinya yang kini tertutupi oleh poninya.

"Kau itu polos sekali !" Kata Ino pada Hinata, suaranya sedikit meninggi tanda dia sedikit emosi, entah apa yang membuatnya begitu. Iapun berjalan mendahului Hinata ketika melihat gerbang sekolah Konohagaoka sudah terlihat.

"Apa maksudmu Ino-no baka ?" teriak Hinata, sambil mengejar Ino, pasalnya sekarang Ino sudah menghilang dari pandangannya, membuat Hinata berpikir mungkin Ino sudang masuk ke area sekolah baru mereka itu.

'Dasar Ino, kemarin bilangnya mau ke ruang kepala sekolahnya bareng-bareng...Awas saja nanti ! ' batin Hinata ngambek, Ia tidak memperdulikan tatapan para siswa-siswi Konohagaoka saat ia mulai memasuki area sekolah terfavorit itu.


Kini Naruto sedang berjalan menaiki tangga. Tujuannya adalah atap sekolah, sehingga ia bisa smsan dengan tenang disana.

Cklek... Saat Naruto membukakan pintu, Ia langsung disuguhkan pemandangan yang menarik, hari ini seperti hari beruntungnya saja.

Gadis berambut pink sebahu dengan mata emerlandnya yang jernih sedang berciuman dengan seorang pria berambut raven serta mata onxy nya yang mengkilat.

"Wow~" kata kagum itu disuguhkan Naruto memang untuk mereka tapi dimata pria onxy tadi, kata itu seperti kata seseorang yang sedang meremehkan.

Sontak gadis berambut pink itu melepas ciumannya, sang pria seolah tak terima.

"Hei dobe ! kau tau kan kalau ini tempat aku dan Sakura berpacaran" Kata pria onxy itu dingin pada Naruto

"Aku tahu Sasuke-teme..." jawab Naruto kalem sambil berjalan mendekati gadis berambut pink tadi yang sekarang sedang duduk-duduk dekat pagar.

"Kalau kau tahu, kenapa datang kesini baka !" Pria onxy yang bernama Sasuke tadi mulai sedikit emosi, belum lagi ia melihat Naruto mendekati pacarnya.

"kau lupa eh ? ini kan tempat kita bertiga berkumpul dulu, iya kan Sakura ?" tanya Naruto kepada gadis berambut pink yang ternyata bernama Sakura , mencoba meminta pertolongan untuk menghadapi sasuke. Sasuke memutar bola matanya,

"Iya, Naruto benar Sasuke-kun. Lagi pula, sudah lama kita tidak berkumpul begini." Jelas Sakura sambil tersenyum mencoba membantu Naruto

"Tapi sayangnya, aku datang kesini bukan untuk berkumpul dengan kalian" jelas Naruto malah cari masalah, Sakura jadi ikutan emosi.

"Lalu apa alasanmu sebenarnya datang kesini baka !" Marah Sakura sambil mengacungkan tinjunya. Sasuke tersenyum meremehkan pada Naruto

"Hei, sebenarnya aku tidak berniat mengganggu kalian, aku hanya mencoba mencari ketenangan... itu saja" Jelas Naruto cepat, sebelum tinju Sakura melayang di wajahnya.

"Oh..."

"hah.. Aku lebih baik pergi saja. Oh, Untukmu Teme aku ada sedikit peringatan, Kau itu kan salah satu Playboy kelas kakap di Konohagaoka, jangan sesekali kau menyentuh pacarku ya ! kau tau sendiri kan akibatnya ?"

"Hmm~ Souka ?"

Kau tau Sasuke, Naruto sangat serius mengatakannya.

"Naruto punya pacar ?" Sakura terlihat antusias mendengarnya.

Naruto hanya diam, ia mengalihkan pandangannya ke halaman sekolah yang ada dibawah sana, matanya terbelalak begitu melihat seorang gadis dengan surai Indigonya berjalan dengan santai dan tampak begitu anggun, gadis itu pun menjadi pusat perhatian dibawah sana. Alis Naruto bertautan kala melihat ada seorang pria yang menghampiri gadis itu, kemudian pria itu langsung mengacak-acak rambut sang gadis, setelah itu keduanya terlihat tersenyum senang.

