"KYAAA!"

Teriakan melengking khas wanita itu menggema ke seluruh penjuru villa. Sekarang baru jam setengah enam pagi, for God's sake. Joonmyeon yang peka dengan suara-suara berisikpun langsung terbangun. Lelaki itu berjalan keluar kamar dengan wajah mengantuknya.

"ASTAGA! SOHEE SUNBAE?!"


xxXxx

Cake?

EXO Member. Gender bender, OOC, and Typo. Romance, Supranatural.

©Kim Jongmi

xxXxx


Chapter One


"Kyaaa! Jauhkan cacing itu dariku!"

Park Chanyeol dengan segala kejahilannya itu tertawa keras. Lelaki yang memiliki tubuh tinggi itu membawa satu ranting lapuk yang terdapat seekor cacing tanah diujung ranting yang ia pegang. Baekhyun menjadi objek keusilannya kali ini. Baekhyun paling jijik dengan hal-hal macam itu.

"Ini hanya cacing, Baek. Dia tidak akan memakanmu hidup-hidup," Chanyeol memperhatikan cacing tanah yang ia temukan beberapa menit lalu. "Hanya cacing kecil."

Baekhyun menendang bokong Chanyeol dengan ilmu hapkido yang ia punya. "Cacing kecil yang menjijikan. Sana pergi! Jauh-jauh dariku!"

"Chanyeol! Buang cacing itu beserta rantingnya!" Kali ini Kyungsoo.

Chanyeol tertawa lagi. "Kalian ini lelaki tapi takut hewan kecil begini sih. Tidak lihat apa kalau cacing ini menggemaskan? Aku ingin memeliharanya."

"Hentikan aktivitasmu dan bantu berkemas."

Satu suara dari Yifan dan Chanyeol langsung menurut. Chanyeol menaruh ranting itu dibawah pohon besar disamping villa yang akan mereka tempati selama seminggu kedepan. Karena sukses dengan comeback keduanya dengan lagu Growl, SM Entertainment memberikan mereka waktu seminggu untuk refreshing di villa milik SM.

Villa ini merupakan villa yang memang sering dipakai untuk berlibur para artis dari SM Entertainment. Hampir semua sunbae mereka sudah pernah memakainya. Sekarang giliran EXO yang memanfaatkan villa ini sebagai tempat refreshing mereka dari aktivitas yang padat kemarin.

Seluruh makanan untuk seminggu sudah ditata rapi. Mereka tinggal memanaskannya di microwave atau memasaknya sesuai selera. Karena disini mereka tidak akan bisa kemana-mana. Villa ini cukup terpencil letaknya, jauh dari mana-mana. Permukiman warga sekitar lima belas menit berjalan dari sini.

"Aku akan kembali ke Seoul. Kalian akan kutinggal disini dengan satu van untuk berjaga-jaga. Kuncinya kuletakkan diatas sini," Manajer hyung menaruh kuncinya diatas televisi. "Jika ada apa-apa telepon aku. Oh ya, jangan sampai ada yang aneh-aneh. Jaga diri kalian masing-masing. Yifan dan Joonmyeon bertanggung jawab atas kalian, jangan menyusahkan mereka berdua."

"Ne, hyung." Koor semua member EXO yang duduk diruang tengah.

"Baiklah aku pergi dulu."

Semua member EXO mengantar manajer mereka kedepan villa besar itu. Manajer mereka melambai sebelum akhirnya van putih yang tadi member EXO naiki kesini pergi menjauh. Semuanya masih melambai sampai akhirnya van putih itu tidak terlihat lagi. Tiba-tiba sunyi.

"Kalian tahu apa yang kupikirkan saat ini?" Tanya Chanyeol.

Jongin terkekeh. "Tidak ada yang bisa menebaknya, hyung."

"PESTA DIMULAI!"


Villa besar itu memiliki enam kamar besar dengan tiga kamar mandi besar. Satu kamar akan diisi dua member dan satu kamar mandi untuk empat member. Kebetulan dua kamar ada dilantai satu dan empat kamar ada dilantai dua.

"Tidak adil ah kalau memilih sendiri. Diundi saja, hyung." Saran Kyungsoo sebelum mereka mengepak koper mereka kedalam kamar.

"Kalau diundi lama ah." Ini Sehun yang bersuara.

Joonmyeon melirik Yifan, meminta pendapat. Yifan hanya mengangkat bahunya. "Terserah saja"

"Ya sudah. Menurut kalian enaknya bagaimana? Diundi atau memilih sendiri? Yang memilih diundi angkat tangan yang memilih untuk memilih sendiri jangan angkat tangan."

Yang mengangkat tangan ada Kyungsoo, Baekhyun, dan Tao. Sisanya tidak ada yang mengangkat tangannya. Hal ini membuat Kyungsoo menghela nafasnya lalu menunduk lesu. Jongin menarik Kyungsoo untuk satu kamar.

"Ini sudah mutlak," Jongin tertawa senang. "Ayo keatas."

