Summary : karena Negara, kami di jodohkan, karena Negara, kami dipertemukan, karena Negara, kami menikah dan karena Negara, kami saling mencinta, lalu karena Negara juga kami berpisah. Kami harus bersatu kembali apapun caranya.
.
.
.
.
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Pairing : Sasuke U., Sakura H.
Alur : typo, kecepetan, ooc maybe, lemon, dll.
Don't for childern under 17th.
Rate : M
Dark Kingdom.
.
.
.
.
Happy Reading ~ :D
Normal POV
Beratus-ratus tahun sudah setelah saat pertama kali peperangan kedua Negara itu dimulai, Negara Iblis dan Negara Malaikat pun akhirnya berdamai. Dengan menunjukkan bukti perdamaian masing-masing Negara memberi satu keturunan Negara untuk di jodohkan.
Itulah yang di alami kedua manusia ini, Sasuke Uchiha dari Negara iblis dan Sakura Haruno dari Negara malaikat.
Sakura Haruno adalah gadis malaikat yang sangat terkenal di negaranya, begitupun Sasuke Uchiha terkenal di negaranya, karena itulah mereka yang dijodohkan.
Teng tong~ teng tong~!
Hari ini mereka akan menikah, dan hari ini pula mereka akan bertemu untuk yang pertama kalinya, hari ini pula mereka harus belajar mencintai.
"Sakura-chan, kau sangat cantik sekali." Ucap yang perias yang sudah menata Sakura dengan cantiknya.
"Arigatou," ucapnya dengan tersenyum.
"Hei Forehead, kau sungguh cantik ya. Tak terasa kau sudah mau menikah saja," ucap sang sahabat dari sang putri Negara Malaikat ini.
"Hm, Ino. Kau juga cantik, jangan terlalu memujaku seperti itu." Ucap Sakura melihat ke arah Ino dengan menampilkan senyuman cantiknya.
"Tapi memang benar kau sungguh cantik," ucap Ino.
"Terima kasih Ino." Ucap Sakura.
"Hei Forehead kau mendahuluiku untuk menikah!" ucap Ino lagi menunjuk ke arah Sakura.
"Hm, hehe. Maaf Ino, mungkin karena aku sudah lebih dulu di jodohkan." Ucap Sakura dengan tersenyum lagi, Ino yang melihatnya pun ikut tersenyum.
"Semoga kau bahagia Forehead, aku harap pihak mereka menerimamu." Ucap Ino memegang bahu Sakura yang menunduk.
"Hn, Terima kasih lagi Ino." Ucap Sakura.
"Kau tahu kan ambisi di negara kita?" tanya Ino berdecak pinggang.
"Tentu Ino," ucap Sakura.
"Menerima segala hal yang memang harus jadi pilihan kita, tak peduli besar kecilnya hal itu. Kami negara Malaikat harus selalu patuh pada takdir." Ucap kedua gadis cantik itu secara berbarengan.
"Ayo, sudah waktunya kau keluar. Tunjukkan wajah cantikmu itu di depan calon suamimu Forehead, ku pastikan dengan sekali melihat dia akan jatuh cinta padamu." Ucap Ino dengan gembiranya.
"Hn, kau berlebihan Ino." Ucap Sakura tertawa sekilas.
Akhirnya mereka berdua keluar dari kamar riasnya menuju altar pernikahan mereka, Sakura merasa gugup dengan keadaan seperti ini, Sakura takut dengan gossip yang beredar.
Apa benar Negara Iblis itu kejam? Bagaimana jika dia disiksa? Apa dia akan menjadi babu disana?
Sungguh irony, demi Negara satu putri cantik pun menjadi korban untuk para iblis disana demi kedamaian yang tak tahu akan berakhir kapan.
Treekk..
Pintu altar pun dibuka dengan perlahan menunjukkan sosok Sakura dengan di dampingi raja Negara Malaikat, berjalan perlahan menuju pendeta. Sakura menegakkan kepalanya yang hampir sampai di depan pendeta, dia melihat sosok pria berambut dark blue atau biasa di sebut dengan raven yang mencuat keatas, dan kulit pucat dengan tinggi dan bentuk tubuh yang ideal.