"..." Sasuke dan Sakura dibuat heran, tumben dibawah sana ada yang bisa menarik perhatian sang Namikaze. Keduanya langsung ikut menoleh ke area halaman sekolah yang menjadi pusat perhatian Naruto.

"Itukah pacarmu..?" Tanya Sasuke sambil menyeringai, Naruto tetap tidak menjawab. Perhatian Naruto masih berpusat pada sang gadis yang sekarang bergandengan tangan dengan pria yang menghampiri gadis itu tadi.

"Hei~ bukankah itu Neji-Senpai ?" Tanya Sakura kembali antusias, sambil menunjuk pria yang menggandeng sang gadis. Iapun beralih menatap Naruto,

"Naruto, kalau gadis itu pacarmu.. sayang sekali ya, ia sudah menjadi milik Neji-Senpai, haha.. Kau telah diduakan oleh gadis itu... hahaha" Dahi Naruto berkerut, mendengar Sakura menertawakannya tetapi ia tetap diam.

"Bodoh~ Lihatlah lagi mereka, terutama mata mereka.. Kemungkinan Neji dan gadis itu memiliki hubungan darah." Jelas Sasuke, Sakura membulatkannya mulutnya seperti huruf O, kemudian kembali mengalihkan pandangan pada Neji dan Gadis itu, tapi sayangnya mereka sudah menghilang di balik gedung sekolah.

"Tapi... aku seperti tak melihat gadis itu sebelumnya" Kata Sakura entah pada siapa, ia menoleh kearah pacarnya dan hanya di balas gidikan bahu dari Sang pacar.

"Aku pergi dulu..." kini Naruto yang dari tadi diam bersuara, setelah itu Naruto langsung menghilang di balik pintu.

"..."


Kelas 10 - 1

BRAK , Pintu belakang kelas terfavorit itu sedikit dibanting oleh seseorang.

"Tenten-chan !" Sang tersangka pendobrak pintu yang mempunyai rambut berwarna coklat namun diurai itu tiba-tiba memanggil dan menghampiri salah satu temannya yang juga berambut sama dengannya dipojok kelas.

"Nani, Matsuri ?" Tanya Orang tersebut yang ternyata bernama Tenten tadi, ia menatap heran temannya yang sekarang sedang terengah-engah dihadapannya.

"Kau tau ? kita nanti akan kedatangan murid baru lho~" ungkap Matsuri tanpa menyembunyikan rasa senangnya, ia melompat-lompat kecil kesana kemari, membuat Tenten heran. suaranya yang cukup nyaring membuat semua temannya menengok ke arahnya.

Tenten menghela nafas. Ia kembali membaca buku novelnya yang sempat terabaikan tadi. Sementara yang lain, kembali sibuk dengan aktifitas nya masing-masing.

"Hal biasa di setiap semester baru, Matsu~" Jawab Tenten malas. Matsuri menatap geregetan temannya yang satu ini. Iapun menggapai pipi Tenten dan mencubitnya.

"ah ittai matsu~"

"Bukan itu maksudku Tenten-chan !" Jelas Matsuri tanpa memperdulikan omongan Tenten tadi, ia menggerakan pipi Tenten kesana kemari, jelas Tenten kesakitan karenanya *POOR TENTEN*

"Ahh Terush Apha makhsudmhu ? Henthikhan Matshu~ Khau mhembuatkhu keshakithan !" Kata Tenten susah payah, sambil mencoba merajuk kepada Matsuri. Merasa kasihan, Matsuri melepas cubitannya.

"Hehehe... Gomen" Matsuri hanya nyengir dengan tampang tak berdosanya di hadapan Tenten.

"uh~ tadi apa maksudmu ?" tanya Tenten kembali sambil mengelus-ngelus pipinya mencoba menghilangkan rasa sakit disana.

BRAK, Kali ini pintu kembali didobrak oleh seseorang

"Teman-teman ! kita akan kedatangan murid baru !" tiba-tiba sang pendobrak pintu yang ternyata seorang gadis itu berteriak pada teman-temannya.