Kyungsoo melangkah dengan menyeret kakinya sedih. Yang lain hanya bisa tertawa melihat perbedaan antara Kyungsoo yang lemas dan Jongin yang semangat. Luhan menggandeng Minseok dan mulai berjalan menaiki tangga ke lantai dua.

"Yah, Luhan hyung.." Sehun menatap Luhan sedih.

Luhan melambai. "Nanti kita ketemu lagi, Sehun."

Minseok ikut melambai heboh pada Sehun. Sehun kali ini yang tidak semangat seperti Kyungsoo barusan. Dia hendak merangkul Baekhyun untuk berbagi kamar dengannya, namun Chanyeol menepis tangan Sehun dan menarik Baekhyun.

"Tidak ada yang bisa ganggu, oke?"

Chanyeol menjulurkan lidahnya pada Sehun. Sehun makin sedih dan merasa ingin pulang ke Seoul lalu mengurung diri dikamarnya. Jongdae dengan santainya menyelipkan tangannya dilengan Sehun. Keduanya memilih kamar dilantai dua yang sekarang tidak tersisa lagi.

"Jadi diatas ada Jongin-Kyungsoo, Minseok hyung-Luhan hyung, Chanyeol-Baekhyun, dan Sehun-Jongdae," Absen Joonmyeon, dihadapannya hanya ada Yixing dan Tao. "Kalian?"

"Kami sekamar."

Yifan membulatkan matanya dan tidak berhenti menatap Tao yang menyeret kopernya ke kamar yang berada dilantai satu. Wajahnya sih tanpa ekspresi, tapi Joonmyeon mengerti. Lelaki yang jauh lebih pendek dari Yifan itu menepuk pundak Yifan.

"Hyung masih bisa melihat Tao kok." Joonmyeon tersenyum.

"Kau hanya ingin menghiburku, kan?"

"Tentu."


Malam itu semuanya berkumpul dihalaman belakang villa untuk makan malam. Mereka berencana untuk makan daging panggang dan berpesta kecil. Beberapa botol soju sudah berjejer rapi didampingi dengan botol soda ukuran satu liter disana.

Kyungsoo dan Yixing sibuk menyiapkan potongan daging yang sudah dibumbui. Kris dan Chanyeol menyalakan bara apinya. Joonmyeon dan Jongdae menyiapkan alat makan. Luhan dan Minseok bertugas mengusir nyamuk dengan raket nyamuk. Tao, Jongin dan Sehun main petasan. Sedangkan Baekhyun hanya pengamat, dasar diva.

"Baek, kau lihat cacing yang tadi sore kuperlihatkan padamu tidak?" Chanyeol terlihat linglung, matanya sedang mencari-cari cacing tanah yang ia taruh didekat pohon besar belakang villa.

Baekhyun melipat kedua tangannya didada. "Um, sebentar kuingat-ingat. Ah.. kumasukan kedalam panggangan bersama arang. Apa kau tidak lihat selagi menyalakan bara apinya? Kurasa cacingnya ikut terbakar."

"APA KATAMU?! ASDFGHJLKJHGFGHJKL!"

Chanyeol sibuk mengorek-orek bara api yang sudah menyala besar. Yifan menoleh pada Baekhyun. Wajahnya mengerut tak suka. "Baekhyun.. itu sangat menjijikan."

Baekhyun hanya mengangkat bahunya tak mau tahu. Kyungsoo mulai menaruh daging diatas panggangan setelah mengusir Chanyeol yang sibuk mencari cacing tanah yang katanya ingin dia jadikan peliharaan. Lelaki itu memang agak kurang waras sepertinya.

"Duduk yang manis jika kalian ingin makan."

Dalam sekejap, Tao, Jongin, dan Sehun sudah berlari dan duduk manis dibangku panjang yang menepel pada meja kayu tempat mereka makan. Semuanya ikut duduk kecuali Kyungsoo, Yixing, Yifan, dan Joonmyeon. Keempat orang yang terlihat serasi jika dilihat-lihat.

"Pas ya. Seperti appa dan umma. Yifan hyung dan Yixing hyung, lalu Joonmyeon hyung dengan Kyungsoo hyung. Serasi.."

Tao menatap tajam Sehun yang barusan bicara. "Jadi Yifan ge cocok dengan Yixing ge? Jadi Yifan ge harus punya pasangan yang bisa memasak, baik hati, dan lembut seperti Yixing ge? Begitu, Sehun-ah?"

Sehun yang merasa bahwa keselamatannya terancam langsung menggeleng. "Ani, aniya! Yifan hyung cocok dengan siapapun tapi paling serasi memang kalau dengan dirimu. Hanya Huang Zitao!"

"Bagus."

Semua menertawakan Sehun yang sudah pucat, takut di wushu oleh Tao. Yang paling puas menertawakan Sehun siapa lagi kalau bukan Jongin. Luhan yang duduk disamping Sehun hanya bisa menepuk pundak Sehun berkali-kali.

