Tittle: Beloved Princess
Author: Chunhong07
Maincast: Bang Yongguk & Kim HImchan of B.A.P
Warning: It' Genderswitch!, not EYD, alur gak jelas, typo(s) etc.
Disclaim: This story is MINE! Inspirate based on manga with same tittle by Shiraisi Yuki. DO NOT PLAGIARIZE OR REPOST W/O MY PERMISSION!
Summary: Kim Himchan gadis yang alergi laki-laki karena sedari dulu bersekolah di sekolah khusus putri dan penuh tata karma khas kalangan kerajaan. Saat sekolah menengah atas, Himchan meminta kepada keluarganya untuk disekolahan di sekolah umum. Di sana Himchan bertemu banyak laki-laki. Salah satunya siswa berandal pembuat onar, Bang Yongguk. Exited? Check out the story!
Happy reading!
Kim Himchan, gadis cantik nan mempesona ini memasuki sekolah berunya dengan perasaan gembira. Ia sudah sedari dulu bersekolah di sekolah khusus putri. Kali ini, ia meminta kepada ayahnya untuk mensekolahkan dia di sekolah umum. Ada alasan tersembunyi di balik itu semua. Dan itu…
"HIME!", tiba-tiba sekelompok pemuda menghampirinya. "Kenapa kamu melepas sepatumu?", salah satu dari mereka bertanya sambil menunjukkan sepasang sepatu vantovel hitam milik Himchan yang tadi dilepasnya di lobby sekolah.
"Ini kan di dalam sekolah.", jawabnya polos.
"Di sekolah ini tidak perlu melakukan itu.", jawab seorang pemuda lainnya gemas.
"Ooh begitu, ya. Terima kasih sudah memberitahuku.", jawab Himchan sambil tersenyum lebar. Mempesona sekali. Khas putri kerajaan.
###
"Kim Himchan itu manis sekali ya?"
"Katanya dia lulusan SMP khusus putri di Seoul."
"Tapi, mengapa dia melanjutkan ke sekolah kita ya?"
Himchan hanya terkekeh mendengar beberapa hal mengenai dirinya. Ia berharap ini akan menjadi pertanda baik. Alasannya memasuki sekolah umum ini adalah, dia ingin memiliki seorang KEKASIH. Bersekolah di sekolah biasa, menjalani kehidupan biasa, lalu menjalin hubungan cinta yang indah. Himchan melakukannya demi semua itu.
Tapi…
"HUWEKK", Himchan memuntahkan sebagian sarapannya di dalam washbasin toilet khusus siswa putri. "Apa mungkin aku mabuk karena dikelilingi sekelompok laki-laki tadi? Rasanya mual. Hoohh… apa bisa aku mempunyai hubungan cinta yang indah?", ucap Himchan lebih pada dirinya sendiri.
Kyunggg…
Kepalanya pusing sekali. Himchan tidak kuat lagi. Dan BRUKK, ia pingsan.
###
Di tempat yang berdekatan sepasang muda-mudi sedang bercumbu mesra.
"HUWEKK", samar-samar Yongguk mendengarkan suara lembut bagaikan genta angin milik Himchan. "Apa mungkin aku mabuk karena dikelilingi sekelompok laki-laki tadi? Rasanya mual. Hoohh… apa bisa aku mempunyai hubungan cinta yang indah?"
'Aneh sekali gadis itu. Mungkin bisa kujadikan mainan baru.' batin Yongguk. Setelahnya, Yongguk mendengar suara sesuatu terjatuh. Ia melepaskan cumbuannya dengan gadis di depannya.
"Apa itu?", tanyanya penasaran.
"Yongguk-ah, sudah biarkan saja." Gadis di depanya mencoba untuk melanjutkan kegiatan mereka yang terganggu oleh Himchan.
"Aku selesai, Hyosung. Aku keluar dulu.", ucap Yongguk dingin. Merapikan pakaiannya, lalu beranjak meninggalkan gadis yang pemampilannya acak-acakan tersebut.
