CHARACTER: Uzumaki Naruto, Kirigaya Kazuto, Yuuki Asuna, dll

GENRE: Fantasy, Friendship, Romance, Adventure, Action, Hurt/ Comfort

WARNING: Ooc, semi canon, FemKirito, tidak suka tidak usah dibaca

Maaf kalau ada kesamaan dengan fic lainnya

Tittle:

The Heroe's of Yellow Flash

Chapter 1:Link Start, Sword Art Online

Saat ini terlihat seorang pemuda berambut pirang jabrik sedang berjalan menuruni tangga, dari penampilannya dia nampaknya baru bangun tidur. Dia berjalan gontai menuju kekamar mandi, hendak mencuci mukanya. Dari pantulan cermin yang ada dikamar mandi, dia melihat ada yang tidak biasa pada bayangannya sendiri. Bukan karena tiga tanda wisker dipipinya, namun karena wajahnya yang terlihat lebih muda.

"Hm, sudah kuduga!" gumamnya

Yo, namaku Uzumaki Naruto, usiaku saat ini baru 15 tahun. Aku bekerja disebuah toko supermarket yang ada dikota ini. Bukan cuma kerja, aku juga bersekolah disalah satu SMA dikota ini. Yah, mau bagaimana lagi, sebenarnya aku malas sekali untuk pergi sekolah, tapi aku juga butuh pengetahuan tentang dunia ini.

Sebenarnya aku bukan berasal dari dunia ini, aku berasal dari dunia lain, dunia tempat asalku adalah dunia yang keras, penuh dengan pertumpahan darah dan juga peperangan. Oh, iya, sebenarnya usiaku itu sudah 17 tahun, namun saat aku bereinkarnasi kedunia ini 2 tahun yang lalu, aku kembali lagi keusia 13 tahun. Aku tidak tahu apa alasannya, tapi yang pasti, aku mungkin tidak akan bisa kembali lagi kedunia asalku.

Saat pertama kali datang kedunia ini, aku terdampar disebuah kota kecil yang mirip dengan desa Konoha tempat asalku. Perbedaannya hanyalah, tidak ada wajah batu para Hokage, dan juga terlihat lebih modern. Orang-orang disana sangatlah baik padaku, bukan hanya memberiku tempat tinggal, mereka juga memberikan aku beberapa pakaian, dan juga menyekolahkanku. Saat mereka menannyaiku tentang dari mana aku berasal, aku menjawab 'Aku tidak tahu, yang aku ingat hanyalah namaku' begitulah kataku, yah tentu saja itu hanya sebuah kebohongan belaka. Mereka pasti tidak akan percaya kalau aku bilang bahwa aku berasal dari dunia lain. Aku pasti malah akan dicurigai atau semacamnya. Mereka pun menganggapku sebagai anak malang yang kehilangan segalanya termasuk ingatan. Saat mereka menunjukkan sikap baik mereka kepadaku, aku merasa tidak tega karena telah membohongi mereka, tapi aku tidak punya pilihan lain.

Ketika aku sudah mulai terbiasa dengan kehidupan baruku ini, terjadi sebuah tragedi besar yang membuatku kembali kehilangan segalanya. Kejadiannya adalah saat malam pergantian tahun, Sebuah meteor jatuh menghantam kotaku. Bencana tersebut menyebabkan ratusan nyawa meninggal. Komet Tiamat dengan periode orbit 1200 tahun, mendekati bumi saat malam pergantian tahun. Tidak ada yang memprediksi bahwa inti meteor akan terbelah dititik lintasannya.

Pecahan komet tersebut, menjadi sebuah meteor dan menghantam jepang. Titik tabrakannya terjadi tepat di kota tempat tinggalku. Hanya ada seratus orang yang selamat dalam peristiwa mengerikan itu, dan salah satunya adalah aku. Dua bulan kemudian, tepatnya saat aku baru pindah ke apartementku yang sekarang ini, aku melihat berita yang mengatakan bahwa Peristiwa itu telah ditetapkan sebagai salah satu bencana paling mengerikan dalam sejarah Jepang. Dan bukan hanya itu, beritanya bahkan sampai tersebar hampir keseluruh penjuru dunia hanya dalam waktu. Aku sebenarnya cukup terkejut karena beritanya sudah tersebar seluas itu, bahkan sebelum aku pindah kesini.

Meski banyak bantuan yang datang dari berbagai pihak, namun mereka yang sudah meninggal tidak akan bisa hidup kembali. Mereka yang kehilangan sanak saudara mendapatkan belasungkawa dan bantuan dari berbagai pihak, termasuk aku. Meski tidak memiliki hubungan darah, namun jika kehilangan orang-orang yang paling berharga, tetap saja rasanya sangat menyakitkan. Bagiku, mereka yang sudah menolong dan berbuat baik kepadaku saat aku pertama kali tiba didunia ini sudah aku anggap sebagai keluargaku sendiri. Hal paling membuatku menyesal adalah aku tidak pernah mengatakan identitasku yang sebenarnya pada mereka. Dan mungkin itulah alasan kenapa kemampuan cakra dalam diriku bisa bangkit kembali, meski tingkat cakraku saat ini sama dengan shinobi normal pada umumnya.

