A/N : Yo! Selamat datang kembali di fanfic buatan saya! Inspirasi cerita kali ini didapat saat saya menceritakan cerita masa-masa kelas 6 saya dulu pada teman saya~ Tapi fanfic ini paling hanya melingkupi sekitar 15% kejadian asli saya kok. Jangan pikirkan perkataan saya barusan!
Ngg.. Saya mengepost ulang cerita ini karena saya punya error saat membaca nya jadi mohon maaf!
Disclaimer : Persona 4 belongs to Atlus
Theme Song : Kawaranai Ao (LiSA)
Selamat menikmati~
"Nama saya Souji Seta! Mohon bantuan kalian semua saat saya di sini." Pemuda itu memberi hormat pada murid-murid lain di kelas.
Ya, Souji Seta. Murid pindahan baru di kelas 6 SD Yasogami. Pemuda dengan warna rambut abu-abu itu langsung terkenal di sekolahnya hanya dalam waktu beberapa hari. Rumor tentang nilai sempurnanya di sekolah sebelumnya dan rambut yang sangat langka miliknya itu lah yang meningkatkan popularitasnya di sekolah.
"Nilai sempurna? Aku hanya mendapatkan rata-rata 9,7 dulu!" Souji membenarkan kata-kata temannya, putra dari pemilik Junes, dengan rambut cokelat susu dan iris mata dengan warna sama, tidak lupa juga headphone orange 'yang' agak kebesaran dan selalu menggantung di lehernya. Yosuke Hanamura. "Akan aku benarkan rumor itu.."
"Itu sudah cukup sempurna untuk murid biasa! Mungkin kamu bisa membenarkan yang satu itu, tapi kuingatkan, rumor lainnya akan terus bermunculan~" Yosuke tersenyum lebar. Berbagai macam ocehan lain pun terus meluncur dari mulutnya saat sebuah tendangan keras di punggung menghentikannya. "Ugh! Untuk apa tendangan itu Chie?!"
"Yosuke! Bisakah kamu diam sedikit? Tidakkah kamu melihat bahwa Souji sangat terganggu dengan semua ocehan mu itu!" Seorang gadis dengan rambut cokelat susu pendek dengan satu kunciran kecil disebelah kirinya datang bersama gadis berambut hitam panjang yang dikepang dua kebelakang dengan bando berwarna merah menghiasinya.
"Aku hanya sedang menggoda Souji! Apakah itu salah?" Yosuke memalingkan wajahnya dari pandangan tajam Chie.
"Sudahlah, aku punya masalah lain yang harus kubicarakan dengan mu.." Chie maju beberapa langkah ke arah Yosuke dan memperlihatkan sebuah kaset, Trial of The Dragon, "Apa yang kamu lakukan sampai membuat kaset kesayanganku pecah?" Gadis itu memasang kuda-kudanya.
"Tunggu Chie! A- Aku bisa jelaskan!" Sebelum kata-kata Yosuke selesai, sebuah tendangan maut yang sangat menyakitkan telah terbang tepat di perut Yosuke. Yosuke yang tidak sempat menahan serangan itu, langsung tersungkur ke belakang dan meringis kesakitan.
Chie memalingkan tubuhnya, "Serve you right!"
"Yosuke-kun, apakah kamu tidak apa-apa?" Gadis berambut hitam yang sedari tadi diam itu akhirnya sedikit membungkuk, menunjukkan ekspresi kekhawatiran.
"Y- Ya!" Pemuda berambut cokelat itu langsung berdiri dengan cepat, tapi akhirnya tersandung kembali dan mempertemukan kepalanya dan ujung meja dengan keras. Ralat, sangat keras. "Sakit!"
Yukiko dan Chie tertawa sangat keras. Souji yang biasanya tanpa ekspresi, terlihat jelas sedang menahan tawanya. Muka Yosuke mulai memerah, mungkin karena malu (atau mungkin marah karena dipermalukan), lalu mengambil tas dari mejanya dan berlari keluar kelas. "Yosuke!" Souji ikut mengambil tasnya dan mengikuti Yosuke keluar kelas.
"Biarkan mereka berdua," Chie sweatdrop, "Nee~ Yukiko. Bagaimana kalau kita makan steak sekarang? Aku sedang lapar sekali."
"Sudah jam segini!" Yukiko terlihat kaget setelah melihat jamnya. Tampaknya dia tidak mendengar kata-kata Chie. "Aku harus segera membantu di penginapan! Sudah dulu ya Chie! Sampai jumpa besok." Yukiko berjalan keluar dengan tergesa-gesa.
"Sumanai no~"
"Ke mana ya Yosuke itu?" Souji berjalan disepanjang pinggiran sungai Samegawa. Suasana yang tenang, dengan hanya suara semilir air jernih, itu sangat menenangkan jiwa. Rasa lelah pada kakinya akhirnya menghentikan langkahnya dan memaksa untuk duduk beristirahat di satu-satunya gazebo disana. Jantung nya sedikit berdebar-debar. Ditutupnya sepasang mata abu-abu jernih miliknya.
:O:
"Souji-kun!" Gadis kecil itu mendekati Souji yang sedang menikmati suasana Sungai itu. Membuyarkan semua lamunan yang tercampur aduk dipikirinnya. "Ayo bermain catur lagi!"
"Ok! Berapa kali pun kamu mencoba, kamu tidak akan menang dariku!" Souji tertawa ringan pada gadis itu. Gadis itu hanya membalas dengan sedikit wajah masam.
