Title : Otomotif
Cast :
Kim Jong In a.k.a Kai
Do Kyung Soo a.k.a Kyungsoo
Other cast
Genre : GS, Romance, School-life
Rate : T
.
.
Story by: KazekageLaxy
.
.
.
"Kau tahu tidak kenapa aku mengambil Teknik Mesin?"
"Memang kenapa?"
"Agar aku nanti bisa menjaga, memperbaiki dan merawatmu seperti aku memperlakukan mesin-mesinku.."
"YA! AKU BUKAN MESIN!"
"Kudengar kau seorang Iljins, apa benar?"
"Hem."
"Kenapa?"
"Kau ingin tahu?"
"Iya,"
"Karna jika aku seorang Iljins, aku bisa melindungimu dengan kekuasaanku. Bahkan tidak akan ada lelaki lain yang bisa melirikmu karna mereka takut padaku,"
"Cih. Gombal, kau tahu!"
.
.
.
.
Materi hari ini berakhir saat Dosen Kang membunyikan bel kecil diatas mejanya. Dosen yang baru menikah dua bulan yang lalu itu tersenyum kecil sambil mengemasi buku-bukunya.
"Kita tutup materinya sampai disini. sampai jumpa dan semoga malam minggumu menyenangkan." Kang Daesung tersenyum ramah kemudian meninggalkan kelas setelah mahasiswa-siswi disana berseru mengucapkan kata terimakasih.
"Kau akan langsung pulang?" Kyungsoo bertanya pada Baekhyun yang terlihat tergopoh membereskan perlatan belajarnya. Gadis imut berambut poni itu merespon dengan mengangguk kecil.
"Chanyeol sudah menungguku didepan,"
"Mau berkencan?" Tebak Kyungsoo dan dia benar. Baekhyun memamerkan senyum imut kearahnya.
"Yep! Bagaimana denganmu?" Balas Baekhyun, gadis imut itu menyelipkan anak rambutnya kebelakang telinganya, menatap Kyungsoo serius.
"Entahlah." Kyungsoo menghembuskan nafas pendek, gadis manis itu membereskan peralatan belajarnya dengan lemah. "Kai bilang akan mengajakku pergi besok pagi, tidak tahu juga sih. Dia belum menghubungiku lagi."
"Apa?" Baekhyun berseru tak percaya, dia mengabaikan pacarnya yang sudah menunggu demi menatap sahabatnya dengan raut serius.
"Dia tidak mengajakmu pergi nanti malam?" Dan Kyungsoo hanya menggeleng sebagai jawaban.
"Aish. Dia terlalu sibuk dengan mesin-mesinnya itu. Ck! Dasar anak Mesin. Kau sih, mau juga pacaran dengan anak dari falkutas Teknik itu. Mereka pasti lebih mementingkan eksperimen mesin mereka daripada pacar mereka. Iya tidak?" Baekhyun terkekeh saat mendapati Kyungsoo mempoutkan bibirnya maju. "Lagipula.." Lanjutnya sampil menyampirkan tas berwarna pink kepunggungnya. "Anak Mesin itu pasti bau OLI. HAHA!" Baekhyun sengaja menekan kalimat akhirnya.
"YA! Sialan! Kau mengejek pacarku ya?" Pekik Kyungsoo tidak terima yang dibalas kikikan dari Baekhyun.
"Kudengar pacarmu itu juga seorang Iljins ya? Wah pasti menyeramkan sekali. Apa sih yang kau lihat dari Kai sampai-sampai kau mau pacaran dengannya?" Pertanyaan blak-blakan Baekhyun barusan membuat Kyungsoo membisu. Sebenarnya dia sendiri juga tidak tahu jawabannya. Namun dia tidak bisa menolak saat Kai menyatakan cintanya waktu itu.
"Catat ya! Iljins itu buruk!"
"Aku tahu," Sewot Kyungsoo.
"Terserah, yang penting aku sudah memperingatkanmu. Aku pergi dulu ya, My lovely Prince Channie sudah menungguku. Byee sahabat kesepianku yang ditinggal memperbaiki mesin oleh pacarnya! HAHA!" Sial! Sementara Baekhyun sudah ambil langkah seribu sambil melambai cantik, Kyungsoo merengut ditempat, gadis manis berambut hitam sebahu itu membereskan mejanya dengan sebal.
"Mentang-mentang Chanyeol dari falkutas kedokteran, seenaknya saja mengatai pacarku! Dasar cabe, ish." Kyungsoo masih menggerutu, setelah selesai memasukkan semua buku kedalam tasnya, gadis manis itu segera beranjak pergi. Kaki pendeknya berjalan santai keluar dari gedung falkutasnya tanpa tentu arah mau kemana.
"Tapi..benar juga sih, bahkan sampai saat ini Kai tidak mengubungiku." Ternyata Kyungsoo masih memikirkan ucapan Baekhyun tadi. Dia meraih ponsel didalam tasnya, sekedar mengecek apa ada pesan dan dia mengerang kecewa karna tidak ada panggilan masuk ataupun pesan, terutama dari Kai yang notabe adalah kekasihnya. Aish! Pasti lelaki itu asik sendiri dengan mesin-mesinnya.
