DIS : i own nothing EX few OC here. Highschool dxd and Overlord anime and novel belongs to their owner.

Warn : OOC, bukan bahasa yang baik dan benar, sihir ciptaan sendiri, overpower chara, overpower item, armor dan weapon, dan masih banyak lagi warnnya tapi ane males nulisnya.

"nothing" : untuk sihir, naga atau makhluk supranatural bukan manusia berbicara.

" nothing" : untuk bicara normal.

"nothing" : untuk bicara dalam hati, telepati, dan message skill.

Overlord ...

... ... ...

... ...

...

.

Chapter 1 akhir dan awal dari legenda...

...

Ygdrasill, sebuah game mmorpg yang dibuat sedemikian rupa yang pernah menduduki peringkat satu game dunia. Memiliki kebebasan player yang sangat tinggi serta peta yang luas ygdrasil menjadi game yang paling digemari dimasanya. Banyaknya jumlah skill, magic, dan item yang bisa dipilih memungkinkan player menciptakan dan mengembangkan dirinya tanpa batasan.

Dan kini setelah 12 tahun berlalu game ini akhirnya mencapai akhirnya...

Sebuah akhir dari game yang dulu sangat digemari oleh banyak orang...

...

Great tomb Nazarick, ruang singasana...

...

"Peninggalan masa lalu ya..." gumam sang pemimpin guild peringkat satu diygdrasill ini, Momonga. Seorang laki-laki yang mengunakan avatar berwujud elder lich yang sesungguhnya dirinya sudah melampaui gelar itu.

Dia telah mencapai gelar overlord...

Gelar tertinggi untuk seorang magic caster...

Dan sebagai player yang mengkosentrasikan skill, magic dan itemnya ke kemampuan sihir, Momonga adalah seorang player yang kuat. The stongest magic chanter dengan penampilan skeleton begitulah mereka memanggil dirinya.

Sang magic caster terkuat didunia...

Tapi sekarang itu semua hanyalah masa lalu...

Duduk seorang diri disingasananya, Momonga ditemani NPC Albedo, Sebas, dan para maid Pleiades, ia mengenang masa lalunya sebentar dimenit-menit akhir dari server game kesayangannya ini.

"Aku, Touch me, Shijuuten suzaku, Ankoro mocchi mochi, Herohero, Peroroncino, Bukubuku chagama, Tabula smaragdina, Bujin takemikazuchi, Variable talisman, Genjiro." Gumam Momonga sambil menunjuk kearah bendera-bendera miliknya dan teman-temannya itu yang ada diruang singasana ini dengan penuh perasaan nostalgia saat menyebutkan satu persatu nama teman-temannya itu.

"Ya, sungguh menyenangkan." Gumamnya dengan suara sedih dan kosong saat mengenang masa-masa mereka semua masih bersama dan sering bersengama tawa ditempat ini.

Yang dimana sekarang itu hanyalah tinggal kenangan...

Dari 41 anggota Great Tomb Nazarick, 37 orang telah berhenti dan kini hanya tersisa tiga orang termasuk dirinya dan itupun 2 orang lainnya jarang on karena terlalu sibuk dengan kehidupan nyata mereka.

Tak ada yang mengkhianati dirinya, hanya saja mereka membuat pilihan. Pilihan untuk mengutamakan kehidupan nyata mereka dan memutuskan untuk berhenti dari game ini. dan Momonga tak menyalahkan satupun mereka karenanya.

Itu adalah pilihan sulit dia tahu itu...

Pilihan untuk memilih antara kehidupan nyata dan guild yang sudah mereka bangun bersama dengan mengorbankan keringat dan air mata...

Itu benar-benar bukanlah pilihan mudah...

Momonga sadar akan hal itu namun tetap saja. Dalam hati kecilnya, Momonga masih berharap mereka akan kembali lagi suatu saat nanti kelak...

Dan karena itulah dia terus mempertahankan guild ini sampai sekarang.

Melalui setiap masa-masa sulit hingga sekarang.

Guild yang mereka bangun bersama ini dari nol hingga menjadi seperti sekarang ini...

Dia terus mempertahankannya...

Dia tahu kecil kemungkinan teman-temannya itu akan kembali, tapi tetap dia akan terus percaya pada harapan kecil itu dan mempertahankan guild ini hingga akhir, karena hanya inilah yang dia punya.

