Vindicta (Revenger)

.

"Bisa kau kembalikan kehidupanku seperti dahulu? Apa kau pikir aku juga mengharapkan semua ini terjadi? Kenapa kau dan mereka semua harus menyisakanku? Dan, membuatku seperti monster mengerikan."

.

.

.

.

.

Main Cast : Luhan, Oh Sehun

Other Cast : Byun Baekhyun, Do Kyungsoo, Park Chanyeol, Kim Jongin, Kris Wu, Jung Yunho, etc.

WARNING! Genderswitch! Rated M! NC! Typo's! DLDR!

Story by : Min J-Lu

.

.

.

.

.

Enjoy reading guys,...

.

.

.


"Kau yakin, Lu?" pria tampan bermata musang itu menatap cemas wanita cantik bermata rusa yang duduk di samping bangku kemudinya. Pandangannya lurus dan begitu tenang tanpa menyiratkan apapun.

"Kita sudah membahas ini sebelumnya, oppa. Dan, kau tahu jika aku tidak akan pernah ragu untuk melakukannya. Aku sudah menunggu moment ini selama 15 tahun lamanya, dan kau ingin aku mundur?" jawab Luhan, wanita cantik bermata rusa yang kini menatap pria yang selalu melindungi dan mendukungnya dalam keadaan apapun. Pria yang telah sudi menghidupi dirinya selama 13 tahun lamanya. Pria yang mungkin satu-satunya orang yang peduli dan menyayanginya dan menganggapnya seseorang yang berharga serta pria dimana tempatnya untuk kembali pulang.

"Kita bisa menggunakan cara lain, lupakan ambisimu dan hanya fokus untuk mencari kedua adikmu." Jung Yunho, nama pria itu menatap Luhan dengan kecemasan berlebih.

"oppa... ada apa denganmu? Kenapa kau berubah pikiran?" tanya Luhan tak mengerti. Yunho mengusap wajahnya gusar.

"Dengar! Sebagian dari mereka sudah mengenalmu dan masih terobsesi kepadamu. Aku takut mereka menyakitimu, Lu." Luhan menunduk sesaat sebelum akhirnya mendongak dan kembali menatap sosok malaikatnya.

"oppa, inilah yang dinamakan pengorbanan. Mereka telah membunuh kedua orang tuaku dan mengambil kedua adikku. Mereka yang membuatku nyaris hidup di rumah bordil. Dan,... apa aku akan tetap membiarkan mereka tertawa dan bersenang-senang tanpa beban? Bagaimana jika ternyata selama ini mereka menyiksa kedua adikku? Atau—bagaimana jika mereka juga telah membunuh adik-adikku? Katakan apa yang harus aku lakukan, oppa?" tuntut Luhan kacau.

Yunho menarik nafas susah payah.

"Aku mengawasimu, hm?" tutur Yunho seraya mengelus surai hitam Luhan yang panjangnya menutupi sepertiga punggungnya. Luhan tersenyum cantik dan mengangguk tenang.

"gomawo, oppa. Aku menyayangimu,..." balas Luhan yang kemudian memeluk sosok kakak yang selalu berdiri di depan untuk melindunginya dari marabahaya apapun.

"jja~ masuklah,... lakukan seperti apa yang sudah kita rencanakan." Yunho melepas pelukan Luhan. Wanita cantik itu mengangguk sebelum membuka pintu mobil Yunho dan bersiap untuk melalui hari barunya. Hari baru yang sudah ia tunggu sejak lama.

Blam!

Luhan menghembuskan nafasnya, menenangkan diri. Kedua mata rusanya juga menelisik gedung megah yang berdiri pongah di hadapannya. Tempat baru dimana bentuk kemarahan serta ketidak-adilan yang selama ini ia alami akan ia lampiaskan segalanya disana. Tempat yang seharusnya bisa menjadi tempatnya untuk menempuh cita-citanya justru menjadi tempat pembalasan dendam yang telah menumpuk sejak ia berumur delapan tahun, tepatnya sejak kedua orang tuanya meninggal dan kedua adiknya yang direnggut paksa oleh orang-orang yang mungkin sebagai pemilik tempat itu. Jinju's University, adalah langkah awal yang akan Luhan pijaki untuk menampakkan diri dihadapan mereka semua yang harus bertanggung jawab atas segala penderitaan, penyiksaan, tekanan, serta air mata yang Luhan keluarkan hingga ia berusia 23 tahun ini.

.

.

.

.

.

.

.