Saat sudah di depan pendeta Sakura sedikit menegang, dia merasa sosok pria di sampingnya ini memerhatikannya. Sakura ingin menoleh, tapi tidak sempat karena sang pendeta sudah mengucapkan janji pernikahan untuk kedua pasangan baru ini.
"Kami di sini yang menyaksikan peresmian pernikahan Uchiha Sasuke dengan saudari Haruno Sakura di atas kitab ini mereka bersumpah-" Sakura gugup tangannya sedikit gemetar, kali ini dan detik berikutnya dia akan menjadi seorang istri dari sosok pria disampingnya yang belum dia lihat ini.
"Uchiha Sasuke, apakah kau bersedia untuk selalu mencintai Haruno Sakura disaat sakit maupun sehat disaat duka maupun suka dan selalu menjaganya?" ucap Sang pendeta.
"Hn, aku bersedia." Suara baritone itu terdengar di kuping Sakura, Sakura merasa deg-degan dengan sosok pria disampingnya ini.
"Haruno Sakura apakah kau bersedia untuk selalu mencintai Uchiha Sasuke disaat sakit maupun sehat disaat duka maupun suka dan selalu menjaganya?" ucap Sang pendeta lagi.
"…" suara Sakura merasa kelu untuk menjawab.
"A-aku bersedia." Ucap Sakura yang akhirnya keluar.
"Semua yang ada disini sudah menjadi saksi atas sumpah janji mereka, Uchiha Sasuke dan Haruno Sakura. Untuk meresmikan pernikahan kalian, di persilahkan untuk menukar cincin." Ucap sang pendeta, Sakura deg-degan tak karuan. Saat ini lah dia akhirnya akan melihat sosok yang akan menjadi suaminya.
Dia memutarkan tubuhnnya 90 derajat dan sedikit menegak, terlihat sosok pria yang berwajah tampan dengan wajah datarnya namun tetap terlihat keren. Sakura sedikit merona melihatnya. Saat mata mereka bertemu, rona merah di pipi Sakura pun sangat terlihat. Onyx dan emerald yang sangat cantik.
Sasuke memasukan cincin itu ke jari manis Sakura dengan bersentuhan tangan membuat Sakura gugup, setelah itu Sakura pun juga ikut memasukan cincin itu ke jari manis Sasuke dengan memegang tangan besar milik Uchiha bungsu itu.
"Sang pengantin sudah remsi menjadi suami dan istri. Sekarang mulailah mempelai pria mencium istrimu," ucap pak pendeta.
Sakura gugup tak karuan, ini pertama kalinya dia akan menerima ciuman dari seorang pria yang baru saja ia kenal, dan itu akan di miliki oleh suami barunya ini. Sasuke sedikit memajukan wajahnya kearah Sakura detik demi detik hingga jarak di antara mereka tak ada lagi.
Sasuke mencium bibir Sakura dengan lembut, tak ada perasaan cinta, taka da satu katapun yang pernah mereka bicarakan satu sama lain. Tapi ciumanlah yang menjadi bukti pertama mereka yang telah menjadi suami istri. Akhirnya tidak ada lagi istilah ciuman pertama untuk Haruno bukan, Uchiha Sakura.
Dan detik berikutnya terdengar suara tepuk tangan dari tamu-tamu yang hadir menjadi saksi mereka, pernikahan putri dari Negara Malaikat, dan pangeran dari Negara Iblis. Akhirnya ciuman itu terlepas, dan mereka berdua melihat kearah depan.
Keduanya memang terlihat seperti sosok pasangan yang sangat ideal, membuat iri pada semua orang yang melihat mereka. Terlihat sahabat dari mempelai berambut soft pink panjang ini sedang bersedih dengan wajah tersenyum.
Sakura merasa kalau Ino dan teman-teman di Negara Malaikat ini merasakan bahagia untuk Sakura dan Sasuke.
Tapi Sakura tidak merasakannya, dia merasa pria di sampingnya saat ini begitu dingin. Wajahnya selalu menampilkan wajah datar, tak ada ekspresi yang bisa dia tebak dengan mudah.
Apakah hidupnya akan bahagia selanjutnya?