Dia yang tak punya teman didunia nyata, pacar ataupun keluarga, hanya Nazarick lah satu-satunya hal penting dan berharga yang dimilikinya.

Bukan karena uang ataupun waktu yang dibuangnya diguild ini, tapi melainkan kenangan yang sangatlah banyak yang ada disini, ditempat ini...

Kenangan yang terlalu berat rasanya untuk ditinggalkan...

Dan karena itulah dia akan terus bertahan hingga detik terakhir sebelum server untuk game ini ditutup agar tak ada penyesalan ataupun perasaan sedih sedikipun tertinggal...

Ya, sungguh sangat menyenangkan...

Semua kenangan dan perasaan yang pernah dia alami ditempat ini...

Membuka matanya (dimana avatarnya ga punya mata jadi hanya menyala merah saja) Momonga melihat kearah jam yang ada di pojok bawah layar yang menunjukan tinggal 10 detik waktu yang tersisa sebelum penutupan server pada pukul 00:00, dan dia hanya bisa mendesah.

"Haa... besok aku harus bangun jam 4 pagi ya? Aku harus segera tidur setelah servernya ditutup atau tidak pekerjaanku bisa terganggu." Gumam Momonga dengan rasa lelah sebelum menutup kembali matanya dan menunggu dengan tenang.

23:59:55

23:59:56

23:59:57

23:59:58

23:59:59

00:00:00

00:00:01

00:00:02

"He?" Momonga menyadari sesuatu yang tak beres saat membuka matanya. Bukankah jam 00:00 telah terlewat, tapi kenapa dia masih berada dalam game ini?

Apakah mereka menunda penutupan servernya?

Mencoba menyentuh konsol yang biasa muncul dalam game seperti ini dengan tangannya yang tak mendapat respon...

Jangankan merespon, muncul saja tidak.

Dan dengan tak munculnya konsol berarti tak mungkin baginya untuk mengunakan chat ataupun menghubungi GM karenanya.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" teriak Momonga yang terkejut dengan keanehan ini sampai bangun dari singasananya.

"Ada apa, Momonga sama?"

Terdengar suara perempuan dari samping Momonga yang memecah lamunannya.

Menoleh kearah sumber suara itu, Momonga mendapati Albedo, NPC terkuat di Nazarick tengah melihat kearahnya dengan raut khawatir.

"Momonga sama?"

Tanyanya lagi yang membuat Momonga semakin bingung dengan keadaannya. NPC berbicara? Non Player Character berbicara padanya?

"Momonga sama? Momonga sama? Momonga sama!" panggil Albedo berkali-kali sebelum akhirnya berdiri dan mendekati Momonga dengan raut wajah khawatir.

"Apa ada masalah Momonga sama?" tanyanya dari dekat yang sekali lagi memecah lamunan Momonga.

"Tidak, bukan apa-apa. Hanya saja GM call tak bisa digunakan." Jawab Momonga dengan tenang yang membuatnya semakin keheranan.

Bagaimana dia bisa tenang dengan situasi sekarang ini?

Situasi dimana seharusnya dia panik dan kebingungan.

"Maafkan saya, saya begitu bodoh karena tak tahu solusi untuk mengatasi "GM call" yang anda bicarakan itu." ujar Albedo yang mundur dan memohon maaf karena ketidak berdayaannya. "jika anda mengizinkan saya untuk memperbaiki kesalahan besar ini, saya akan berterima kasih seumur hidup saya." Ujarnya yang tak direspon oleh Momonga yang sejak tadi hanya menatap serius kearahnya.

Mulutnya bergerak? NPCnya berbicara? dan saat ini dia sedang berbicara dengan NPC? Mustahil. Seharusnya teknologi game saat ini masihlah belum bisa mencapai ketinggkat itu. Ketingkat dimana bisa membuat NPC bisa sehidup ini dan berbicara bebas seperti layaknya player.

Apa telah terjadi sebuah kesalahan disini?