Jinju's University, adalah satu dari hasil kekayaan milik Jinju's Group. Perusahaan yang tengah naik daun serta dielu-elukan tak hanya di Asia, namun juga berhasil menguasai pasar Amerika hingga beberapa belahan Eropa. Jinju's Group bergerak hampir di semua bidang mulai dari pendidikan, hotel & resort, keramik, elektronik, senjata api, fashion, perusahaan hiburan, otomotif hingga beberapa rumah sakit besar swasta berada di bawah naungan Jinju's Group. Terbayang bukan, bagaimana besarnya kekuasaan para petinggi perusahaan tersebut? Namun, yang masih menjadi misteri hingga sekarang adalah tidak adanya informasi mengenai siapa sebenarnya pemilik tunggal Jinju's Group. Karena, si pemilik ini sendiri telah menunjuk satu per satu orang kepercayaannya untuk mengoperasikan seluruh perusahaannya sesuai dengan bidang mereka masing-masing.

Sang presdir, memberikan kekuasaan penuh pada lima keluarga besar yang merupakan sahabat dekat anaknya yaitu keluarga Kim, Choi, Park, Wu, dan Oh. Keluarga Kim memiliki empat saudara yang seluruhnya adalah lelaki, yang mana masing-masing dibagi secara adil oleh presdir Jinju's sesuai dengan kemampuan mereka. Putra sulung Kim bernama Kim Seokbin, mendapat bagian seluruh pendidikan yang berada di bawah naungan Jinju's Group. Kim Seokbin adalah orang tua tunggal serta memiliki seorang putri cantik bernama Kim Jaejoong yang saat ini membuka usaha sebuah restoran Jepang di Seoul. Putra kedua Kim adalah Kim Woyoung, pemilik Hotel bintang lima serta Resort di berbagai kota besar di Korea bahkan di luar negeri. Kim Woyoung menikah dengan seorang koki artis bernama Kim Soyeon dan dikarunia tiga orang anak, dua lelaki dan seorang perempuan. Anak pertama mereka bernama Kim Joonmyeon, kemudian Kim Kyungsoo, dan terakhir Kim Taehyung. Ketiganya masih melangsungkan pendidikan lanjutan di Jinju's University. Kim Joonmyeon yang sudah memasuki semester tujuh jurusan bisnis, Kyungsoo semester tiga jurusan psikologi serta Taehyung semester satu di jurusan seni.

Putra ketiga bernama Kim Hyunjoon, adalah seorang pengrajin seni keramik yang karyanya masuk dalam jajaran barang seni mahal se-Asia. Istrinya seorang penyanyi serta aktris cantik, Kim Jieun. Keduanya memiliki seorang putra tunggal bernama Kim Myungsoo, yang baru semester lima di jurusan bisnis, di tempat yang sama dengan keempat sepupunya yang lain. Putra terakhir atau si bungsu Kim dipercaya memegang cabang Jinju's Electronik, Kim Ahn yang menikahi salah satu putri Shin. Corp, Kim Jisoo, juga dikarunia seorang putra tampan bernama Kim Jongin yang seangkatan dengan Myungsoo namun memilih jurusan seni.

Selanjutnya adalah keluarga Choi. Keluarga ini memiliki dua saudara lelaki. Putra pertama, Choi Youngchul, dengan pengalamannya di bidang kemiliteran, ia diberi kepercayaan memegang perusahaan senjata api yang hanya bergerak di Korea, Jepang, China, dan Hongkong. Istrinya bernama Choi Bona, seorang sekretaris CEO Lotus. Corp,. Keduanya memiliki tiga anak, dua lelaki dan seorang perempuan yang juga menempuh pendidikan yang sama dengan anak-anak keluarga Kim, Park, Wu, bahkan Oh. Anak pertama mereka adalah Choi Seunghyun, semester tujuh jurusan hukum. Adik pertamanya bernama Choi Minho semester lima jurusan bisnis. Sedang, saudara perempuan sekaligus si bungsu mereka adalah Choi Baekhyun, berada di semester tiga jurusan seni.

Putra kedua dari keluarga Choi adalah Choi Taejun yang dipercaya memegang perusahaan cabang otomotif yang berpusat di Jepang. Choi Taejun adalah orang tua tunggal untuk anaknya yang bernama Choi Siwon yang juga sekolah di tempat yang sama dan sudah berada di semester tujuh jurusan kedokteran.

Kemudian, keluarga Park, Wu, dan Oh yang secara kebetulan masing-masing merupakan anak tunggal dari keluarga mereka. Keluarga Park yaitu Park Suha, memegang penuh perusahaan hiburan yang telah berhasil mendebutkan berbagai penyanyi idola hingga aktor/aktris berbakat hingga mancanegara. Park Suha hanya hidup berdua dengan putranya yang bernama Park Chanyeol yang juga sudah berada di semester lima jurusan musik.