"Telat Temari !" jawab semua penghuni 10-1 itu kompak. Gadis yang bernama Temari itu cemberut mendengarnya, kata-kata seperti sebuah bentakan yang dituju padanya saja(memang ditujukan padanya kan ? :3). Gadis yang ternyata berambut pirang dan diikat empat itu langsung menghampiri Tenten dan Matsuri, yang merupakan sahabat karibnya.

"Temari-chan~ kita juga sedang membahas itu lho~"

"Benarkah ?" Tanya Temari berubah antusias. Iapun segera menghampiri mejanya yang berada di depan meja Tenten dan menaruh tasnya disana, kemudian ia segera berbalik menghadap Tenten dan Matsuri.

"Ceritakan !"

"Kau pikir ini sebuah dongeng ?" Tanya Tenten sweatdrop, iapun bergeser untuk menduduki kursi yang disebelahnya, seolah mempersilahkan Matsuri untuk menduduki kursi yang ia duduki tadi, toh itu memang kursinya Matsuri, sedangkan yang disebelahnya kursinya sendiri. Yap, simpelnya mereka itu teman satu meja.

"Ohya, kudengar Si anak baru itu Saudaranya Neji-senpai lho.." Kata Matsuri sambil menduduki kursinya yang kosong.

"Apa ?" Kini Tenten yang terlihat kaget, Temari hanya mengerutkan dahinya mendengar itu. Seluruh penghuni kelas kembali memperhatikan ketiga manusia yang paling berisik itu saat mendengar nama 'Neji-senpai'.

"Ohya , Jendela !" Temari tiba-tiba memekik, ia pun berdiri dengan gusar. Tenten dan Matsuri kembali sweatdrop.

"Jendela ? Apa maksudmu , Temari-chan ?"

"ahh, tadi aku melihat si anak baru dengan Neji-senpai" Ujar Temari pelan, iapun langsung menempelkan wajahnya ke Jendela, baru ia sadari ternyata sang jendela ada disampingnya. (Temari baka :3)

"Apa ?" sontak Tenten dan Matsuri langsung menghampiri Jendela yang berhubungan langsung dengan pemandangan halaman sekolah.

"..." terlihat Neji yang sedang menggandeng seorang gadis

"Kawaaiii !" Matsuri tidak bisa menahan pekikannya kala melihat wajah sang gadis yang kelewatan imut. Seluruh penghuni kelaspun berbondong-bondong menuju jendela kelas hanya untuk melihat sang gadis.

"kyaa... kawaii ne~"

"Siapa gadis imut itu..?"

"Dia sangat cantik.."

"Eh, bukankah murid barunya ada 2 orang ?"

"..."


BRAK, Kali ini sang Namikaze Naruto yang mendobrak pintu tak berdosa itu lagi (kasian~ pintu kesayangan Mio didobrak 3 kali T^T #plak)

Naruto muncul dengan wajah yang ditekuk, ia masih membatin gara-gara satu hal. Ia kemudian menghampiri mejanya yang berada paling dekat dengan pintu belakang.

'Sial... kenapa aku tidak boleh menghampirimu~ ? sementara Neji.. oke, aku masih bisa mentolerir tindakan itu, karena Neji itu kakak kesayanganmu... tapi bukan berarti aku tidak boleh menyambut kedatanganmu di sekolah ini kan ?' Sambil menumpu wajahnya dengan kedua tangannya, Naruto masih terus saja membatin, tentang sms sang pacar yang baru saja melarangnya untuk menyambut kedatangan, cukup Neji sang kakaknya saja.

Seluruh penghuni kelas Menatap wajah imut sang Namikaze dengan wajah cengo, kebanyakan gadis di kelas itu mulai teriak-teriak gaje.

'Pagi ini tumben Naruto OOC' itulah yang ada dipikiran mereka.

'Memangnya kenapa kalau aku menyambut kedatangan mu Hime~ ?' Naruto masih bergulat dengan pikirannya.

"...To ! woii Naruto.." teriak salah seorang temannya, sambil mengibas-ngibaskan telapak tangannya didepan muka Naruto, Naruto langsung tersadar.