Duduk kembali kesingasananya, Momonga memikirkan berbagai kemungkinan yang mungkin bisa menjelaskan situasinya sekarang ini. Melihat kearah Staff of Ainz Ooal Gown yang merupakan senjata terkuat guild yang berbentuk seperti tongkat sihir emas dengan bentuk rumit dengan ujung seperti mahkota atau cawan dengan 7 ular melingkar disana ke tujuh arah dengan permata dimulut masing-masing ular yang warnanya berbeda(permatanya).

Melepas tongkat itu, momonga hanya terdiam saat melihat dimana Staff of Ainz Ooal Gown tak jatuh dan melayang diudara seperti tak ada gravitasi sama sekali yang entah kenapa membuatnya terlihat keren dan ajaib.

"Sepertinya item masih berfungsi sebagaimana mestinya." Gumam Momonga dalam batinnya saat melihat Staff of Ainz Ooal Gown yang tak jatuh ketanah itu yang berarti dia masih berfungsi sebagaimana mestinya.

Tapi dengan tak adanya konsol, itu membuatnya tak bisa menghubungi admin yang membuat Momonga kembali kedalam kebuntuan...

"Sebas! Maid Pleaides!" panggil momonga kepada sebas dan pleaides yang dijawab mereka secara serentak dengan satu kata.

"Ya!"

Jawab kepala pelayan sebas dan para maid pleaides secara bersamaan.

Sekarang apa?

... ...

...

"Sebas." Panggil Momonga kepada pelayan pria berambut putih dan berjengot yang merupakan kepala pelayan dari Nazarick ini. "Pergilah keluar makam Nazarick dan pastikan keadaan lingkungan yang ada disekitar Nazarick." Perintah Momonga kepada kepala pelayan itu.

"Segera dilaksanakan, Momonga sama." jawab kepala pelayan bernama Sebas itu dengan sigap berdiri dari sujudnya dan berjalan pergi.

"Para Maid petarung Pleiades, pergi dan jagalah lantai ke 9 dari kemungkinan adanya penyusup." Tambah Momonga kepada para Maid Pleiades yang ada dibelakang Sebas.

"Sesuai permintaan anda, Momonga sama." jawab kepala Maid tempur pleiades yuri alpha sebelum berjalan pergi bersama para pelayan yang lainnya.

Sebenarnya apa yang terjadi?

NPC mulai berbicara dan bergerak atas kemauannya sendiri dan bisa menerima perintah yang tak spesifik dan jelas dengan begitu saja.

Apa yang sebenarnya tengah terjadi ini?

Momonga benar-benar dibuat bingung dengan situasinya sekarang. Apa mungkin ini Ygdrasill versi terbarunya? Atau mungkin...

Tidak, tidak, itu tidak mungkin terjadi. Tak mungkin dia dan Great Tomb Nazarick berada/terlempar didunia lain.

Tapi untuk sekarang ini dia tak bisa membuang semua kemungkinan yang ada. Dan hal pertama yang harus dia lakukan adalah mencari cara untuk menghubungi GM untuk memastikan.

Tapi bagaimana?

Skill pesan? Tapi apa sihir untuk berhubungan antar player, bisa menjangkau GM? Tidak, yang lebih penting sekarang apa dia masih bisa mengunakan sihir?

Tengelam dalam lamunannya seorang diri Momonga dibuyar saat Albedo memanggil namanya.

"Jadi Momonga sama, apa yang harus kulakukan?" tanya Albedo menanyakan tugas untuk dirinya yang membuat Momonga kembali berpikir.

Apa ini benar-benar dalam game?

Ekspresi, gerakan, kosakata, dan bau disini terasa benar-benar asli seperti didunia nyata...

Tunggu, bau? Ya Momonga mencium bau harum yang kemungkinan berasal dari parfum Albedo yang merupakan satu-satunya orang yang ada diruangan ini selain dirinya yang membuatnya terbelalak.

Tak mungkin kau bisa merasakan bau dalam sebuah game, tak peduli secanggih apapun game itu.

Dan itu hanya membuat kemungkinan yang tersisa untuknya hanyalah satu.

Tapi pertama-tama dia harus memastikan terlebih dahulu akan hal ini...

"Albedo, mendekatlah." Panggil momonga memerintahkan albedo untuk mendekat padanya.

"Aku akan menyentuhmu." Ujar momonga sambil mengenggam tangan albedo dan menemukan sesuatu yang tak bisa dipercaya olehnya.

Dia menemukan denyut nadi...