Sekarang mereka berdua sedang berada di kamar baru mereka, tepat di kerajaan negara iblis. Awalnya Sakura merasa takut dengan keadaan kerajaan Iblis ini, hanya dia yang memakai baju berwarna putih. Tidak ada satupun yang memakai baju berwarna lain selain warna hitam di kerajaan ini.
"Um, ano.. Sasuke-kun?" ucap Sakura yang merasa aneh dengan sikap suaminya ini.
"Ada apa?" balas Sasuke yang melihat kearah Sakura.
"Um, sedang apa kau berdiri di jendela?" tanya Sakura to the point.
"Salah?" ucap Sasuke sekilas yang berbalik arah lagi.
"Hn, tidak." Ucap Sakura singkat. Sakura menunduk dan duduk disamping ranjang baru mereka.
"Ano, Sasuke-kun-" ucap Sakura lagi.
"Ada apa lagi?" ucap Sasuke yang terpaksa turun dari jendela yang besar itu.
"Apakah orang-orang disini tidak pernah memakai baju selain berwarna hitam? Atau memang sudah menjadi aturan di keraj-" ucapan Sakura terpotong.
"Kau diam saja. Kau tak perlu tahu aturan di kerajaan, kau hanya orang asing disini." Ucap Sasuke melangkah kearah Sakura.
"Eh? Or-orang asing? Ta-tapi bukannya aku sudah menjadi salah satu dari-" ucap Sakura sedikit gugup yang melihat wajah Sasuke menggeram dan melangkah kearah Sakura.
"Kami? Hn, kau tahu? Kau di paksa menikah bersamaku, bukankah itu berarti mereka menyerahkanmu menjadi tumbal hanya untuk kepentingan mereka sendiri? Apa itu bisa disebut dengan salah satu dari kami?" ucap Sasuke yang sudah di depan wajah Sakura dan memegang dagu Sakura dengan satu tangan.
'Ta-tangannya sungguh dingin.' Batin Sakura.
"Ap-apa yang kau bicarakan Sasuke-kun?" ucap Sakura yang mencoba melepaskan tangan Sasuke di wajahnya.
"Demi kedamaian mereka mengorbankan salah satu dari beribu keturunan untuk menikahkan dua orang yang dulu mempunyai dendam masing-masing? Bukankah itu gila?" Ucap Sasuke lagi, tangannya sudah disamping tubuh Sakura. Kini wajah mereka hanya tinggal beberapa centi.
"Ap-apa maksudmu?" tanya Sakura ragu.
"Cih, kau memang bodoh atau pura-pura polos?" Sasuke menjauh dari wajah Sakura. Dan berbalik membelakangi Sakura.
"Bukankah ini memang bukti agar negara kita tidak bertarung lagi?" ucap Sakura berdiri di belakang Sasuke.
"Kau yakin jika dendam itu akan hilang dalam sekejap? Mereka telah mengorbankan beribu-ribu nyawa selama bertahun-tahun dan sekarang mereka sangat mudah berdamai hanya dengan menjodohkan keturunan mereka?" tanya Sasuke berbalik kearah Sakura.
"Eh? Ti-tidak mungkin, jangan berfikir seperti itu." Ucap Sakura.
"Cih, aku percaya jika negara ini suatu hari nanti akan bertarung lagi. Jika itu benar, kau akan memihak siapa Sakura? Negara suamimu sendiri atau.. Negara lamamu?" ucap Sakura tidak percaya melihat Sasuke.
"E-eh?" Sakura tidak percaya mendengar apa yang diucapkan Sasuke.
"Kyaa!" teriak Sakura yang di dorong Sasuke ke ranjang mereka, Sasuke mengunci Sakura dengan menindih Sakura di atasnya.
"Ja-jangan, Sasuke-kun." Ucap Sakura ketakutan, kedua tangannya dikunci satu tangan Sasuke dengan mudah. Sasuke langsung melumat bibir Sakura dengan ganasnya.
Sasuke memasukan lidahnya ke dalam rongga mulut Sakura, mengabsen satu persatu giginya, melilit lidahnya mengundang untuk beradu dengan Sakura.
Sasuke melanjutkan lagi aksi dengan membuka kancing Sakura sampai kancing terakhir memperlihatkan dadanya yang berbalut bra merah, dan Sasuke membuka bajunya memperlihatkan dada bidangnya, ciuman Sasuke turun memberi kissmark di leher jenjang Sakura.