Dan begitulah kisah tentang diriku yang bereinkarnasi kedunia ini, dunia dimana sebuah game online bernama 'Sword Art Online' tengah populer disetiap kalangan. Sword Art Online atau biasa disebut SAO adalah sebuah game MMORPG yang buat oleh seseorang yang bernama Kayaba Akihiko. Aku tidak begitu mengerti penjelasannya sih, tapi yang penting, game ini adalah game online yang paling ditunggu-tunggu oleh setiap gamer sepertiku. Yah, benar, semenjak aku pindah kesini beberapa bulan yang lalu aku telah menjadi seorang gamer.

Dan ada yang harus kalian ketahui, saat menjadi Beta Tester, ada sebuah kebetulan atau tepatnya keajaiban yang mendatangiku. Saat pertama kali ikut Beta Tester, aku mendapatkan item khusus yang bisa dibilang sangat langkah, yaitu item untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Aku juga mendapatkan senjata khusus berupa sebuah kunai yang terbuat dari besi terkuat di Sword Art Online, dan bentuk dari kunai tersebut sangat mirip dengan Hiraishin Kunai milik ayahku. Skill yang aku miliki juga hampir mirip dengan Hiraishin Giri no Jutsu, hingga akhirnya aku mendapat julukan Kiroi no Senko yang sama dengan ayahku, selain itu jubah yang aku kenakan juga hampir sama dengan jubah Yondaime Hokage, hanya saja tidak ada tulisan Yondaime dibagian punggung.

Dan satu lagi, dari semua Beta Tester, aku adalah satu-satunya player yang pernah mengalahkan bos lantai 91 selama Beta Test. Aku tidak begitu mengerti dan juga tidak peduli jika hal tersebut adalah suatu pencapaian besar yang mungkin tidak akan bisa dilakukan oleh pemain lain, tapi yang penting bagiku adalah game SAO ini adalah game terbaik yang pernah aku mainkan.

Namun ada pula yang membuatku sedikit kesal, yaitu saat kembali memainkan game SAO,ada beberapa skill yang tidak bisa aku gunakan untuk sementara waktu. Tapi Yang pasti, suatu saat nanti aku pasti akan menaklukan game ini

DISISI LAIN

Hari itu orang-orang mengantri, saling berdesakan. Bukan mengantri untuk obral, atau hal lain yang biasa dilakukan di masa ini, melainkan mengantri untuk bisa mendapat sebuah game, game MMORPG terbaru bernama Sword Art Online.

Hari itu adalah hari pertama Sword Art Online dilepas untuk publik. Para gamers yang sudah tak sabar lagi untuk memainkan game online itu terus mengantri dengan penuh antusias. Beberapa bahkan sudah mengantri beberapa hari sebelum game diluncurkan. Antrian ini benar-benar mengagumkan sampai-sampai disiarkan secara online oleh MMO Stream.

Di kamarnya, seorang gadis sedang mendengar siaran berita itu lewat komputernya, sambil membaca sebuah majalah yang memuat berita tentang game itu. Berbagai hal tentang game itu, termasuk tentang si pencipta game, seorang ilmuan jenius bernama Akihiko Kayaba.

Sambil mendengar siaran, gadis itu terus membaca lembar demi lembar majalah game yang ia bawa. Hingga tiba-tiba, secara tak sengaja jarinya teriris oleh kertas majalah itu dan terluka, meneteskan setitik darah. Sejenak pemuda itu terdiam, memikirkan pertanda apa ini sebenarnya. Hingga kemudian, lamunan pemuda itu terpecah oleh suara adiknya yang terdengar dari balik pintu, "Onee-san, aku pergi latihan dulu ya.." sang adik yang seorang gadis berpamitan dan kemudian pergi ke luar rumah.

Gadis tadi tak menyahut, ia malah menaruh majalahnya ke atas meja, berdiri dan kemudian melihat ke arah jam digital yang menunjukkan angka 12:55:58 Senin, 6 November 2022, lalu mengambil suatu alat mirip helm, serta memakainya.

Setelah memasang benda yang kelihatannya merupakan alat untuk terhubung ke Dunia Maya itu di kepala, pemuda tadi merebahkan diri ke tempat tidur. Dan lalu, setelah memejamkan mata dan melewati proses login, jiwanya pun masuk ke dalam Dunia Game, Sword Art Online.

"Welcome to Sword Art Online !"

Sebuah kalimat sambutan terlintas sebelum akhirnya ia membuka mata, melihat Dunia di depannya, Dunia yang bukan lagi kamar tempatnya semula berada, melainkan Dunia Maya, Dunia yang menakjubkan di mana gamers telah menunggu.

"Akhirnya, Dunia ini" Ucap gadis itu. Sebelum game ini diluncurkan untuk publik, ia sempat menjadi Beta Tester, yaitu seseorang yang mendapat kesempatan langka untuk mencoba game itu sebelum akhirnya diluncurkan untuk publik.

DI LANTAI SATU, SWORD ART ONLINE

Lantai satu, kota awal, seorang pemuda berambut pirang tengan berjalan menelusuri kota, melewati ramainya pasar di mana para pedagang berjualan. Dia memiliki perawakan rambut berwarna kuning, dengan tubuh yang lebih tinggi dan kekar, cukup keren untuk seorang avatar game.

