Di suatu pagi nan cerah di deretan kota Seoul. Di salah satu gedung sekolah SMA yang terkenal mewah dan megah. Banyak murid – murid yang hendak berlarian untuk masuk ke kelas mereka masing – masing ataupun ada juga yang berlari ke kantin untuk membeli sarapan pagi. YoungWan High School. Sekolah yang terlewat dengan kata luas dan mewah berada di salah satu wilayah kota Seoul. Semua siswa – siswi yang bersekolah di situ juga tidak jauh dari kata mewah. Kecuali ada satu siswa yang masuk dengan bantuan beasiswa untuk bersekolah di sekolah mewah tersebut. Byun Baekhyun. Berbeda dengan siswa siswi lain. Baekhyun terkesan sederhana.

Bagaimana tidak sederhana? Dandanannya yang sederhana. Tanpa aksesoris mewah seperti siswa – siswi lain yang ada. Rambut hitam, dengan poni panjang yang menutupi alisnya. Tubuh mungil dan pendek. Selalu membawa buku, sering sekali ia berjalan sambil membaca buku pelajarannya. Maklumlah, ia adalah murid yang rajin dan pandai. Karena itulah, dia bisa mendapatkan beasiswa di YoungWan High School tersebut.

Baekhyun berjalan memasuki gerbang sekolah dengan susu strawberry kotak di tangan kirinya sedangkan tangan kanannya sibuk memegangi buku pelajaran matematikanya. Hari ini, Jung seonsaengnim guru matematikanya akan mengadakan ulangan. Baekhyun yang tidak ingin nilainya turun pun belajar walaupun harus sambil berjalan. Ia tidak menghiraukan tatapan sinis maupun meremehkan dari siswa – siswi yang ia lewati. Kenapa mereka menatap Baekhyun seperti itu? Tidak lain karena dia hanya seorang anak dari pedagang sayuran di pasar. Baekhyun hidup dengan eommanya yang bekerja sebagai penjual sayuran di pasar. Ayahnya sudah meninggal sejak ia SMP. Demi membahagiakan eommanya. Baekhyun belajar begitu keras agar ia dapat masuk ke sekolah ataupun perguruan tinggi yang ideal. Saat sedang asyik belajar, tiba – tiba saja buku yang ia pegang diambil paksa oleh seseorang dan itu cukup membuat Baekhyun terkejut. Laki –laki mungil itu membelalakan matanya terkejut saat ia melihat siapa yang merebut bukunya.

Park Chanyeol dengan teman – temannya.

Chanyeol menunjukkan senyuman angkuhnya terhadap laki – laki yang jauh lebih mungil darinya. Dia membungkuk sedikit untuk menyamakan tatapannya dengan tatapan Baekhyun yang menatapnya dengan takut. Chanyeol tersenyum miring saat ia mengetahui jika namja di depannya menunduk takut menatapnya.

"Kau tidak ingin bukumu kembali, Byun?" ucap Chanyeol dengan nada mengejek. Baekhyun meneguk ludahnya kasar. Kalau Chanyeol berkata seperti itu artinya, Chanyeol pasti ada maunya. Dengan ragu, namja mugil itu menganggukan kepalanya membuat Chanyeol dan salah satu temannya tertawa mengejek. Tapi tidak dengan salah satu namja yang bersama Chanyeol.

"Bawa tasku dan juga teman – temanku ini ke kelas kami. Setelah itu temui kami di markas kami." Ucap Chanyeol dan melempar tasnya serta tas teman – temannya kepada Baekhyun. Namja mungil itu sedikit kesusahan untuk menangkap tas yang terbilang cukup besar untuknya. Setelah melempar tas – tas itu Chanyeol menepuk kepala Baekhyun seperti ia menepuk kepala anak anjing.

"Kami menunggumu Byun." Ucap Chanyeol lalu pergi tetap membawa buku Baekhyun di tangannya. Kedua temannya mengikuti Chanyeol.

Setelah Chanyeol dan teman – temannya Chanyeol pergi Baekhyun menghela napasnya kasar sebelum membawa ketiga tas itu ke kelas ketiga namja yang menghentikan kegiatan paginya. Dia juga bisa mendengar bisik – bisik dari beberapa siswa maupun siswi yang menyaksikan kegiatan paginya yang terusik.