"Hnn.. Sassukeeh-kuhn, jangaan~" desah Sakura yang akhirnya keluar dari bibir mungilnya, membuat Sasuke semakin menyeringai kemenangan.
Sasuke melanjutkan lagi permainan ciumannya, Sasuke menurunkan lagi bibirnya hingga menuju dada Sakura yang tidak terlalu besar itu, suara desahannya semakin merdu dan membuat Sasuke semakin bersemangat untuk menjamahnya lagi.
"sahh suuhh keehh-kkhunn.. hnn" desahan itu lah yang langsung membuat aksi Sasuke berhenti, Sasuke menatap Sakura yang sudah sayu.
"Bukankah kau sudah menjadi istriku? Bukankah ini sudah memang pantas untuk dilakukan sepasang suami istri yang sah, Sakura?" Ucap Sasuke yang duduk di tubuh Sakura yang setengah sudah menampilkan tubuhnya.
"Diamlah, biar aku saja yang lakukan. Kau nikmati saja dengan desahanmu itu." Ucap Sasuke yang kembali mencium, menjilat dan menggigit leher Sakura memberikan kissmark dimana-mana.
"hnn.. ahh.." desah Sakura, Sakura sudah pasrah. Benar kata Sasuke, ini memang sudah pantas untuk dilakukan sepasang suami istri yang baru tadi pagi menikah.
Kedua tangan Sasuke menyelinap masuk ke belakang tubuh Sakura, Sakura mengangkat tubuhnya sedikit memberi akses untuk Sasuke.
Dan akhirnya bra itu terlepas setelah Sasuke membuka pengait belakangnya, wajah Sakura memerah seketika memperlihatkan kedua dada yang tak terlalu besar itu kepada suaminya.
Tak lama kemudian Sasuke meremas salah satu dada Sakura dan yang satu lagi dia kulum dengan nikmat seperti anak bayi yang kehausan.
"haahh.. hnn.. Sahhsukeh-kuhnn~" ucap Sakura yang merasa geli mendapatkan serangan dari suaminya ini.
Sasuke membuka rok panjang Sakura dengan cepat memperlihatkan betapa mulusnya paha Sakura.
'Seperti ini kah tubuh sang putri malaikat? Sungguh membuatku tergoda.' Batin Sasuke yang mengelus-elus paha mulus Sakura.
Sasuke kembali mencium bibir mungil Sakura dengan lembut, melumatnya perlahan mengisap bibir bawah Sakura yang membuat suara yang sangat aneh.
"hnn..ahnn.." desah Sakura yang keluar karena aksi ciuman Sasuke yang terlalu kuat.
Lama berciuman yang membuat Sakura kehabisan pasokan udaranya, akhirnya Sakura mendorong tubuh Sasuke dengan kekuatan yang dia punya, dan Sakura pun berhasil.
"hahh.. hahh. Haah.." Sakura membuka bibirnya karena terlalu lelah dengan aksi Sasuke, menghirup banyak-banyak udara yang dia perlukan.
Sasuke turun untuk mencium perut Sakura membuat sensasi yang menggelikan untuk Sakura, sekali-kali dia menjilat perut kurus Sakura itu dengan nikmat.
'Tubuh ini, begitu nikmat.' Batin Sasuke yang terus menjilat dan mencium perut Sakura.
Masih dengan aksi mencium perut Sakura, tangan bebas Sasuke menurunkan kain terakhir yang bersarang di tubuh Sakura, celana dalam Sakura akhirnya terlepas memberi akses yang sungguh menawan untuk semua pria yang melihatnya.
Sasuke yang melihatnya sangat merona. Tangannya yang sedari tadi hanya mengelus-elus paha Sakura, kini pun menelusup ke dalam, mencari sebuah liang kehangatan yang kini sudah mulai basah.
Tanpa aba-aba apapun, ia pun memasukkan jari telunjuknya ke dalam liang Sakura, membuat gadis itu tak kuasa lagi menahan desahannya.
"Ahh~" Tubuh Sakura seperti tersengat listrik sesaat akibat jari Sasuke yang kini berada di dalam liang kemaluannya.
