"Our Kingdom"
Summary : Bagaimana kehidupan Uchiha Sasuke dan Haruno Sakura apabila dunia ninja tempat mereka tinggal berubah menjadi Istana dan desa-desa seperti yang ada di buku cerita fairy tale favorit Sakura?
.
.
.
Suatu hari di Konoha, nampak seorang gadis remaja berumur 22 baru saja keluar dari toko buku yang tak jauh dari kedai Ichiraku kegemaran sahabatnya, Naruto. Benar saja, belum sampai 20 meter ia berjalan sebuah suara nyaring khas Uzumaki Naruto sudah memanggil namanya untuk bergabung di kedai tersebut.
"Sakura-chan!"
"Yo, Naruto," Balasnya ogah-ogahan.
"Ne, ne Sakura-chan. Kau membeli buku apa?"
"Ah, aku menemukan sebuah buku cerita fairy tale tentang kerajaan, istana, pangeran, putri semacam itulah. Sejak perang usai, banyak sekali karangan-karangan bagus dan yang belum pernah aku baca sebelumnya."
"Ah, aku tidak begitu mengerti. Satu-satunya buku yang kubaca hanyalah Icha Icha Paradise milik Ero-senin dulu," Sahut Naruto sembari menyeruput ramen keseukaannya.
"Hhh.. baiklah, Naruto. Aku duluaan, Jaa.." Sakura bangkit dan melangkah keluar kedai, tak sabar untuk membaca buku-buku yang baru saja ia beli. Sementara Naruto hanya mengangguk-angguk menikmati ramennya.
Sampai dirumah, Sakura langsung menuju kamarnya dan mulai membuka buku yang ia beli tadi. Buku itu berjudul "Our Kingdom" dan ternyata di ambil dari desa Kiri. Sakura membuka bab pertama dalam buku itu dan membacanya "Chapter 1 : Once upon a time" namun kepala sakura mendadak sangat pusing sehingga ia hampir jatuh dari kursi. Betapa terkejutnya ia ketika melihat buku yang tadi ia beli tiba-tiba berubah menjadi buku raksasa dan Sakura tersedot masuk kedalamnya.
Dan tiba-tiba saja, padangan Sakura mengabur dan semua menjadi gelap.
Naruto © Masashi Kishimoto
Our Kingdom © Ai Kitazawa
Rated T
Chapter 1 : Once upon a time
Sakura membuka matanya perlahan sambil meringis, kedua tubuhnya tidak bisa ia gerakan akibat guncangan yang baru saja ia lalui. Saat kedua iris zamrud itu terbuka, ia terkejut dengan pemandangan sekitarnya. Tunggu! Ini bukan rumahku! Batinnya. Bagaimana bisa kasur yang biasa ia gunakan berubah menjadi kasur berukuran king size dengan banyak ukiran-ukiran aneh yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Terlebih lagi, ruangan yang kini ia tempat bisa dibilang lebih besar dari rumahnya. Sebenarnya aku dimana?
Sakura hendak membangkitkan dirinya namun dirinya tertahan dengan sesuatu yang mengikat dirinya dengan kasur, sesuatu yang terbuat dari besi seperti... BORGOL?! Kami-sama sebenarnya aku ini dimana!
"SHANAROO!" Dengan mudah Sakura melepaskan kedua borgol aneh itu dari tangannya. Sakura segera memukul pintu yang ada di depannya hingga hancur berkeping-keping. Ia berlari keluar dari ruangan tersebut dan mendapati dirinya berdiri di tengah halaman sebuah istana bernuansa putih biru yang berdiri megah. Sakura menatap takjub bangunan yang ada di depannya kini. Saking takjubnya ia tak sadar bahwa ada sebuah anak panah beracun sedang membidik leher jenjang Sakura.