"Aish... kau ini kenapa sih Kiba !" kata Naruto sambil menyingkir tangan Kiba menjauh dari mukanya.

"Kau yang kenapa, baka ! pagi-pagi sudah memasang wajah cemberut nan imut begitu" orang yang dipanggil Kiba itu menjawab dengan cepat pertanyaan Naruto sambil menahan tawanya.

"Apa maksudmu imut, eh ?" tanya Naruto kembali menahan amarah.

"Lihat saja para gadis yang tadi cekikikan dan teriak gaje dikelas ini, gara-gara melihat tampangmu itutuh" balas kiba yang mendengar melotot tidak suka, iapun tanpa segan-segan me-deathglare semua temannya yang ada dikelas itu. Tapi sayangnya itu sama sekali tidak mempan.

"Arrgh... lupakan ! jangan ganggu aku Kiba" Naruto langsung menghilangkan kepalanya(?) dibalik kedua tangannya, dan kembali berkutat dengan pikirannya tentang Hinata. Kiba hanya menggidikkan bahunya, kemudian pergi dari meja itu sesegera mungkin, tak berniat menggangu Naruto.


"Nah.. Terima kasih Niisan, sudah mengantarku~" Kata Hinata sambil tersenyum, di depan sana ada Ino yang sedang menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya, Ino sendiri sudah berada di depan ruang kepala sekolah. Iapun melepas hati-hati genggaman Neji, kemudian tersenyum lagi.

"Hn... nanti di kelas hati-hati ya~" balas Neji membalas senyum Hinata, ia kembali mengacak-acak rambut Hinata.

"Niisan ! berhenti mengacak rambutku!"

"Habisnya kau itu imut sekali~.. haha, oke niisan pergi~ jaa !" hanya di depan Hinata Neji bisa out dari karakternya, Nejipun langsung pergi meninggalkan koridor lantai empat khusus ruang guru itu. Hinata hanya mengangkat tangannya membalas lambaian Neji.

"Ekhem ~"

"Apa ?" balas Hinata acuh kala Ino berdehem padanya. Hinata pun menghampiri Ino dengan malas.

"Kau tidak bilang akan diantar oleh Neji-nii kesini~" Kata Ino sedikit ngambek pada Hinata. Hinata tidak menjawab, ia hanya melewati Ino, Hinata membuka pintu ruang kepala sekolah yang kini ada di depan mereka. Ino mencibir tidak jelas, ia tidak mempersalahkannya toh itu memang sifat sahabatnya.

Cklek

"Konnichiwa ~"


"Selamat pagi semuanya !" sapa seorang guru bermasker yang sekarang berada di depan kelas 10-1.

"Pagi, Kakashi-sensei~" alih-alih menatap sang sensei tapi sebagian murid malah menatap kearah pintu, seolah menanti kedatangan seseorang di balik sana.

"Kalian sedang menatap apa ?" tanya Kakashi heran, tiba-tiba Matsuri mengangkat tangannya, mencoba bertanya pada sang sensei. Seperti sebuah refleks, semuanya langsung menoleh kearah Matsuri.

"Sensei~ bukankah hari ini kita kedatangan murid baru ya ?" Tanya Matsuri membuat Kakashi menghela nafas.

"Entahlah, mana kutahu... yang terpenting sekarang kumpulkan pe er kalian yang semester lalu sensei berikan !" Titah Kakashi, membuat yang lain menghela nafas. (kelas 10-1 ini benar-benar kompak)

"Ha'i sensei~"

Tiba-tiba, Cklek

"Selamat datang !" teriak semuanya sambil berdiri mencoba menyambut seseorang yang benar-benar akan datang lewat pintu depan. Tapi tak disangka-sangka yang membuka pintu itu ternyata adalah Uchiha Sasuke beserta sang pacar. Semuanya langsung lemas dan kembali duduk. Sementara Sakura dan Sasuke terlihat Sweatdrop mendengar sambutan semua temannya.

"Uchiha-san, Haruno-san ?" Kakashi-Sensei menautkan alisnya,

"Iya sensei ?" jawab Sakura sambil tersenyum.

"Duduklah .." Sasuke dan Sakura baru saja mau berjalan kearah mejanya masing-masing kalau Senseinya ini tidak bersuara lagi...