Dia menemukan denyut nadi pada NPC...

Bagaimana bisa?

Tapi untuk kepastian yang lebih lanjut momonga memutuskan untuk mencoba hal lainnya untuk memastikan...

"Albedo, bisakah aku memegang dadamu?" tanya momonga dengan tenang yang berbanding terbalik dengan mentalnya yang sungguh gugup karena ini.

Mau bagaiimana lagi dia tak pernah sedekat ini dengan seorang gadis sebelumnya?

Jadi mau bagaimana?

"Tentu, silahkan." Jawab albedo dengan sukarela yang membuat momonga terkejut karenanya.

Bukankah ygdrassil melarang perbuatan R-18+?

Jadi bagaimana mungkin albedo mau begitu saja menerima perintahnya?

Merasa perlu memastikan, momonga memegang salah satu dada milik albedo itu sebentar dan terkejut karena tak mendapatkan warning dari GM sama sekali.

Menarik tangannya kembali, momonga kembali larut dalam pikirannya.

Apa mereka akhirnya mengizinkan?

Tindakan yang terhitung sebagai R-18+?

Atau mungkin game ini menjadi nyata karena beberapa alasan?

Tengelam dalam pikirannya momonga kembali dibuyarkan saat dia mendengar desahan nafas berat dari albedo yang berada didepannya itu yang memasang wajah memerah dan tengah terangsang itu.

Momonga sama, apa aku akan merasakan pengalaman pertamaku disini?" tanya albedo dengan nafas berat dan memerah yang mendapat respon dari momonga hanya dengan satu kata.

"Heh?"

"Bagaimana dengan pakaianku? Apa saya harus melepaskannya sendiri? Atau momonga sama yang ingin melakukannya? Kalau saya masih berpakaian nanti bisa kotor... tapi jika itu keinginan momonga sama saya tidak keberatan." Gumam albedo yang sudah diambil alih oleh libidonya yang membuat momonga dumb face karenanya.

"Tenanglah albedo. Ini bukan waktunya untuk itu, ada masalah darurat sekarang ini." ujar momonga dengan panik dan mencoba menganti topik.

"Ah, maafkan saya. Disaat penting dan darurat seperti ini saya mementingkan nafsu saya." Ujar albedo yang langsung mundur dan bersujud memohon maaf atas kebodohannya itu.

"Tidak apa-apa albedo. Yang lebih penting sekarang aku ingin kau melakukan sesuatu untukku." Ujar momonga yang memutuskan untuk berganti ke topik yang baru.

Ke topik pembicaraaan yang lebih penting...

"Ya, momonga sama." jawab albedo dengan penuh pengabdian.

"Albedo. Selain penjaga lantai ke 4, lantai ke 6, dan lantai ke 8, aku ingin kau mengumpulkan semua penjaga digelanggang yang ada dilantai ke 6. Kumpulkan mereka dalam waktu 1 jam." Ujar Momonga memberikan perintah kepada wanita cantik dengan tubuh sempurna yang terbalut gaun putih, tanduk iblis dikepala, dan sayap malaikat hitam yang sebelumnya jadi sedikit panas dan lepas kendali itu.

"Segera dilaksanakan momonga sama." Jawab Albedo sambil membungkukan badannya memberi hormat terakhir kali sebelum berjalan pergi menjalankan tugas yang diberikan padanya itu.

Didalam hati, Momonga merasa sedikit bersalah saat melihat kearah Albedo yang berjalan pergi itu. Dia telah menodai NPC yang telah dibuat Tabula smaragdina temannya itu dengan mengubah setting Albedo dari "jalang" menjadi "sangat mencintai Momonga" karena isseng tadi yang membuatnya merasa sangat bersalah.

Tapi kesampingkan dulu itu untuk sementara. Momonga punya hal yang lebih penting yang harus dia lakukan sekarang ini... yang harus segera ia pastikan.

Menoleh kesamping Momonga mengulurkan tangannya seperti memanggil Staff of Ainz Ooal Gown yang dimana tongkat itu meresponnya dengan terbang langsung kegengamannya.

Ya, dia harus memastikan sesuatu...

Beranjak berdiri dari singasananya dengan Staff of Ainz Ooal Gown ditangan kirinya, Momonga mengunakan cincin teleportasi ditangan kanannya untuk berpindah tempat dalam sekejap.