Oi, kau yang disana itu!" Tiba-tiba ada yang memanggil ketika ia sedang berjalan. Dan kemudian, pemuda itu pun menghentikan langkahnya, serta menghadap ke belakang, di mana dia melihat dua orang chara disana, yang satu adalah laki-laki berambut biru dan yang satu lagi adalah laki-laki berambut merah .

"Aku?" Pemuda tadi masih ragu, ada urusan apa tiba-tiba dua orang yang tidak ia kenal menghampiri. "Haah, haah ..." Sejenak chara berambut merahdan berambut biru itu mengambil napas, kelelahan karena mengejar, "kau pernah kesini sebelumnya kan?" Tanya chara berambut biru

"Kau pernah ikut Beta Test kan?" Tanya chara berambut merah. "I-Iya" sahut pemuda berambut kuning tersebut.

"Kalau kami, ini adalah hari pertama kami, tolong ajari kami dasar-dasarnya ya" Pinta chara berambut biru. "A-ah, itu ..." Pemuda berambut kuning agak canggung.

"Aku mohon!" Chara berambut merah dan berembut biru memohon dan lalu memperkenalkan diri, "Namaku Klein" Ucap chara berambut merah "Namaku Kirito, mohon bantuannya" Ucap chara berambut biru

"Na-namaku, Naruto" Pemuda berambut kuning itu pun ikut memperkenalkan diri. tak ada alasan baginya untuk menolak. Karenanya, pemuda yang akhirnya diketahui bernama Naruto itu pun menyanggupi permintaan Klein Kirito untuk mengajari ia dasar-dasar bermain game ini.

Mengingat sebelumnya Naruto pernah mengikuti Beta Test, tentu saja sedikit tidaknya ia sudah mengetahui cara-cara atau dasar-dasar dalam bermain Sword Art Online.

Naruto mengajak Klein dan Kirito menuju sebuah padang rumput untuk mengajarinya berburu. Klein diminta Kirito untuk menghadapi sebuah karakter babi hutan. Namun belum apa-apa, Klein sudah ditubruk dan dijatuhkan oleh babi hitam itu, Kirito dan Naruto sweatdrop ditempat.

Klein mengerang kesakitan sambil menutupi selangkangannya yang tadi tepat terkena serudukan si babi, "Aduuh! Selangkanganku, uuhhh" Sungguh seperti merasakan kesakitan yang benar-benar sakit meski sebenarnya, "Jangan berlebihan begitu, sebenarnya kau tidak merasakan sakit kan?" Ucap Naruto.

"Ah, iya juga ya, kebiasaan" Ucap Klein dan bangun. Di Dunia game ini, peserta tak akan bisa merasakan sakit. Kalau berhasil diserang oleh lawan, hal tersebut hanya akan mengurangi Health Point.

"Sudah kubilang kan, kau harus menggunakan pedangmu dengan benar." Ucap Naruto. "Aku mengerti kok" Ucap Klein. "Tapi babi itu bergerak terus" Sanggah Kirito.

"Kalau saja kau memasukkan gerakannya dengan benar, dan mengaktifkan Sword Skill, sistem akan membaca perintah itu dan membuatnya menjadi teknikmu" Ucap Naruto

Kirito mengambil sebuah kerikil di tanah dan mempraktekan apayang diajarkan Naruto.

Kirito membidik si babi, serta menembaknya dengan cepat dan tepat menggunakan kerikil yang ia bawa. Kirito tak benar-benar ingin membunuh si babi, ia ingin agar Kleinlah juga bisa melakukannya.

"Wow, ternyata kau hebat juga Kirito" Naruto memuji Kirito yang sudah langsung bisa mempraktekan apa yang dia bilang.

"Masukan gerakan ... Gerakan ..." Klein tidak mau kalah dari Kirito dan terus meresapi kata-kata itu.

"Beri sedikit jeda, dan ketika kau merasakan skillnya mulai aktif, Biarkan sensasinya keluar seperti ledakan" Jelas Naruto.

Jika biasanya di masa sekarang, seorang gamer mengeluarkan skill karakter game yang ia mainkan dengan cara menekan kombinasi-kombinasi tombol, disini tidaklah demikian. Di Dunia Game Maya tanpa tombol di mana kita sendirilah yang berperan sebagai karakter yang dimainkan, yang harus kita lakukan jika ingin mengeluarkan skill adalah melakukan gerakan yang benar, membiarkan sistem membacanya dan kemudian mengaktifkan skill pemain. Dan ketika pemain merasakan kalau skillnya mulai aktif, ia harus memberi sedikit jeda dan akhirnya melepaskan serangan, sama seperti apa yang dilakukan oleh Kirito dan yang dijelaskan oleh Naruto.

"Seperti ledakan ..." Klein meresapi kata-kata itu, mengerti dan kemudian bersiap menggunakan pedangnya. Klein mengenggam pedangnya ke belakang, diam sejenak hingga kekuatan skillnya mengaliri pedang yang ia bawa. Lalu, Klein melepaskannya. Menebaskan pedang itu hingga akhirnya benar-benar mampu menghancurkan si babi, merubahnya menjadi Experience.