Wu Quiyang merupakan satu-satunya wanita diantara para pemilik lainnya, serta satu-satunya yang bukan berasal dari Korea. Quiyang dipercaya mengambil alih perusahaan cabang Fashion Jinju's Group. Ia adalah ibu tunggal untuk kedua anaknya, Wu Yifan dan Wu Yixing. Yifan yang memilih jurusan hukum sudah berada di semester tujuh sementara adiknya, Wu Yixing berada di jurusan musik semester lima.

Dan, yang terakhir adalah keluarga Oh. Oh Jinhee yang merupakan seorang dokter spesialis penyakit dalam dipercaya menjadi direktur Jinju's Hospital, bersama dengan sang istri, Oh Soohyun yang pula seorang dokter spesialis kecantikan. Sepasang suami istri Oh ini dikarunia dua orang putra tampan bernama Oh Sehun dan Oh Jaehyun. Yang keduanya juga mengambil jurusan kedokteran ditempat yang sama dengan yang lain, dengan Sehun yang berada di semester lima sedang Jaehyun masih di semester satu.

.

.

.

.

.

.

.

Ckiit!

Ckiit!

Ckiit!

Ckiit!

Empat mobil sport yang berhenti apik di halaman parkir universitas adalah sebagian dari anak dari petinggi Jinju's. Empat pria tampan, pengemudi dari masing-masing mobil keluar bersamaan dengan kacamata hitam yang bertengger pantas di hidung mancung mereka, mengabaikan pekikan para mahasiswi yang lansung berteriak heboh seraya mengabadikan keempat pria tampan bak pangeran negeri dongeng dengan ponsel pintar mereka.

Brrm~

Ckiit!

Ckiit!

Ckiit!

Dan tak lama, empat mobil serta tiga motor besar menyusul membuat situasi semakin memanas karena entah karena apa, untuk pertama kalinya para penguasa Jinju's University datang secara bersamaan seperti saat ini.

"woah~ apa ada artis yang akan datang?" tanya Kim Jongin, setelah ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling dan melihat riuh orang-orang layaknya akan menyambut orang yang baru kembali dari medan perang dan membawa kemenangan untuk negaranya. Oke, ini cukup konyol untuk Jongin.

"Abaikan mereka! Mereka hanya senang melihat kita kompak seperti ini," sahut Myungsoo melepas kacamata hitamnya bersamaan dengan temannya yang lain yang sudah mematikan kendaraan mereka masing-masing.

"woah~ lihatlah siapa yang sudah menjadi mahasiswa tahun ini," goda Chanyeol pada dua adik temannya yang mulai hari ini sudah resmi menjadi mahasiswa baru, Oh Jaehyun dan Kim Taehyung.

"Kalian tenang saja, kami pastikan tidak ada yang berani mempermalukan kalian selama masa orientasi," lanjut Minho merangkul pundak Taehyung yang berdiri di sampingnya.

"Lagi pula siapa yang berani menyentuh kalian? Mereka sudah tahu siapa kalian berdua." tutur Joonmyeon.

"eyy... walaupun mereka tidak tahu siapa kami, kami juga tidak membiarkan mereka semena-mena pada kita meskipun kita adalah junior baru," balas Jaehyun yang diikuti cengiran Taehyung.

"hm, lagipula akan lebih menyenangkan jika membuat sejarah senior yang segan pada juniornya," kekeh Taehyung tak sabar dengan kegiatan pertamanya sebagai mahasiswa hari ini.

"yak! Apa kau lupa jika hyung-hyungmu ini adalah panitia masa orientasi?" tanya Minho.

"Kalau itu pengecualian, hyung." jawab Taehyung tersenyum kotak bersamaan dengan seorang gadis yang melewati mereka dengan wajah flat andalannya.

"hi, Kyungie..." sapa Jongin yang membuat seluruh teman-temannya terkekeh dan tepat saat itu, gadis yang dipanggil 'Kyungie'-atau Kim Kyungsoo lebih tepatnya, menoleh dan menatap garang kearah Jongin.

"wae?!" balasnya galak yang justru menuai tawa dari para lelaki tampan, terlalu hafal dengan sikap galak Kyungsoo yang tak bisa ditolerir terlebih jika moodnya sedang buruk.

"Kenapa kau sendirian?" tanya Joonmyeon pada sang adik. Ia berjalan mendekati adiknya yang masih memasang raut tak enak dipandang.

"Aku meninggalkan Baekhyun di toko gulali. Dia seperti anak kecil dan aku malu pergi bersamanya." Joonmyeon terkekeh, ia mengusak surai hitam Kyungsoo yang panjangnya hanya sebahu. Belum sempat Joonmyeon berucap, suara teriakan lain sudah mendahuluinya

"KIM KYUNGSOO!" seru Baekhyun, si bungsu Choi yang entah datang darimana dan berlari tergopoh mendekati teman kecilnya yang seenaknya meninggalkannya seorang diri. Dengan gulali di tangan kanannya ia berlari mendekat dimana para oppa dan temannya berada.