Well, hubungan keduanya memang baru berjalan seminggu ini. Masih seumur biji jagung bukan? Waktu yang terlalu singkat untuk Kyungsoo mengerti semua seluk beluk tentang Kim Kai. Biar kuceritakan sedikit, keduanya memang sudah bertemu sekitar sebulan yang lalu karna sebuah ketidak sengajaan di lorong kampus, berawal dari perkenalan, pendekatan dan terakhir Kai menyatakan cintanya dengan sebuket mawar merah yang sialnya tidak bisa Kyungsoo tolak. Pesona dingin lelaki itu terlalu kuat sampai-sampai Kyungsoo tidak bisa mengatakan tidak saat dia meminta Kyungsoo menjadi pacarnya. Kyungsoo memang dari awal tertarik dengan Kai meskipun catatan hidup lelaki itu terbilang tidak baik.
Mantan Iljins saat sekolah senior dan beberapa catatan kriminal seperti tawuran atau memukul teman. Entahlah, Kyungsoo merasa Kai tidak seperti itu, dia bahkan tidak menemukan apa yang orang katakan tentangnya. Lelaki itu mungkin memang iljins, tapi Kyungsoo bahkan tidak pernah melihat raut dingin lelaki itu saat mereka bersama.
"Apa aku kekelasnya saja ya?" Kyungsoo bermonolog ria. Kemarin Kai bilang akan mengajaknya pergi berkencan saat hari minggu sih. Ah, Kyungsoo akan menggunakan alasan ini untuk pergi kesana, meminta klarifikasi tentang rencana besok. Setelah merapikan diri sejenak, Kyungsoo kemudian melangkah yakin kearah utara universitasnya tempat falkutas Teknik milik pacarnya berada. Dia harus sedikit demi sedikit mengenal siapa itu Kim Kai.
.
.
.
Kyungsoo menatap gedung luas didepannya dengan bingung. Pasalnya dia belum pernah mendatangi gedung ini meski bangunan ini merupakan salah satu bagian dari universitasnya. Gadis manis bermata bulat itu lantas menatap bagunan didepannya dengan mayoritas lelaki yang tengah berlalu-lalang dengan tatapan linglung harus mencari kekasihnya digedung bagian mana diantara banyaknya manusia disini. Dia tidak tahu dimana letak kelas Kai, dia hanya tahu jika pacarnya itu berada di falkutas Teknik Mesin semester empat. Apa dia harus menghubungi Kai dan memintanya mendatanginya? Ya, ide bagus. Tapi.. ini bukan bagian dari kejutan dong. Saat Kyungsoo dalam mode bingungnya, seseorang menepuk pundaknya dari belakang, sontak membuatnya menoleh.
"Hallo. Kau mencari siapa?" Gadis cantik bermata mirip rusa dengan rambut warna caramel itu tersenyum manis kearahnya. Kyungsoo mengedip sekali sebelum tersenyum gugup. Mungkinkah dia belajar difalkutas ini juga?
"Um..a-aku..aku mencari Kai," Jawab Kyungsoo gugup. Gadis didepannya melebarkan diameter matanya sebelum menatap Kyungsoo dari atas kebawah dengan tatapan yang tidak biasa.
"Apa kau Kyungsoo? Pacar Kai?" Pekiknya dengan kegembiraan yang terlihat sangat kentara, membuat Kyungsoo tersentak, dia mengedip mencerna bagaimana gadis bermata rusa ini mengetahui namanya, bahkan statusnya dengan Kai. Wow! Apakah berita hubungannya dengan Kai sudah tersebar? Kk! Ahya, Jangan lupakan fakta bahwa Jongin itu seorang iljins ya, jadi dia sangat terkenal.
"Um. Bagaimana kau bisa tahu?"
"Tentu aja! Namaku Luhan. Sehun adalah sahabat Jongin dan dia adalah kekasihku, jadi hal yang wajar jika aku mengetahuinya. Wah.. ternyata kau sangat manis ya, ayo kuantarkan menemui Kai.." Luhan terus berbicara tanpa henti sambil membawa tangan Kyungsoo berjalan menuju salah satu gedung yang Kyungsoo yakini sebagai tempat Kai berada saat ini, dia menurut sampai keduanya tiba disebuah ruangan yang terlihat seperti sebuah Lab luas dengan berbagai mesin berat didalamnya, ada juga beberapa mobil dengan kap depan yang terbuka serta mesin-mesin dalam proeses pembuatan yang terlihat asing dimata Kyungsoo. Luhan berhenti didepan garasi tersebut dan tersenyum kearah Kyungsoo.
"Kai berada didalam bersama mobilnya. Kau cari saja mobil berwarna merah dan dia ada disana, maaf tidak bisa menemanimu. Aku harus pergi.." Luhan terlihat menyesal dan Kyungsoo membalasnya dengan senyum manis.
"Tidak apa-apa. Terimakasih ya Luhan sudah membantuku," Kyungsoo menepuk pundaknya dengan senyum kecil.