###
"Eungh…"
Himchan melenguh. Ia terbangun dari pingsannya.
'Di mana ini? Apa ini di ruang kesehatan?' batinnya bingung.
"Syukurlah, akhirnya kamu bangun. Kamu tidak demam, Hime-chan. Bagaimana keadaanmu?", suara berat penuh kehangatan menyapa gendang telinganya. Sepasang tangan besar membingkai wajah ayunya.
Himchan mendongak. Kaget. Benar-benar kaget. Sungguh kaget. Oke ini berlebihan. Tapi, yang di depannya sekarang adalah seseorang yang dikenalnya. Teman sekelasnya. Bang Yongguk!
CROOT
Darah. Hidungnya mengeluarkan darah. Tunggu…
HIMCHAN MIMISAN!
Yongguk kaget. Benar-benar kaget. Gadis di hadapannya ini sangat unik. Dan Yongguk tertarik untuk mengenalnya lebih jauh. 'Bersiaplah kau, Kim Himchan. Kau harus jadi milikku.' batin Yongguk seram.
"Kamu tidak apa-apa?" Yongguk berusaha terdengar khawatir. "Darahmu banyak sekali. Maafkan aku. Aku pasti membuat kamu terkejut ya?"
Yongguk mengulurkan sekotak penuh tissue untuk menyeka darah mimisan Himchan. Himchan masih sibuk menyeka darah di hidungnya.
"Sejak TK, ini pertama kalinya aku disentuh oleh laki-laki yang bukan keluargaku.", jujur Himchan. Polos sekali.
"Eh?!" Yongguk benar-benar tidak menyangka. Gadis ini sungguhan masih suci murni bagaikan bidadari khayangan. "Kamu bercanda, kan?"
"Tidak. Itu sungguhan.", ujar Himchan lirih.
Himchan malu. Sungguhan malu. Yongguk, siswa yang bisa dibilang tampan dan keren di sekolahnya mengetahui alerginya pada laki-laki yang benar-benar aneh dan memalukan.
"Kamu dulu memang bersekolah di SMP khusus putri. Tetapi, masa tidak ada laki-laki dari sekolah lain yang menghampirimu?", ucap Yongguk. Dia benar-benar tertarik dengan gadis cantik di hadapannya ini.
"Tidak ada. Sekolahku sangat ketat.", ucap Himchan.
Ia menoleh. Yongguk masih diam. Ingin mendengarkan cerita Himchan lebih lanjut.
"Dulu aku tidak bisa bebas sampai SMP." Himchan melanjutkan ceritanya. "Lalu, aku pikir setelah masuk SMA aku bisa menjalani hidup normal dan punya hubungan cinta. Tapi, ternyata tidak bisa. Aku sama sekali tidak mengerti yang normal itu bagaimana."
"Maksudmu?"
"Kalau ada anak laki-laki yang mendekatiku, aku langsung mual. Apa yang harus aku lakukan?"
Curhatan Himchan berhenti. Hening sejenak menyelimuti dua orang yang kepribadiannya saling bertolak belakang tersebut.
"Kalau begitu," Yongguk membuka suaranya. "Mau pacaran denganku?", ujarnya sumringah.
"AAPA?!" Himchan terkejut bukan main.
"Kamu merasa mual karena belum terbiasa dengan keadaan di sini." Yongguk berusaha menjelaskan. "Kalau bersamaku, mungkin kamu akan terbiasa dengan laki-laki."
Yongguk tersenyum. "Aku akan mengajari Hime-chan tentang bagaimana kehidupan normal itu."
Himchan tertegun. Bang Yongguk. Selain mendengarkan ceritanya, dia juga membantu Himchan sampai seperti ini. 'Orang ini… Baik sekali. Aku beruntung sekali bisa bertemu dengannya.' batin Himchan senang.
"Majaa! Kalau begitu, mohon bantuannya!", seru Himchan sambil membungkuk dalam.
"Baiklah. Sampai bertemu pulang sekolah nanti.", ucap Yongguk lembut.