"ah, annyeong oppa! Hi, Jae... hi, Tae!" sapa Baekhyun ramah dengan senyum cerah dan ekspresi yang berbeda jauh dengan Kyungsoo.

"hi Bee / hi, noona..."

"Kalian naik apa kemari?" tanya Seunghyun mengingat adiknya dan juga Kyungsoo tak suka berangkat kuliah bersama dengan dirinya ataupun yang lain. "Kami tidak suka menjadi pusat perhatian." adalah alasan Baekhyun ketika Minho bertanya dan nyaris memaksa kenapa Baekhyun maupun Kyungsoo selalu menolak untuk berangkat bersama mereka.

"Paman Kang yang mengantar kami, tapi aku meminta untuk mampir sebentar di toko gulali. Dan si owl ini langsung meninggalkanku begitu saja." adu Baekhyun mempoutkan bibirnya kesal.

"Kau tahu, aku tidak suka makan-makanan manis." sahut Kyungsoo tajam.

"Tapi, ini enak. Cobalah!" Baekhyun menyodorkan gulali di tanganya di depan mulut Kyungsoo yang secara refleks gadis bermata bulat itu mundur menjauh.

"oppa! Jauhkan Baekhyun dariku!" seru Kyungsoo kesal dan berbalik badan tanpa mengatakan apa-apa lagi pada mereka. Baekhyun merengut kesal melihat satu-satunya sahabat yang ia miliki pergi meninggalkannya.

"yak! Kyungie! Tunggu aku!" seru Baekhyun, ia berlari menyusul teman kecilya setelah menyempatkan berseru pada para oppa dan adiknya. "Sampai jumpa oppa!" serunya melambai seraya tersenyum anak kecil yang membuat para lelaki tampan itu menggeleng tak heran.

.

.

.

.

.

Luhan melangkah menyusuri koridor kampus barunya. Mencari dimana kiranya ruang admisi untuk mengambil jadwal di tempat pendidikan barunya ini. Suasana yang terlalu ramai karena akan ada penyambutan mahasiswa baru di hall utama universitas ini membuat Luhan sedikit kesulitan mencari ruang yang sudah dicarinya sejak 20 menit kedatanganya tadi.

"eoh... eonnie?" hingga sebuah suara familiar menghentikan langkahnya dan membuat Luhan menoleh ke asal suara. "ah, benar! Aku kira aku salah lihat," lanjutnya girang setelah melihat wajah cantik Luhan menoleh kearahnya. Sementara, Luhan tersenyum kecil melihat gadis manis yang dikenalinya yang sudah selama dua bulan tak ia temui.

"Kookie, kau disini?" sapa Luhan. Gadis yang bernama lengkap Jeon Jungkook itu memeluk Luhan erat sebagai bentuk rasa rindunya karena tak bertemu dengan sosok yang sudah ia anggap seperti kakaknya sendiri.

"eoh, aku mahasiswa baru disini dan diterima di jurusan musik. Bagaimana dengan eonnie?" tanyanya antusias. Luhan tersenyum cantik.

"Aku baru saja pindah, sekarang aku mencari ruang admisi."

"jinjja?" pekik Jungkook, kedua matanya berbinar senang. "woah~ aku senang sekali akan bertemu dengan eonnie lebih sering."

"eoh, nado. Apa kau disini sendiri?" Jungkook menggeleng cepat.

"ani, Taeyong juga disini, dia diterima di jurusan seni. Kau tahu, eon? Kami mendapat beasiswa full sampai lulus."

"jinjja? Daebak! Aku sangat bangga pada kalian. Jadi, dimana Taeyong? Aku sangat merindukannya."

"Mungkin sudah di hall utama. Aku juga harus segera kesana. Eonnie, bisakah nanti kita makan siang bersama?" tawar Jungkook. Luhan mengangguk setuju.

"call. Aku akan ke hall utama mendekati jam makan siang untuk menjemput kalian."

"arra, eon. Aku tidak akan memberi tahu Taeyong jika kau ada disini. Sedikit kejutan untuknya tidak masalah 'kan?" tangan Luhan bergerak mengusak surai panjang Jungkook yang berwarna cokelat dengan gemas.

"Tidak masalah tentu saja."

"Baiklah, eon. Sampai jumpa nanti siang..." Jungkook memeluk Luhan sekilas sebelum berlalu seraya melambai kearah eonnie cantiknya itu.