...

"Berhasil." Gumam Momonga dalam batinnya saat melihat pemandangan sekitarnya berubah dan membuktikan bahwa cincin teleportasinya masih berfungsi dan berhasil menteleportasi dirinya ke lorong gelanggang petarungan yang berada dilantai 6.

Dari percobaan ini bisa dia pastikan sekarang, item-itemnya masih berfungsi dengan normal, dan sepertinya Albedo, Sebas dan pleiades masih setia kepadanya seperti setting awalnya.

Tapi, bagaimana dengan NPC yang lainnya?

Dia tak tahu.

Berjalan perlahan, Momonga akhirnya sampai diarena gelanggang dilantai 6 ini yang sangat luas dan besar seperti layaknya colloseum asli saja yang ada diroma. Dan seharusnya dia menemukan dark elf kembar yang dibuat bukubuku chagama berjaga disini...

Tapi dimana mereka? Momonga belum melihat sehelai rambutpun dari mereka sejak tadi.

Atau setidaknya begitu pikir Momonga sampai dia melihat Aura salah satu dari dark elf itu melompat turun kearena dengan bersemangat dan membentuk huruf v dengan kedua tangannya.

Perlu kalian ketahui meski berpakaian seperti anak laki-laki tapi jangan salah mengira, Aura adalah seorang perempuan berbanding terbalik dengan saudar kembarnya Mare yang merupakan laki-laki namun malah memakai pakaian perempuan.

Yah, itu memang sudah merupakan salah satu hobi dari bukubuku chagama sehingga dia membuat NPC seperti ini.

Apa yang dikatakannya dulu itu... ah, ya trap dan crossdress benar itu dia.

"Aura." Panggil Momonga kepada dark elf itu yang langsung berlari dengan sangat cepat kearahnya.

"Selamat datang Momonga sama, dilantai yang kami jaga ini." sambut Aura dengan sopan yang berhenti tepat didepan Momonga dan membungkukan badannya memberi salam.

"Ya, aku mungkin akan menganggu sebentar." Ujar Momonga dengan tenang. Meski jujur Momonga saat ini juga tidak tahu bagaimana dia bisa bersikap setenang ini, tapi setidaknya itu tidaklah buruk. Karena dengan ini dia bisa memikirkan situasi dan keadaan dengan kepala dingin dan tak melakukan kesalahan.

Mungkin ini yang disebut pengendalian emosi ras undead?

Dia tak tahu...

Dan dia juga punya hal yang lebih penting lagi daripada itu sekarang ini...

"Apa yang anda katakan? Momonga sama adalah penguasa dari Great Tomb Nazarick ini. Sang penguasa mutlak. Kata-kata seperti "menganggu" tidak tepat digunakan untuk orang sehebat anda." Ujar Aura mengungkapkan pikirannya dengan terbuka.

"Hn, ngomong-ngomong..." gumam Momonga sambil melihat kesekeliling seakan mencari seseorang yang disadari Aura dan memanggil orang yang sedang dicari Momonga sama itu.

"MARE ! Kau sudah bertindak tak sopan terhadap Momonga sama tahu!" teriak Aura kearah panggung tempat bangku VIP penonton tempat saudara kembarnya itu berada. "Cepatlah turun kesini!" teriak Aura memaksa saudaranya itu.

"M –mustahil onee-chan." Jawab Mare yang berada diatas panggung itu dengan gugup.

"MAAAREEE!" teriak Aura sekali lagi dengan menekan.

"B –baiklah." Jawab Mare yang akhirnya menyerah dan melompat turun dengan kikuknya yang hanya bisa membuat Aura sweatdrop dibuatnya.

Berlari perlahan menuju kearah Aura dan Momonga sama yang menurut Aura itu sangatlah lamban meski Mare sudah berlari sekuat tenaga.

"Ya ampun." Desah Aura yang merasa kesal akan saudaranya ini yang sedikit lamban dan kikuk.

"M –maaf sudah membuat anda menunggu Momonga sama." sambut Mare dengan malu-malu kucing.

"Hum, aku datang karena ingin meminta sedikit bantuan kalian berdua." Ujar Momonga menjelaskan maksud kedatangannya ini sambil menoleh kearah Staff of Ainz Ooal Gown yang ada ditangan kirinya itu.

