Aloha readers.. RinA muncul lagi. Sudah 2 bulan 2 hari dan 14 jam saya tidak menulis fanfic… Terima Kasih buat reviewers cerita saya yang lalu ToT *terharu*…
Saya juga bingung, kenapa saya bisa kepikiran buat pairing ini -_-".
Maaf karna saya banyak tugas sekolah-_- dan merenungkan diri sendiri karena gak bisa buat fanfic yang panjang-standar- saya lama gak muncul-muncul… Maaf,, sekali lagi maaf ToT
Okkeh… bacotnya selesai..
Let's go to the story*sok inggris lo!*
Yosh! Selamat membaca ^^9
Finally, I Know You!
Disclaimer : Naruto bukan milik saya. Tapi, cerita ini milik saya.
WARNING! : GaJe, OOC, EyD ancur-belaur(?)
Saya author pemula yang sangat berdosa(?), this is my Second Multichapter Fict and my first NejiTen Fict.
DON'T LIKE, DON'T READ
NejiTen's Area
Chapter 1 "Him name is Neji Hyuuga"
Ting..Ting..Ting..(?)
Bel sekolah telah berbunyi, semua murid kelas X-A juga telah selesai menerima pelajaran dari Guru Anko yang sangat membosankan. Ten-Ten menyusun buku-bukunya lalu mengambil sapu ijuk untuk menyapu karena ia piket hari ini.
"Neji! Ayo cepat piket! Jangan hanya membaca buku-buku aneh itu sajaa.." kata Ten-Ten sambil memberikan kemoceng pada Neji.
"…"Neji hanya diam, menutup bukunya, lalu menerima kemoceng dari tangan mulus Ten-Ten.
'hh…. Aku tak pernah mengerti dan mengenal pemuda yang satu itu..' batin Ten-Ten.
"Aku pulang ya, Ten-Ten…"Kata-Kata itu terus terdengar hingga tinggal Ten-Ten dan Neji saja berdua.
Neji tetap diam dan melanjutkan tugas piketnya. Ten-Ten juga.
Suasana menjadi hening-Ralat…Sangat hening-. Ten-Ten yang tidak suka situasi seperti ini langsung membuka pembicaraan. Namun, saat hampir mengeluarkan suara..
"Aku selesai." Kata Neji singkat.
"ta-ta-ta-ta-"Kata Ten-Ten belum selesai menyempurnakan kata-katanya, Neji sudah pergi keluar kelas.
.
.
.
Ten-Ten spontan mengingat-ingat kata-kata Sakura dan Ino tadi pagi.
'katanya ada mantan kelas X-A yang sekarang sudah kelas XII-A melihat hantu di kelas kita waktu jam 2 siang loo' kata Sakura.
'ia… kalo gak salah namanya Karin' timpal Ino.
Ten-Ten langsung merinding. Dilihatnya jam yang berada di atas papan tulis-menempel di dinding- dengan takut-takut.
"13.59!" Pekik Ten-Ten panik. Ten-Ten langsung mempercepat kegiatan sapu-menyapunya (Ten-Ten adalah tipikal orang yang bertanggung jawab, dongg..Karna itu ia tidak meninggalkan tugasnya.)
.
.
.
"Fyuuh…" kata Ten-Ten sambil menyeka keringatnya di dahi. Ten-Ten langsung mengembalikan sapunya, lalu mengambil tasnya yang masih terletak di tempat duduknya. Ia melihat jam dinding..
"pu-pu-pu- pukul Dua tepattt!" Teriak Ten-Ten histeris. Ten-Ten langsung berlari menuju kenop pintu lalu mencoba membukanya.
Terkunci.
Ten-Ten panik setengah mati. Keringatnya bercucuran dari wajah orientalnya. Kalau ada pisau, ia lebih memilih bunuh diri daripada di gentayangi hantu. Ia mencoba berpikir dengan tenang. Ia pergi menuju jendela- rencananya melompat- agar dapat keluar.
Terkunci.
Ten-Ten berlari ke lemari kelas untuk mengambil kunci jendela dan pintu.
Terkunci.
Tiba-tiba, dilihatnya seorang wanita berambut putih yang datang entah dari mana. Cantik sekali.
"Sisi-si-siapa k-kau?" tanya Ten-Ten sambil menutupi matanya dengan tangan karena terlalu takut melihat wanita itu. Wanita itu mendekat, dengan wajahnya yang tersenyum benar-benar mirip sadako. Wanita itu bersujud –tetap menghadap Ten-ten-.
"Shi…" kata wanita itu pelan, sangat pelan. Ten-Ten memundurkan tubuhnya agar menjauh dari wanita itu, namun tetap menutup wajahnya.
"Ma…Mau..Mau apa..k-kaka-kauu?" Tanya Ten-Ten semakin merinding walaupun belum tahu bagaimana wajah orang-ralat, makhluk- yang sedang berbicara dengannya.
"Bantu … aku…" kata makhluk yang diketahui bernama Shi itu dengan suara yang mulai sesenggukan.
"KYAAAAAK!" Teriak Ten-Ten, Persis seperti yang ditontonnya di televisi dalam drama picisan.
"Kumohoon… ini tentang adikku.." kata Shi yang diketahui menangis. Tangisan itu benar-benar menyadihkan di dalam hati Ten-Ten. Ten-Ten paling tidak tahan melihat seseorang-ralat, sesuatu- menangis. Ia memberanikan diri membuka tangannya untuk melihat makhluk itu.
'Dia cantik..' batin Ten-Ten.
"Terima kasih.." kata Shi.