Sasuke pun memainkan ujung jari di dalam liang milik Sakura, membuat Sakura semakin merasa kegelian ditambah remasan Sasuke pada dadanya tak berkurang sama sekali.
"Ahh~ owh~ Sash... Sasuke-kun.. ngh..." Sakura semakin menggelinjang kenikmatan sendiri karena Sasuke yang mulai mengocok-ngocok lorongnya yang mulai basah.
Sasuke menyeringai kembali. Dan memasukan dua jari lagi kedalam liang kewanitaan Sakura, pertama kalinya mereka melakukan hubungan ini.
"Ngh, Ahh~ Sssh..." Sakura tak lagi menyembunyikan suara desahannya. Tubuhnya menggeliat tak karuan ketika Sasuke dengan cepat mengocok liangnya dengan zig zag.
"Ohh, Sss, ahh~ ahh~" kepala gadis ini pun mendongak menatap Sasuke yang sedang asik dengan aksinya kini.
"Sasuke-kunh.. akhuu mauu.. hnn." Desah Sakura tak karuan, dia sudah sampai klimaksnya yang pertama.
"Keluarkan saja Sakura, tak apa." Ucap Sasuke yang melepaskan kedua jarinya dari liang kewanitaan Sakura.
Sakura pun akhirnya mengeluarkan cairan kenikmatannya dengan wajah yang memerah dan sayu, padahal baru satu klimaks Sakura sudah lemas seperti ini. Cairan itu begitu banyak sampai mengenai jari-jari Sasuke.
Pemuda ini mendekatkan jarinya pada mulutnya sendiri, kemudian membersihkan jari-jarinya dengan menjilat cairan itu.
"Sa-Sasuke-kun..." panggil Sakura ketika melihat Sasuke menjilati cairan yang keluar dari kewanitaannya. Sasuke tersenyum tipis.
Dikecupnya bibir Sakura dengan singkat, detik kemudian Sasuke mencium Sakura lagi dengan ganasnya. Seperti kecanduan akan tubuh gadis bukan, Tubuh wanita ini yang ada di hadapannya.
Mereka akhirnya melepaskan ciumannya, Sasuke duduk diatas Sakura menatapnya dengan kemenangan yang luar biasa.
'Wanita ini sungguh menggairahkan.' Batin Sasuke.
"Sekarang giliranmu, puaskan aku." Ucap Sasuke yang sudah menyeringai. Sakura mengangguk dan menelan ludahnya sendiri.
Sakura pun menarik resleting celana Sasuke yang sudah agak sesak. Tanpa sengaja tangannya menyentuh sesuatu yang keras di balik celana boxer yang dikenakan Sasuke itu. Dengan perlahan, Sakura pun menurunkan celana pelindung terakhir yang Sasuke kenakan. Menyembul-lah sebuah benda yang sudah menegang. Sakura menatap benda itu dengan gugup, pertama kalinya dia melihat benda itu.
"Ini pertama kali bagiku. Maaf kalau kau tak puas." Ucap Sakura dengan ragu.
Sakura meneguk ludahnya, dipegangnya kejantanan Sasuke itu dengan kedua tangannya. Ia pun mendekatkan wajahnya dan mulai menjilatinya seraya mengocoknya.
Tak karuan dengan aksi mereka yang sudah menggila, dan tak mudah untuk di selesaikan saat ini.
Sakura pun memasukkan ujung kejantanan Sasuke ke dalam mulutnya. Terasa sesak dan memenuhi rongga mulut Sakura yang kecil itu. Sakura menaik turunkan mulutnya dan sedikit menghisapnya.
Sakura pun mulai merasakan kalau kejantanan Sasuke yang ada di mulutnya mulai berkedut dan membesar.
'Dia akan klimaks.' Batin Sakura.
Sakura pun semakin mempercepat kocokannya. Crot Crot Crot Mulut Sakura pun penuh dengan sperma Sasuke. Wajahnya yang telah berkeringat pun sedikit terkena cairan sperma pemuda berambut emo itu.
"Aku sudah tidak tahan." Ucap Sasuke yang mendorong Sakura lagi agar dibawahnya, dan menjilat cairannya sendiri di setiap tubuh Sakura.