Luhan tersenyum kecil melihat kepergian Jungkook, membuatnya teringat bagaimana pertemuannya dengan gadis itu bersama dengan teman kecilnya yang bernama Lee Taeyong. Keduanya tumbuh besar di panti asuhan. Saat keduanya berumur 18 tahun, mereka memutuskan untuk keluar dari tempat yang telah membesarkan mereka itu. Dan, di saat itulah pertemuan keduanya dengan Luhan terjadi. Luhan bertemu dengan mereka di sebuah club langganan Luhan, dimana keduanya bekerja sebagai pelayan disana. Terlalu muda dan terlalu rawan, itulah yang Luhan pikirkan kala melihat bagaimana wajah mereka yang terlihat risih sekaligus takut akibat rayuan serta tangan-tangan para pria hidung belang yang berniat tak baik pada mereka. Melihat mereka, membuat Luhan teringat pada kehidupannya sendiri. Maka dari itulah, Luhan memutuskan untuk mengulurkan tangan yang disambut dengan senang hati oleh keduanya. Lagipula, melihat mereka berdua, membuat Luhan juga teringat pada kedua adik kandungnya yang masih ia cari hingga saat ini.

.

.

.

.

.

"Selamat pagi, Sehun..." sapa mahasiswi cantik bernama lengkap Krystal Jung, menyapa Sehun yang baru datang memasuki hall utama bersama Jongin, Chanyeol, Myungsoo, dan Minho.

Sehun berjalan melalui Krystal dan komplotannya begitu saja tanpa sedikitpun menoleh ataupun membalas sapaan salah satu primadona yang diidamkan para pria di kampus mereka. Krystal menghentakkan kedua kakinya kesal, kenapa sulit sekali mendekati Oh Sehun? Lagipula, salah sendiri dirinya jatuh hati pada pria yang paling dingin dan anti sosial seperti Oh Sehun dibandingkan dengan teman kecil Sehun yang lain.

"Apa semuanya sudah siap?" tanya Minho pada ketua panitia orientasi mahasiswa baru, Yoon Doojoon.

"hm, tinggal menertibkan para mahasiswa baru—kita bisa memulai acara ini." jawab Doojoon yang hanya dibalas anggukan oleh Minho. Sementara, keempat temannya yang lain, Sehun, Jongin, Chanyeol, dan Myungsoo hanya menatapi satu persatu junior baru mereka yang sedang ditertibkan oleh para panitia orientasi.

"Aku harap tidak ada keributan untuk orientasi tahun ini," tutur Chanyeol, rautnya berganti tegas yang membuat Doojoon yang meskipun ia didapuk sebagai ketua panitia sangat merasa segan dan tak berniat untuk membuat ulah yang hanya menimbulkan kemurkaan para penguasa Jinju's, ia juga telah menghimbau para anak buahnya untuk hati-hati dalam bersikap para juniornya selagi di depan mereka. Ya, ia hanya bisa berdoa semoga hari ini lancar dan tak ada kericuhan apapun.

"Kau tenang saja, aku pastikan tidak akan ada masalah tahun ini. Kita sudah mempersiapkan semuanya sematang-matangnya." jawab Doojoon yakin.

"Pegang ucapanmu kalau begitu!" sarkas Jongin yang setelahnya hanya ada keheningan diantara mereka dengan pandangan yang sama kearah riuh tempat dimana para mahasiswa baru berkumpul termasuk adik Sehun, Oh Jaehyun dan Kim Taehyung tentu saja.

Kegiatan pertama orientasi hari itu dilalui dengan basa-basi perkenalan para panitia kemudian pembagian kelompok dan jadwal untuk kegiatan orientasi yang akan berlangsung selama tiga hari ke depan.

"Kau tahu? Adiknya Sehun dan Joonmyeon sunbae menjadi mahasiswa baru tahun ini. wah~ dan kabarnya mereka tak kalah tampan dengan kakak mereka."

"Benarkah? Aku belum pernah melihat mereka."

"Ah~ aku yakin mereka tak kalah populer dari kakak-kakak mereka."

Jaehyun dan Taehyung yang kebetulan berada di kelompok yang sama dan mendengar bisikan dari beberapa senior mereka hanya berdecak serta memasang wajah malas mereka.

"Aku benci melihat orang-orang seperti mereka." desis Taehyung jengah.

"hah~ abaikan saja Tae. Bukankah kita sudah terbiasa mendengar itu semua? Cepat atau lambat mereka juga akan tahu siapa kita." balas Jaehyun acuh.

"Kau benar. Dan selanjutnya tak akan ada ketenangan untuk kita." Jaehyun terkekeh kecil. Paham betul jika teman seumurannya paling tidak suka menjadi pusat perhatian.

"Nikmati saja. Toh, kita sudah terbiasa dengan situasi seperti ini."

"eoh, tapi tetap saja. Rasanya hidupku monoton, tak ada sedikit tantangan meskipun kita sudah di zona baru. Sekali-kali kita juga harus melakukan hal baru, Jae."

"Dan, apa kau berani pada kakak dan ayahmu?"

"Suho hyung tidak masalah, aboji yang bermasalah." jawab Taehyung yang dibalas kekehan ringan dari Jaehyun.