Park Chanyeol, pria bertubuh tinggi dengan telinga lebarnya. Dia merupakan salah satu siswa yang terkaya di Youngwan High School. Diikuti oleh kedua temannya. Oh Sehun dan Kim Jongin atau siswa – siswi suka memanggilnya Kai. Selain menjadi siswa terkaya. Orang tua mereka juga termasuk investor terbesar di sekolah mereka. Sehingga guru ataupun siswa – siswi yang berada di situ tidak ada yang berani menghentikan mereka bertiga yang suka bertindak sesuka hati di sekolahan. Kalau tidak bolos jam pelajaran ketiga namja itu juga akan mengerjai murid – murid di sekolah mereka. Tetapi, mereka juga memiliki tingkat kepopuleran yang tinggi. Mereka juga mempunyai muka yang terbilang 'wow'. Chanyeol yang memiliki sifat kasar dan temperamental, tetapi memiliki wajah dingin yang membuat semua siswi ataupun siswa terkesima dengan tatapan dinginnya. Oh Sehun, yang tidak jauh beda dengan Chanyeol. Hanya saja ia adalah tipe yang lebih kalem daripada Chanyeol. Sehun mempunyai tatapan yang dingin seperti Chanyeol. Karena kekalemannya dan tatapan dinginnya inilah ia medapati julukan sebagai 'ice prince'. Kim Jongin, namja tan satu ini memiliki sifat yang berbanding terbalik dari kedua temannya. Kai sebutan yang ia sukai. Sifatnya lebih genit daripada kedua temannya membuatnya memegang rekor memacari perempuan diantara kedua temannya. Mereka bertiga memiliki markas tersendiri di sekolah itu. DI salah satu ruangan yang berada di atap sekolah.

"Chanyeol hyung. Tidakkah kita terlalu keterlaluan terhadap namja Byun itu?" Sehun tiba – tiba saja berbicara. Sekarang ketiga namja tampan itu sedang berkumpul di markas mereka yang berada di atap sekolah itu. Chanyeol yang daritadi berkutik dengan ponselnya menghentikan kegiatannya lalu menatap tajam ke arah namja yang berwajah datar dan dingin.

"Tidak. Kenapa? Apa kau sekarang sudah mulai jenuh mengerjai bocah Byun itu?" Chanyeol menginterogasi temannya yang tidak kalah dinginnya dengan dirinya. Sehun hanya menggelengkan kepalanya lalu menyenderkan kepalanya pada sandaran sofa sebelum memejamkan matanya. Menghiraukan tatapan tajam yang masih diberkan Chanyeol kepadanya. Kai yang sudah mulai merasakan hawa – hawa dingin di antara kedua temannya mulai merasa tidak nyaman. Jadi, namja tan ini berusaha untuk mencairkan suasana es diantara mereka.

"Eyy.. Sehun-ah... Kau tau sendiriii bagaimana Chanyeol men-" Kai menghentikan ucapannya saat Chanyeol memandang tajam dan dingin ke arahnya. Kai berdehem canggung. Pandangan Chanyeol teralih ke pintu ruangan mereka saat mendengar ketukan ringan. Lalu pria itu memberi isyarat kepada temannya yang berkulit tan itu untuk membuka pintunya. Kai menghela napasnya lalu berjalan ke arah pintu dan membukanya. Dia memberi senyum lebarnya kepada namja mungil yang berada di depan pintu markas mereka.

"Oh, annyeong Byun. Kau sudah menaruh tas kami bertiga?" tanya Kai dengan senyum genitnya. Baekhyun, namja mungil yang mengetuk pintu itu mengangguk. Kai lalu menoleh ke dalam saat melihat Chanyeol dan Sehun masih duduk di sofa melakukan kegiatan mereka masing – masing. Namja tan itu lalu menoleh kepada Baekhyun lagi.

"Masuklah dulu. Bukumu ada pada Chanyeol hyung." Kata Kai dan membuka jalan untuk Baekhyun lewati. Baekhyun meneguk ludahnya kasar sebelum masuk secara ragu – ragu. Sehun melirik ke arah Baekhyun. Baekhyun memberinya senyum kecil dan betapa terkejutnya Baekhyun saat namja yang terkenal selalu menampilkan wajah dingin dan datar itu tersenyum padanya. Perhatian Baekhyun sekarang tertuju kepada namja yang sedang menggonta ganti channel televisi yang berada di ruangan tersebut.

