Something Problem
Chankai's Story
(Chanyeol X Jongin as Kai)
Other cast
Tiffany Hwang
Author : Jihyunk16
Warning!
Boys Love! Crack pair! Typo
..
..
Don't Like Don't Read, thankyou!
..
..
.
Jongin tak pernah mengira Chanyeol akan menjadi orang yang sangat pelit seperti ini. Selama ia sekelas dengan Chanyeol ia selalu mendapat contekan dari Chanyeol tak peduli itu ulangan, pekerjaan rumah maupun ujian semester. Tapi sekarang? Chanyeol bahkan tak menoleh sedikit pun ketika ia memanggilnya. Hell, ini adalah masalah naik tidaknya ia ke kelas tiga! Dan Chanyeol mengabaikannya. Awas saja nanti, ia akan buat perhitungan dengan Chanyeol.
"Tiffany beri aku contekkan ya?"
Tiffany yang berada di depan Jongin sebenarnya sangggat pelit dalam memberikan jawaban, tapi ia memanfaatkan ketampanannya untuk meminta itu pada seorang Tiffany—yang kebetulan fans beratnya.
Tiffany menoleh kebelakang dan menatap Jongin tajam. "Well, apa yang ku dapatkan jika aku memberikan jawaban ku padamu?"
"Kita akan berkencan setelah semua ujian selesai!" sebenarnya Jongin tak yakin dengan ini tapi ini masalah kepepet.
"Deal!"
Mata Jongin berbinar cerah ketika melihat Tiffany dengan begitu hati-hatinya memberikan kertas jawabannya. Masa bodoh dengan Chanyeol yang mendadak pelit dan ia juga tak mau memikirkan hal konyol apa yang Tiffany lakukan saat mereka kencan nanti.
Tangan Jongin bergerak lincah di atas kertasnya menuliskan berbagai jawaban dengan tambahan dari dirinya sendiri, dia tidak bodoh untuk membuat jawaban persis seperti Tiffany bisa-bisa Guru Jung akan menghukumnya.
.
.
.
.
"Thanks" bisik Jongin saat mengembalikan kertas jawaban Tiffany.
"No prob, don't forget your promise,Jongin"
"Tenang saja, asal kau mau membantu ku terus,"ujarnya pelan.
Tiffany tentu saja tak mau kehilangan ajakan kencan itu hanya melebarkan senyumnya ke arah Jongin membuat tanpa sadar Jongin sedikit terpesona. Siapa yang tak terpesona dengan senyuman Tiffany yang begitu manis? Jangan lupa gelar gadis itu 'Angel smile'.
"Tenang saja," Tiffany bisa bangga saat ini karena ia berhasil mengajak kencan Jongin dengan kepintarannya walau ia selalu dibawah Chanyeol tapi yang pasti ia tak pernah dibawah rangking 5!
"Semuanya kumpulkan lembar jawabannya," instruksi itu mengagetkan Jongin yang masih terpesona dengan senyum Tiffany.
Jongin mengumpulkan lembar jawabannya dan langsung menatap tajam ke arah si kutu buku Chanyeol! Ia benar-benar ingin memaki cowok itu sekarang. Setelah memastikan Guru pengawas telas pergi ia berjalan ke arah Chanyeol dan duduk tepat di samping cowok itu.
"Sialan, kenapa kau tak menoleh saat aku memanggilmu?"
Chanyeol hanya diam saja dan melanjutkan membaca bukunya dengan tenang seolah tidak terjadi apapun di sekitarnya. "Park sialan jawab!" sentak Jongin kasar.
"Kau harusnya belajar sendiri Jongin jangan selalu bergantung pada orang lain," ucapan yang terkesan dingin itu berhasil menohoknya.
"Fine, terserahmu saja. Aku tak butuh bantuan mu lagi, Park"
Dibandingkan kaget akan tendangan kasar Jongin pada bangku, ia lebih kaget mendengar kata-kata Jongin. Begitu mudahkah seorang Kim Jongin menyerah? Tapi ngomong-ngomong ia cukup penasaran bagaimana Jongin bisa menyelesaikan ujiannya tepat waktu, bahkan ia yakin Jongin tak pernah belajar.
.
.
.
.
"Tiff hari ini kita jalan, okay?"
Chanyeol mengerutkan kening nya ketika mendengar ajakan Jongin pada Tiffany. Setahunya Jongin sangat membenci Tiffany mengingat gadis itu selalu menggoda Jongin dengan tatapan memujanya. Dan sekarang Jongin sendiri yang mengajak gadis itu, apakah ada sesuatu yang ia lewatkan?
"Tentu saja! Kita bertemu dimana?" Chanyeol hanya mendengus mendengar pekikan Tiffany yang centil itu.
"Beri aku nomormu nanti aku jemput saja," pekikan kaget dari orang-orang kelas—tak terkecuali Chanyeol—membuat suasana riuh. Apakah Tiffany berhasil menaklukan seorang Jongin yang super sexy itu? Shit, semuanya patah hati.
"Ini, tapi aku agak curiga dengan mu yang meminta nomor ponsel ku," ujar Tiffany menyelidik.
Jongin tertawa pelan membuatnya beribu-ribu kali lipat mempesona sekarang ini. "Well, hanya ingin saja. Kau keberatan?" tanya Jongin memastikan.
Tiffany mengangguk dan mengeluarkan eye's smile terbaiknya. "Apapun untukmu, Jongin."
.
.
.
.
Jongin mendengus kesal ketika Chanyeol menghadangnya yang ingin pergi kencan dengan Tiffany. Sebenarnya ada sesuatu yang terlewatkan dan Jongin enggan mengakuinya jika Chanyeol adalah sepupunya dan sialnya mereka tinggal bersama.