"hm, aku dengar ayahmu tidak setuju kau memilih jurusan seni. Jadi, bagaimana kau bisa lolos?" Taehyung menyeringai kecil.

"Kau tahu? Aku punya tiga pawang, eomma, Suho hyung, dan Kyungie noona... mereka akan selalu mendukung apapun pilihanku dan karena ayahku jelas kalah suara, jadi beliau tidak bisa menolak keinginan mereka."

"Dasar licik!"

"hey... aku tidak licik. Aku hany—"

Brak!

Taehyung berhenti berucap, ia menoleh ke sumber suara gaduh begitu pula dengan Jaehyun bahkan seluruh mahasiswa baru hingga para senior mereka. Bertanya-tanya apa yang terjadi hingga kedua mata mereka melihat salah seorang senior mereka terlihat marah dan berlaku kasar pada mahasiswi baru yang sudah jatuh tersungkur karena didorong kasar oleh senior yang mereka ketahui adalah Krystal Jung.

"Ada apa?" tanya Siwon yang baru saja datang bersama dengan Seunghyun, Joonmyeon, dan Yifan.

"Kau bilang, kau akan memastikan jika tidak akan ada keributan, dan sekarang?" remeh Chanyeol dingin pada Doojoon yang hanya menatap datar kearah tempat perkara.

"Jikapun ada kesalahan, itu sudah pasti adalah salah mahasiswa baru. Lagi pula, apa yang bisa diharapkan dari mahasiswi beasiswa?" balas Doojoon tak ingin disalahkan.

"Jadi, kau menyalahkan mahasiswi baru tanpa tahu permasalahannya?" tanya Seunghyun tajam. Doojoon menoleh kearah seniornya itu.

"Mahasiswi beasiswa itu membuat masalah dengan Krystal, jadi siapa yang membuat kesalahan disini?" tanya Doojoon.

"Dia tidak akan membuat masalah jika Krystal tidak memancingnya!" sahut Myungsoo yang melihat sendiri bagaimana pokok masalah yang terjadi antara Krystal dengan junior malang itu. Doojoon tersenyum miring.

"Seharusnya, sebagai junior tidak banyak melawan seniornya, bukankah begitu?" tanya Doojoon.

"Sudahlah... tidak ada untungnya mendebatkan hal yang tidak penting seperti ini. Dan juga, ini bukan pertama kalinya terjadi. Hal biasa jika ada pertengkaran kecil antara senior dan junior di masa orientasi. Lebih baik, kita awasi saja agar mahasiswi beasiswa itu tidak mati di tangan Krystal." lerai Jongin diikuti seringai tampan dari masing-masing teman kecilnya.

Brak!

"Berdiri!" titah Krystal dengan suara beratnya mampu membuat keheningan di hall utama yang digunakan untuk kegiatan penyambutan mahasiswa baru. "Apa kau tuli?!" geram Krystal yang dengan kasar menarik tangan juniornya hingga keduanya kini berdiri saling berhadapan dengan si junior yang hanya bisa menunduk tenang, tanpa berniat melawan atau menuruti kemauan seniornya.

"Aku tidak memintamu untuk menjadi pembangkang! Jangan merasa sombong karena kau diterima melalui beasiswa disini. Kau tahu? Bahkan derajatmu lebih rendah dari penjaga taman di Jinju's!" serunya yang menghasilkan derai tawa penuh cemooh yang ditunjukan untuk mahasiswi baru yang sebelumnya dengan beraninya tidak menuruti perintah Krystal yang menyuruhnya untuk memotong rok panjangnya yang tentu saja menyalahi aturan panitia yang seharusnya bagi mahasiswi baru menggunakan rok yang panjangnya tepat di garis lutut kaki mereka, bukan sampai mata kaki.

"Dan, sekarang? Kau berani melawanku? Siapa dirimu, ha?!" seru Krystal. Ia kesal karena juniornya itu hanya diam membuat tangannya bergerak untuk menjambak surai panjang sang juniornya dan membuat keduanya saling bertatapan. Tak ada yang berani memisahkan keduanya, mereka lebih memilih menjadi penonton dan menyaksikan si primadona kampus yang terkenal kejam entah mulutnya ataupun perilakunya. Tapi, tidak dengan mahasiswi yang merupakan teman seperjuangan mahasiswi yang sedang disiksa oleh Krystal itu. Tanpa berfikir panjang ia berlari menghampiri mereka dan menghempaskan tangan Krystal yang membuat pekikan tak menyangka dengan keberanian mahasiswi yang berani menantang Krystal.

"woah~ lihat! Siapa yang menjadi pahlawan kesiangan disini." Krystal bertepuk tangan sementara mahasiswi yang melindungi temannya, yang secara kebetulan adalah Jeon Jungkook, serta temanya yang menjadi korban tentu saja adalah Lee Taeyong, menatap tenang kearah seniornya itu.