###
"Yongguh-ah! Ternyata kamu di sini." Seorang gadis bergalayut manja pada lengan Yongguk sambil memajukan bibirnya. Hendak mencium Yongguk.
"Bagaimana kalau nanti kamu ke rumahku? Hari ini orang tuaku tugas malam.", ucap gadis itu manja.
"Maaf. Aku tidak bisa.", ucap Yongguk santai. Gadis di sampingnya terkejut. 'Tidak seperti Yongguk yang biasanya.' batin gadis itu.
"Aku…" Yongguk melanjutkan ucapannya. "Hari ini aku ada janji dengan sang putri."
Yongguk tersenyum manis.
###
"Yongguk-ah. Ada bulatan besar di atas gedung itu.", seru Himchan senang.
Hari ini, sepulang dari sekolah Yongguk mengajak Himchan berjalan-jalan ke mall yang tidak terlalu jauh dari sekolahnya. Himchan terlalu bersemangat!
"Ini tempat anak SMA biasa berkumpul.", jawab Yongguk lembut.
"Kalau begitu,", lanjut Yongguk sambil menggenggam tangan Himchan."Ayo masuk, Hime."
"Iya, Yongguk-ah.", ucap Himchan sambil tersenyum.
Yongguk tertegun. 'Reaksi macam apa ini?' batinnya.
"Kamu tidak masalah kita berpegangan tangan?" Yongguk mencoba bertanya.
"Eh?" Himchan bingung. "Ah! Yongguk sudah seperti guru bagiku. Jadi TIDAK APA-APA." Himchan berseru senang.
Yongguk benar-benar tidak menyangka akan kepolosan Himchan. 'Bagaimana ini?! Anak ini menganggap aku seperti malaikat. Padahal kan… Biar sajalah. Lagipula masih banyak waktu.' batin Yongguk.
"Hime," Yongguk memanggil Himchan. "Kita ke tampat karaoke, yuk. Kita bersenang-senang berdua saja. Hime? Mana bocah itu?"
Yongguk bingung. Padahal tadi Himchan tepat di belakangnya. Sekarang, dalam sekejap dia menghilang. Huff. Yongguk menghela nafas dan mulai mencari Himchan. Bisa dituntut dia kalau sampai Himchan hilang.
###
"Mengapa pukulanku selalu meleset?", ucap Himchan kesal.
Ternyata gadis yang tengah dicari oleh Yongguk ada di arena memukul bola baseball. Himchan sangat penasaran dan ingin mencobanya. Tapi, sedari tadi pukulanya selalu meleset. Himchan jadi kesal sendiri.
"Hime?" Yongguk menemukannya dan menghampirinya. "Hime, di sana ada yang lebih menarik. Ke sana saja yuk."
'Mengapa dia malah main itu? Sama sekali tidak seksi.' batin Yongguk.
Himchan mengalihkan pandangannya. "Yongguk bisa main baseball? Bagaimana caranya agar bisa memukul bola?", tanya Himchan polos.
Haahhh.. Yongguk benar-benar tidak mengerti jalan pikiran Himchan.
Yongguk menghampiri Himchan. Memeluknya dari belakang, lalu memegang tangan Himchan yang sedang memegang tongkat baseball.
"Pegangnya begini. Terbalik, tangan kanan yang di atas tangan kiri." Yongguk memberikan instruksi kepada Himchan.
"Baik, Pak Guru!"
Hahaha.. Himchan memanggilmu guru, Yongguk.
"Lihat bolanya baik-baik sebelum memukul."
Sebuah bola baseball meluncur ke arah mereka dari mesin otomatis.
TAKK
"Kena!" Himchan berbinar. "Wah, hebat! Bolanya kena! Terima kasih ya?"
Youngguk tertegun sejenak. Gadis ini polos sekali. 'Eh? Kenapa aku malah mengajarinya?'
