Bleach Fairy
By : Mizuki Yuki
Warning: OOC, garing, bahasa tak baku, dll
Disclaimer :Bleach©Tite Kubo
Fict ini untuk meramaikan FFC *Fantasia Fanfiction Contest*
Happy reading
Don't like don't read
-00000000-000-0-000-0-0-0-0-0-0-0000000000-0000000
"200 peri bertebaran di sini?" sahut Aizen dengan heran ketika mendengar penuturan Szayell. Begitu juga dengan anak buahnya yang lain. Mereka pun juga menunjukan wajah bingung.
"Iyaa…! Kemarin aku melihatnya! Serius! 200 peri dengan berbagai warna menerangi tempat ini dengan kilauan yang memukau….sangat indah…."jelas Szayell sambil merentangkan kedua tangannya. Matanya terpejam menandakan bahwa dirinya tenggelam dalam fantasi…
Mereka semua kecuali Szayell hanya menghela nafas. Sweatdrop…mereka masih tidak percaya akan apa yang barusan dikatakan oleh pemuda berambut pink itu. 200 peri ada di Hueco Mundo? Buat apa? mengadakan pemakaman peri disini?
Sadar bahwa itu perkiraan terakhir itu merupakan hal mustahil. Mereka mulai tertegun dan sedikit demi sedikit wajah mereka mulai menunjukan tampang bosan. Sementara diruangan itu, hanya satu makhluk hidup yang masih semangat dan masih meneruskan khayalan gajenya. Siapa lagi kalau bukan Szayel?
"Dan aku yakin! Petunjuk semua fenomena yang sangat mendebarkan itu ada dibuku ini!" cetusnya dengan penuh semangat sambil menunjukan buku bersampul hitam kelam yang sudah tua dan usang kepada kawan-kawannya tercinta *halah*
"Fairy Light?" kata Ulquiorra ketika membaca judul buku itu." Buku dongeng murahan….."
Kontan saja, seisi ruangan yang mendengarnya kecuali Szayel dan Ulquiorra tertawa. Bahkan Aizen yang merupakan leader pun tertawa oleh cemoohan Ulquiorra barusan. Sedangkan Szayel sendiri? Wajahnya memerah menahan amarah.
"Grrrrrr…! Kalian menyebalkan!" teriaknya sambil berlari meninggalkan yang lain. Tentu saja…..para Espada yang melihatnya Cuma cengok.
"Ntuh anak habis lu apain..?" ejek Grimjow seenaknya pada Halibel. Yang ditanya menatap Grimjow dengan tajam.
"Bosen hidup ya?"
"Ah….maaf …."
Mereka semua pun terdiam lagi….mengambil jeda untuk sesaat..namun semua itu segera berakhir ketika Grimjow mengambil sesuatu yang terjatuh dilantai.
"Oi…..lihat nih…ini buku yang dibawa Szayel tadi….!kaya'nya dia kelupaan….."kata Grimjow sambil mengangkat buku itu tinggi-tinggi. Espada yang lain hanya menatap buku itu sesaat lalu wajah mereka terlihat datar namun sesaat wajah-wajah datar itu berubah oleh wajah ceria.
"Lihat dong! Isinya apa'an….?" Seru Halibel sambil berusaha mengambil buku itu dari tangan Grimjow. Begitu juga yang lain…mereka semua memiliki pikiran seperti Halibel.
Tentu saja….aksi rebut-rebutan tak dapat terhindarkan.
"Sini bukunya!"
"Enak aja! Ini bagian gue tau!"
"Ngalah sama cewek dong…! Dimana-dimana itu 'Lady first' tau!"
"Grimjow! Sini! Serahin bukunya sama aku!"
"aku!"
"aku!"
"Grrrrrrrrrrr…!kalian bisa diam gak sih?" bentak Aizen dengan emosi. Kontan saja, anak buahnya yang lagi rebut-rebutan pun berhenti dengan wajah pucat pasi.
Pelan namun pasti Aizen mendekati Baraggan yang memegang buku itu. Yang didekati hanya terdiam membeku.