"C-Chanyeol b-bisakah aku m-men-" Belum selesai Baekhyun berbicara, Chanyeol melemparkan buku Baekhyun kepada namja mungil itu. Buku tersebut jatuh tepat di depan kaki Baekhyun. Baekhyun menggigit bibir bawahnya sebelum ia membungkuk dan mengambil bukunya. Setelah berhasil mengambil bukunya, Baekhyun membungkukan badannya kepada kedua namja yang duduk di sofa.

"Gomawo." Gumam Baekhyun sebelum memutar badannya dan ingin pergi dari markas ketiga penguasa sekolah tersebut. Kai yang sekarang sedang mengambil minuman di kulkas kecil di sebelah pintu masuk itu sedikit tersenyum kepada namja mungil itu saat Baekhyun berhadapan dengannya. Baekhyun juga member senyum kecil kepadanya. Baekhyun sudah hampir keluar dari ruangan markas ketiga namja itu sebelum suara bass yang Baekhyun kenal itu menghentikkan langkahnya.

"Saat jam istirahat, bawakan kami makan siang. Atau perjalanan pulangmu tidak akan tenang Byun." Chanyeol berkata dengan nada dingin. Baekhyun menggigit bibir bawahnya lagi. Kebiasaanya saat ia gugup, takut, atau gelisah. Kai yang melihat ekspresi Baekhyun merasa sedikit tidak tega terhadap namja manis tersebut.

"Apa kau bisu Byun?" Chanyeol bertanya kembali dengan nada dinginnya, membuat siapapun yang mendengarnya bergidik takut.

"Baiklah." Baekhyun akhirnya menjawab. Setelah itu dia keluar dari yang menurutnya adalah kandang harimau.

Setelah Baekhyun keluar Kai duduk kembali disamping Sehun lalu menaruh tiga kaleng minuman soda dingin yang ia ambil dari kulkas kecil di meja yang berada di depan sofa. Dia lalu memandang ke arah pintu ruangan yang dimana tadi Baekhyun buka untuk keluar dari markas mereka.

"Chanyeol hyung, kurasa apa yang Sehun bilang itu ada benarnya. Kita terlalu keterlaluan hyung." Ucap Kai yang langsung mendapat sorot mata tajam dari Chanyeol.

"Hyung, tidakkah kau melihat ekspresi takutnya? Seakan dia akan menangis saa-"

"Diamlah Kim Jongin. Jika kau juga tidak setuju denganku kau boleh keluar dari markas ini. Kau juga Oh Sehun." Ucap Chanyeol yang telah mengalihkan perhatiannya kearah televisi yang ia nyalakan tadi. Tanpa berkata apapun, Sehun berdiri menatap tajam Chanyeol. Kai yang sudah merasa sesuatu yang tidak enak mulai khawatir.

"S-Seh-"

"Caramu sungguh salah Park Chanyeol." Kai membulatkan matanya saat mendengar dengan lancangnya Sehun membuang formalitas antara dia dengan Chanyeol, yang pada dasarnya adalah namja tertua di antara mereka bertiga. Dia mulai menarik tangan Sehun. Sedangkan namja yang dibicarakan menatap tajam pada Sehun.

"Apa kau bilang Oh Sehun?" ucap Chanyeol dengan penekanan pada kalimatnya. Terlihat sekali bagainmana namja tinggi itu menahan amarah dan emosinya. Sedangkan yang ditatap tajam tidak bergedik takut malah menampilkan senyuman meremehkan di wajah dinginnya.

"Aku bilang, caramu memperlakukan namja Byun itu sungguh salah Park Chanyeol. Kau menyiksanya. Bukan, kau memperbudaknya. Kau kira dengan cara kau mempebudaknya dia akan menyukaimu? Kau salah hyung. Dia hanya akan memandang bahwa kau adalah namja egois yang suka memperbudak yang lebih lemah. Namja yang arrogant yang hanya menggunakan kekayaanya semata untuk menindas yang lemah. Ka-"

"Tutup mulutmu Oh Sehun." Ucap Chanyeol kesal. Kini kemarahannya benar – benar tidak bisa ditahan. Kai sudah menatap khawatir kearah kedua namja yang menjabat sebagai temannya sejak kecil. Jujur, baru kali ini Kai melihat Chanyeol yang emosi terhadap Sehun. Biasanya Chanyeol hanya mengacuhkan ucapan Sehun yang kelewat batas. Chanyeol sekarang sudah berdiri dan beradu pandang pada Sehun yang juga menatapnya dengan tajam dan dingin.

