Disclaimer : Naruto © Masashi Kishimoto
Shortfic, DLDR
.
.
Hari itu berjalan seperti biasa. Dimulai dengan kegiatan paginya membuka distro kecil yang dibangunnya enam tahun lalu, mengoceh karena karyawan yang kebanyakan sahabatnya itu bekerja dengan malas, hingga kini waktunya menutup distro miliknya. Para karyawannya sudah pulang mendahului karena sang Ibu yang mendadak harus pergi ke Kyoto karena sebuah urusan datang ke toko, memberi kunci rumah kepadanya.
Namun, ketika ia selesai menutup dan mengunci distronya, saat ia memutar tubuh untuk berjalan kedepan, ia menabrak seseorang. Ah, bukan menabrak, lebih tepatnya tubuhnya berhenti secara otomatis saat ia mengetahui ada orang persis dibelakangnya hingga saat ia memutar tubuh, hidungnya menyentuh sesuatu yang lembut, sebilah bibir.
Ia mundur selangkah, dan baru saja ingin menggerutu jika ia tidak melihat sesuatu yang familiar diingatannya.
Di mulai dari bibir tipis merah muda pudar yang menyentuh hidungnya tadi, hidung mancung, mata dengan iris jet black, dan rambut hitam lurus sebahu yang berponi menutupi kening. Ia melihat wajah itu lama. Menatap lama pada sepasang mata seseorang dihadapannya.
Ia merasa mengenal sosok didepannya. Hanya saja dengan model rambut yang berbeda. Yang ia kenal adalah sesosok pemuda dengan rambut mencuat di bagian belakang, dan juga tak berponi, pemuda yang di kenalnya hanya membiarkan rambutnya yang tidak ikut mencuat membingkai sisian wajahnya. Lagipula itu sudah dulu. Kini sosok itu sudah 'mati'. Jadi pasti orang didepannya bukanlah 'dia'.
Membuang pandangan kesamping, ia berdeham sejenak sebelum mengeluarkan suara.
"Maaf, kau menghalagi jalanku."
Orang itu bergeming di kesunyian yang tercipta. Ia menunggu.
Merasa orang tersebut tidak akan pergi dari tempatnya, ia berinisiatif untuk berjalan melewati samping tubuh orang dihadapannya.
Baru selangkah, tangannya di cekal, membuatnya mengernyit.
"Maaf," Lagi-lagi ia mengucapkan kata itu. "Kenapa kau - "
"Naruto."
Kalimatnya terhenti kala namanya disebut. Ia mundur ketempatnya semula dengan tangan yang sudah terbebas.
"Anda mengenal saya?" Ia tak tahan untuk tak bertanya. Darimana orang ini tahu namanya?
"Apa kita... saling kenal?" Ia bertanya lagi.
"Maaf." Hanya itu yang terdengar. Ia tidak mengerti.
"Maafkan aku, Naruto.
Kenapa orang didepannya mengucap kata maaf dan menyebut namanya kembali?
"Aku minta maaf juga sebelumnya, tapi mungkin kau salah orang."
Ia merasa bodoh dengan mengatakan kalimat tadi. Jelas-jelas orang itu menyebut namanya, pasti kata maaf itu ditujukan untuk dirinya. Tapi tidak menutup kemungkinan jika ada nama Naruto lain selain dirinya bukan?
"Aku sungguh minta maaf, Naruto."
Kenapa lagi-lagi orang itu mengucap kata maaf? Dan kenapa ia merasa sesak didadanya?
"Kau salah orang, aku harus pergi."
Ia melangkah. Kali ini ia tidak lagi dicekal. Tapi hal yang mengejutkan kembali ia rasakan. Saat tubuhnya tiba-tiba dibalik kemudian direngkuh. Kecupan bertubi-tubi mendarat di pucuk kepalanya.
Ada yang bisa menjelaskan apa yang terjadi sekarang? Kenapa orang ini memeluknya? Itu semakin membuat dadanya sesak. Matanya juga terasa panas.
"Maafkan aku, Naruto. Maaf. Aku berjanji tak akan meninggalkanmu lagi. Aku bersumpah. Jangan bersikap seolah kita orang asing. Aku merindukanmu."
Tanpa berkedip, air mata lolos dari pelupuknya.
"Aku, tidak mengenalmu, Sasuke."
.
.
End
A/N : hai hai, saya balik nih dengan drable gajelas yang tiba2 meletup2 kek kembang api di otak. Hehe
Udah, itu aja.
.
Salam Masta
