Disclaimer : Masashi Kishimoto
Warning : OOC and AU
.
.
.
Kiss Me Slowly
.
.
"Tu-Tunggu dulu Sasuke-kun!" pria itupun menghentikan aksinya.
"Memangnya kenapa?"
"Eh…umm…anu…" wajah gadis itu memerah malu.
Pria yang berambut biru tua itu menarik diri, melebarkan jarak antara dia dan gadis itu dengan ekspresi yang sama. "Jangan bilang kalau kau tidak siap." dengan nada sedikit kecewa.
"Bu-Bukan begitu. Aku bukannya belum siap, tapi…" ia menyentuhkan kedua jari telunjuknya, kebiasaan lama yang membuat Sasuke ingin segera menyentuhnya.
"Umm… Wa-Waktu ciuman pertama di atap itu 'kan kau memaksaku…" wajahnya jadi semakin merah dan semakin tertunduk mengingatnya. Oh, ya. Sasuke ingat betul saat ia membenturkan tubuhnya ke dinding, mencengkram tangannya dan membenturkan bibirnya ke bibir gadis bermata lavender itu. Mendengar rintihan gadis itu dan penolakannya. Dan betapa inginnya dia melakukan hal itu sekali lagi.
"La-Lalu… Waktu ciuman kedua kau langsung merebutnya begitu saja dariku." Kalau tidak salah — seingat Sasuke — waktu itu mereka berdua ada di perpustakaan. Saat itu ia memberi ciuman kilat untuk pacarnya tanpa memberi aba-aba atau peringatan apapun. Pacarnya itu langsung bengong, lalu ketika mulai bisa memproses apa yang baru saja terjadi, wajahnya yang semula pucat semakin memerah dan semakin memerah sampai semerah tomat dan akhirnya ia pingsan di tempat. Menimbulkan keributan di perpustakaan. Sasuke masih ingin tertawa keras-keras kalau ingat kejadian itu, tapi harga dirinya yang tinggi tidak membiarkan hal itu terjadi.
"Lalu kau mau apa Hinata?" tanyanya dengan senyum jahil.
"Umm…" wajahnya masih memerah, "…se-setidaknya… biarkan kali ini aku yang… umm…"
"Hmm…?"
Wajahnya blushing, "Ka-kali ini bi-biarkan aku yang umm… me-melakukannya…" Sasuke mengerjap. Baru kali ini dia mendengar hal seperti ini dari pacarnya. Hanya satu hal yang ada di pikirannya 'menarik'.
"Ok, Hinata," katanya sambil duduk, mengambil tempat di sebelah gadis berambut biru cobalt itu. "Kali ini kubiarkan kau melakukannya." Dia menutup mata. Senyum jahilnya jelas terlihat di wajahnya.
Hinata yang masih sedikit ragu dengan permintaan dadakannya mendekati wajah Sasuke. Ia memperhatikan segala seluk beluk wajah Sasuke. Kulitnya yang putih dan halus melebihi kulit Ino walaupun gadis pirang itu itu sudah memakai banyak pemutih dan penghalus kulit dari berbagai merk dan jadi seperti sekarang. Alis matanya tebal, hidungnya, bibirnya, terstruktur dengan indahnya. Tidak heran banyak wanita yang tergila-gila padanya.
Perlahan-lahan ia mendekat, tetapi ia berubah pikiran untuk memberi Sasuke ciuman di pipi saja karena terlalu malu melakukannya di bibir. Tetapi dengan menyandang predikat sebagai cewek-paling-pemalu di sekolah, ia tetap tidak bisa melakukan hal tersebut.
Sasuke yang merasa sudah cukup lama menunggu membuka salah satu matanya dan melirik Hinata yang tertunduk merah karena malu. Membuatnya ingin tertawa.
"Kapan aku mendapatkan ciumanku?" katanya sambil kembali menutup mata. Hinata makin blushing. Menerima tidak adanya respon, Sasuke mulai angkat bicara lagi, "Kalau tidak, apa aku boleh melakukan yang biasa?" Dia mengangkat dagu Hinata dan mendekatkan wajahnya.
"Umm…" matanya melihat ke arah lain. "Bi-bisa kita me-melakukannya be-berdua?"
"Hmm…Tutup matamu." Hinata menutup matanya. Sasuke tersenyum, mendekatkan wajah dan menutup matanya. Bibir mereka bertemu untuk kesekian kalinya. Waktu terasa berjalan lambat dan yang mereka lakukan hanya mempertemukan bibir mereka dan memperkecil jarak antara mereka berdua.