SREK
"ARGH!" Sakura tersungkur tidak bisa bergerak. Samar-samar Sakura melihat seorang gadis berambut hitam pendek menghampirinya bersama pria-pria berseragam aneh serta berjubah. Tunggu, sakura mengenali suara dan sosok gadis ini.. Shizune-senpai?
"Shi-Shizune-senpai?" Sakura sepertinya ditembakan dengan racun yang bisa melumpuhkan lawan, ia berfokus pada leher dan mengeluarkan chakranya untuk mengeluarkan racun tersebut.
"Menarik, kau mengetahui namaku. Kotetsu, Genma! Bawa gadis ini ke ruanganku, aku ingin mengetahui gadis unik ini lebih lagi," Sahut waita muda itu sambil menyeringai.
Belum sempat Kotetsu dan Genma menyentuhnya, Sakura yang sudah berhasil mengeluarkan sebagian racun dari tubuhnya tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk kabur dari mereka. " SHANNAROO!"
Ketiganya terpental dan Sakura bangkit melarikan diri sejauh yang ia bisa. Sakura tidak mengerti, apa ini genjutsu madara? Tidak mungkin. Perang sudah usai 4 tahun lalu, dan Madar serta keluarganya sudah diselesaikan oleh Naruto! Lagi pula ini bukan dunia seharusnya Sakura tinggal! Semua orang yang ia kenali berubah dengan mengenakan pakaian-pakain aneh dengan pola yang detail.
Dari kejauhan, Sakura melihat dua orang sedang beradu pedang. Laju Sakura semakin cepat hendak menghampiri kedua orang tersebut setelah mengetahui bahwa mereka adala sosok lelaki yang paling Sakura kenal selama 10 tahun terakhir. "Naruto! Sasuke!" Sontak kedua orang yang sedang bermain pedang itu langsung mengambil posisi siaga dan keduanya tampak terkejut.
"Siapa kau?" Sahut seorang lelaki berambut biru muda dengan tatapan mata tak bersahabat. Lelaki tersebut tampak melindungi lelaki satunya seperti bawahan yang setia pada atasannya. Sakura terkejut bukan main melihatnya. Sasuke yang ia kenal melindungi Naruto dengan pedang? Ada apa ini sebenarnya!
"Sasuke-kun, ini aku Sakura! Naruto tolong aku! Kalian ini kenapa sih?" Teriak Sakura putus asa sambil melangkah mendekat ke arah Sasuke. Sasuke mengarahkan pedang yang ia genggam ke arah leher Sakura siap untuk membunuh, "Siapa kau? Kenapa kau mengetahui nama kami? Jangan berani kau memangil nama kecilku dan Naruto-sama sembarangan! Atau ucapakan selamat tinggal pada leher jenjangmu!"
"Tunggu, Sasuke. Kita bisa mendengar penjelasannya terlebih dahulu," Naruto menepuk bahu Sasuke hingga Sasuke kembali meletakan pedangnya. "Baik, Naruto-sama." Naruto memandang aneh gadis yang baru saja memanggil namanya. Pakaiannya dilihat sangat tidak pantas, kekuatan larinya yang terbilang luar biasa, seperti gadis ini bukan berasal dari negeri tempat ia dan rakyatnya tinggal. Naruto bisa saja membunuhnya, namun pandangan mata zamrud indah Sakura membuatnya terhipnotis dan merasa iba. Ia merasa benar-benar harus mendengarkan penjelasan gadis ini.
"Masuklah kedalam, kami akan mendengarkan penjelasanmu," Naruto memberi isyarat pada Sasuke untuk membawa Sakura masuk ke ruang kerja Naruto. Sasuke menarik kasar tangan Sakura dan membawanya ke ruang kerja Naruto semenatara Sakura hanya bisa terdiam syok melihat keadaan yang baru saja ia lihat.
"Jadi, siapa kau dan apa maumu?"