Klein berteriak senang, baru pertama kali ini ia mampu membasmi sebuah karakter di game ini. Kirito pun ikut senagn dengan."Selamat" Ucap Naruto, Klein kemudian melakukan Toss dengan Naruto dan Kirito. "Tapi, babi hutan itu hanyalah karakter selemah slime di permainan lain" Ucap Naruto. "Eh!? Benarkah!?" Kompak ucap Klein dan Kirito kaget, jika babi yang bisa menjatuhkannya ini merupakan karakter lemah, bagaimana dengan karakter-karakter kuat lainnya. "Aku kira dia itu boss tingkat menengah atau semacamnya" Ucap Klein.

"Hah, boss menengah dengkulmu" Memang benar, babi itu hanyalah karakter lemah yang terdapat dalam jumlah cukup banyak di padang rumput itu.

Klein kembali mencoba-coba skill yang ia miliki. Mengaliri pedang yang ia bawa, menahan, dan kemudian menebaskannya. "Ini menarik" Ucap Kirito. "Ya" Ucap Klein dan kembali menebas-nebaskan pedangnya, "Skill itu, sebanyak teknik pedang anggar atau semacamnya bukan?"

"Iya, aku bahkan mendengar kalau jumlah skillnya tak terbatas" Ucap Naruto. "Tapi, tidak ada sihir di game ini" lanjutnya. "RPG tanpa sihir? Aturan yang sungguh berani" Ucap Klein sambil masih menebas-nebas udara dengan skill pedangnya.

"Bertarung dengan menggerakan dirimu sendiri itu sangat menyenangkan" Ucap Klein

"Benar sekali!" Ucap Kirito setuju. "Yosh, ayo kita lanjutkan ke tahap berikutnya" Ucap Naruto.

"Ya! Ayo kita teruskan!" Mereka bertiga terus berlatih. Hingga tak terasa, sore hari telah tiba.

Mereka beristirahat, menyudahi latihan sambil menikmati indahnya pemandangan sore game itu. Menakjubkan, indah, naga-naga berterbangan bagai burung di senjanya langit Sword Art Online. Naruto, Kirito dan Klein terkagum-kagum. Berapa kali pun ia melihat, ia merasa sulit untuk mempercayai semua ini ...

"Benar-benar sulit untuk dipercaya kalau sekarang kita sedang berada dalam sebuah permainan" Ucap Klein. "Siapa pun yang sudah membuat ini, dia pasti orang yang sangat jenius, benar-benar luar biasa, aku sangat senang bisa lahir di masa ini" Lanjutnya.

"Oi, oi, apa Kau terlalu berlebihan?" Ucap Kirito yang berdiri di sebelahnya, sama-sama menikmati pemandangan itu. "Itu karena ini Full Drive pertamaku" Ucap Klein. "Jadi, ini pertama kalinya kau main menggunakan Nerve Gear?" Nerve Gear adalah nama alat yang dipakai oleh pemain. Itu lho, yang tadi dipasang di kepala.

"Begitulah ... Hanya demi bisa bermain Sword Art Online, aku bergegas membeli perangkatnya" Ucap Klein. "Aku sangat beruntung bisa mendapat satu dari sepuluh ribu paket yang disediakan ... Yah, tapi kau sepuluh kali lebih beruntung daripada aku karena bisa mengikuti Beta Test, yang mana hanya diikuti oleh seribu pemain" Ucap Klein ke Naruto

"Yah, mungkin kau benar" Ucap Naruto.

"Hei, seberapa jauh kau bisa sampai waktu berada di mode beta?" Klein bertanya lagi. "Selama dua bulan, aku hanya bisa sampai lantai sepuluh" Jawab Naruto. "Tapi kali ini, aku rasa satu bulan saja sudah cukup bagiku" Lanjutnya.

"Kau benar-benar serius ya ..."

"Ya, sejujurnya selama beta test, siang dan malam hanya SAO yang ada di pikiranku ..." Naruto menarik dan melihat ke arah pedang yang ia genggam. "Di Dunia ini, pedang inilah yang mampu membawaku ke mana pun, ini adalah Dunia Maya yang tidak terpadai, aku bahkan merasa lebih hidup disini dibanding di Dunia Nyata" Ucap Naruto.

Naruto tersenyum kecil, memasukkan kembali pedangnya dan lalu mengajak Klein, "Nah, kalau begitu, bagaimana kalau kita berburu lagi?" Tanya Kirito "Tentu saja!" Klein bersemangat. Tapi sayang sekali, perutnya tak bisa diajak kompromi. "Aku sangat ingin tapi ... aku lapar, sepertinya aku mau keluar dulu" Ucapnya.

"Memakan makanan disini hanya akan membuatmu berpikir kalau kau tidak lapar"

"Yups, aku sudah memesan pizza panas jam setengah enam!" Ucap Klein.

"Kau sudah siap-siap ya ..."Ucap Kirito

"Tentu! Setelah selesai makan, aku pasti akan kembali" Klein bangun dari duduknya.

"Oh ..."

"Setelah ini, aku akan bertemu dengan beberapa orang yang ku kenal dari berbagai permainan lain, bagaimana? Apa kalian mau berteman dengan mereka juga?" Tanya Klein

"mmm" Naruto dan Kirito menundukan wajah, berpikir.