"Bisa." Himchan bergumam. Yongguk masih bisa mendengar. Memberikan perhatian sepenuhnya pada Himchan. "Aku selalu tidak berani mencobanya. Dari dulu aku ingin sekali melakukan ini. Aku senang sekali." Himchan berseru senang dan tersenyum lebar tetapi manis, menujukkan deretan giginya yang menggemaskan itu.
'Terima kasih. Terima kasih, Yongguk-ah.'
Yongguk merona. Salah tingkah rupanya.
Himchan yang menyadari hal tersebut terdiam.
"Sekarang coba Hime memukul sendiri." Yongguk mengalihkan pandangannya dari wajah ayu milik Himchan. "Lakukan sesuai dengan yang aku ajarkan."
"Tunggu dulu," Himchan menangkup wajah Yongguk dengan sepasang tangan mungilnya.
Yongguk terkejut. "Hime, apa yang kamu lakukan?"
"Yongguk-ah, mukamu merah. Mau aku cek apa kamu demam? Kupikir kamu terlalu memaksakan diri." Himchan berucap khawatir.
Yongguk terdiam. "Benar juga. Aku jadi begini karena Hime. Bertanggungjawablah!"
'Ternyata benar karena aku.' pikir Himchan sedih.
"Aku akan bertanggung jawab. Apa yang harus aku lakukan?", seru Himchan mantap.
Kesempatan ini tak akan disia-siakan oleh Yongguk. "Kalau begitu, CIUM AKU.", ujarnya santai. Meraih tangan HImchan yang masih merengkuh wajahnya, lalu mencium ujung jari tangan kanannya.
'Eh? Yongguk? Cium.. Hahh?' batin Himchan. Tak menyadari Yongguk yang semakin menghapus jarak di antara mereka. Himchan tak tahu harus berbuat apa. Reaksinya hanya diam mematung. 'Bagaimana ini?'
Tiba-tiba… Yongguk memainkan wajahnya. Menekan-nekan pipinya.
"Aku hanya bercanda. Karena wajahmu terlalu serius, aku jadi ingin mengerjaimu.", ucap Yongguk santai sambil memeletkan lidanya.
"Aku haus. Aku pergi membeli minum dulu ya?" Yongguk berlalu meninggalkan Himchan yang terduduk di lantai mall yang dingin itu. 'Apa yang telah aku lakukan?'
Himchan benar-benar berpikir kalau dia bisa membuatnya merasa lebih baik, jika Yongguk memang sakit. Sesaat tadi, Himchan sudah memutuskan. 'Jadi, hanya bercanda ya?'
###
"Lho? Hime?", sapa seorang laki-laki. Dia datang bersama teman-temannya dan langsung mengerumuni Himchan. Mereka teman sekelas Himchan.
"Tidak aku sangka bisa bertemu denganmu di tempat seperti ini! Kamu bersama siapa?"
"Iya, kamu bersama siapa?"
'Oh tidak! Mereka mendekat. Astaga.'
"Aku bersama Bang Yongguk.", jawab Himchan singkat.
"Ehhh?!" Mereka terkejut bersamaan.
"Kamu berbohong kan, Hime?"
"Jangan dengan Yongguk. Dia cuma mempermainkan kamu!."
'Mempermainkanku? Dia tidak serius kan?' Himchan bingung.
"Lebih baik kamu ikut kami saja. Jangan pergi dengan Yongguk yang tidak berguna itu."
Apa kata mereka? Tidak berguna?
"Bukan begitu,", Himchan berucap lirih. "Akulah yang tidak berguna."
"Apa?"
"Justru Yongguklah yang mau menemani aku yang tidak berguna ini.", ucap Himchan penuh kelembutan. "Yang aku tahu, Yongguk bukanlah orang yang tidak berguna."
DEG! Yongguk berdiri di sana. Mendengar semua yang dikatakan Himchan. Mereka belum menyadari kedatangan Yongguk.
"Wahh," Teman-temannya berseru tak percaya.
"Hime sudah dipengaruhi Yongguk."
"Lebih baik kamu pergi sebelum terjadi sesuatu."