"Well, kurasa kita bisa menjadi teman," Luhan mengedip. "Sampai nanti, byee.." Kemudian gadis itu melangkah pergi sambil melambai manis kearah Kyungsoo. Sepeninggalan Luhan, Kyungsoo menghela nafas pendek,kaki mungilnya mulai melangkah masuk mencari-cari mobil yang Luhan maksud. Ruangan ini terlihat asing, dipenuhi oleh suara mesin dan beberapa lelaki yang sibuk dengan urusan mereka, Kyungsoo merasa takut dan melangkah semakin cepat saat matanya menangkap sebuah mobil Ferrari berwarna merah diujung ruangan. Dia berdiri dua meter didepan mobil tersebut namun tidak menemukan pacarnya disana.
"Kai?" Kyungsoo tidak salah dengarkan saat Luhan mengatakan Kai berada disini? Dia masih memanggil sambil celingukan mencari pacarnya disekitar sana.
"Kai?" Kyungsoo yang bingung mulai meremas kedua tangannya yang saling bertautan.
"Kai!"
"Kyungsoo?" Kyungsoo menoleh dan mendapati tubuh Kai keluar dari bawah mobil menggunakan troli dipunggungnya. Lelaki itu terlihat berantakan sekali, baju dan celana yang kotor oleh noda, serta rambut yang acak-acakan, Kyungsoo masih bisa menerima itu, tapi yang membuat Kyungsoo menyesal adalah sebatang rokok yang terselip disudut bibir lelaki itu. Perkenalan mereka yang singkat membuat Kyungsoo tidak mengetahui fakta bahwa Kai seorang perokok. Lelaki itu bangkit mendekati Kyungsoo dengan ekspresi kaget.
"Bagaimana kau bisa ada disini?"
"Ak-aku.." Kyungsoo terpaku pada rokok disudut bibir Kai dan lelaki itu nampaknya mulai peka, dia menghisap rokonya sekali sebelum membuangnya ke tong sampah kecil disampingnya. Benar! Kai belum sepenuhnya terlepas dari sosok Iljinsnya.
"Maaf!"
"Um." Kyungsoo menggeleng, dia tersenyum kecil. "Aku hanya ingin menemuimu saja, tadi aku bertemu seseorang bernama Luhan dan dia yang mengantarku kemari."
"Oh. Kau bertemu dengannya?" Kyungsoo hanya menjawab dengan gumaman. Gadis manis itu mulai memikirkan ucapan Baekhyun tentang status Kai sebagai anak Otomotif dan pengaruhnya. Well, ucapan Baekhyun benar juga sih. Penampilan Kai sangat berantakan, apalagi noda-noda khas mesin dibagian kemejanya itu. um..membuat Kyungsoo sedikit..ilfeel. Tapi, ini hanya praktik kan? Bagian dari pembelajaran bukan. Untuk apa merasa ilfeel dengan pacar sendiri? Lagi pula meski Kai penuh noda OLI yang membuat pacarnya semakin terlihat hitam, kulit Kai memang hitam, lelaki itu tetap tampan kok. Kulitnya eksotis, bukan hitam. Kyungsoo harus menyangkal opini Baekhyun tentang ini.
"Dia ingin sekali bertemu denganmu." Kai melepas kemeja kotornya membiarkan tubuh bagian atasnya hanya terbalut kaus putih tipis.
"Hem. Dia terlihat senang saat bertemu denganku tadi," Kai tersenyum simpul mendengarnya. Luhan yang keras kepala itu akhirnya bisa bertemu kekasihnya juga setelah beberapa hari ini merengek minta dikenalkan.
"Kelasmu sudah selesai?" Kyungsoo mengangguk dan dia menurut saat Kai menariknya duduk di kursi kayu panjang yang ada disana.
"Apa kau masih ada kelas?"
"Tidak!" Kai mengusap rambutnya kebelakang. "Hanya praktik kecil, aku sedang mengecek mesin mobilku saja." Dia menatap Kyungsoo dan tersenyum tampan, senyum yang membuat Kyungsoo rasanya ingin meleleh ditempat. Pesona lelaki ini memang tidak bisa ditolak.
"Mau minum?" Tawarnya.
"Aku tidak haus," Jawab Kyungsoo. Dia meletakkan tasnya dan mendekati mobil pacarnya yang masih dalam posisi 'daur ulang' dengan keempat ban terlepas dan kap terbuka.
"Apa kau yang kan memperbaiki ini?" Kyungsoo menunjuk mesin-mesin mobil itu dengan telunjuknya.
"Menurutmu siapa lagi?" Lelaki tan itu bangkit mendekati Kyungsoo dan berdiri dibelakang tubuh pacarnya. "Setiap mahasiswa yang memasuki falkutas Mesin wajib mampu melakukan hal ini,"
"Oh. Lalu fungsinya ini sebagai apa?" Kyungsoo menunjuk sepasang kabel berwarna biru yang terangkai dengan rumit dicelah mesin.
"Itu kabel utama mesin, jika kau memotongnya maka mobil akan mogok."
"Lalu yang ini?"
"Itu mesin pengatur accu mobil,"
"Yang ini?"
"Kabel rem."
"Dan yang ini?" Kai terkekeh, lelaki itu sangat gemas melihat ekspresi Kyungsoo yang sangat ingin tahu. Dia mengangkat tangannya mengusap kepala Kyungsoo dengan sayang. Meski mereka baru menjalin hubungan, namun rasa sayang Kai pada gadis manis didepannya ini sangat besar. Sifat manis dan imutnya adalah poin plus mengapa Kai mati-matian mengejarnya.