"Maafkan temanku sunbaenim, tapi dia tidak bisa memotong bawahannya." ujar Jungkook tenang.

"Kenapa tidak bisa?!" tuntut Krystal terlihat tidak mau tahu.

"Aku harap, kau bisa menolerir temanku yang sedang sakit." Krystal mendecih.

"menolerir? Mahasiswi beasiswa sepertimu berani memerintahku?"

"Maaf, aku tidak bermaksud memerintah. Aku hanya meminta sedikit kemurahan hatimu."

"WOAH~" pekik beberapa mahasiswa hingga panitia memandang tak percaya kearah Jungkook sementara Taeyong berdiri di belakangnya memegang lengan kanan Jungkook erat. Ia tak mau membuat teman kecilnya mendapat masalah terlebih itu karena dirinya.

"Aku salut dengan keberanianmu. Kalau begitu, apa kau bersedia untuk menggantikannya?" tanya Krystal menyeringai cantik.

"Jika kau berjanji untuk melepas temanku. Aku bersedia untuk menggantikanya," jawab Jungkook yakin.

"Kookieya..." bisik Taeyong tak rela sementara Jungkook sedikitpun tak menggubris himbauan Taeyong.

"Kau tahu? Aku sangat membenci orang-orang miskin yang bersikap sok pahlawan sepertimu! Tapi, jika kau memaksa—" desis Krystal kesal bukan main. Ia menarik nafas dan menatap Jungkook menantang. "Baiklah, kalau begitu buka bajumu sekarang!" Jungkook dan Taeyong membulatkan kedua matanya. "Aku menyuruhnya untuk memotong bawahannya. Tapi, dia menolak. Jadi, sebagai gantinya, buka bajumu!" titah Krystal. Jungkook terdiam dengan Taeyong yang menggigit bibir bawahnya cemas.

"Tidakkah dia keterlaluan?" tanya Taehyung merasa iba pada teman seangkatannya.

"Meskipun, dia keterlaluan—apa yang bisa kita lakukan? Kita hanya akan memperburuk keadaannya jika kita ikut campur." ucap Jaehyun yang diangguki setuju oleh teman kecilnya dan kembali memusat perhatiannya kearah perseturuan antara senior dan junior di depan sana.

"Kenapa? Kau keberatan? Apa perlu tanganku yang bekerja?" Krystal mengangkat tangannya, pertama ia menarik kerah kemeja Jungkook dan mencekeramnya erat. "Gunakan ini sebagai pelajaran, hoobae..." bisik Krystal memaksa kasar untuk melucuti setelan Jungkook di depan umum sementara Jungkook berusaha keras untuk melindungi harga dirinya.

.

.

.

.

.

"Sekali lagi, aku ucapkan selamat datang di universitas kami, Xi Luhan." kata prof. Kim selaku wali kelas barunya. Luhan membungkuk sopan pada prof. Kim yang dengan senang hati mengantarnya keluar ruanganya.

"Terima kasih prof. Saya mohon bantuan anda."

"Aku akan dengan senang hati membantu jika kau ada kesulitan. Itu sudah menjadi tugasku, Luhan-ssi." Luhan tersenyum cantik.

"Kalau begitu bolehkah saya pergi sekarang?"

"Tentu saja. Sampai jumpa di kelas pertamamu tiga hari ke depan." Luhan tersenyum cantik.

"Terima kasih prof. Maaf mengganggu waktu anda."

"Tidak tentu saja." sekali lagi, Luhan membungkuk guna berpamitan pada profesor yang sudah memasuki kepala lima namun masih terlihat tampan dan gagah.

Selepas menyelesaikan seluruh administrasinya, Luhan melangkah ringan menuju hall utama dimana tempat orientasi dilakukan, mengingat sebentar lagi memasuki jam makan siang. Setibanya di tempat yang ia tuju, pada awalnya ia berniat untuk menunggu di bangku taman yang bersebelahan dengan hall utama. Namun, tak sampai di bangku taman, langkahnya sudah terhenti melihat kerumunan di tengah-tengah hall itu. Dan, yang membuatnya spontan mengepalkan kedua tangannya adalah karena disana, kedua gadis yang sudah seperti adiknya dipermalukan oleh seorang wanita yang ia yakini adalah senior mahasiswa baru. Luhan menggeram marah. Dengan langkah tergesa, ia berlari berdesakan memasuki lingkaran yang telah mempermalukan harga diri kedua adiknya.

Para senior tertawa melihat Krystal yang masih berupaya keras melucuti pakaian Jungkook sementara Jungkook berusaha sekuat tenaga melindungi dirinya serta Taeyong yang sudah berurai air mata.