"A-apa? Untuk apa?" tanya Ten-Ten yang bingung, tanpa ia sadar ia sudah mulai tidak takut dengan Shi.
"Kau bilang aku cantik.." balas Shi sambil tersenyum manis- sangat manis-.
"I- itu.." kata Ten-Ten sambil menundukkan kepalanya.
"Aku bisa membaca pikiran manusia.." kata Shi.
"o-ooh.. jadi ada apa dengan adikmu?" tanya Ten-Ten mulai penasaran.
"Adikku.. Hyuuga Neji.." kata Shi menunduk seperti ingin menangis lagi.
"Neji maksudmu?" tanya Ten-Ten memperjelas.
"Ia.. dulu dia adalah anak yang ceria.. tetapi.. semenjak kematianku.. Ia menjadi pendiam.. aku, entah mengapa tidak dapat membaca pikirannya.. tapi, aku tahu… dia masih menyesali kematianku.. aku merindukan senyumnya yang dulu…. Hiks.."Jelas Shi sambil menangis.
"Manyesali?" Tanya Ten-Ten.
"Waktu itu…. Aku dan Neji sedang membeli Es Krim di pinggir jalan raya.. aku sudah bilang pada Neji,, untuk tidak bermain-main di tengah jalan.. mungkin karena jalan itu sepi, Neji berani berlari ke tengah jalan.. tiba-tiba, sebuah mobil melaju dengan kencang… aku mendorong Neji ke tepi jalan raya, tapi.. aku jadinya yang tertabrak.. nyawaku tidak tertolong lagi setelah itu.." Jelas Shi.
"Jadi Neji menyesali hal itu?" Tanya Ten-Ten lagi.
"Mungkin iya,, ia begitu terpukul setelah mengetahui nyawaku tidak tertolong lagi.. aku tidak mau pergi dengan gelisah.. aku tidak marah pada Neji..aku.. aku Hanya ingin melihat Neji tersenyum kembali..Tidak! hanya sekali..! aku hanya ingin melihat Neji tersenyum tulus sekali saja.. maka aku akan pergi dengan tenang.." Jelas Shi lagi.
"Mungkin.. aku bisa membantu.." kata Ten-Ten sambil menyunggingkan senyum lebarnya.
"Terima kasih… kau sangat baik.. Tidak sejahat gadis merah berkacamata itu.." kata Shi.
"Karin maksudmu?" Tanya Ten-Ten meyakinkan.
"Ia.."jawab Shi
"Oh iya.. kenapa kau datang mulai dari pukul dua saja?" Tanya Ten-Ten ke sekian kalinya.
"Karena… aku dinyatakan mati pada pukul dua, upacara kematianku pada pukul dua, dan waktu kesukaan Neji adalah pukul dua.." katanya dengan wajah agak menyedihkan pada kata 'Neji'.
"Oh… Baiklah aku pulang dulu ya.." Pamit Ten-Ten.
"Tidak… aku ikut denganmu.."Kata Shi.
"Ha? Bagaimana jika orang melihatmu? Atau ayah dan ibuku melihat mu?"Tanya Ten-Ten panik.
"Aku bisa menampakkan diri pada semua orang sesukaku kecuali Neji… aku tak tahu mengapa.. dan.. selama aku tidak menginginkan seseorang melihatku, orang tersebut tidak dapat melihatku.." kata Shi.
"Jadi.. hanya aku yang bisa melihatmu?" tanya Ten-Ten lagi. Shi hanya mengangguk.
"Okke.. baiklah.. kita pulang!" kata Ten-Ten bersemangat. Ten-Ten membuka pintu..
Tidak terkunci lagi.
-At Ten-Ten's Mansion-
"Ooh… kau tingggal di mansion?" tanya Shi.
"Ia…" Jawab Ten-Ten.
"Eumm… berbicara padaku melalui hati saja, ya? Aku tidak mau kau dikira gila sama orang-orang..aku juga bisa mendengarkan hatimu.." kata Shi.
"Pesan author : "mulai dari sini Kalau ada tanda (h) di depan dialog artinya Ten-Ten berbicara pada Shi melalui hatinya ^^""
"(h) okke… baiklah… sepertinya aku harus berlatih berbicara melalui hati" kata Ten-Ten.
"Hehehe…. Kalau sudah terbiasa pasti bisa" kata Shi riang. Semua berjalan seperti biasa namun dengan kehadiran Shi yang selalu ada di dekat Ten-Ten.
"Ten-Teeeen! Ada tamumu didepaan!" Teriak ibunya Ten-Ten dari bawah.
"Baik buuu!" Kata Ten-Ten yang juga berteriak.
Cklek!
"?!"
- TBC –
- at the back stages –
Author : seram kagak? Kurasa enggak ya -_-" memang rencanyanya sih Shi datang kayak malaikat gitu -_-"
Ten-Ten : Shi itu anak mana?
Author : Gua juga kagak tau-_-" rencananya mau buat Shion yang jadi setannya, tapi… kasian ah…
Shion : apa Shion Shion?!
Author : ^^"
Neji : sejak kapan aku punya kakak, hn?
Author : Tau ah.. Gelap :P
Shi : wahh… Shi jadi Main Chara ni?
Author : Ia,, tapi yang lebih utama Neji sama Ten-Ten.. Cuman di Chapter ini Neji kayak hanya Numpang nama ya?
Neji : Cih!
Shi : Kok senyuman Shi bisa kayak sadako?
Author : *mati kamus*
Well , buat para Readers.. Review, pleasee … :3
P. S : Kritik, Saran dan Support sangat dibutuhkan ^_^
- Hee-RinA -