"Aku lupa kalau setiap hari kau selalu berkutat dengan hitungan uang,"
"Dan aku lupa kalau kau selalu berkutat dengan mesin-mesinmu sampai lupa mengirim pesan padaku," Kyungsoo berubah merengut, dia mengembungkan kedua pipinya dengan imut.
"Oh. Jadi kau menunggu pesan dariku?" Alis Kai terangkat sebelah, lelaki itu menyeringai setelahnya. Kyungsoo yang sadar salah bicara segera menggeleng dengan wajah panik.
"Ti..tidak kok! Siapa juga yang menunggu pesanmu? Hah, sudahlah! Lupakan." Kyungsoo memukul bahu Kai yang kini tertawa kecil, lelaki itu memandang Kyungsoo dengan takjub.
"Wow! Do Kyungsoo merindukanku,"
"Tidak kok,"
"Tapi itu buktinya," Kai mengangkat telunjuknya kewajah Kyungsoo. "Pipimu tidak bisa membohongiku." Kemudian tertawa lagi.
"YA!" Kyungsoo memekik kesal dengan wajah merah padam, dia ngambek dan berniat pergi dari sana sebelum Kai menahannya. Lelaki itu menghentikan tawanya.
"Oke..Oke! Maaf aku hanya bercanda. Aku tidak sempat mengecek pesan," Ucapnya lembut menenangkan Kyungsoo yang kini mengetahui satu fakta tentang Kai, bahwa lelaki itu tidaklah seperti penampilan luarnya yang terlihat sangat bad boy.
"Jangan cemberut, mau kucium?"
"YA!" Kyungsoo kembali merengut namun kini dengan pipi semakin merona karna gombalan Kai. "Aku mau pulang saja," Kyungsoo meraih tasnya yang tergeletak diatas kursi kayu dan bersiap pulang.
"Hei, kau benar-benar marah? Ck! Sini biar kuantar,"
"Tidak usah, aku bisa sendiri."
"Yakin?"
"Hm."
"Nanti jika ada penjahat atau perampok yang membututimu bagaimana?"
"YA! Kai! Berhenti menggodaku," Satu hal lagi, bahwa Kai yang dulunya sebagai iljins disekolah menengah adalah sosok penggoda yang ulung. Kyungsoo merengek dengan mata bulat yang berkaca-kaca sementara lelaki tan yang melihat itu terkekeh senang. Satu kebiasaan yang certatat dalam hidupnya mulai saat ini, menggoda Kyungsoo.
"Ya yaa yaa, oke..oke! tunggu dulu, aku akan mengantarmu pulang." Kai tersenyum mengusak kepala Kyungsoo sebelum lelaki itu membuka pintu mobilnya dan mengambil sesuatu. Jaket dan ponsel.
"Ayo!" Kai meraih tangan Kyungsoo dan menggandeng pacarnya keluar dari Lab.
"Lalu mobilmu?" Tanya Kyungsoo.
"Nanti malam aku akan kembali dan menyelesaikannya," Tuhkan! Padahal nanti itu malam minggu, pantas Kai tidak mengajaknya pergi, karna lelaki itu lebih memilih berkencan dengan mesin mobilnya.
"Lalu kau akan mengantarku dengan apa?" Kai menoleh dan tersenyum kecil. "Aku bawa motor kok, jangan khawatir!" Kemudian mengedip kecil kearah Kyungsoo.
.
.
.
Kyungsoo turun dari motor Kai dengan pipi memerah, pasalnya motor lelaki itu sangat besar dengan bagian jok belakang yang cukup tinggi. Yeah, kalian tahukan bagaimana motor anak muda jaman sekarang? Apalagi Kai anak Mesin, selalu ada modifikasi pada mesin kendaraannya yang membuat Kyungsoo mau tak mau memeluk pinggang lelaki itu dengan dada yang cukup menempel dengan punggung Kai. Belum lagi lelaki tan itu mengendarai motornya seperti dalam arena balap, lalu dengan sengaja menginjak rem mendadak, yeah mirip adegan-adegan anak remaja disinetron itu loh. Aish! Mengingat itu membuat wajah Kyungsoo semakin panas.
"Terimakasih sudah mengantarku," Ucap Kyungsoo menunduk.
"Hm. Masuklah,"
"Kau tidak pulang?"
"Aku akan pulang setelah melihatmu masuk," Kyungsoo berdecak, namun dia menurut dan berjalan mendekati pagar rumahnya. Kai tidak mengatakan apapun dan itu membuat Kyungsoo merasa kecewa karna sedari tadi lelaki itu tidak menyinggung sedikitpun tentang kencan mereka besok. Padahal tujuan awal Kyungsoo mendatangi Kai adalah hal itu kan?
"Kyungsoo," Kyungsoo berhenti dan menoleh dengan sebal. "Apa lagi?" Ucapnya cemberut sementara Kai hanya terkekeh.
"Aku akan menjemputmu besok pukul delapan,"
Kyungsoo mengedip sekali sebelum segaris senyum merekah dibibir hatinya. Kai tidak lupa!
"Tentu saja,"
Dan dia akan mengorek semua informasi tentang lelaki itu secara langsung.
