Author's Note:
Pengen bikin fanfic panjang tapi belum kesampaian. Jadinya bikin semacam kumpulan drabbles dengan lima prompts berbeda. Fanfic pertama untuk Fandom Inuyasha. Mohon bantuannya! :D


Disclaimer:
I do not own Inuyasha. Inuyasha belongs to Takahashi Rumiko-sensei.


An Inuyasha Fanfiction,

Fangs and Flowers

by: Nad


Youkai

Rin bukanlah anak yang benar-benar pemberani. Ia tahu kapan harus mundur dan kapan harus maju di saat ia harus memilih. Tetapi ketika pertama kali menemukan Sesshoumaru yang terbaring penuh luka, ia tak bisa memilih mundur meski Sesshoumaru sekalipun telah berusaha menggertaknya. Karena saat itu, baginya Sesshoumaru justru terlihat seperti anak anjing yang terus menggonggong penuh rasa tidak percaya kepada manusia yang telah membuatnya terluka.

.

Makanan

Sesshoumaru sudah berkali-kali mengusirnya, juga menolak makanan darinya. Tapi Rin tidak bisa menghentikan dirinya untuk terus menyediakan makanan bagi Sesshoumaru, bahkan jika itu berarti ia harus mencuri ikan di tambak orang-orang desa. Karena meskipun selalu ditolak, pada akhirnya Rin juga selalu menemukan makanan yang ditawarkannya itu hilang pada keesokan harinya—bahkan hilang bersama tempatnya. Ketimbang berpikir bahwa makanan itu dibuang entah dengan cara yang bagaimana, Rin lebih suka menganggap Sesshoumaru memang telah memakannya.

.

Bisu

Sudah sangat lama Rin tidak mampu berbicara. Menyaksikan kedua orangtuanya mati terbunuh dengan mata kepalanya sendiri menyebabkan trauma yang sangat dalam baginya. Ia bahkan tidak menangis, berteriak, atau setidaknya mengaduh saat orang-orang desa memukulinya. Tetapi sejak ia mati dan dihidupkan kembali, entah karena kekuatan Tessaiga atau karena pengaruh Sesshoumaru, yang sering kali terjadi sekarang adalah…

"Diamlah, Rin, berisik."

"Baik, Sesshoumaru-sama!"

.

Bunga

Rin sangat menyukai bunga. Bunga itu indah, bunga itu wangi. Saat berpetualang mengikuti Sesshoumaru, ia bisa menjelajahi bunga-bunga yang belum pernah ia lihat seumur hidupnya. Sedangkan Sesshoumaru, seperti biasa, bersikap acuh tak acuh jika Rin berhenti hanya untuk bermain dengan bunga, tidak pula menerima buket bunga kecil yang Rin sodorkan padanya. Tetapi itu tidak menyurutkan semangat Rin. Karena bukan hanya sekali ia bisa mendapati tuannya itu tertidur di sisi atau bahkan di atas lautan bunga—dan membuat bunga-bunga itu terlihat lebih cantik lagi dari biasanya.

.

Bulan

Bagi Rin, Sesshoumaru identik dengan bulan. Entah karena simbol bulan sabit yang ada di dahi tuannya itu, karena warna bulan yang kadang serupa dengan warna rambutnya, atau anjing-anjing yang kadang melolong ke arah bulan purnama seperti serigala. Yang pasti, setiap kali Rin tidak bisa tidur karena merasa kesepian atau merasa kehilangan Sesshoumaru, ia akan berjalan keluar meninggalkan rumah nenek Kaede untuk memandang bulan dari sisi sungai.

Dan tidak ada hiburan yang jauh lebih baik ketimbang saat ia melihat bayangan kecil milik tuannya yang tengah terbang ke arahnya dengan bulan sebagai latar belakang.

[To be continued...]


.

.

.

Bagian untuk Sesshoumaru belum selesai, masih butuh satu atau dua prompt lagi. Ada ide/request mungkin?

Reviewlah kalau tidak keberatan, Kawan! :)