"Kuperingatkan kau Oh Sehun. Tutup mulutmu itu. Aku tak menyukainya." Desis Chanyeol. Lalu ia tersenyum miring tanda mengejek Sehun.

"Atau jangan – jangan ka-"

"Ya, aku menyukainya. Dan aku berjanji, mulai saat ini, aku akan melindunginya darimu. Aku tidak akan membiarkanmu bertindak seenakmu lagi terhadapnya." Ucap Sehun tegas. Chanyeol mengepalkan telapak tangannya. Kuku – kuku jarinya terlihat memutih karena namja tinggi itu mengepalkan tangannya sangat erat. Kai yang mulai merasa kondisinya mulai memanas langsung melerai mereka.

"S-Sehun-ah. L-lebih baik k-kita kembali ke k-kelas ne?" Kai berusaha menarik tangan Sehun agar menjauh dari Chanyeol. Tapi namja berwajah datar itu tetap menatap Chanyeol. Kai mulai menarik paksa Sehun dan berhasil menarik keluar namja tersebut. Kedua namja itu dapat mendengar bagaimana Chanyeol berteriak marah di dalam markas mereka. Membanting barang – barang yang ada.

"Kau sungguh.. akkhh Oh sehun.. Apa yang telahh kau lakukan?" ucap Kai frustasi menatap temannya yang berjalan di sebelahnya dengan tatapan yang dingin.

"Aku hanya mengajarkannya untuk bisa lebih menghargai 'istri'nya Kai." Ucap Sehun dengan muka datarnya. Kai menghela napasnya kasar. Temannya sungguh dingin dan keras kepala.

Baekhyun menutup buku matematikanya dan membereskan barang – barangnya saat bel istirahat berbunyi. Namja manis ini menghela napasnya kasar saat mengigat bahwa ia harus membelikan sarapan untuk ketiga penguasa sekolah itu. Maka dari itu ia beranjak dari bangkunya dan langsung berjalan ke arah kantin. Baekhyun menatap kesal saat melihat antrian makanan yang panjang. Masalahnya, Baekhyun juga sangat ingin makan. Pagi ini dia hanya meminum susu strawberry kotaknya. Dan sekarang ia sudah merasa sangat lapar. Baekhyun berniat untuk membelikan ketiga namja tampan penguasa sekolah makanan mereka, setelah itu baru untuk dirinya. Tetapi melihat panjangnya antrian makanan itu membuatnya mengurungkan niat makan siangnya. Baekhyun tidak menghiraukan pandangan sinis dan melanjutkan antriannya.

"Woah, lihat. Siapa yang mengantri. Byun Baekhyun. Namja miskin ini mau membeli makanan di kantin ini? Tidakkah dia tahu berapa harga makanan disini?" Seorang yeoja berucap. Baekhyun tahu siapa yeoja tersebut. Lee HyeRim. Queenka di sekolahnya. Pernah beredar gosip bahwa yeoja ini pernah berhubungan dengan Chanyeol. Lee Hyerim mempunyai kembaran yang pada dasarnya memiliki sikap yang serupa dengan kakak kembarnya. Lee HyeRin. HyeRin digosipkan memiliki hubungan dengan Oh Sehun. Sebenarnya kedua gadis inilah yang membuat gosip itu sendiri beredar. Baekhyun hanya menggigit bibir bawahnya.

"Tahan Baekhyun. Tahan. Tidak perlu khawatir." Batin Baekhyun berbicara. Saat sudah hampir gilirannya komplotan queenka itu tampak kesal dengan tindakan acuh Baekhyun. HyeRim menarik pergelangan tangan Baekhyun mencengkram kuat pergelangan tangan namja manis itu. Baekhyun merintih pelan. HyeRim mendorong tubuh mungil Baekhyun sehingga membuat Baekhyun mendaratkan pantatnya pada lantai keramik mewah kantin YoungWan ini.