.
.
.
Kyungsoo kembali mematut diri untuk yang kesekian kalinya didepan cermin, puluhan pasang pakaian tergeletak manis diatas ranjang kamarnya yang berantakan tapi dia tidak memperdulikan itu. Kyungsoo hanya fokus pada penampilannya untuk kencan hari ini. Well, asal kalian tahu saja, Kyungsoo sedari pagi sibuk memilih pakaian yang akan dia gunakan untuk hari ini. Memikirkan itu membuat pipi Kyungsoo merona, gadis itu merasa gugup karna ini merupakan kencan pertama mereka.
Drrt!
Ponsel diatas meja riasnya bergetar, Kyungsoo yakin itu adalah pesan dari Kai. Gadis mungil itu kemudian mengintip melalui gorden kamarnya dan menemukan pacarnya sudah ada dibawah bersama mobil sport merahnya. Oh! Apakah Kai sengaja memperbaiki mobilnya dulu sebelum berkencan dengannya? Ingat kan mobil yang masih dalam keadaan terbongkar kemarin? Itu mobil yang sama dengan yang Kai bawa saat ini. Seulas senyum terpatri dibibirnya dan Kyungsoo mematut diri untuk yang terakhir kalinya sebelum meraih ponsel dan tas tangan miliknya kemudian berlari kebawah. Dia berpamitan pada orang tuanya yang sedang bersantai diruang keluarga kemudian berlari keluar dengan perasaan gugup luar biasa.
"Kai.." Kyungsoo memanggil Kai yang bersandar pada pintu mobil, lelaki tan yang awalnya menundukkan kepala itu sontak mendongak dan detik itu pula kedua bola matanya sedikit melebar. Kyungsoo.. pacarnya itu berdiri dengan malu-malu sekitar dua meter didepannya. Wow! Kai seolah melihat Dewi Aprodhite saat ini.
Ah, dress tanpa lengan dengan panjang selutut serta motif bunga-bunga itu sangat menempel manis di tubuh Kyungsoo yang mungil. Riasan flawess tipis serta rambut sebahu yang terurai itu membuat Kyungsoo terlihat cantik, manis, imut dan mempesona sekaligus. Kai mengerjap lantas mendekati kekasihnya.
"Apa kau Kyungsoo? Wow! Kau cantik sekali.." Kalimat itu meluncur dengan tatapan memuja kearah Kyungsoo. Rona dipipinya semakin membuat Kyungsoo terlihat cantik.
"Menurutmu siapa?" Jawab Kyungsoo sedikit sewot. "Jangan berlebihan. Kau juga tampan kok.." Gumam Kyungsoo malu-malu.
"Aku memang tampan kok," Ucap Kai sambil mengusap rambut blondenya kebelakang. Kyungsoo merengut, kekasihnya ternyata narsis juga.
"Cih. Percaya diri sekali," Gumam Kyungsoo, ekor mata gadis itu melirik Kai dari bawah keatas. Well, penampilan casualnya saat ini sangat jauh dari kesan 'otomotif' seperti yang Baekhyun ucapkan. Uh, Kyungsoo akui jika pacarnya itu sangat tampan.
"Kau mau diam disana atau kita berangkat hm?" Kalimat Kai membuyarkan kekaguman Kyungsoo, lelaki itu menggoyang-goyangkan ujung sepatu conversenya ketanah, menunggu reaksi Kyungsoo.
"Jika kau tidak mau pergi ya sudah, aku akan pergi kegarasi kampus," Kai melakukan gerakan akan kembali sebelum Kyungsoo memekik kearahnya, lelaki itu menyeringai.
"YA! Jahat sekali, padahal aku sudah susah payah memilih pakaian ini." Kyungsoo merengut sebal sambil menghentakkan kaki mungilnya dengan imut, dan itu membuat Kai terkekeh.
"Astaga Kyungsoo, kau manis sekali. Hei..Jangan cemberut!" Kai tertawa kecil kemudian mengulurkan tangannya kearah Kyungsoo. "Ayo," Kyungsoo menatap uluran tersebut sejenak sebelum menyambutnya dengan tatapan judes.
"Kau menyebalkan," Desisnya kesal.
"Yeah. Dan kau mencintaiku,"
"YA!" Kai tersenyum kecil, dia membuka pintu mobil sportnya keatas, bersikap gentleman dan mempersilahkan pacarnya masuk. "Pakai sabuk pengamannya," Perintahnya.
"Ish. Cerewet! Iya iya.." Kyungsoo memberengut, namun tak urung gadis itu menuruti ucapan pacarnya. Setelah memastikan Kyungsoo memakai sabuk pengaman dengan benar, lelaki itu berputar mengambil posisi di kemudi.
"Kau siap? Kita berangkat," Kai memberi aba-aba sebelum lelaki itu menghidupkan mesin mobil dan menginjak pedal gas, membawa mobilnya kearah jalan raya untuk menghabiskan waktu bersama Kyungsoo.
.
.
.