"Aku… Tolong jangan mendekat." Himchan berucap tidak berdaya. Lemas saat salah satu dari temannya itu meraih tangannya.
'Kumohon, jangan!' Himchan memejamkan matanya.
PLETAKK
"Auw!" Temannya itu berseru kesakitan.
"Hei, kalian!" Himchan membuka matanya. Itu Yongguk. Yongguk datang. Yongguk menolongnya.
"Bisakah kalian tidak mengganggu pacar orang?", ujar Yongguk dingin sambil merengkuh pinggang Himchan dengan tangan kirinya. Tangannya yang lain memegan minuman kaleng yang tadi dibelinya. Salah satunya sudah melayang kea rah laki-laki yang mengganggu Himchan tadi.
"PACAR?!" Teman-temannya terkejut bukan main. "Hime kitaa…" Mereka hanya bisa meratapi nasib dan pergi menjauh.
"Hime, kamu baik-baik saja?", tanya Yongguk setelah memastikan teman-teman sekelas mereka pergi.
"Ukh.." Himchan menghela nafasnya. "Tadi nyaris saja. Ternyata aku masih alergi pada laki-laki."
"Tapi kamu baik-baik saja kalau bersamaku.", ucap Yongguk.
"Soalnya, kalau bersama Yongguk aku pasti tidak apa-apa."
Yongguk heran. Himchan sungguh aneh. Pada laki-laki lain dia alergi, mengapa padanya Himchan terlihat 'normal'? Padahal mereka sama-sama laki-laki.
"Aku baik-baik saja kalau bersama Yongguk."
BRUKK
Yongguk menindih Himchan di sofa di dekat mereka berdiri. Himchan terkejut.
"Kamu tahu, Hime?" Yongguk memandang Himchan dengan pandangan intens. "Kalau berpikir sesuatu itu 'pasti' itu BERBAHAYA." Yongguk merendahkan tubuhnya.
"Seperti kata mereka," Yongguk melanjutkan ucapannya. "Bagaimana kalau aku buka orang baik? Apa yang akan kau lakukan?"
Hening beberapa saat.
"Yongguk-ah," lirih Himchan. "Apa kamu mau melakukan hal yang tidak baik padaku?"
Yongguk tertegun. Himchan menatapnya dengan pandangan sayu. Yongguk kembali berdiri.
"Ayo kita pergi.", ucapnya kemudian.
Himchan terdiam. Ia merasa dirinya sendiri menjadi aneh. Ia merasa aneh karena sempat berpikir kalau ia tidak keberatan. 'Yongguk-ah, apa yang dirasakannya? Aku tidak bisa menanyakan hal itu padanya.'
###
Pagi itu, Himchan baru saja memasuki ruang kelasnya. Dia melihat Yongguk yang sedang duduk membelakanginya sambil memakai headset merah di telinganya.
Himchan baru saja akan menghampiri Yongguk saat beberapa gadis menghampirinya.
"Hime, ada yang mau kami tanyakan.", ucap seorang gadis. Mimiknya terlihat meredahkan Himchan.
"Hime, katanya kamu sudah punya pacar?", tanya gadis yang lain.
"Apa?" Himchan bingung.
"Kata anak kelas, kemarin kamu pergi berdua dengan Youngguk. Aku mau memastikannya.
"Bisakah kalian tidak mengganggu pacar orang?"
Himchan kembali mengingat kejadian kemarin. "Ahh.. Ituu.."
"Lihat dia! Ternyata kamu memang pacaran dengan Yongguk.", seru salah satu gadis yang tadi.
"Yang benar?! Aku tidak percaya." Teman-temannya yang lain jadi mengerumuni Himchan.
DEG DEG DEG
Bukan, Yongguk bukan pacar Himchan. Tapi, Himchan juga tidak bisa mengatakan bukan.
"Waaa.. Yongguk itu terkenal playboy lohh.", ucap temannya yang lain.
"Aku kecewa tahu dia pacaran dengan Yongguk."