"Hoaaa!"

"A –anoo, mungkinkah itu adalah benda legendaris yang hanya bisa disentuh dan digunakan oleh Momonga sama?" tanya Mare diikuti desahan kagum Aura kepada tongkat legendaris yang hanya bisa digunakan oleh pemimpin guild, Staff of Ainz Ooal Gown.

"Benar, ini adalah senjata guild terkuat yang sudah kita ciptakan bersama, Staff of Ainz Ooal Gown. Setiap batu yang ada ditiap mulut ketujuh ular ini adalah artefak kelas dewa. Selain itu kekuatan dari tongkat ini sendiripun mampu melebihi dewa sekalipun. Tak diragukan lagi ini setara dengan world class item. Ditambah dengan sistem serangan otomatisnya yang..." jelas Momonga yang terhenti saat sadar dirinya memasuki mode maniak.

"Uhum, sederhananya seperti itulah." Gumam Momonga mengakhiri penjelasannya yang mungkin dia akan menghabiskan berjam-jam hanya untuk menjelaskan kehebatan dari Staff of Ainz Ooal Gown yang merupakan senjata terkuat mereka itu jika dia tak mengakhirinya sekarang.

Dan sekarang ini dia tak punya waktu untuk itu...

"Hebat..." gumam kedua dark elf itu dengan mata berbinar saat mendengar penjelasan dari Momonga yang membuat penyihir berwujud tengkorak ini hanya bisa sweatdrop dalam hatinya.

Sungguh kekuatan dari kepolosan wajah anak-anak memang menakutkan...

"Jadi karena itulah sekarang aku ingin sedikit melakukan percobaan dengannya sebentar. Jika boleh Aura, maukah kau membantuku?"tanya Momonga kepada sang kakak tertua dari dark elf kembar itu.

"Tentu, aku akan mempersiapkan segalanya." Ujar Aura yang pergi kebagian belakang arena untuk mempersiapkan beberapa persiapan.

...

Skip time...

...

"Menjauhlah sedikit Aura, Mare." Ujar Momonga kepada dark elf kembar itu agar menjauh dari arena dan dirinya ataupun dummy target yang disediakan Aura untuknya.

Setelah merasa kedua dark elf itu dan juga para bawahannya sudah cukup jauh. Momonga mengangkat tinggi tongkat sihir kebanggannya itu keudara dan mengarahkannya kearah salah satu dummy target yang ada didepannya. Momonga mencoba mengeluarkan salah satu sihirnya.

Tapi jika boleh jujur Momonga sendiri tak tahu apa ini akan bekerja atau tidak.

Dia sungguh tak tahu pasti apa dirinya masih bisa melakukan sihir atau tidak.

Dan karena itulah dia sekarang tengah mengujinya...

Dengan mengkonsetrasikan pikirannya dan membayangkan sihir yang ingin dipakai dan juga jumlah mana yang berkurang karenanya(meski biasanya dia tak memperdulikannya karena jumlah mananya sudah keluar dari limit) Momonga meneriakan nama sihir api tingkat bawah dan umum sebagai percobaan.

"FIRE BALL!"

Teriak Momonga dengan lantang dimana disaat yang sama dari tongkatnya keluar lidah api yang membentuk bola yang kemudian melesat dengan kecepatan tinggi kearah dummy target dan langsung membakarnya dalam kobaran api merah yang besar.

Terlalu besar jika boleh dibilang... hingga bahkan api itu berukuran 5 kali ukuran Momonga yang membuat semua yang menontonnya berdecak kagum...

Mah, tapi itu sama sekali tak mengejutkan untuk Momonga yang sudah menduga akan ini...

Dengan Staff of Ainz Ooal Gown ditangannya, semua status Momonga telah dinaikan hingga ketitik tertinggi dan sulit dipercaya oleh akal sehat. Maka tak heran jika sihir kecil seperti ini saja bisa menghasilkan kekuatan hingga sebesar itu dengan Staff of Ainz Ooal Gown ditangannya.

Sungguh memang pantas dia memegang gelar sebagai senjata terkuat guild...

Staff of Ainz Ooal Gown...

Namun ini belumlah cukup.