"Terima kasih atas ajakanmu ... tapi, untuk saat ini kurasa aku tidak bisa" Ucap Naruto

"Begitu, juga aku" Ucap Kirito

"Begitu, ya ..." Ucap Klein. "Maa, Akan aku kenalkan lain waktu saja" Lanjutnya.

Setelahnya, Klein menggesek udara dengan tangan kanannya, memunculkan menu untuk logout dari permainan. Namun anehnya, "Tidak ada tombol untuk keluar?"

"Coba lihat baik-baik" Ucap Kirito. "Sudah, tapi tidak ada di mana-mana"

"Apa maksudmu? Seharusnya ada di bawah menu utama" Naruto dan Kirito kemudian mengecek menunya. Dan ternyata, memang tidak ada pilihan untuk logout.

"Benar tidak ada kan?"

"Ya, memang tidak ada" Ucap Naruto.

"Yah, bagaimanapun ini adalah hari pertama setelah beta, pasti masih ada beberapa bug di sana-sini, orang-orang pasti panik" Ucap Kirito.

"kau juga, Klein, sekarang sudah jam lima lewat dua puluh lima menit" Kirito menunjuk ke arah menu, yang juga mengandung jam digital.

"Eh? Aaa! Teri-Mayo-Pizza dan Ginger-Ale-ku!" Teriak Klein panik.

"Coba hubungi game master" Saran Naruto.

"Aku sudah melakukannya, tapi tidak terjadi apa-apa ... Apa tidak ada cara lain untuk keluar?" Kirito menanyakan alternatif.

"Tidak" Ucap Naruto. "Jika pemain ingin sengaja keluar dari sini, mereka harus logout melalui menu" Jelasnya.

"Yang benar saja!" Ucap Kirito

"Konyol sekali, pasti ada cara lain ... Keluar! Logout!" Klein berteriak-teriak sambil memasang pose-pose aneh, meloncat, berharap dengan itu ia bisa kembali ke Dunia Nyata. Akan tetapi, tak ada gunanya sama sekali. Tetap saja ia tak bisa keluar.

"Sudah kubilang kan, tak ada cara lain selain logout" Ucap Naruto. "Bahkan di panduan pun tidak ada cara untuk memutuskan jaringan di saat darurat"

"Ini bercanda kan? Ah, aku tahu! Aku cukup melepaskan Nerve Gear di kepalaku" Klein menarik-narik kepalanya ke atas, masih berharap bisa keluar dengan cara alternatif. Namun tetap saja, hasilnya nihil.

"Percuma saja kau melakukan hal itu, saat ini kita tak bisa menggerakan tubuh asli kita ... Nerve Gear menghalangi semua yang kita perintahkan pada tubuh asli dari syaraf ini" Naruto menunjuk bagian belakang kepala.

"Lalu sekarang kita harus bagaimana? Apa kita harus menunggu sampai mereka memperbaiki bugnya?" Tanya Kirito

"Ah, mungkin jika seseorang di Dunia nyata melepaskan Nerve Gear kita, kita bisa keluar" Ucap Naruto. "Tapi aku tinggal sendiri" Ucap Naurto. "Begitu, juga aku" Ucap Klein "Bagaimana denganmu, Kirito?" Ia lalu bertanya.

"Aku tinggal bersama ibu dan adik perempuanku, jadi mereka pasti akan meyadarinya saat makan malam" Sahut Kirito.

Setelah mendengar ini, tiba-tiba saja Klein langsung bersemangat. Namun bukannya bersemangat untuk meminta bantuan agar jika Kirito sudah logout ia mau membantunya melepas Nerve Gear, Klein malah menanyakan yang bukan-bukan, "Be-berapa usia adik perempuanmu, Kirito!?"

"Adikku ikut tim olah raga, dia benci permainan seperti ini ... Dia tidak punya urusan dengan orang-orang seperti kita"

"Itu tidak ma..."

Jbukkk!

Kirito menendang selangkangan Klein. "Aaaakhhh!" Klein menahan rasa sakit.

"Ah benar, tidak sakit" Ia baru ingat kalau disini ia tak bisa merasakan rasa sakit.

"Yang lebih penting, apa kalian tidak merasa ini aneh?" Tanya Kirito.

"Tentu saja aku merasa ini aneh, karena ada bug" Sahut Klein.

"Aku rasa ini bukan sekedar bug" Ucap Naruto. "Jika kita tidak bisa keluar, maka akan menimbulkan masalah serius pada masa depan permainan ini sendiri ... Seharusnya mereka bisa saja mematikan servernya agar semua pemain keluar ... Tapi, bahkan tak ada pengumuman sedikit pun tentang ini"

"Yah, kau benar" Ucap Kirito ke Naruto

Teng ...

Teng ...

Tiba-tiba terdengar bunyi sebuah lonceng. Naruto, Kirito dan Klein menghadap ke arah sumber datangnya bunyi.

Awan di langit Sword Art Online bergerak semakin cepat. Dan tanpa mereka bertiga sadari, tiba-tiba saja mereka telah berada di pusat kota, bersama dengan pemain-pemain lainnya yang tampaknya juga dibawa secara paksa kesana menggunakan teleport.