"Ada apa? Aku ingin kencan, minggir!"
Bukannya minggir Chanyeol malah menarik Jongin mendekat ke arahnya dengan mencengkram pinggang Jongin dengan tangan besarnya. Secercah ketakutan terlihat di mata Jongin namun ia menutupinya dengan suara sinisnya. "Apa yang kau lakukan!"
"Belajar, Jongin! Kau tak boleh keluar sekarang," Jongin memukul bahunya Chanyeol kuat saat mendengar perkataan itu.
"Memangnya kau siapa yang mengaturku!? Urusi dirimu sendiri!"
Chanyeol yang tidak puas mendengar jawaban itu langsung menarik Jongin ke lantai atas yang langsung disambut rontaan oleh Jongin. Demi apapun ia benci jika Chanyeol bertindak melebihi Ibunya.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Jongin ketika Chanyeol secara paksa mendorongnya ke kamar mandi.
Jongin bergerak mundur dengan Chanyeol yang menampilkan senyum menakutkannya. Chanyeol mungkin terlihat cupu dan kutu buku disekolah tapi jika dirumah ia seperti orang yang mengendalikan dirinya dengan mata tajam nan menusuknya.
"Mengurungmu tentu saja," katanya dengan santai.
Jongin berlari ke arah pintu namun berhasil di tarik Chanyeol. Entah apa yang terjadi pada Chanyeol saat ini, matanya berkilat marah dan menggelap membuatnya takut dan diam saja saat pinggangnya diremas Chanyeol.
"Ini apartement ku dan kau harus mengikuti aturan ku, Kim"
Ia tak suka sikap Chanyeol yang seperti ini, ia bukan seorang gadis harus di perlakukan seperti ini. Ia cowok bebas dan bukan anak mami yang takut akan banyak bahaya di luar sana. Lagian ini hanya kencan walau ia tak janji pulang cepat.
"Oh, kau merasa berkuasa sekarang? Baik, aku akan pindah jika itu maumu!" teriak Jongin tepat di wajah Chanyeol.
"Siapa yang menginjinkan mu untuk pindah?"
"Aku tak peduli lagi sekarang! Yang pasti kau tak boleh mengatur hidupku, Chanyeol. Aku bukan anak kecil dan ingat kita seumuran!" sebenarnya Jongin begitu takut saat ini bahkan tangannya meremas pelan bahu Chanyeol.
"Aku hanya bilang mengikuti aturanku, bukan berarti kau pindah!"
Jongin hanya dapat menghembuskan napasnya dengan kasar, terlalu lelah untuk terus bertengkar dengan Chanyeol. Mereka bukan orang yang mau mengalah dan orang yang selalu mementingkan pemikiran sendiri membuat mereka tak pernah ada ujungnya jika bertengkar. Jadi kali ini ia membiarkan dirinya mengalah.
"Jadi apa yang kau inginkan?"
Chanyeol menarik Jongin lebih dekat lagi dan ia dapat menghirup wangi khas seorang Kim Jongin. Mata Jongin terpejam merasa kelembutan dari Chanyeol dan tanpa ia sadari tangannya begerak menuju rambut cokelat Chanyeol sesekali meremasnya lembut.
"Berhentilah keluar malam Jongin, kau harus lulus dengan nilaimu."
Matanya masih terpejam erat dan sedikit mendesah ketika bibir Chanyeol tanpa sengaja mengenai bibirnya. Sensasi aneh selalu ia rasakan ketika terlalu dekat dengan Chanyeol. "Terserah kau saja," ujarnya pasrah.
Chanyeol menyeringai mendengar itu dan Jongin yang melihat itu hanya memutarkan bola matanya. "Apa?" tanyanya malas.
Chanyeol hanya menggeleng pelan lalu mendekatkan bibirnya pada tengkuk Jongin. Mereka tahu ini salah tapi mereka menikmati masa-masa seperti ini dimana tak membutuhkan sebuah status rumit dalam hubungan mereka—juga melupakan tentang status mereka sebagai sepupu,
"Katakan pada Tiffany, kau membatalkan kencannya"
Jongin menggeleng pelan. "Aku sudah berjanji, jadi biarkan aku pergi."
"Tidak segampang itu, Kim"
Dan Jongin tak mengingat lagi apa yang dilakukan Chanyeol ketika menggendongnya menuju ranjang mereka. Well, mereka memang tidur bersama. Ini mungkin akan menjadi sesuatu masalah yang besar nantinya tapi sekarang tak ada waktu untuk memikirkannya.
End
.
.
.
Epilog
From : Jongin
Sorry Tiff, tiba-tiba saja aku merasa tak enak badan. Bagaimana besok sepulang sekolah? Kau mau?
Tiffany mengerucutkan bibirnya sebal, sia-sia tadi sore ia ke salon untuk perawatan. Namun tak berlangsung lama ketika mengetahui jika Jongin sepertinya sakit. Lagian Jongin berjanji menepatinya setelah pulang sekolah besok.
To : Jong-Baby
No prob. I'll wait tomorrow 3
.
.
Btw gue mau nanya kenapa banyak orang yang bilang fanfiction gue pada ngegantung semua? Padahal nggak kan? :v wkwkwk, mudah-mudahan ini gak ngegantung dan memuaskan kalian semua. Maaf juga untuk typonya, maklum ngerjainnya mata udah sekarat wkwk. CHANKAI shipper mana suaraannyyyaaaa~~~~! XD
Silahkan review kritik dan saran kalian ^^
PS : Gue kaget pas tahu banyak ternyata yang baca Fanfic gue. tapi reviewnya bahkan gak sampai segitu wkwk. but it's okay