"Chain of fire dragon!" teriak Momonga meneriakan nama sihir berikutnya sambil kembali mengangkat tongkat kebanggan guild itu.

Meneriakan nama sihir berikutnya yang menampakan diri dalam bentuk beberapa naga api dari tongkatnya yang terbang melesat kearah target-target yang tersisa dan membakar habis mereka dalam sambaran api yang panas dan membara.

"Hebat..." kagum Aura dan Mare dan bangku penonton saat melihat pertunjukan kekuatan yang luar biasa itu oleh pimpinan mereka dengan mata berbinar. Hanya dengan sihir level menengah kebawah dia mampu mengeluarkan daya hancur sebesar ini yang sungguh sulit dipercaya.

Dan mereka masih mampu merasakan dampak serangan dan panasnya meski sudah sejauh ini...

Sungguh luar biasa...

Sungguh pantas dia menjadi pemimpin dari ke 41 supreme being dengan kekuatan sebesar itu...

Tak salah mereka mengabdikan diri padanya.

...

"Summon, primal fire elemental!"

Teriak Momonga kembali yang mengangkat tongkat guildnya(yang dimana permata merahnya menyala sesaat) dan memerintahkan seluruh api yang ada disana berkumpul dan membentuk primal fire elemental dihadapannya dalam sekejap.

Primal fire elemental, monster sihir sumon level 80 keatas. Seperti namanya dia merupakan perwujudan dari elemental api yang memiliki kekuatan penghancur yang besar yang dapat dirasakan dari tekanan kekuatan yang terasa disekitarnya yang menerbangkan batu-batu kecil sekitar karenanya.

Yang dimana itu tak berpengaruh sama sekali didepan auto barrier(High Tier Magic Invalidation III dan High Tier physical Invalidation III) milik Momonga yang melindunginya dari serangan sihir maupun fisik dengan level menengah kebawah.

Namun tetap saja luar biasa itu luar biasa...

Untuk bisa memanggil dan mengendalikan makhluk sihir dengan level setinggi itu...

"Aura." Panggil Momonga memecah lamunan Aura yang sejak tadi menunjukan tatapan ketertarikan kepada primal fire elemental itu. Bukan tatapan cinta, atau suka, melainkan tatapan kagum dan ingin mencoba melawan primal fire elemental yang dipanggil pemimpin mereka itu...

"Apa kau mau mencoba melawannya?" tanya Momonga dengan tenang yang mengerti betul perasaan Aura itu yang ingin mencoba melawan lawan yang kuat.

Karena dia dulu juga pernah memiliki perasaan seperti itu...

"Sungguh?! Aku boleh melawannya?" tanya Aura dengan kegirangan saat mendengar perkataan penguasa mutlak mereka itu.

Yang membuat insting bahaya Mare langsung menyala...

"A –aku baru ingat harus melakukan sesuatu." Ujar Mare dengan pelan dan bermaksud untuk pergi sebelum terlibat bahaya yang dia rasakan itu.

"Apa yang kau katakan Mare? Ayo!"

Atau setidak dia mencoba...

"Ayo Mare!"

Teriak sang kakak sambil menyeret Mare, dark elf dengan pakaian perempuan itu yang merupakan seorang trap(pria memakai pakaian wanita) sepanjang jalan menuju arena tempat Momonga-sama berada.

...

Scene break...

...

"Apa kalian siap?" tanya Momonga dari kursi penonton kepada Mare dan Aura yang kini bertukar tempat dengannya dan berada sekitar 10 meter didepan primal fire emental.

"Kurasa aku perlu persiapan lagi momong-" "Ayo maju." Mare tak sempat menyelesaikan kalimatnya saat Aura, kakaknya melesat maju kearah primal fire emental dengan penuh semangat dengan cambuk ditangannya.

"Primal fire emental. Serang mereka berdua." ujar Momonga memberi perintah kepada primal fire emental.

Tak lama kemudian battle antara Mare dan Aura vs primal fire elemental dimulai.

Sebuah pertarungan sengit yang dimana berlangsung cukup lama dengan kombinasi yang cukup baik yang ditunjukan oleh dark elf kembar dalam pertarungan.

Dengan Aura sebagai penyerang utama dari jarak dekat dengan cambuk dan agility yang luar biasa dan Mare sebagai support dengan sihir dan serangan menengah jauh.