"Ternyata, Hime juga levelnya cuma segitu saja. Hmpp", temannya yang lain menahan tawa.
GREEK
Yongguk bangkit dari duduknya. Jengah mendengar semua celotehan mereka tentang dirinya dan Himchan.
"Kalian terlalu gampang percaya.", ujarnya dingin. "Kami tidak benar-benar pacaran, kok. Maaf, Hime. Carilah pasangan yang lebih cocok untukmu. Yang bisa menjalin hubungan cinta yang indah denganmu. Bye bye.."
Dan Yongguk pu berlalu. Himchan terkejut. Himchan sama sekali tidak mengerti. Pasangan yang lebih cocok?
"Yongguk benar-benar menyebalkan." Tidak! Dia orang yang baik.
"Pasti terjadi hal tidak mengenakkan pada Hime." Aku tidak mengalami hal tidak mengenakan dengannya.
Mengapa jadi begini? Himchan bingung.
"Kasihan."
"Lupakan laki-laki sepertinya."
Kata-kata yang tidak dia mengerti artinya. Banyak kata-kata buruk yang terdengar di telinganya. Membuatnya pusing. Ia merasa… Mual.
"Hime!"
"Kim Himchan!"
"Apa kamu sakit?"
Ohh… Himchan mau muntah.
WUSSHH… GREEP…
"Kalian mengganggu saja!" Yongguk datang. Memeluk Himchan. Dan berteriak pada teman-teman sekelasnya.
"MINGGIR!" Yongguk membopong Himchan seperti membopong bayi.
Ternyata memang Yongguk. Yang dicari Himchan hanyalah Yongguk.
"Aku suka Yongguk.", ucap Himchan sambil mengeratkan pegangannya pada leher Yongguk. Membenamkan wajah cantiknya pada bahu tegap Yongguk. "Suka sekali."
Yongguk terkejut. "Meski aku playboy?"
"Tidak apa-apa."
"Kalau orang lain dengar, citramu bisa hancur."
"Ini tidak ada hubungannya dengan orang lain.", lirih Himchan, lalu mengangkat wajahnya. Menatap Yongguk. "Aku… Kalau bukan Yongguk, AKU TIDAK MAU."
"Kamu ini… Benar-benar putri yang bodoh.", ujar Yongguk lembut. "Bagaimana kalau kamu mengalami hal tidak mengenakan denganku?"
"Aku tidak perduli. Selama pasanganku adalah kamu."
Yongguk mengecup pipi Himchan. Keduanya merona. Sama-sama berpikir hal yang lebih jauh.
Lihat kan? Jika bersama Yongguk, Himchan bisa sangat bahagia.
###
"Yongguk-ee."
"Ya, sayang?"
"Aku sudah memberitahu keluargaku kalau aku sudah menemukan orang yang kusuka. Dan mereka mengirim foto ini untuk Yongguk."
"Oh, foto apa?"
Himchan memberikan ponselnya pada Yongguk. Di sana terpampang jelas foto kedua kakak laki-laki Himchan. Mereka berdua wajahnya sama-sama menyeramkan. Yang satu mengepalkan tangannya, yang satu lagi membawa senapan.
"Seunghyun Oppa mantan tentara, sedangkan Yunho Oppa jago bela diri. Tapi mereka baik sekali, kok." Himchan terlihat senang. "Katanya mereka ingin cepat bertemu denganmu."
RUPANYA INI! Alasan mengapa Hime-chan tak pernah disentuh laki-laki.
"Aku…" Yongguk lemas. "Tidak sabar ingin bertemu mereka."
'Matilah kau Yongguk!' batinnya miris.
-THE END-
a/n
WOHOOO…! SELESAI BANGHIMnya….
Aku masih amatir nulis. Mohon maaf kalo hancur dan ngga ng-feel. Akupun bingung sama diriku sendiri. Aku butuh banyak kritik dan saran yang membangun.
Would U Like To Gimme Ur Comment?
Thanks. See ya at next story…