"Baraggan…..serahkan bukunya padaku…."pinta Aizen dengan halus. Suaranya terdengar sangat tenang dan halus…..Baraggan terpana begitu juga dengan Espada yang lainnya….dengan penuh keanggunan dan kehormatan..Baraggan menyerahkan buku itu pada leadernya..
"Silahkan…tuan…."
"Terima kasih…Bara.."
BLETAK….!
"Kelamaan…..!"Komentar Grimjow dengan kesal."Ayo, leader! Bacakan !"
Aizen hanya angguk-angguk dibukanya daftar isi buku itu. Yang isinya begini :
Daftar isii:
Oberon
Pixie
Thinker Bell
Peterpan
….
"Ck….daftar peri semua nih…jumlahnya banyak sekali…..nama-namanya aneh semua pula…..uhm…yang terakhir…..S…Spri….."
Aizen tidak melanjutkan kata-katanya. Dirinya seolah membeku dalam bisu. Hal ini membuat anak buahnya menyeritkan dahi.
"Leader? Kenapa?"
"Spri apa?"
"Katakan…..aku penasaran…."
"Oi…leader!"
"Grr…..! Springgans…Springgans..! yang terakhir Springgans…!"
Seisi ruangan langsung membeku..ketika mendengar bentakan leadernya yang nyaring itu. Belum sempat rasanya mereka menetralisir keadaan….tiba-tiba asap gelap mengepul dari buku yang di pegang Aizen.
Hohohohoho…..!
Suara tawa yang melengking-lengking terdengar amat menyeramkan. Bahkan Aizen sendiri panik ketakutan dan melemparkan buku itu kelantai.
"Terima kasih…! Terima kasih telah membebaskan kami…..!"ujar sebuah suara yang baru saja tertawa melengking tadi. Para Espada hanya kebingungan dan panik. Namun wajah mereka semakin shock ketika melihat sosok yang keluar dari buku hitam kelam itu.
"Perkenalkan…..akulah Springgans…." Ujar makhluk yang bernama Springgans itu. tubuhnya mungil kecil namun wajahnya sangat mengerikan, aneh dan jelek. Espada yang tadi sudah berbaca-baca doa sweatdrop ketika mengetahui ternyata musuhnya lebih kecil dari mereka.
"Springgans….Springgans….! Berhentilah bertingkah sangar! Dasar makluk jelek!" ejek Halibel dengan kasar, dengan santai diinjaknya makluk kecil itu.
"Grrrrr….!beraninya kau melakukan itu padaku…..!"teriak Springgans dengan marah. Dengan kekuatan ajaib ia berhasil melempar tubuh Halibel sampai membentur tembok. Espada yang melihat langsung ambil ancang-ancang….
"Apa maumu Springgans?" Tanya Aizen dengan penuh wibawa ." Kau seharusnya tidak melakukan itu pada anak buah ku! Bagaimana pun akulah yang sudah membebaskanmu! Jadi kau harusnya patuh denganku!"
Springgans menatap Aizen dengan seksama. Dari atas sampai kebawah. Mereka berdua saling berpandangan.
"Kau pikir aku akan patuh? Hah?" balas makhluk mungil itu dengan lantang. Aizen pun Terdiam. Tapi tampaknya Grimjow sudah naik darah
"Kurang ajar!"
"Grimjow…..!hentikan! Springgan…."
"Hehehe….kau pikir bisa melawanku? Bocah biru?" sahut Springgans..tubuhnya membesar dan dengan mudahnya menankap Grimjow dalam genggaman.
"Lepaskan aku!" seru Grimjow dengan penuh amarah. Tapi Springgan hanya menanggapinya dengan tawa licik. Dengan penuh tenaga dieratkannya genggaman itu yang membuat suara remukan tulang.
"Grimjow!"panggil Ulquiorra, namun semua itu sia-sia karena orang yang dimaksud sudah tepar. "Sialan, kau!"
Springgans tidak menanggapi hal itu. di lemparnya tubuh Grimjow begitu saja. Nampaknya ia sibuk membuka buku bersampul hitam yang tergeletak dilantai tersebut. Mulutnya komat-kamit membaca sesuatu. Namun para Espada tidak dapat mendengarnya. Seolah-olah Springgans sedang membisiki udara dengan suara terpelan.