"Inilah balasan yang pantas untuk sikap heroikmu, hoobae!" seru Krystal sedikit kesal karena kekuatan Jungkook melindungi dirinya sendiri sangat kuat. Sial, juniornya satu ini bukanlah orang yang lemah. Nyaris saja, Krystal berhasil membuka paksa kancing terakhir kemeja Jungkook sebelum sebuah tangan menahannya dan mendorongnya kasar.

Brak!

Semua orang terperangah tanpa terkecuali, terutama anak para petinggi Jinju's yang tak mengira dengan kedatangan sosok yang beberapa dari mereka telah mereka kenali dengan sangat baik.

"Luhan?" gumam beberapa dari mereka dalam hati. Enam dari sembilan wajah pria tampan itu menegang melihat kehadiran Luhan meskipun tak bisa dipungkiri jika hati mereka menghangat melihat wajah cantik yang sempat singgah di hidup mereka. Raut tegas penuh amarah itu, kedua binar rusanya, bibir tipisnya yang semerah cherry. Segalanya yang menyangkut wanita cantik yang masih mereka rindukan hingga saat ini. Bahkan, dari enam pria itu tengah menahan diri serta bersikap siaga jikalau ada diantara orang disana yang berniat untuk menyakiti Luhan-nya.

Krystal berdiri dan menatap murka pada Luhan yang sudah berani mendorongnya dan mempermalukannya di depan umum. Sedang, Luhan hanya menatapnya menantang dan sudut bibirnya yang menyeringai seksi. Ia berdiri di depan Jungkook yang mulai membenah diri dan Taeyong yang membantu Jungkook dengan tangan bergetar.

"Kau!" Krystal menunjuk Luhan tepat di depan wajahnya. "Siapa kau berani sekali mendorongku?!" seru Krystal wajahnya memerah menahan amarah.

Luhan tersenyum kecil. Ia maju selangkah mendekati Krystal, tangan kanannya terangkat untuk menarik kerah baju wanita itu agar lebih mendekat kearahnya.

"Kalau begitu, siapa kau berani mempermalukan adikku?!" desis Luhan, sorot kedua matanya terlihat menyeramkan. Luhan melepas tangannya dari kerah baju Krystal dan kembali mendorong bahu wanita itu secara kasar.

"Kau mempermalukan harga dirinya dan kau kira aku akan diam saja?! Apa kau pikir aku orang yang akan membiarkan hal menjijikkan seperti ini menjadi hiburan?! Bagaimana jika apa yang kau lakukan pada adikku, aku tukar denganmu?! Apa kau mau?!" tanya Luhan beruntun membuat Krystal bergidik ngeri. "Aku tidak menyangka sekolah sebesar dan seterkenal ini memiliki mahasiswi yang tak bermoral sepertimu. Apa kau tidak pernah diajari bagaimana cara bersikap?! Begini caramu menjadi senior?! Mempermalukan juniormu di depan umum?!" Luhan memberikan sentakan terakhir pada Krystal yang untuk pertama kalinya benar-benar merasa malu dan tak memiliki muka lagi.

"Kau tahu? Aku bisa mengajarimu bagaimana cara melucuti pakaian orang lain dengan sekali gerakan. Kau mau mencobanya? Kau mau mempraktikkannya bersamaku sekarang?!" ancam Luhan. Tangannya meraih jijik pada baju mahal yang Krystal kenakan.

"m-maafkan aku..." lirih Krystal takut dengan kedua tangannya yang mengepal erat antara menahan amarah dan malu, sedang Luhan tertawa sumbang. Ia menatap remeh kearah Krystal dan melepas tanganya dari baju yang wanita itu kenakan. Kemudian, ia maju selangkah mendekati telinga Krystal untuk berujar,

"Aku tunggu jika kau ingin balas dendam padaku!" Luhan menepuk pundak Krystal sekali sebelum berbalik untuk berjalan mendekati kedua adiknya yang menunduk dalam. Luhan menarik nafas. Dengan lembut, ia mengambil alih Jungkook dari Taeyong dan membawanya serta Taeyong meninggalkan kerumunan menyebalkan itu sebelum menyempatkan untuk melirik kearah para panitia berada. Dan, ia tangkap dengan jelas wajah-wajah tampan yang menatapnya terkejut sekaligus cemas yang terlalu kentara. Namun, Luhan tak ada waktu untuk memikirkan bagaimana nantinya reaksi para mantan kekasih terhadapnya yang terlihat masih sedikit terobsesi padanya. Luhan datang, bukan untuk kembali pada salah satu dari mereka melainkan untuk menghancurkan mereka karena telah membunuh kedua orang tuanya, menculik adiknya, dan segala penderitaan yang Luhan alami sejak kecil.

tbc


Next?

Review juseyo :)