Orang-orang tampak bingung. Kelihatannya mereka semua juga mengalami masalah yang sama dengan yang Klein dan Kirito alami. "Apa yang sebenarnya terjadi?" "Aku tidak tahu" Mereka semua bertanya-tanya. "Teleport paksa?" Pikir Naruto.

"Lihat ke arah sana!" Tiba-tiba langit senja yang mulanya merah indah berubah menjadi merah mengerikan, dilapisi dengan kotak-kotak bertuliskan System Announcement, warning. Dan dari sela kotak itu, muncul cairan mirip darah yang kemudian menyatu dan membentuk sesosok karakter raksasa berjubah merah.

"Apa itu!?" "Game master?" "Kenapa dia tidak punya wajah?" "Apa ini sebuah event?" Pertanyaan demi pertanyaan baru terus bermunculan. para pemain benar-benar bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi. Hingga kemudian, raksasa berjubah merah itu memberi penjelasan ...

"Para pemain sekalian, selamat datang di Duniaku"

"Duniaku?"

"Nama saya adalah Akihiko Kayaba ... Saat ini, sayalah satu-satunya yang bisa mengendalikan Dunia ini" Ucapnya.

"!" Kirito teringat dengan nama Akihiko Kayaba. Itu adalah nama dari ilmuan jenius pencipta game ini yang tadi sempat ia baca dari majalah. "Dia, benarkah orang ini ..."

"Saya yakin, kalian semua pasti sudah menyadarinya ... Tombol untuk keluar yang ada di menu utama telah hilang ... Tapi, ini bukanlah akibat dari kerusakan pada permainannya ... Saya ulangi, ini bukanlah akibat dari kerusakan pada permainannya ... Ini adalah salah satu fitur dari Sword Art Online" Ucap Akihiko.

"Fi-fitur!?"

"Pemain tak akan bisa keluar atas kemauannya sendiri, Dan juga Nerve gear tak akan bisa dihentikan dari Dunia luar" Akihiko mematahkan harapan Naruto, Kirito dan Klein untuk keluar dengan cara paksa. "Intinya, mustahil kalian melarikan diri ... Dan jika hal itu tetap dipaksa untuk dilakukan, pemancar yang ada di dalam Nerve Gear akan memancarkan sinyal gelombang pendek yang kuat hingga mampu menghancurkan otak kalian"

jelas Akihiko mengenai game ini.

"A-apa-apaan ini?"

"Ayolah, hentikan saja, jangan main-main" Para pemain benar-benar tak habis pikir. Beberapa malah cuek dan hendak meninggalkan tempat itu. Namun, mereka tak bisa keluar dari pusat kota itu. Gerbang-gerbang yang tersedia dilapisi oleh dinding transparan. "Hei, aku tak bisa keluar!" Ucap salah seorang yang mencoba untuk pergi.

"Apa yang dia bicarakan? Dia pasti sudah gila ya?" Ucap Klein. "Iya kan, Naruto, Kirito?"

"Tidak, dia benar, pemancar Nerve Gear bekerja seperti oven microwave ... Jika penghambatnya dimatikan, benda itu akan membakar otak" Jelas Kirito.

"Lalu, bagaimana kalau aliran listriknya kita putus saja?"

"Kurasa itu juga tidak akan membantu, Nerve gear punya batrai cadangan" Jelas Naruto.

"Eh? Tapi, ini keterlaluan! Apa-apaan ini? Kenapa malah jadi seperti ini!?" Bentak Klein.

"Sayang sekali, beberapa teman dan keluarga pemain mengabaikan peringatan ini dan melepas Nerve gear Secara sengaja" Ucap Akihiko lagi. "Hasilnya, dua ratus tiga belas pemain keluar dari Dunia Aincrad ini, dan juga dari Dunia Nyata untuk selama-lamanya"

Kenyataan ini semakin membuat para pemain tak percaya. Bingung, ketakutan.

"Perlu kalian ketahui, organisasi pemberitaan di seluruh Dunia nyata sekarang sedang gencar-gencarnya memberitakan semua ini, termasuk berita kematiannya ... Jadi mulai sekarang, bahaya melepas Nerve Gear secara sengaja bisa diminimalisir ... Dan aku berharap, kalian tenang dan menyelesaikan permainannya"

"Juga, aku ingin kalian mengingat ini baik-baik ... Tak ada cara untuk menghidupkan kembali siapa pun yang sudah mati di dalam permainan ini ... Jadi HP salah seorang pemain mencapai nol, mereka akan lenyap dari permainan ini untuk selama-lamanya, di mana berarti juga mati di Dunia nyata"

"Hanya ada satu cara untuk bisa keluar dari game ini ... Yaitu, dengan menyelesaikan permainan ini" Jelas Akihiko lagi.

"Saat ini, kalian berada di lantai terbawah Aincrad, lantai satu ... Jika kalian bisa melewati labirinnya dan mengalahkan boss lantai, maka kalian akan naik ke lantai berikutnya ... Hingga akhirnya, kalian akan sampai di lantai puncak, yaitu lantai seratus ... Kalahkan boss yang ada disana dan permainan pun akan selesai"

"Menyelesaikan?"

"Apa yang dia bicarakan?" Beberapa pemain masih tampak kebingungan.

"Jangan mengada-ada!"