Tak perlu waktu lama untuk membuat para Espada terkejut akan kehadiran sosok-sosok yang juga keluar dari buku hitam tersebut. Springgans hanya tertawa kecil lalu perlahan mengecilkan ukuran tubuhnya ketika orang yang dipanggilnya muncul.
"Lama tak jumpa…..RedCap…."sapa Springgans dengan santai. Makluk yang dipanggil RedCap hanya tersenyum sinis dan membalas sapaan Spriggans.
"Aku membawa semuanya…kurasa kau tidak akan keberatan kan?" ujar RedCap dengan menunjukan pasukan yang berada dibelakangnya." Hmm…kau pintar juga dalam memilih tempat…"
Spriggans hanya terkekeh kecil mendengarnya, lalu ditunjuknya para Espada yang menggumpal di pojokan.
"Merekalah yang membebaskan kita semua…..kurasa sangat tidak sopan jika kita tidak memperkenalkan diri…."
Para makluk kecil itu saling berpandangan dan akhirnya memutuskan untuk menuruti keinginan Springgans. Mereka berbondong-bondong mendekati para Espada.
"Perkenalkan….aku RedCap…peri jahat yang berasal dari old Border Goblin…dan topiku ini berasal dari darah manusia…"
"Aku Leprechauns….peri yang lihai dan licik…..bagi bangsa kami….setiap hari merupakan hari yang baik.."
"Kami para goblin….peri yang senang berkumpul….."
"Aku Asrais…peri yang tidak bisa terkena sinar matahari secara langsung….peri sepertiku terkadang meleburkan diri kedalam air kolam…"
"Aku Banshee…peri yang sering berdiam di sebuah keluarga-keluarga tertentu…jika anggota keluarga tersebut akan ada yang mati…aku akan menangis…huaaa…"
"Aku Bogles…peri yang sering melakukan kebohongan dan pembunuhan…"
"Brownies disini! Brownies suka membantu dan sering berada di pekarangan rumah~~!
"Gwyllion…..pasti pada tau semua kan? Saya hantu air Skotlandia"
"Fir Darrig…! Saya bisa merubah wajah saya menjadi apa yang saya inginkan!"
" SALAM KENAL~~~~!"
Para Espada cengok melihat perkenalan para peri-peri mungil itu. gak nyangka bakal jadi begini….
"Lalu kalian mau apa disini?" Tanya Baraggan mewakili para Espada. Peri-peri itu menatap Baraggan sesaat lalu mereka bergerumun seperti sedang mendiskusiin sesuatu.
"Tinggal disini..tentu saja…..kami sedang melakukan eksplorasi terhadap dunia kalian….jadi tolong izinkan…..lho? mereka kemana?" ujar Asrais ketika menyadari kelenyapan para Espada dari pandangan mereka. Para peri lain pun juga kebingungan.
-000-00-0000000-00000000-0000-0000-00-
"Jadi kita lari kemana nieh?" Tanya Coyote dengan antusias. Aizen selaku leader pun menoleh kearahnya.
"Gak kabur…..kita akan pergi menemui Oberon….Oberon sang raja peri….dia harus bertanggung jawab…..ia harus membawa mereka pulang….."jawab Aizen dengan serius.
"Eh? Leader tahu keberadaan Oberon?" sahut Kaname Tosen dengan tidak percaya. Gak nyangka leadernya itu tahu juga soal dongeng-dongeng.
Aizen tidak menjawab pertanyaan tersebut. Ditatapnya langit cakrawala yang terbentang luas dengan seksama….dirinya tampak memikirkan pertanyaan itu.
"Aku tidak tahu…"jawabnya pada akhirnya. Para Espada yang lain tak dapat berkata apa-apa lagi mereka hanya bisa terdiam membisu..mengikuti Aizen untuk mencari Oberon tanpa tahu arah….
TO BE CONTINUED
-00000000000000000-
Hoammmmmm….ah..halo..minna-san~~~bagaimana ceritanya? Aneh?gaje?membosankan?
Yah…pokoknya Yuki ucapkan terima kasih sudah membaca fict Yuki~~arigato gozaimasu~~~
Yosh! Review?*nyodorin kotak review*