"Kau sebaiknya pergi dari sini Byun Baekhyun. Kau sama sekali tidak pantas disini. Apalagi bersama ketiga penguasa sekolah ini. Walaupun kau hanya sekedar menjadi budak mereka, tetap saja kau tidak pantas Byun Baekhyun. Kau pikir siapa kau ini? Anak tukang sayur saja bergaya bersekolah di sini." Ejek yeoja cantik berhati iblis tersebut. Seluruh siswa dan siswi yang berada di kantin hanya menonton saja tanpa minatan menolong namja malang yang masih berada di lantai. Baekhyun hanya menunduk menerima ejekan dari queenka tersebut. Dia bisa merasakan air matanya yang sewaktu – waktu akan jatuh. Namja manis itu menggigit bibir bawahnya keras untuk menahan isakan yang akan keluar. HyeRim melirik ke arah teman – temannya seakan mengisyaratkan sesuatu. Siswi – siswi tersebut mengerti isyarat HyeRim lalu langsung mengeluarkan sesuatu dari belakang tangan mereka.

Baekhyun bisa merasakan betapa lengket dan bau saat tubuhnya dilempar dengan berbagai macam makanan. Telur, tepung dan juga susu yang ditumpahkan dari atas kepalanya. Disaat itu juga pertahanan Baekhyun runtuh. Dia mulai terisak dan air matanya mulai keluar.

"Aww.. apa kau menangis? Malang sekali kau Baekhyun." HyeRim tertawa mengejek diikuti murid – murid lainnya. Pekerja kantin yang membagikan makanan hanya menatap iba namja malang yang menangis di tengah – tengah kerumunan murid – murid yang mengejeknya.

"Apa yang kalian lakukan?" Satu suara itu mampu membuat semua yang tertawa berhenti. Mereka semua melihat ke arah pintu kantin mendapati salah satu namja penguasa sekolah. Namja tersebut berjalan menghampiri Baekhyun yang sudah dipenuhi dengan tepung dan telur.

"Sehun." HyeRin memanggil namja tersebut. Namja yang dipanggil itu pun menoleh dan menatap dingin kepada komplotan queenka tersebut.

"Menjijikan." Ucap Sehun tajam menatap balik ke Baekhyun. Komplotan queenka tersebut menyengir senang saat sehun berkata tersebut dengan menatap Baekhyun. Sedangkan Baekhyun hanya bisa menggigit bibir bawahnya keras. Dia dapat merasakan darah dari bibirnya yang sudah berkali – kali ia gigit.

"Kau benar Sehun. Dia sungg-"

"Kalianlah yang menjijikan." Ucap Sehun dingin membuat semua dikantin terdiam. Para queenka tersebut terkejut dengan omongan Sehun. Baekhyun pun sontak mendongak dengan muka yang sudah penuh dengan tepung dan berbagai macam bahan makanan yang dilempar. Sehun berlutut di depan Baekhyun dan mengambil sapu tangan miliknya sebelum membersihkan muka Baekhyun. Baekhyun hanya bisa memandang Sehun sebelum air mata dan isakannya keluar kembali.

"Se-"

"Pergi." Sehun memotong kalimat HyeRin dengan nada dinginnya. Dia menoleh pada kumpulan yeoja cantik itu dengan tatapan tajam dan dingin.

"Sebaiknya kalian semua bubar sebelum Oh Sehun benar – benar meledak." Ucap Kai yang baru saja datang ke kantin. Siswa – siswi mulai bertatapan satu sama lain sebelum akhirnya mereka pergi meninggalkan kantin. Kedua saudara kembar memandang kesal kepada Baekhyun sebelum meninggalkan kantin. Setelah semua murid keluar tersisa ketiga namja di dalam kantin. Isakan baekhyun terdengar di kantin yang sudah mulai sepi. Sehun memberikan sapu tangan yang tadi ia gunakan untuk membersihkan muka Baekhyun kepada namja manis tersebut.

"G-Gomawo." Lirih Baekhyun sambil terisak. Kai melangkah mendekati Baekhyun dan juga mengeluarkan sapu tangan miliknya. Baekhyun mendongak menatap Kai yang tersenyum, bukan tersenyum genit tapi tersenyum tulus kepada Baekhyun. Baekhyun sedikit tersenyum dan mengambil sapu tangan namja berkulit tan tersebut.

"Sebaiknya kau membersihkan dirimu dulu Baekhyun. Aku akan mencarikan seragam baru untukmu." Ucap Sehun. Baekhyun mendongak dan menatap Sehun lalu menggelengkan kepalanya. Imut. Batin Sehun.