Kyungsoo tidak tahu sudah berapa lama dia menghabiskan waktu bersama Kai, mungkin karna dia terlalu menikmati kebersamaannya bersama lelaki itu, membuatnya sampai lupa pada waktu. Setelah pergi makan sebagai acara kencan awal, keduanya kemudian pergi ke namsan tower, mengembok nama mereka disana, kemudian pergi bermain ke Lotte World, menghabiskan waktu yang lama dengan bermain disana lalu pergi menikmati ice cream dan terakhir mereka pergi kepantai untuk melihat sunset sebagai penutup acara kencannya. Keduanya kini duduk berdampingan diatas kap mobil Kai yang terparkir didepan pantai, keduanya menantikan jatuhnya sunset yang akan datang sekitar satu jam lagi.
"Kau lelah?" Kai bertanya dengan nada pelan pada Kyungsoo yang kini bersandar manis dibahunya, Kyungsoo mengangguk sebagai jawaban.
"Lelah sekali," Kyungsoo menyamankan jaket milik Kai ditubuhnya, dia mencari posisi pas pada bahu lelaki itu kemudian memutup kedua matanya dengan nyaman.
"Hm, tidurlah. Nanti kalau sunsetnya muncul, aku akan membangunkanmu." Kai berbisik pelan, lelaki itu menyingkirkan anak rambut milik Kyungsoo yang berterbangan karna angin pantai. Wajah manisnya terlihat sangat damai saat tertidur, membuat Kai gemas kemudian mendaratkan satu ciuman dipipi kirinya. Tangan kirinya merangkul bahu Kyungsoo dengan mesra.
"Kai!" Kyungsoo protes namun tak urung membuka matanya, malah sekarang lengan mungilnya melingkari pinggang pacarnya dengan manis. Lelaki itu tersenyum kecil, membawa pandangannya kedepan dimana sang mentari mulai bergerak untuk kembali keperaduannya, sinar jingganya mewarnai langit yang mulai gelap. Deru angin dan desiran ombak yang tenang menemani kedua insan yang kini larut dengan keadaan. Menjadi saksi atas dua manusia yang sedang mabuk atas perasaan mereka.
"Kai," Panggil Kyungsoo kemudian.
"Hm?"
"Aku ingin tahu semua tentangmu," Kai menatap Kyungsoo yang terpejam, kemudian kembali membawa pandangannya kedepan.
"Apa yang ingin kau tahu dariku?"
"Semuanya,"
"Kalau begitu tanyakan apa yang ingin kau tahu," Kyungsoo menggerakkan kepalanya pelan, membuat rambutnya menyentuh leher Kai hingga lelaki itu mampu mencium aroma rambut Kyungsoo yang wangi strawberry mint.
"Apa cita-citamu?"
"Pertanyaan simple, tapi akan kujawab. Cita-citaku adalah membangun sebuah perusahan mobil dan motor,"
"Lalu kenapa kau berada di jurusan Mesin? Bukannya di management bisnis?" Kai terkekeh atas pertanyaan Kyungsoo barusan, lelaki itu mengusap pipi Kyungsoo dengan gemas.
"Kita harus belajar dari bawah jika ingin menjadi orang besar. Dan apa kau kira di Mesin hanya terpacu pada mesin saja?"
"Kufikir begitu. Baekhyun sering mengatakan itu sih!"
"Dia salah paham. Aku tidak hanya belajar tentang merakit mesin, tetapi juga managerial. Aku ingin perusahaanku nanti berisi mobil dan motor buatanku,"
"Dan aku yang akan memasarkannya,"
"Ide bagus,"
Chup~
Kai kembali mendaratkan ciuman kepipi Kyungsoo yang kini tidak protes. Entahlah, kulit bayi Kyungsoo membuat Kai merasa gemas untuk menciumnya.
"Apa lagi?"
"Hum. Apa kau dulunya seorang Iljins?" Kai diam atas pertanyaan barusan, lelaki itu terlihat berfikir akan menjawab apa. Tak mendapat jawaban, Kyungsoo membuka matanya dan mendongak menatap pacarnya.
"Kai?"
"Dari mana kau mendapat informasi itu?"
"Kabar burung, apa benar?"
"Hem. Itu benar!" Kai menjawab dengan yakin, lelaki itu menatap kekasihnya dengan lekat. "Apa kau terganggu dengan hal itu?" Kyungsoo tidak langsung menjawab, namun gadis manis itu tersenyum kecil, kembali bersandar pada bahu Kai namun dengan mata yang terjaga. Pantas Kai seorang perokok, mungkin dia masih belum bisa meninggalkan sifat iljinsnya.
"Tidak juga. Menurutku itu keren, berarti tidak ada yang berani denganmu kan? Kau bisa melindungiku dari siapapun."
"Yeah! Tidak akan ada yang berani mendekati pacarku," Kai terkekeh. "Jika adapun yang berani, dia akan mati ditanganku."
"Ck! Berlebihan." Komentar Kyungsoo.
"Tidak percaya? Aku bahkan pernah memukul salah satu temanku sampai sekarat saat sekolah senior dulu," Kai menyeringai mengingat masa itu. Dia mengucup sekali lagi pipi Kyungsoo.
"Lalu, berikan alasan kenapa kau menjadikanku sebagai pacarmu?" Kai menoleh menatap lekat Kyungsoo.
"Menurutmu?"
"Hum, tidak tahu."
"Mau pertanyaan jujur atau bohong?"