Memang hebat Bukubuku chagama-san, mampu membuat Non-player character denga kombinasi serangan yang hebat seperti mereka berdua itu yang tak pernah berhenti membuat Momonga kagum karenanya.

Meski masalah crossdress masih sedikit menganggunya...

Tapi tetap saja hebat.

Dan juga dengan percobaan ini sudah dipastikannya bahwa sihirnya masih bekerja seperti biasanya yang dimana membuat Momonga sedikit lega karenanya...

Para NPC juga sepertinya masih setia.

Tapi sekarang apa?

Memandang kelangit arena lantai 6, sejenak Momonga memikirkan apa takdir yang akan dibawa kepadanya dengan keadaan ini.

Dan jika dugaannya itu benar bahwa dia dan Nazarick benar-benar terdampar didunia lain...

Maka sekuat apakah dirinya didunia baru ini dimana didunia sebelumnya dia merupakan player terkuat dengan level 100.

"Message." Gumam Momonga yang mencoba mengunakan message untuk menghubungi GM sekali lagi yang dimana berakhir nihil seperti sebelumnya yang membuatnya sedikit kecewa.

Namun kesampingkan dulu masalah GM, Momonga memutuskan untuk mencoba mengunakan message-nya untuk menghubungi Sebas yang ada diluar Nazarick.

"Ya, Momonga sama."

Dan berhasil!

"Sebas ya?" tanya Momonga untuk memastikan.

"Ya, apa yang anda inginkan Momonga sama?" tanya Sebas dengan suara monoton khasnya.

"Bagaimana keadaan diluar sana?" tanya Momonga perihal tugas yang diberikan pada Sebas sebelumnya itu.

"Sebenarnya, ada sedikit masalah mengenai itu Momonga sama..." jawab Sebas dengan sedikit ragu bagaimana harus mengatakannya.

"Begitu ya." Gumam Momonga saat mendengar laporan Sebas itu yang membuktikan satuhal...

Dugaannya benar.

Dirinya dan Nazarick benar-benar terdampar didunia lain yang berbeda dengan ygdrassil...

Lalu bagaimana tindakan yang harus diambilnya?

Terdiam, Momonga terdiam sebentar sebelum memberikan intruksi lanjutan untuk Sebas.

"Sebas, aku sudah memerintahkan para penjaga untuk berkumpul digelanggang arena lantai 6. Kau juga segeralah kembali kemari dan laporkan semua yang sudah kau lihat." Ujar Momonga dengan tenang dan tak panik.

"Dimengerti momonga sama." Jawab Sebas sebelum memutuskan hubungannya.

Terdiam, Momonga kembali terdiam setelah Sebas memutuskan messagenya sebelum kembali memandang langit dengan mata merah yang hanya berupa sebuah titik menyala didalam rongga mata ditengkoraknya itu.

"Sekarang apa yang akan kulakukan..."

...

"Baiklah semuanya. Waktunya ritual kesetiaan untuk pemimpin agung kita." Ujar Albedo yang berdiri didepan para penjaga lantai yang sudah berkumpul didepan momonga itu.

"Penjaga lantai satu, dua dan tiga, Shaltear bloodfallen. Membungkuk dihadapan anda."

"Penjaga lantai kelima, Cocytus. Membungkuk dihadapan anda."

"Penjaga lantai keenam, Aura bella fiora."

"Penjaga lantai yang sama, Mare bello fiore."

"Membungkuk dihadapan anda."

"Penjaga lantai ketujuh, Demiurge. Membungkuk dihadapan anda."

"Pemimpin para penjaga, Albedo. Membungkuk dihadapan anda."

"Selain pejaga lantai keempat Gargantua, dan penjaga lantai kedelapan Victim. Seluruh penjaga telah berkumpul dan membungkuk dihadapan anda. Tolong limpahkan seluruh perintah anda kepada kami, wahai pemimpin agung. Kami mempersembahkan seluruh kesetiaan kami kepada anda" Ujar Albedo mengakhiri ritual kesetiaan yang direspon oleh mata merah yang menyala dan aura hitam yang kuat oleh Momonga.

...

End chapter 1.

OoooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooO

...

End chapter 1...

...