"Tidak! Aku pasti menang kali ini! Kakek sudah memberitahukanku semua trik yang akan membuatmu terkesan!" Gadis itu meletakkan kotak catur di meja, membukanya, lalu menyusun setiap pion catur berwarna hitam dan putih pada tempatnya.
"Hahaha! Itu tidak akan cukup untuk mengalahkanku, Naoto-chan." Setelah Gadis itu selesai menyusun, Pemuda itu mulai memindahkan pion caturnya.
:O:
'Naoto? Siapa itu?' Souji mengangkat sedikit kepalanya dan memandangi langit senja yang mulai berubah warna. Berbagai macam teori mulai Ia pikirkan tentang bayangannya barusan, tapi tidak ada satu pun ingatannya yang berhubungan itu. Dan malah sebaliknya, kepalanya mulai merasa sakit memikirkannya. 'Kenapa aku tidak bisa mengingatnya..'
Seseorang berjalan menuruni tangga menuju arah sungai. Umurnya mungkin setahun lebih muda dari Souji (Ia tidak benar-benar yakin, tinggi anak itu bisa dibilang pendek untuk seumurannya). Anak itu memakai kemeja lengan panjang berwarna putih yang sebagian besar ditutupi oleh jaket biru muda dan celana biru tua tanpa motif. Ia juga memakai sepasang sepatu kulit. Dan sebagai aksesoris, topi biru tua yang senada dengan celana dan rambut nya menutupi bagian atas kepalanya. Ia membawa tas kulit yang sama dengan Souji.
Souji terus memperhatikannya. Dia sangat yakin bahwa ia pernah menemuinya. Tapi kapan? Pertanyaan itu terus berputar di pikiran Pemuda pendiam itu. Souji baru hendak mendekati anak itu ketika anak itu mulai bergerak.
Anak itu melepas topinya dan menggenggamnya erat ditangan kanannya. Setiap helai rambut birunya bergerak mengikuti arah angin hangat saat itu. Warna mata yang mirip dengan Souji itu memandangi semilir air sungai. Ia menggumamkan beberapa kata, dan tanpa sadar, setetes kristal bening menetes dari matanya.
:O:
Bau logam yang pekat tercium disekitar Souji. Ia sangat tidak menyukai bau itu. Ia langkahkan dengan cepat kaki-kaki kecilnya, menuju mobil yang sudah terbalik dan hancur. Ia gerakkan seluruh tubuhnya nya memasuki jendela mobil yang telah hancur, mencari-cari Gadis itu. Serpihan kaca mobil yang menyakitkan menusuk beberapa bagian tangan dan kakinya. Tapi Ia tidak peduli. 'Itu tidak penting! Sekarang dia harus cepat diselamatkan!'
Suara ambulans dan mobil polisi sudah terdengar dari kejauhan. Souji semakin mempercepat gerakannya. Ia takut akan kehilangan teman..
Akhirnya Ia menggapai tubuh gadis itu. Ia keluarkan secepat mungkin tubuhnya yang dilumuri darah merah. Dipeluknya erat tubuh itu. Ia tidak ingin kehilangan siapa pun! Termasuk teman pertamanya itu. Air mata dengan deras mulai mengalir dari mata abu-abu mungil itu.
:O:
Dengan cepat anak itu menghapus air mata itu dan kembali memakai topinya. Souji kembali mengumpulkan niatnya mendekati anak itu. Tapi sebuah tepukan ringan dibahunya mengagetkannya, tepukan teman yang dari tadi dicari-carinya. "Ayo kita pulang, partner."
Rasa kaget yang hebat masih menghantui jantungnya. Setelah beberapa saat berdebar kencang, detak jantungnya perlahan-lahan kembali normal. Souji langsung memasang death glare pada Yosuke.
"Yosuke! Kamu sendiri tahu kalau aku memiliki jantung yang lemah kan!"
"Ah~ Maaf. Tapi hari sudah semakin gelap, tadi Dojima-san menelpon ku dan mengatakan agar kamu cepat pulang. Katanya udara malam tidak baik untuk mu." Yosuke membalikkan badannya dan berjalan menjauh.
Setelah menghela napas panjang, Souji ikut berjalan mengikuti Yosuke. Matanya sedikit melirik anak itu, yang sekarang juga sedang berjalan menjauh. 'Yah, aku bisa menanyakannya lain waktu..'
Pemuda berambut abu-abu itu membaringkan tubuhnya di kasur yang sudah digelar oleh bibinya. Tubuh dan otaknya terasa letih sekali. Ia masih memikirkan anak itu. Ada rasa rindu yang sudah lama terpendam muncul kembali. Dibalikkannya tubuhnya dan kembali mengingat kata-kata anak itu.
"Kenapa harus aku yang mengalami hal ini?"
A/N : Semoga saja tidak banyak typo seperti cerita-cerita sebelum ini. Saya sudah mencoba membaca ulang dan memperbaiki typo yang saya temukan, jadi mohon maaf jika masih ada typo. Bisakah para readers memberikan Review, Kritik, Saran atau apa pun? (Tapi tolong jangan Flame ya *bow*)
Oh ya, disini, Nanako sepertinya baru berumur sekitar 1-2 tahun (kalau dipikir-pikir di cerita ini, Souji itu umurnya masih berumur 11 tahun) dan ibunya Nanako masih hidup~
Saya akan mencoba mengupdate cerita ini secepat mungkin dan tidak akan membiarkan cerita ini discontinued.