"Kau tidak akan percaya, tapi sepertinya aku bukan berasal dari dunia kalian. Walaupun kalian berdua, dan semua orang yang telah kutemui sama dengan mereka yang ada di duniaku," Sahut Sakura pelan sambil memandang ke arah langit-langit ruang kerja Naruto yang diukir sedemikian rupa. "Bicaralah yang sopan! Dihadapanmu adalah seorang pangeran, nona." Sakura meringis dan terkekeh masam menghadapi lelaki di depannya ini. Baik di Konoha maupun disini kau sama saja, Sasuke. "Hai, maafkan aku Naruto-sama," Sahut Sakura sambil menunduk hormat.
"Kau berlebihan, Sasuke. Sudah berapa kali aku minta kau untuk memanggilku Naruto? Hhh lupakan, sebaiknya kita apakan dia, Sasuke?"
"Terserah, kalau tidak penting bunuh saja atau penjarakan. Siapa tau dia penyusup," Jawab Sasuke dengan enteng dan disambut dengan sorotan tajam iris zamrud Sakura. "Enak saja kalau bicara! Aku memang orang asing, tapi aku juga tidak mengerti kenapa bisa terbangun di salah satu kamar kalian! Setidaknya bantu aku untuk keluar dari sini!"
"Panggil Shizune kemari!"
Naruto duduk dan melipat tangan, memandang dan memperhatikan seluruh sudut yang bisa ia lihat dari Sakura. Ingin sekali ia mempercayai kata-kata Sakura, namun terlalu aneh untuk mempercayai gadis ini. Bagaimana bisa Sakura datang dari dunia yang berbeda? Pandangan Naruto teralihkan begtu Shizune memasuki ruangan.
"Jelaskan padaku," Naruto berdeham panjang sambil menyandarkan punggungnya.
"Kami menemukan gadis ini tertidur lelap di bangku taman rahasia, Naruto-sama. Nara-san yang menemukannya saat ia hendak memeriksa rusa-rusa di taman rahasia tadi pagi. Ia menyuruh kami untuk membawanya ke dalam istana untuk diperiksa, maka dari itu kami membawanya ke rumah istana untuk memeriksanya setelah ia bangun. Maafkan saya sudah membuat kekacauan yang tidak berarti," Ucap Shizune sembari menundukan badan. Sakura tercengang melihat Shizune yang bertingkah sangat sopan. Dunia yang ia hadapi benar-benar berbeda dari yang biasanya.
Naruto tampak berpikir dan memberi isyarat pada Sasuke untuk membawa Shizune serta Sasuke sendiri untuk keluar dari ruangan. Setelah Sasuke dan Shizune keluar ruangan, Naruto menghela nafas dan bangkit berdiri memandang jendela istana. "Ini adalh keputusan yang sangat sulit, Sakura." Sakura tertegun menatap punggung Naruto. Naruto yang ia pandang sekarang cukup lebih dewasa dari pada Naruto yang ia hadapi biasanya. Naruto yang ini cukup.. tampan.
"Aku minta maaf, aku tidak meminta kau untuk percaya. Tapi, aku tidak tau harus pergi kemana, setidaknya beri aku beberapa hari untuk tinggal disini. Aku janji tidak akan membuat keributan.. Aku.. Aku akan bekerja!"
"Baiklah. Tapi kau benar-benar harus melakukan sesuatu yang berguna, Sakura. Apa yang bisa kau lakukan?"
"Di tempatku berasal aku bekerja sebagai perawat."
"Aku mengerti. Aku beri kau waktu seminggu untuk tinggal dan bekerja disini, dan aku akan memberikan seorang pengawal untuk mengawasimu. Mungkin ini lancang, namun bagaimanapun kami tidak mengenalmu dan Aku hanya ingin yang terbaik untuk kerajaanku."
"Terima kasih Naruto-sama," Sakura merasa lega karena setidaknya ia tidak harus dipenjara atau bahkan dibunuh!