"Yang penting tidak menyakitkan,"
"Baiklah, kalau begitu akan kuberitahu jika aku menjadikanmu pacarku karna kau itu cantik dan polos,"
"Itu pasti bohong,"
"Kau bilang yang tidak menyakitkan?"
"YA!" Kyungsoo melepas pelukannya, dia memberengut seperti biasa. "Kau menyebalkan,"
"Hei..Kau bilang yang tidak menyakitkan? Aku mengatakan yang sebenarnya kan?"
"Tapi aku mau yang jujur,"
"Jika menyakitkan bagaimana?"
Kyungsoo mendengus, dia memukul bahu Kai dengan jengkel.
"Tujuanmu memacariku sebenarnya apa sih?"
"Huh, menurutmu?"
"Mana aku tahu! Jika aku tahu aku tidak akan bertanya," Kyungsoo memekik sebal, dia melipat kedua tangannya didepan dada, menatap kearah mentari yang semakin menuju peraduannya tanpa memperdulikan Kai yang kini terkekeh karna berhasil menggoda Kyungsoo. Entah Kyungsoo yang sensitive atau Kai yang terlalu hebat dalam menggoda Kyungsoo.
"Hei..Sayang, kau marah?" Kai mencolek lengan gadis yang kini malah memalingkan muka. Ekspresi menggemaskan Kyungsoo membuat dia ingin menciumnya lagi.
Chup~
"YA! Jangan menciumku sembarangan," Kyungsoo memekik tertahan dengan mata melotot, gadis manis itu mencubit pinggang Kai yang kini malah terkikik.
"Kau marah? Sayang jangan marah ya. Hei.. tatap aku," Suara Kai melembut, lelaki itu meraih dagu Kyungsoo menghadap kearahnya. Ada kilatan sebal dimata bulat Kyungsoo dan itu terlihat kentara sekali.
"Kau mau tahu kenapa alasanku menjadikanmu sebagai pacarku?" Mata kelam Jongin menatap lekat manik pacarnya, seolah dengan tatapan itu dia bisa mengirimkan bagaimana perasaannya terhadap Kyungsoo.
"Kenapa?"
"Kau tahu saat pertama kali kita bertemu?"
"Iya,"
"Cantik! Itulah kesan pertamaku padamu. Dan kau tahu saat kita mulai menjalin komunikasi?" Kyungsoo mengangguk dengan pipi sedikit merona kara Kai mengatakan dirinya cantik.
"Cantik dan baik hati. Itulah dirimu, kau punya sesuatu yang membuatku bahkan tidak bisa berpaling darimu. Kau membuatku merasa gila setiap memikirkanmu, kau membuatku merasa bahagia saat dekat denganmu, yeah meski kau itu cerewet dan sedikit menyebalkan," Kai terkekeh saat sebuah cubitan dia dapat dipinggangnya, pasti pelakunya Kyungsoo. Lelaki itu mendekat menempelkan kening mereka. "Kau adalah orbit terpenting atas berputarnya hidupku, kau segalanya Kyungsoo."
"Aku masih punya banyak kekurangan. Aku masih memiliki sifat iljinsku! Orang diluar sana hanya melihatku sebagai orang yang menyeramkan, tapi aku tidak mau hal itu menjadikan ketakutan bagimu untukku. Kyungsoo?" Kai berbisik dengan nada rendah, suaranya terdengar seperti mantra yang mampu membuat Kyungsoo berdebar.
"Biarkan aku mengatakan bahwa aku mencintaimu.."
DEG!
Kai tersenyum tampan saat melihat reaksi Kyungsoo yang sesuai dugaan, lelaki itu memiringkan kepalanya hingga bibir tebalnya menempel sempurna dengan heartlips milik Kyungsoo. Hanya menempel dan Kyungsoo menegang ditempat. Ini memang ciuman pertama mereka setelah seminggu berjalannya hubungan mereka. Kyungsoo mengerjapkan matanya, melihat Kai menutup mata dan mulai bergerak diatas bibirnya, dia ikut menutup kelopak matanya dan mulai terlarut dengan ciuman itu. Tepat saat keduanya berciuman, saat itulah sang mentari sampai pada rumahnya. Matahari terbenam dengan cahaya jingganya yang bergelenyar menghiasi langit, titik-titik kecil berkilauan mulai muncul dilangit yang perlahan menggelap. Langit menjadi saksi atas ucapan Kai barusan.
"Aku mencintaimu Do Kyungsoo.."
.
.
.
"Lalu apa alasanmu menerimaku sebagai pacarmu?" Kai bertanya selagi ibu jarinya mengusap bibir bawah pacarnya yang basah dan memerah akibat ciuman mereka. Langit telah gelap dan lampu hias yang terpasang diruas jalan menuju pesisir pantai menyala dengan cantik. Menjadi background yang tepat untuk kedua insan yang masih betah duduk diatas kap mobil itu.
"Menurutmu apa?"
"Hm," Kyungsoo melingkarkan kedua lengannya kearah leher Kai sambil memasang pose berfikir dengan imut, ekspresi itu membuat Kai gemas dan dia mencuri satu ciuman manis dibibir hati kekasihnya yang langsung protes.
"Karna apa ya?"