"Me-menyelesaikan semua lantai? I-Ini mustahil kan, bahkan para Beta Tester tak pernah sampai setinggi itu ..." Ucap Klein pesimis.

"Tidak, saat Beta Test, pernah ada orang yang hampir berhasil mencapai lantai teratas ... namun dia gagal dan hanay bisa sampai dilantai 91" Jelas Kirito. Mendengar ucapan Kirito, Naruto langsung menundukkan kepalanya

"Kemudian, yang terakhir ..." Masih ada pengumuman yang ingin Akihiko sampaikan.

"Aku telah menambahkan hadiah ke tempat penyimpanan barang kalian ... Silahkan periksa"

Naruto langsung memeriksa kotak barangnya di menu.

"Cermin?" Naruto mengklik nama benda di daftar itu dan yang keluar memang hanyalah sebuah cermin.

Tak hanya Naruto, Kirito, Klein dan para pemain lain juga mengeluarkan cermin itu, serta melihat wajah mereka dari sana. Kemudian tiba-tiba, tubuh para pemain mengeluarkan cahaya dan sesuatu terjadi, avatar mereka berubah menjadi tubuh dan wajah asli diri mereka.

"Kau tak apa-apa, Naruto?"

"I-iya, aku tidak ... Eh, siapa kau?" Naruto tak mengenali Klein yang menggunakan tubuh aslinya.

"Eh? kau juga, siapa?" Klein baru sadar kalau wajah Naruto terlihat lebih muda ditambah dengan tiga kumis dipipinya yang membuatnya terlihat seperti manusia setengah siluman.

Fisik semua pemain berubah ke wujud asli mereka. Dengan ini, orang-orang jelek yang berpura-pura menggunakan avatar wanita cantik atau lelaki tampan bisa terlihat dengan jelas. Juga para pemain tua yang menggunakan chara orang muda, semuanya bisa terlihat.

"Eh!? Jadi kau laki-laki ya!?"

"kau juga berbohong, kau bilang umurmu tujuh belas tahun!?"

"Ini berarti ..."

"Kau Naruto?" "Kau Klein?" Ucap mereka berdua kompak, baru sadar kalau itu memang benar mereka, tetapi dengan wajah asli mereka. "Hey, Naruto, Klein, apa yang terjadi disini?" Tanya Kirito

"Eh!" "Nona ... kau siapa?" Tanya Naruto yang tidak tahu kalau Kirito telah berubah kewujud aslinya, yaitu seorang gadis remaja dengan rambut hitam pekat yang panjang.

"I-ini aku ... Kirito" Ucap Kirito. "Eh! Kirito, kau permpuan?" Tanya Naruto, Kirito kemudian mengambil sebuah cermin disakunya "Eh!" Kirito baru menyadari kalau dirinya telah berubah ke wujud aslinya didunia nyata. "Tapi, bagaimana bisa?" Tanya Kirito

"Proses scanning ... Nerve Gear menutupi seluruh kepala dengan kerapatan tinggi ... Jadi benda itu bisa melihat seperti apa wajah aslimu ... Tapi, tinggi dan berat badan kita ..." Jelas Naruto

"Saat pertama kali menggunakan Nerve Gear, semua itu sudah kita sesuaikan, bukan? Kau harus menyentuh seluruh tubuhmu terlebih dahulu." tambah Klein.

"Oh, benar juga, pasti datanya diperoleh dari sana" Ucap Kirito.

"Ta-tapi, kenapa ... Kenapa bisa jadi begini?" Klein masih tampak kesal.

"Dia pasti akan memberitahu kita" Kirito menunjuk ke karakter raksasa berjubah merah, Akihiko. Dan benar saja, Akihiko kembali menjelaskan sesuatu ...

"Saat ini, kalian mungkin bertanya-tanya, kenapa? Kenapa Akihiko Kayaba, Pembuat Sword Art Online dan Nerve Gear melakukan ini semua? Tujuanku sudah tercapai ... Aku membuat Sword Art Online untuk satu alasan ... Untuk membuat Dunia ini dan ambil bagian di dalamnya ... Dan sekarang, semuanya sudah selesai"

"Apa ..." Naruto mengepalkan tangannya.

"Ini adalah akhir dari pengayaan untuk peluncuran resmi Sword Art Online ... Semoga kalian semua berhasil" Ucap Akihiko untuk terakhir kalinya dan kemudian menghilang, langit kembali menjadi cerah.

"Semua ini nyata ..." Kirito kembali mengepalkan tangan kanannya.

"Si Jenius yang membuat Nerve Gear dan juga ruang maya, Akihiko Kayaba ... Aku tahu tentangmu karena aku mengagumimu ... Apa yang dia katakan adalah benar ... Jika aku mati di Dunia ini ... Maka aku akan benar-benar lenyap"

"Kyaaaaaa!" Orang-orang baru memahami semuanya. Mereka panik, berlari, seolah masih belum bisa menerima kenyataan kalau mereka terjebak di Dunia ini dan satu-satunya jalan untuk pulang ada dengan menyelesaikannya. "Tidak!" "Jangan bercanda!" Teriak mereka sambil terus berlari, entah mau ke mana. "Keluarkan aku! Keluarkan aku dari sini!"