"Ahhhnn.. hnnn~" desah Sakura yang merasakan lidah Sasuke di tubuhnya.
Dan kembali menjilati bibir dan leher Sakura dengan ganas, kejantanannya pun sudah berada di depan liang kewanitaan Sakura.
"Bersiaplah, mungkin sedikit sakit." Ucap Sasuke yang langsung menusukan kejantanannya di liang Sakura dengan sekali hentakan.
"Ahhh!" teriak Sakura yang merasakan kejantanan Sasuke sudah memenuhi tubuhnya yang dibawah.
"Akhh~ Sasuke-kun, sakit." Ucap Sakura yang mengeluarkan air mata, Sasuke pun mencecup bibir manis Sakura itu agar menahan isakan yang keluar dari bibir Sakura.
Keluar perlahan cairan merah dari liang kewanitaan Sakura yang menandakan dia bukanlah seorang gadis lagi.
Sasuke mengenjot perlahan benda itu di liang Sakura dengan gerakan pelan membuat Sakura mendesah di saat ciumannya. Dan mereka mulai melepaskan ciumannya.
"Sssh." Ringisnya pelan ketika nyeri dirasakannya karena vagina Sakura yang amat masih sempit, mungkin membuat kejantanannya sedikit lecet.
Mulai terbiasa, Sakura pun menikmati perlakuan Sasuke. Ia sesekali mendongak, meremas sprei dan menoleh ke kiri dan kanan. Dia sungguh malu dengan ekspresi wajahnya saat ini menikmati perlakuan suaminya.
"Ahh~ Ouh.. Ouh.." Sakura semakin mendesah kuat ketika Sasuke memeprcepat temponya.
Paha mereka berdua berbenturan diiringin suara becek karena vagina Sakura yang telah basah.
"Ahh~ Sasu.. Sasuke-kun... Ohhh." Sakura pun menarik leher suaminya.
Sasuke semakin memberi akses dan memperdalam jamahan kejantanan Sasuke dalam vagina Sakura.
"Ahhh... Sasuke... a. aku .. aku mau..." racau Sakura tak jelas ketika Sasuke semakin brutal memompa kejantanannya di dalam liangnya.
"Aku akan ke... keluar... sshh" Sakura semakin menjambak rambut Sasuke.
"Keluarkan bersama!" ucap Sasuke yang setelah itu semakin mempercepat temponya.
"Aah. Ahh. Ahh.. SASUKEEEE!" teriakan Sakura pun mendominasi kamar Sasuke, diiringi orgasme keduanya secara bersamaan.
Sasuke belum melepaskan kejantannya yang masih berkedut dengan cepat, melihat Sakura yang kini sedang terlelap. Sasuke menatapnya dengan dalam.
Kemudian dia mengecup bibir Sakura lagi dan turun menjilat leher Sakura dengan lembut, dan sekali lagi dia menghisap dada Sakura yang masih terekspos jelas.
"Terima kasih." Ucap Sasuke dengan lembut, jika Sakura mendengarnya apa yang dia lakukan?
Sasuke melepaskan kejantannya dan berbaring di samping Sakura mengambil selimut untuk menutup kedua tubuh tak berpakaian itu dan ikut terlelap bersama Sakura.
Mereka bercinta tanpa ada rasa cinta, tapi yang mereka lakukan memang pantas untuk kedua suami istri ini.
Paginya Sakura terbangun menatap cahaya matahari yang sudah masuk dari jendela kamar mereka, Sakura merasa nyeri di bawah sana.
'Aku sudah menjadi istri sah dari seorang Uchiha sekarang.' Batin Sakura yang melihat langit-langit kamar mereka.
Sakura melihat ke samping, dia tidak melihat sosok Sasuke disampingnya. Sakura pun memikirkan ucapan Sasuke tadi malam.
"Hn, kau tahu? Kau di paksa menikah bersamaku, bukankah itu berarti mereka menyerahkanmu menjadi tumbal hanya untuk kepentingan mereka sendiri?" ucap Sasuke.
'Tumbal kah?' batin Sakura yang memikirkan semuanya tadi malam.
"Ap-apa yang kau bicarakan Sasuke-kun?" ucap Sakura yang mencoba melepaskan tangan Sasuke di wajahnya.