Naruto meminta Sasuke untuk mengantar Sakura ke rumah istana. Rumah istana adalah istilah yang dibuat para pekerja istana yang tinggal sekaligus bekerja disana dan letaknya berada di bagian timur istana. Sakura berjalan 3 langkah di belakang Sasuke dalam diam, mengamati setiap inci tubuh Sasuke berusaha untuk mencari apa yang berbeda dari Sasuke yang ia kenal. Sama. Mereka semua adalah sama. Bagaimana mungkin ini semua terjadi?
Sasuke yang merasa diperhatikan melirik ke arah Sakura. "Aku tidak percaya padamu," Ujarnya memecah keheningan. Hebat, seorang Sasuke memulai pembicaraan. "Aku tidak meminta kau untuk percaya padaku," Mereka berdua kembali berjalan didalam dia sampai berhenti di depan sebuah ruangan yang tidak cukup besar dan memiliki dekorasi yang bagus. Sasuke membuka kunci ruangan itu dan mengantar Sakura masuk.
"Ini kamarmu, mulai besok akan ada seseorang yang mengawasimu," Hanya 1 kalimat yang dicuapkan Sasuke sebelum dia pergi meninggalkan Sakura. Kan benar, mereka memang sama. Irit bicara.
Sakura membuka jendela kamar dan memandang langit malam dengan penuh bintang. Sebenarnya apa yang terjadi? mengapa ia bisa bangun di dunia yang berbeda? Terakhir kali yang ia sedang membaca buku dan... tunggu dulu. BUKU! Sakura mencari seluruh ruangan mulai dari membuka lemari, bawah tempat tisdur, dan ia menemukan sebuah buku yang ia beli berada dalam laci nakas sebelah tempat tidurnya. Ini dia. Sakura membuka halaman buku tersebut dan mulai membaca.
Suatu hari, ada sebuah kerajaan yang hidup dengan damai. Kerajaan tersebut baru saja mengangkat Raja baru yaitu anak dari Raja sebelumnya. Rakyat sangat menyukai Raja baru mereka. Selain dinilai ramah, Raja mereka terkenal dengan kehebatannya setelah berhasil memimpin pasukan dan memenangkan perang saudara dengan kerajaan sebelah. Tak berhenti sampai disitu, Uzumaki Naruto selaku Raja baru dari kerajaan ini juga mengangkat Uchiha Sasuke menjadi penasehat sekaligus perdana menteri kerajaan. Uchiha Sasuke dikenal sebagai pria yang sangat tangguh dan setia menjadi tangan kanan Naruto sedari mereka kecil.
Lalu? Hanya segitu? kenapa halaman baliknya kosong? Sakura berusaha untuk membolak-balik halaman yang ada namun hasilnya nihil. Tidak ada keterangan apapun dalam buku selain kertas kosong. Jangan bilang, aku sudah masuk ke dalam buku laknat ini. Sakura menutup buku dan menghela nafas pasrah. Ia hanya bisa berharap ada seseorang yang menemukannya menghilang dan mencarinya di Konoha. Mata Sakura lelah sekali, ia cukup tercengang menghadapi keadaan yang menyesakkan ini, bagaimana mungkin seseorang masuk dalam sebuah buku? apa ia yang harus menyelesaikan cerita tersebut? Sakura memasukkan kembali buku itu ke dalam laci dan menutup mata. Petualangan yang sebenarnya baru akan dimulai besok, Sakura. Bersiaplah.
TBC
Bagaimana, minna? menarik kah? terlalu pendek kah?
Chapter depan Ai akan membuat agak lebih panjang, karena ini memang sekedar untuk prolog
Oh iya, ini akan menjadi Fic yang lumayan panjang jadi kalau tidak suka Fic panjang ya... begitulah.
Kritik dan saran sangat diterima untuk menjadikan Ai author yang lebih baik lagi.
Terima kasih sudah membaca
Salam hangat, Ai Kitazawa.