"Aku tak bisa tinggal terus disini! Aku ada janji setelah ini!" Mereka memprotes ke arah udara,

menjadikan langit sebagai pelampiasan emosi ketika tak ada yang bisa dicerca.

"Keluarkan kami!" "Katakan kalau semua ini bohong!" Mereka terus saja berteriak, meski ada juga beberapa pemain yang hanya bisa terdiam pasrah.

Berbeda dengan mereka, Naruto dan Kirito mencoba untuk tenang, tak mau mati begitu saja dan ingin berjuang. "Ikut aku, Klein, Kirito" Ia menarik Klein dan Kirito menuju suatu gang dan mengajaknya bicara disana.

"Dengar, sekarang aku akan menuju ke Kota selanjutnya, ikutlah denganku ..." Ajak Naruto.

"Jika yang dikatakan Akihiko benar, satu-satunya cara untuk bertahan hidup di Dunia ini hanyalah dengan menjadikan dirimu sekuat mungkin ... Sumber daya di sebuah MMORPG maya ... Dengan kata lain, uang dan kemampuan yang bisa kita dapatkan terbatas ... Area yang mengelilingi kota awal akan segera diburu habis-habisan ... Untuk melakukannya dengan efisien, kita harus menuju desa berikutnya" Jelas Naruto sambil melihat peta yang ada di menu. "Aku tahu semua jalur dan titik wilayah rawan, bahkan dengan level satu pun, kita akan bisa sampai disana dengan selamat"

"Ta-tapi, ya ... Aku menghabiskan seluruh malam dengan mengantri ... Untuk membeli perangkat ini bersama teman-teman sepermainanku ... Mereka juga sedang ada disana, di alun-alun itu ..."

"Aku tak mungkin meninggalkan mereka" Klein tak tega jika harus pergi meninggalkan temannya. Naruto melihat kearah status Klein dan Kirito bergantian. Klein level satu dengan HP dua ratus lima puluh, Kirito level tiga dengan HP empat ratus. Levelnya memang masih jauh dibawah Naruto yang sudah mencapai level sepuluh, tapi mungkin dia bisa membantu. Karena alasan itulah Naruto mengajak Kirito.

"Maaf.." ucap Klein.

"Dan lagi tak mungkin aku merepotkanmu lagi kan? Jangan khawatir begitu, pergi saja ke kota selanjutnya ... Begini-begini aku biasa menjalankan serikat di permainan sebelumnya ... Dan aku akan memanfaatkan semua yang sudah kau ajarkan"

"Begitu, ya ... lalu kau sendiri bagaimana, Kirito?" Tanya Naruto ke Kirito

"Eeem ... Maaf, aku lebih suka bermain solo ... dan mengandalkan kekuatanku sendiri" Ucap Kirito

"Baiklah ... Kalau begitu, kita berpisah disini ... Kalau terjadi sesuatu, kirimi aku pesan"

"Ya!" Ucap Klein

"Tentu saja!" Ucap Kirito

"Kalau begitu, sampai jumpa, Klein, Kirito ..." Perlahan Naruto melangkahkan kakinya, menjauh.

"Oh, iya, ada satu hal yang ingin aku sampaikan pada kalian sebelum aku pergi..." Naruto mnghentikan langkahnya

"Apa?" Tanya Klein

"Jangan sampai kalian mati!" Ucap Naruto

"Dasar, mana mungkin kami mati ditempat seperti ini" Ucap Klein

"Kau juga ... jangan sampai mati" Ucap Kirito ( Atau harus aku panggil Kiriko, ya? )

"Yah, jika dewa berkehendak, takdir pasti akan mepertemukan kita kembali" Ucap Naruto "kalau begitu ... sampai jumpa ..." Lanjutnya, sambil melambaikan tangnnya ke Klein dan Kirito

Naruto pun berlari, melanjutkan perjalanannya. Melewati gerbang kota, melewati padang rumput.

"Aku ..." Naruto teringat akan dirinya didunianya yang dulu, dunia dimana perang terjadi dimana-mana, dia mengerti bagaimana rasanya kehilangan orang yang paling disayangi. Bagi Naruto yang saat ini, Sword Art Online bukan lagi sebuah permain virtual, melainkan perang dimana yang kuat akan bertahan dan yang lemah akan mati,

Ini sama seperti didunianya yang dulu, dia tidak ingin hal yang sama terjadi untuk kedua kalinya. Karena itu, dia bertekad untuk bertahan ...

"Akan bertahan didunia ini, dan..."

Sesosok karakter serigala mencoba tiba-tiba muncul untuk mencegat langkah Naruto. Namun dengan mudah, Naruto menyerangnya. Menghancurkannya hanya dalam sekali tebasan.

"Perang ini, akan aku akhiri!" Naruto meloncat, menerobos tiap atmosfer yang mencoba mengekangnya.

Dan dengan ini, petualangannya di Sword Art Online baru saja dimulai.

BERSAMBUNG...

Ini adalah versi remake dari Naruto the Sword Art Online, awalnya mau diedit, tapi gk bisa-bisa akhirnya ... yah, beginilah jadinya. Gua edit semua chapter yang udah di upload,( kecuali chapter 3). Terus, gua sih mau ngubah sedikit alurnya.

Dan mohon maaf jika ada salah.