Six Month to Alive

Disclaimer: Naruto milik om Masashi Kishimoto bukannya punya saya

Story: Aki no Shimotsuki

Pairing:NaruHina slight SasuSaku

Genre:Hurt/Comfort, Romance

Warning: AU, gaje, romance hancur, OOC, alur cepat, typo dan death chara

Happy Reading


Hidup adalah hal yang paling indah yang Tuhan berikan kepada kita, dimana dari kata tersebut kita dapat melihat, mendengar, merasakan, mengecap dan mencium. Hal itu merupakan anugerah dari Tuhan kepada kita yang begitu penting dan harus dirawat, bukan ? Namun apa yang terjadi jika kelima hal penting itu lumpuh ? Apakah kita akan kehilangan arti hidup dan menyerah begitu saja membiarkan kelima hal itu menghilang dan terus hidup tanpa kelima hal yang penting itu. Tentu saja kelima hal penting itu tidak penting karena yang terpenting dalam hidup adalah-

.

.

Mendadak semua yang ada dipikiran pemuda berambut blonde itu hilang, entah kenapa dia lupa akan satu hal itu sebelumnya ia ingat akan apa yang akan ditulisnya, namun hal itu ia ingat 2 jam yang lalu kemudian dia tertawa hambar, dasar otak ini susah diajak berpikir sedikit saja, selanjutnya yang dilakukan pemuda itu hanya bermain game di laptop kesayangannya, sambil menyesap cappuchino yang mulai mendingin itu. Disaat tengah asyik bermain game seseorang nampak menepuk pundaknya dan membuatnya menoleh kearah tepukan itu

"Naruto-kun ?"

Pemuda yang dipanggil cuma bisa tersenyum kemudian dia nampak mengisyaratkan seseorang itu untuk duduk didepannya, kemudian Naruto nampak menutup laptopnya dan nampak ia memanggil pelayan cafe tersebut dan memesan minuman untuk orang didepannya.

"Bagaimana kabarmu, Shion ?" Tanya Naruto kepada seseorang yang bernama Shion itu.

"Baik, kok. Kalau kamu sih nggak perlu ditanya dilihat dari raut wajahmu itu kamu keliatan sangat sehat, hahaha." Jawab Shion sambil menyempatkan diri untuk tertawa

Naruto cuma bisa tertawa mendengar kalimat Shion tadi sudah lama sekali tidak ada orang yang menanyakan kabarnya, selain kembarannya yang menyebalkan itu atau kakaknya yang punya selera humor paling rendah sedunia. Kemudian nampak pelayan cafe itu mengantarkan satu cappuchino blend pesanan Shion.

"Jadi sekarang kau sekolah dimana ?" Tanya Shion

"Konoha Internasional High School." Jawab Naruto singkat

"Dan kau tidak bertanya dimana aku bersekolah ? Jahat sekali kau Naruto-kun"

Dan nampak Shion mengerucutkan bibirnya setelah perkataannya tadi, Naruto hanya bisa tertawa melihatnya dan membuat Shion mau tak mau melayangkan tinjunya kedepan wajah sang pemuda berambut blonde itu.

"Hahaha, maaf deh maaf. Aku nggak bermaksud untuk nggak bertanya, tapi sepertinya melihatmu sekarang ini aku sudah tahu kok kamu bersekolah dimana"

Shion yang tengah meminum cappuchino blend miliknya langsung tersedak mendengar kalimat Naruto tadi dan nampak sekali Naruto tertawa semakin kencang melihat tingkah teman satu SMP nya itu.

.

.

Reuni tadi siang dengan Shion membuat Naruto mengingatnya masa SMP nya yang begitu banyak masalah dan yang jelas ia sering keluar masuk ruangan BP/BK, namun tidak ada satu orang pun yang membayangkan bahwa sang pembuat onar mampu masuk ke sekolah elit seperti Konoha International High School atau KISH dengan bantuan beasiswa siswa berprestasi dan ia sendiri juga tidak menyangka kenapa bisa ia masuk ke sekolah itu lewat jalur beasiswa dan sekali lagi ketika ia mengingat hal itu ia hanya bisa bersyukur dan berjanji nggak akan sering buat onar, yah walaupun terkadang ia sering melakukannya namun dalam frekuensi yang wajar.

.

.

Pagi yang tenang, namun tidak setenang keadaan kediaman Namikaze, memang pagi ini banyak hal yang mengejutkan dikediaman keluarga tersebut, pertama Naruto dan Menma bangun lebih cepat dan tidak berebut kamar mandi, kedua Kyuubi nampak tenang dan tidak mengusik adiknya dan yang terakhir tumben banget Kushina sang ibu dalam mode diam alias nggak cerewet dan itu membuat sang kepala rumah tangga Namikaze Minato cengo setengah mati

Ada apa dengan mereka berempat ? Apa ini mereka atau ini orang yang tengah menyamar menjadi mereka

Begitulah batin Minato berasumsi, ia nggak mungkin langsung memukul istri serta anak-anak tercintanya dengan balok kayu agar mereka mengakui siapa mereka, ia masih berpikiran waras mengingat disini ada duo monster, yang bisa membuatnya masuk rumah sakit bukan pergi meeting keluar kota

"Siapa kalian ?"

Satu pertanyaan yang meluncur dari mulut ayahnya itu membuat Naruto dengan heran memandang ayahnya dan nampak menahan tawanya, kemudian ia tertawa lepas membuat Minato bingung, kecuali ketiga orang yang masih makan dengan tenangnya

"Kami ya kami otou-san, memangnya kenapa sih ?"

Tapi pernyataan Naruto tadi itu membuat Minato semakin bingung dan kemudian ia nampak mengacak rambutnya frustasi, kemudian dia segera beranjak dari bangkunya dan menuju ke ruang keluarga

"Apanya yang kami ya kami itu Naruto-kun, kalian terlihat seperti alien!"

BLETAK

.

.

Satu hal yang Minato tahu, jangan pernah mengganggu pagi tenang sang istri atau dia akan merasakan jitakan maut dari istrinya yang akan membuat sel otaknya runtuh. Kemudian dia memandang Naruto, nampak sang anak begitu pucat seingatnya tadi dia nampak baik-bak saja

"Naruto-kun, kamu kenapa ?"

Semua yang ada dirumah itu memandang Naruto, nampak pemuda itu diam dan nampak pucat apa yang terjadi ? Bukankah tadi dia nampak baik-baik saja ? Entah mengapa melihat anaknya itu perasaan Minato jadi nggak enak. Naruto merasakan sakit dibagian selangkangannya membuatnya sulit untuk duduk, namun ia nggak mungkin bilang itu kepada ayahnya yang akan berangkat kerja bukan ? Jadi lebih baik dia berbohong saja dulu mungkin sakit ini cuma sementara

"Aku baik-baik saja"

TBC


Halo minna-san, perkenalkan aku author baru harap maklum saja kalau cerita ini jadi gaje atau OOC gitu, daripada itu aku mohon saran atau kritik kalian, supaya kedepannya tulisan ini jauh lebih baik daripada itu dan kutunggu kritik atau sarannya dikotak review, bye minna-san #menghilang