"T-Tidak pe-perlu." ucap Baekhyun gugup. Sehun menepuk kepala Baekhyun pelan membuat tepung di rambut Baekhyun sedikit berterbangan.

"Jangan khawatir oke." Baekhyun menggigit bibir bawahnya. Sehun yang menyadari tingkah Baekhyun mengangkat tangannya lalu menyentuh bibir Baekhyun. Membuat pemilik bibir tersebut membulatkan matanya. Kai yang tengah menonton pun juga membulatkan matanya.

"Sehun benar – benar sudah gila. Dia serius ingin membangunkan singa yang tertidur." Batin Kai berkata. Tanpa disadari ketiga namja tersebut, sepasang mata menatap mereka dengan kesal.

"Awas kau Oh Sehun."

"A-Aku tidak a-apa – apa kok Sehun. Sebaiknya k-kalian kembali s-saja. Chanyeol p-pasti akan marah." Ucap Baekhyun gugup. Sehun menggeleng kepalanya.

"Tenang saja Baek. Chanyeol hyung tidak akan marah." Ucap Sehun berusaha meyakinkan Baekhyun. Kai tidak tahu harus berbuat apa. Dia hanya menatap kedua namja di depannya lalu menghela napasnya.

"Baiklah aku pergi dulu Sehun." Kai yang merasa seperti nyamuk akhirnya memutuskan pergi. Setelah Kai pergi Sehun menggendong tubuh Baekhyun. Namja mungil tersebut terpekik kaget dan otomatis mengalungkan tangannya erat pada leher Sehun. Takut jatuh. Sehun tertawa kecil.

"S-Sehun turunkan a-aku." Gumam Baekhyun. Dia melihat sekitarnya takut ada yang melihatnya. Pria yang menggendong hanya menggelengkan kepalanya sebelum melangkah pergi menuju kamar mandi yang ada di loker ruang olahraga.

"Jangan khawatir Baekhyun. Mulai sekarang aku akan melindungimu." Ucap Sehun yang membuat hati Baekhyun sedikit tergerak. Namja manis tersebut kembali terisak.

"Kenapa?" lirih Baekhyun. Sehun hanya diam dan melanjutkan berjalan ke arah loker olahraga. Sehun tidak mempedulikan tatapan aneh yang diberikan kepadanya. Sedangkan Baekhyun, lelaki mungil itu menenggalamkan wajahnya ke dada Sehun sambil terisak.

"K-kenapa kau yang ha-harus peduli ke-kepadaku Sehun? Kenapa b-bukan suamiku s-sendiri?" ucap Baekhyun sambil terisak. Sehun hanya terdiam. Dia tidak tahu harus berucap apa. Seorang namja berhenti di depan Sehun dan menatap intens namja dingin itu. Sehun hanya melirik sekilas sebelum meninggalkan namja tersebut yang menatapnya sendu.

"Kau benar – benar menyukainya Sehun?" lirih namja tersebut memandang punggung tegap Sehun. Di lain tempat seorang yeoja menatap benci ke arah Sehun. Bukan, bukan kepada Sehun. Tapi kepada namja yang berada di gendongan pria dingin itu.

"Akan kubalas kau Byun."

"Gomawo Sehun-ah." Ucap Baekhyun setelah dia sudah membersihkan dirinya. Sehun hanya tersenyum dan menggangguk. Mereka lalu keluar dari loker olahraga lalu mendapati sosok namja tinggi yang berdiri bersandar pada tembok. Jantung Baekhyun berdetak cepat.

"C-Chan—"

"Apa sudah puas berpacarannnya?" ucap namja tinggi itu dingin. Chanyeol menatap tajam ke arah Sehun. Baekhyun merasa sesuatu buruk jika kedua namja ini terus beradu tatap atau mulut.

"Chanyeol j-jangan salah p-paham." Ucap Baekhyun gugup. Dia sudah bisa merasakan hawa dingin diantara kedua namja bertubuh tinggi ini. Tatapan tajam Chanyeol beralih kepada Baekhyun. lalu, ia menyeringai.

"Salah paham? Buat apa aku salah paham. Aku tidak peduli." Ucap Chanyeol dingin. Baekhyun terdiam.

"Benar juga. Apa yang kau harapkan Baekhyun-ah." Batin Baekhyun.