"Apa?" Kai masih menunggu dengan tatapan penasaran.
"Hm, mungkin karna kau adalah mahasiswa Mesin!" Kai menaikkan sebelah alisnya, sedikit bingung dengan maksud ucapan Kyungsoo.
"Hubungannya?"
"Aku ingin kau melindungiku, memperhatikanku, merawatku, memperbaikiku dan menjagaku seperti kau memperlakukan mesin-mesinmu itu." Kyungsoo mendengus diakhir kalimat saat menyebutkan benda kesayangan milik Kai, membuat lelaki itu tertawa kecil.
"Ow! Jadi kau iri dengan mesin-mesinku?"
"Tidak,"
"Ck! Jujur saja sayang.."
"Kubilang tidak!"
"Kuberitahu kau tidak bisa membohongiku,"
"Yasudah."
"Keras kepala sekali?"
"YA! Tidak! Ya! Turunkan aku, Kyaaaaa! Kai!"
Kai terlalu bahagia mendengar alasan sederhana namun bermakna milik Kyungsoo. Lelaki itu membawa kekasihnya kebibir pantai kemudian memeluk tubuh mungil kekasihnya sebelum membawanya berputar-putar. Dia abaikan deru ombak yang membasahi sebagian baju mereka.
"YA! KIM KAI! BERHENTI! YA! AKU BASAH TAHU!" Kyungsoo memekik, namun pada akhirnya dia memeluk erat leher kekasihnya saat Kai memutar tubuhnya sambil tersenyum merona menatap bintang-bintang yang kini tersenyum menertawakannya . Mereka melupakan tujuan awal mereka untuk melihat sunset, tapi kebahagiaan lebih indah dari pada terbenamnya matahari tersebut.
.
.
.
Kyungsoo meletakkan ponselnya diatas nakas setelah membalas ucapan selamat malam dari Kai. Gadis dengan piyama bermotif pinguin itu sudah bersiap tidur karna kelelahan yang luar biasa setelah berkencan hampir seharian dengan pacarnya, namun sebelum dia terlelap, Kyungsoo merogoh kebawah bantalnya dan menarik keluar sebuah buku diary miliknya. Setelah membuka gembok kecilnya, Kyungsoo mengubah posisinya menjadi tengkurap, bersiap menulis keluh kesahnya hari ini.
Dear Diary ^^
Setelah menghabiskan waktu kencan seharian, aku mendapat beberapa fakta langsung tentang Kim Kai! Kekasihku itu!
Dia masih seorang iljins dan pernah membuat temannya sekarat. Itu fakta lho, nama orang yang menjadi korban jika tidak salah adalah Felix. Teman semasa sekolah Seniornya.
Mahasiswa otomotif yang lebih menyayangi mesin mobilnya daripada mengirim pesan pada pacarnya. Uh!
Berambisi memiliki perusahaan mobil dan motor! Dan aku akan menjadi bagian pemasaran ^^
Bad boy namun penuh kejutan, penampilan badnya membuatnya tambah keren :D
Menyeramkan saat marah. Jujur aku cukup takut! Pernah tanpa sengaja saat kami kencan di namsan tower, seorang lelaki menabrakku dan bukannya minta maaf, lelaki itu malah memaki padaku. Hal itu membuat Kai marah dan hampir menghajarnya jika aku tidak segera membawanya pergi. Hum, Kai marah karna melindungiku ^^
Dia berbeda dari sisi luar yang orang-orang nilai! Baekhyun bilang jika Kai itu menyeramkan dari segi manapun, tapi aku tidak melihat itu kok! ^^
Sebenarnya dia lembut, menyenangkan dan penyayang. Namun status 'iljins' membuatnya disegani. Yeah! Bahkan saat kami jalan berdua dilorong kampus saat hari kedua kami pacaran, tidak ada satu orangpun yang berani menatap raut wajah datarnya. Beruntung Kai tidak pernah menunjukkan raut kutub utaranya padaku, dia selalu tersenyum lembut penuh sayang kearahku ^^
Dia suka menggoda dan menciumku! Tapi aku suka ^^ Kai juga menyenangkan! Dia sengaja membuatku cemberut dan akhirnya menciumku karna dia merasa gemas sendiri. *Uh!
Dia mesra dan gentleman, dia selalu bersikap sopan dan menghargai wanita ^^ Bahkan dia memegang teguh 'Lady's first' dan selalu membukakan pintu mobil untukku.
Dan aku mencintai Kim Kai^^
Kim Kai! I LOVE YOU :* :*
"Hoam.." Kyungsoo menutup bukunya dan menguap, dia kemudian memeluk boneka pororonya dengan erat sebelum memejamkan matanya guna mengarungi alam mimpi. Terjawab sudah semua teka-tekinya tentang siapa dan bagaimana Kim Kai. Dia tidak seperti apa yang orang luar bicarakan karna Kyungsoo mempunyai penilaian sendiri atas lelaki itu. Dan Kyungsoo mencintai Kai.
Baiklah, jika begitu mari kita mulai kisah antara Kai, mahasiswa Mechanical Engineering si Iljins itu bersama kekasihnya, Do Kyungsoo, mahasiswa jurusan Akutansi yang manis dan baik hati itu.
.
.
.
Tbc.