"Demi kedamaian mereka mengorbankan salah satu dari beribu keturunan untuk menikahkan dua orang yang dulu mempunyai dendam masing-masing? Bukankah itu gila?" Ucap Sasuke lagi.
"Ap-apa maksudmu?" tanya Sakura ragu.
"Cih, kau memang bodoh atau pura-pura polos?" Sasuke menjauh dari wajah Sakura.
'De-dendam? Apa kedamaian ini hanya sandiwara? Apa dia benar kalau ini-' batin Sakura memegang sprei.
"Bukankah ini memang bukti agar negara kita tidak bertarung lagi?" ucap Sakura berdiri di belakang Sasuke.
"Kau yakin jika dendam itu akan hilang dalam sekejap? Mereka telah mengorbankan beribu-ribu nyawa selama bertahun-tahun dan sekarang mereka sangat mudah berdamai hanya dengan menjodohkan keturunan mereka?" tanya Sasuke berbalik kearah Sakura.
'Apa benar, dendam itu akan terjadi kembali? Lalu, kemana aku akan berpihak?' batin Sakura lagi meremas sprei dan mulai menangis.
"Apa ini memang pantas untukku? Kenapa semua ini terjadi padaku?" ucap Sakura dengan menangis terisak.
Lama sudah dia terisak dengan tangisannya, akhirnya Sakura bangun dari tidurnya.
Sakura pergi ke kamar mandi untuk membersikan diri dari keluhnya akibat semalam, dia sulit berjalan ke kamar mandi karena rasa nyerinya dibawah. Perlahan Sakura menggerakan kakinya ke kamar mandi dengan ditutupi spreinya.
Tak disangka Sasuke sedang melihat Sakura yang berusaha berjalan dengan menaruh kedua tangannya di depan dada bidangnya.
"Sungguh putri malaikat yang malang, berjalan saja apa sesulit itu?" tanya Sasuke dengan wajah coolnya yang membuat Sakura menoleh kearahnya.
"Hn," ucap Sakura yang berjalan kembali setelah berdiam untuk melihat Sasuke sekilas.
"Sungguh merepotkan." Ucap Sasuke yang melangkahkan kakinya kearah Sakura dan melepaskan sprei yang bertengker ditubuh Sakura.
"Kyaa!" teriak Sakura berusaha menutupi tubuhnya.
"Kyaa~!" teriaknya lagi yang sudah berada di gendongan bridal Sasuke.
"Jika kau membutuhkan sesuatu katakan saja." Ucap Sasuke yang menatap kearah depan.
"Hn, Arigatou Sasuke-kun." Ucap Sakura menunduk.
Sasuke menurunkan Sakura di bathtube kamar mandi mereka, Sakura mulai memerah karena dia sekarang tidak memakai baju.
"Tak perlu malu seperti itu, aku sudah melihat tubuhmu tadi malam." Ucap Sasuke yang masih berdiri di samping bathtube.
"Sudahlah kau keluar, aku ingin mandi." Ucap Sakura semakin menunduk karena mengingat kejadian semalam.
"Hn, jika sudah selesai tunggu saja di kamar. Biar aku yang membawa sarapanmu ke kamar." Ucap Sasuke yang berbalik.
"Kita tidak sarapan dengan yang lain?" tanya Sakura yang membuat Sasuke berhenti melangkah.
"Hn, tidak." Ucap Sasuke yang menunduk dan mulai berjalan lagi.
'Sepertinya dia sedang banyak masalah.' Batin Sakura melihat punggung Sasuke yang melangkah keluar kamar mandi.
Sakura mulai deg-degan dengan tingkah Sasuke yang sedikit hangat, dia memaikan air yang di sekitarnya ini. Sungguh impian para wanita mendapatkan kehangatan yang lebih dari suaminya.
'Tapi mencintainya saja aku belum pernah, bagaimana aku bisa bahagia seperti ini?' batin Sakura memegang kedua pipinya.
'Apakah aku harus belajar mencintainya?' lanjut batin Sakura.
"Hah~ mungkin memang seharusnya begitu." Ucap Sakura yang langsung berendam.
.
.
.
.
TBC
Yosh! ganbatte :D
mind to RnR minna? :)