"Kesananya dengan jalan jongkok" Sakura dan Sasuke kembali Sweatdrop, semua yang mendengarnya cekikikan gak jelas.

Baru saja Sakura dan Sasuke berniat jongkok, sang pintu terbuka lagi.

Cklek,

"Selamat datang !" lagi-lagi kelas 10-1 ini Kompak sekali.

"Ah~ itu hanya Tsunade-sama~" sahut Tenten kurang senang. Yang dipanggil Tsunade-sama itu terlihat manautkan alisnya.

"Ada apa Tsunade-sama ?" Tanya Kakashi sopan, iapun segera menaruh berkasnya diatas meja kemudian menghampiri Tsunade.

"Tidak Kakashi ~. Aku hanya mengantar kedua anak ini" Balas Tsunade sambil menggandeng Ino dan Hinata yang ada diluar kelas, memaksanya masuk kedalam kelas.

"Wahh~"

'Akhirnya datang !' Batin penghuni(?) kelas 10-1 menjerit.

Hinata dan Ino meringgis, kala Tsunade menggengam pergelangan tangan mereka dengan sangat kencang, buktinya pergelengan tangan mereka berwarna kemerahan sekarang.

"Aish~" yang mendengarnyapun jadi ikutan ngilu, Tsunade segera melepaskan genggamannya setelah Hinata dan Ino sudah berada di depan kelas.

"Nah~ aku pergi dulu..." Blam ! dan pintupun langsung ditutup.

"Aish~ sakit sekali Hinata" ringgis Ino sambil mengusap-ngusap pergelangan tangannya.

"Hn.. pergelangan tanganku sampai berwarna merah begini..." sahut Hinata ikut menyuarakan isi hatinya(?).

"..." Murid 10-1 hanya menatap mereka dalam diam. Sasuke dan Sakura yang merasa diabaikan mulai berdiri lagi, lama-lama kaki mereka pegal juga kalau jongkok terus.

'Oh~ Pacarnya Naruto itu murid baru ternyata~' Batin Sasuke dan Sakura kompak

"..." Hening, Ino mulai menyadari keadaannya.

"A-ahaha.. K-konnichiwa !" Ino menyikut lengan Hinata mencoba meminta bantuan. Hinata hanya diam, tapi matanya mencoba mencari sesuatu. Ino mengela nafas dalam diam, Ino memejamkan matanya, sedetik kemudian Ino membuka matanya dan langsung tersenyum manis pada semuanya.

"Konnichiwa Minna-san ! Hajimemashite... Watashiwa Yamanaka Ino desu~ Yoroshiku Onegaishimatsu !" Kata Ino lantang sambil membukukkan badannya memulai perkenalannya.

"Hyuuga Hinata desu~ Yoroshiku !" Setelah Ino, Hinata langsung memperkenalkan diri, setelah itu Iapun ikut membungkuk seperti Ino.

"kawaii!" Teriak yang lain setelah acara perkenalan selesai, Kakashi mulai pusing melihat ada keributan.

"Oke... diam semuanya~" Kata Kakashi mencoba menenangkan murid-muridnya, tak disangka-sangka usahanya itu berhasil, kemudian Kakashi menoleh ke arah Hinata dan Ino, ia kemudian beralih menoleh ke arah murid-muridnya

"Nah... Ada yang mau mengajukan pertanyaan ?"

Semuanya langsung mengacungkan tangan, tapi yang terlihat paling cepat adalah tangan Sasuke.

"Iya, Uchiha-san ?"

"Kau manis sekali Hyuuga Hinata~" Semua langsung mendelik kearah Sasuke, dan yang lebih mendominasi adalah delikan dari Sakura juga Naruto. Sayangnya Hinata hanya menatap datar Sasuke.

"Itu bukan pertanyaan Uchiha-san. Oke, ada lagi ?" Kiba langsung mengacungkan tangannya.

"yap, Inuzuka-san"

"Hyuuga-san~ apa kau sudah punya pacar ?" Kini semuanya menatap Kiba, tapi Kiba sendiri hanya menatap Hinata, seolah-olah sangat menanti Hinata menjawab pertanyaannya.

