PROLOG

Kata-katamu telah meresap di hatiku, meracuni akalku dan melumpuhkan sarafku.

Kau benar.

Teramat benar.

Terimakasih karena telah menyadarkanku.

Tapi aku terlanjur melukaimu, membuatmu menjauh dariku, membuatmu selalu melarikan diri dariku.

Aku hanya bisa memandangmu dari jauh. Terlebih dirimu tidak pernah menyadari bahwa aku selalu menaruh rasa kagum saat mengamatimu.

Kau tersenyum.

Seketika bibirku berucap 'amat manis'.

Membuat semua orang disekitarmu ikut merasakan keramahan yang kau toreh.

Dan aku mendapati bahwa hatiku mulai jatuh cinta padamu.

Tapi aku tak memiliki cukup nyali untuk menunjukkannya.

Tunggulah... tunggulah aku yang sedang memupuk keberanian.

Suatu saat aku pasti akan menyatakannya dengan jelas padamu.