ANGEL OR DEVIL?!
Cast : Oh SeHoon.| Xi Luhan.|
Other Cast : Kim JongIn.| Jeon JungKook.| etc.|
Pair : HanHun.
Genre : Fantasy.| Romance.|Thriller.| etc.|
Summary : Percaya mimpi? Sehun tidak, tapi ia bertemu dengan namja yang ada dalam mimpinya...
RE:MAKE FROM COMIC ORIE MORO WITH SAME TITLE.
INTRO CAST!
Name : Xi LuHan. Prince Of Darkness, Son Of Darkness Goddes. Soulmate for Prince Of Kindness.
Name : Oh SeHoon. The Human Being. Son Of South Korean Prime Minister. Has a title 'Prince Of Kindness'. Soulmate for Prince Of Darkness.
Name : Kim JongIn. Has a title 'King Of Handsome Boy.' Son Of Religious Sister at School Church. BestFriend with Sehun From Child Period. Luhan's Rival.
Name : Jeon Jungkook. Has a Title 'Prince Of Sadistic'. Son Of Desainer No.1 at South Korean. BestFriend with Sehun from Child Period. Luhan's Rival too.
Deru nafas saling bersahutan didalam hutan dengan latar kegelapan malam itu. seorang namja manis berlari dengan raut ketakutan sambil menutup telinganya.
"kemarilah..."
"TIDAK!"
Namja manis itu berteriak gelisah ketika kaki jenjang berbalut celana jeans tersandung akar pohon yang menjulur tepat didepannya.
"akh.."
Sehun, namja manis itu membuka matanya perlahan. bukannya tanah lembab yang didapatinya, melainkan sebuah labirin yang terdapat sebuah cermin besar.
"siapa?" Ucapan yang pertama kali dilantunkannya ketika melihat sesosok bayangan terpantul dicermin itu. kepalanya dengan refleks menoleh kebelakang, mencari sosok yang terpantul dicermin.
"Aku..."
sehun maju beberapa langkah, ingin melihat lebih jelas wajah namja rupawan didalam cermin. ketika tangan sosok itu mulai terangkat, tangan namja manis didepannya juga ikut terangkat.
"...sudah lama menunggumu."
Ketika ujung jari mereka bersentuhan, cahaya labirin itu redup oleh kegelapan yang mulai merayap.
"welcome into my world,Prince of kindness."
walaupun sekilas, tapi sehun tau kalau sosok itu menyeringai.
"SEHUN!"
Bruk!
'mimpi?'
"kalau gak bersiap nanti terlambat." teriak ibunya lagi dari luar kamarnya. sehun tersenyum, hanya sebentar karena setelah itu ia menyadari kalau pipinya basah.
'Aku menangis?!'
Ingatan sehun kembali menuju mimpinya, sedetik kemudian ia tertawa kencang dan melompat dari atas kasur menuju jendela kamarnya. Membuka tirai dan langsung disuguhi pemandangan taman rumahnya yang sudah bak istana dinegeri dongeng.
"KEREN~!"
Pasti disuatu tempat dibelahan bumi ini...
Ada Pangeran Tampan yang sedang menungguku...
"Nggak Percaya. udah lah, sehun. ingat gender dong, masa punya impian kayak yeoja sih? pangeran apanya?cih."
Sehun merengut kesal. ia berjalan mendahului jongin dan menghadang namja tampan berkulit tan itu.
"Ya! Kau seharusnya mempercayaiku, kau 'kan teman masa kecilku. kenapa tak mau percaya? dasar jelek." Bibir tipis sewarna cherry itu membentuk pouting.
"Aku bosan mendengar Khayalanmu itu, Tuan Muda Oh." ejek jongin sambil berjalan dengan gaya cool-nya. sekilas dilihat tidak akan tau kalau jongin itu sebenarnya taat beragama, jelas 'kan ibunya biarawati digereja sekolah.
"Kau kejam! huee...Jungkook." sehun berlari masuk kelas lalu duduk di atas meja temannya, jungkook.
"Selamat pagi, sehunnie." ucap jungkook dengan senyum manis. Dia adalah 'Peramal' dikelas mereka. Jungkook bisa meramal nasib teman-temannya dari kartu. tak ada yang mengetahui sifat asli jungkook yang sangat kejam dan suka menjahili temannya, yang tau cuma sehun dan jongin.
"Ah, apa nasibku hari ini,jungkook-nnim?"
Jungkook tertawa melihat mata sehun berbinar cerah. ia mengambil setumpuk kartu dari dalam tasnya. lalu mulai menebar kartu itu secara acak.
"Sehunnie, nasibmu hari ini adalah Takdir Percintaan..."
Sehun bertepuk tangan dengan gembira,membuat yang melihatnya tersenyum.
'Takdir Percintaan..?'
"...Kata kuncinya adalah 'Mimpi'..."
Sehun memukul bahu jongin pelan. "Tuh 'kan, Mimpi."
"...Dan Perpustakaan." Lanjut jungkook membuat sehun diam seketika.
'Per-perpustakaan?.'
"Wah, kebetulan sekali hari ini aku akan keperpustakaan Souviens di Distrik Nonhyeon-Dong."
Jongin mengernyit lalu tersenyum lebar. "Kau akan pergi ke perpustakaan hantu?"
"Heh?"