Hinata terdiam, Ino menatap ngeri Hinata. Iapun sedikit pundung, karena tidak ada yang bertanya tentangnya. Sasuke dan Sakura mulai tau keadaan, tapi mereka membiarkan Hinata menjawab saja. Dasar~

Hinata memiringkan kepalanya, mencoba melihat seseorang dibelakang sana yang sedang menyeringai kearahnya. Hinata membalas seringaian pemuda itu, sekarang pemuda itu menghentikan seringainya karena ia merasakan sebuah firasat buruk.

"Itu urusan pribadi Inuzuka-san~ ok, cukup basa-basinya, Yamanaka-san.. Hyuuga-san silahkan du-" perkataan Kakashi tiba-tiba dipotong oleh Hinata

"Tidak apa-apa sensei... aku akan menjawab pertanyaannya" Semuanya dibuat kaget tak terkecuali Naruto. Ino kini melotot menatap Hinata.

"Aku mempunyai seorang pacar... dia itu tidak tampan... tidak pintar.. justru cenderung bodoh... dia itu semaunya, dia tidak baik juga tidak pengertian...emosinya terhadapku pun sangat besar" Naruto meringgis mendengarnya.

'Hinata-no baka~, berani sekali berkata bohong begitu'.

Sementara Sasuke hampir saja tertawa lepas kalau sekarang ia tidak menjaga imagenya di depan teman-teman.

"Lalu, kenapa kau mau berpacaran dengannya ?" tanya Kiba kembali tak terima. Hinata tersenyum

"Karena hatiku sepenuhnya telah dimiliki olehnya~" Jawab Hinata sambil tersenyum sangat manis, hati para lelaki luluh seketika. Naruto menyembunyikan rona merahnya.

'Apa dia berusaha menggombal ?' Tanya Naruto pada dirinya sendiri.

"Siapa dia Hyuuga-san ?" kini Temari bertanya dengan wajah penuh penasaran.

"..." Ino kini menatap Hinata serius. Hinata membuka matanya, sementara seseorang dibelakang sana mulai berkeringat dingin.

"Namikaze Naruto..."

"..."

"..."

"APA !?"


.

To Be Continue

.


Ekhm~ Halo Minna-san ! percaya gak Mio baru disini ? Mio itu sebenernya hanya seorang reader lho~ *mulai curhat* terus berusaha bertransformasi menjadi Author :DD . Mio gabung di FFN tahun kemarin, dan Mio menjadi salah satu Silent Reader yang aktif tahun itu #plak ! dan baru-baru ini Mio bikin akun FFN dan akhirnya Mio jadi Author ! #yeay# . Mio tahun lalu gak langsung jadi Author karena Mio sendiri masih takut... Akhirnya Mio belajar dan belajar dari bulan ke bulan~ buat bikin Cerita dan hasilnya ini dia ! dengan Cerita yang gaje dan dengan judul ceritanya juga yang amburadul~. Ok, Hari ini Mio mulai berani deh ! *digampar* tapi kenapa juga harus jadi Authornya saat mau UN gini ? T^T *abaikan*

Yups, terima kasih yang mau dengan curhatan Mio ! semoga ada yang baca Cerita Mio ini ya ! ^.^ amin..

.

Silahkan Review, enggak juga enggak apa-apa^.^ . soalnya Mio juga baru satu- dua kali Review di fanfic orang . Nah~ Pasti Mio dapet karma nih ,

Hmm~ Kalau ada Review Mio pasti seneng~, kalau ada yang nge-fav atau Follow, Mio jauh lebih seneng ! emm, kalau ada yang nge-flame pun itu akan menjadi sebuah pelajaran buat Mio kok ^.^ (tapi flamenya yang membangun ya~). #plak

Kalau Reader-san semangat, Mio pun jadi semangat ngelanjutin ceritanya~

(Tapi gak janji kalau Update kilat... soalnya sibuk UN hehe~ #plak)

Uh, jadi deg-deg kan

Minna-san ~ Mohon bantuannya ^^ Onegai ~ !

Ok , Jaa ne~ ^.^

Mio Himeka desu~