"ya. perpustakaan souviens itu banyak menyebarkan virus 'hantu.' konon, yang pergi kesana tak kan bisa kembali lagi."
Sehun agak merinding mendengar cerita jongin. tapi kemudian teringat kalau jongin itu suka bercanda, ia lalu tertawa dan duduk ditempatnya.
"eng? jungkook, ada kartu yang tertinggal dikotaknya." ucap jongin sambil melirik kotak kartu jungkook. yang ditanyai memucat dan dengan cepat mengambil kartu itu.
jongin yang mengira kalau jungkook itu memucat karena malu hanya melengos tak peduli. ia segera duduk dimeja sehun sambil bercanda dengan teman manisnya itu.
'Sehun, berhati-hatilah. ada sesuatu mengerikan yang akan menantimu.' batin jungkook ketika melihat gambar kartu itu.
Malaikat kematian.
yah, sebenarnya sudah terjadi sih.
Sehun menatap gerbang perpustakaan itu dengan ngeri bercampur penasaran. ia mendorong pagar berkarat sehingga menimbulkan bunyi berdecit lalu menuju pintu yang sangat besar. ia membuka pintu dan memasukkan kepalanya terlebih dahulu. melihat tidak ada orang, sehun tersenyum puas.
"tinggal mengambil bukunya lalu pergi." ia berjalan menuju rak buku yang menyimpan buku-buku dongeng dan mitos yang akan dipinjamnya. dengan bersenandung kecil ia memilih buku yang menurutnya menarik.
namun gerakan tangannya terhenti ketika melihat buku dengan judul 'romeo and juliet' seperti bergerak kebelakang. baru akan beranjak pergi, seluruh buku dirak buku tersebut berpindah tempat dengan sendirinya. sehun akan berteriak namun tercekat.
punggungnya tidak sengaja mendorong buku 'Story Of Shakespear' dan rak buku itu terbelah dua.
sehun berdecak kagum. ketakutannya terlupakan sementara ketika melihat sebuah istana-menurutnya- didalam rak buku itu.
ia melangkahkan kakinya masuk dan langsung menyesal. Saking asyiknya melihat desain interior rumah itu, sehun tidak menyadari kalau ia sudah mencapai pagar pembatas yang lebih rendah dari pinggangnya.
Kakinya tergelincir dari pagar pembatas lantai dua. sehun menutup matanya erat menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya.
Bruk.
'kok empuk,sih?'
Sehun dengan perlahan membuka matanya. iris caramelnya berserobok dengan mata segelap malam milik entah siapa lah itu. sehun akui orang ini sangat-sangat tampan. mata rusanya bersinar sendu dan ia memakai pakaian seperti tuan muda zaman dulu.
"siapa kau?" tanya sehun pelan.
orang itu tidak menjawab. ia membawa tangannya menuju—sehun kira—pipi empuk milik sehun. namun sehun salah, tangan kekar itu menuju bibirnya dan mengelusnya pelan.
"bibirmu lembut dan kenyal." ucap orang itu datar.
Sehun berjengit kesal. ia memukul dada orang itu dan langsung berlari jika saja orang itu tidak mencekal lengannya dan menariknya untuk berbaring dengan posisi menghadap keatas.
"kau mau kemana? aku sudah lama menunggumu. tadi malam aku bermimpi bertemu denganmu dan ketika bangun aku menangis."
Sehun terdiam. 'sama dengan mimpiku.'
"tinggalah disini. bersamaku. kita akan menciptakan keturunan yang benar-benar ajaib dan tampan."
Tak butuh waktu lama bagi sehun untuk memberontak. Ia menyikut perut orang itu dengan keras lalu berlari menuju pintu keluar, tangannya telah memegang handel pintu dan namja cantik itu tersenyum puas.
Bruk.
Sehun termangu dengan wajah yang merona merah. Tangan orang itu mengurungnya diantara pintu dan berbisik dengan lembut ditelinganya.
"kau mau kemana?"
Menggeleng pelan, sehun mencoba membasahi kerongkongannya yang terasa kering. Ia mencoba berbisik dengan suara yang terdengar sinis tanpa hasil. Orang itu tertawa, lalu menjilat sedikit telinga sehun.
"kau mau mengatakan apa, princess?"
"kumohon, lepaskan aku." Bisik sehun dengan suara yang bergetar.
Orang itu bergumam. Ia melepaskan tangannya dan menaruh kepalanya dibahu sehun.
"tak bisakah kau tinggal disini?" tanya orang itu lirih. Tangannya melingkari pinggang sehun dan memeluk perut ramping sehun dengan erat.
"aku memiliki rumah sendiri, dan juga aku harus sekolah. Aku bahkan belum —"
Orang itu membalik sehun secara tiba-tiba dan menyatukan bibir mereka. Mata sehun membulat. Bibir orang itu terasa manis dan terus melumat bibir tipis sehun. Bunyi 'plop' terdengar ketika orang itu memisahkan tautan mereka.
"—mengenalmu." Lanjut sehun dengan shock. Ia memegang bibirnya yang membengkak dan langsung berbalik untuk membuka pintu.
"sampai jumpa lagi, sweetheart."
Blam.
Sehun menggerutu pelan. "sampai jumpa lagi? Aku harap aku tidak akan pernah bertemu dengannya lagi."
TBC! next or stop?