Setelah makanan siap santap, keempat orang yang tadi memasak ikut duduk bersama member lainnya. Semua daging dibagi dengan rata. Semua makan dengan senang sembari bercengkrama. Kebanyakan mereka tertawa karena ulah Chanyeol dan ketiga magnae disana.

"Hah.. kenyang."

Minseok mengusap perutnya, padahal ia tidak makan banyak. Lelaki kelahiran tahun 90 itu memang ketat terhadap dietnya. Ditambah lagi bulan November ini mereka akan mempersiapkan comeback lagi. Jongdae memperhatikannya diam-diam.

"Kau bahkan tidak makan banyak hyung. Coba lihat Tao," Ujar Yixing yang menunjuk Tao dengan sumpitnya. Tao masih mengunyah karena mengambil nasi terus-terusan. "Dia tidak akan berhenti sebelum nasi di rice cooker habis."

"Aku berhenti kalau sudah kenyang, Yixing ge. Saat ini aku belum merasa kenyang, tahu." Bela Tao dan kembali menyuap makanannya.

Chanyeol dan Jongdae sudah mulai membuka botol soju. Diikuti oleh Joonmyeon dan Minseok yang memilih satu botol untuk berdua. Yang lainnya hanya minum dua gelas soju, tidak seperti Chanyeol dan Jongdae yang memang bisa mentolerir alkohol.

"Ah, bosan. Ayo kita main game!" Ajak Jongin.

"Game apa?"

"Batu gunting kertas tapi berkelompok. Kan ada dua belas orang, dibagi menjadi dua tim. Masing-masing satu orang dari satu tim ditunjuk untuk lebih dulu main. Yang kalah gugur diganti orang lain dalam satu tim yang gugur. Mengerti tidak?"

Sehun terkekeh. "Batu gunting kertas sih mudah."

"Cara membagi timnya?" Tanya Kyungsoo.

"Dengan ini," Jongin menaruh botol soju kosong ditengah-tengah meja setelah menyingkirkan piring kotor. "Diputar sampai ujungnya menunjuk salah satu dari kita. Diputarnya enam kali jadi yang kena tunjuk masuk dalam satu tim."

Yifan mengangguk-angguk. "Cukup adil."

Jongin menaruh botol berwarna hijau itu ditengah. "Nah siapa yang mau memutar botolnya?"

"Aku!"

Tao mengambil ancang-ancang dan memutar botol itu. Putarannya cukup kencang karena permukaan meja yang memungkinkan untuk memutar botol itu. Semakin lama putarannya semakin lemah. Tutup botol itu perlahan berhenti mengarah ke Tao sendiri.

"Duh." Ringis Tao.

"Coba aku."

Joonmyeon memutar botol soju itu dengan tenaga kecil. Botol itu akan cepat berhenti dibanding dengan putaran yang dilakukan Tao. Tutup botol soju itu mengarah ke arah Yixing.

"Ah! Kukira aku!" Jongdae mengelus dadanya.

Jongin mengulurkan tangannya untuk memutar botol soju itu. "Selanjutnya biar aku saja."

Senyum miring Jongin tunjukan pada Kyungsoo, membuat Kyungsoo mengerutkan kening. Botol soju itu berputar lama. Tak lama botol soju itu mengarah ke Kyungsoo dan membuat Jongin tertawa heboh. Sehun dan Chanyeol memukul lengan Jongin gemas.

"Itu tandanya berjodoh, Kyungsoo hyung." Jongin menyeringai.

Kyungsoo memutar bola matanya. "Itu namanya kebetulan, Jongin."

Jongin mengabaikan ucapan Kyungsoo. Tangannya memutar botol soju itu lagi dan lagi-lagi berhenti di Kyungsoo. Jongin kembali tertawa heboh dan Chanyeol serta Sehun makin memukulnya dengan kencang saking ikut senangnya. Jongin balas memukul keduanya.

"Biar aku. Kalau Jongin akan terus mengarah ke Kyungsoo," Jongdae mengambil alih botol soju itu dan memutarnya. Anehnya, tutup botol itu mengarah ke Minseok. "Oh.. kurasa botol ini mengerti sekali ya."

Chanyeol mengambilnya sebelum Sehun. "Coba aku!"

Baekhyun berharap botol itu tidak mengarah kearahnya. Dan benar, botol itu mengarah ke Luhan dan membuat Sehun lemas. Sehun mengambil alih botol itu dari tangan Chanyeol dan memutarnya kencang saking kesalnya.

"Huah! Kena Baekhyun hyung! Ini salah! Kita tertukar, Chanyeol hyung!"

Baekhyun hanya geleng-geleng. Dengan ini sudah genap menjadi enam yang ditunjuk oleh tutup botol soju yang dipakai untuk menentukan anggota dalam satu tim. Tim yang ditunjuk botol soju barusan berisi Minseok, Luhan, Yixing, Baekhyun, Kyungsoo, dan Tao. Sisanya Yifan, Joonmyeon, Jongdae, Chanyeol, Jongin, dan Sehun dalam satu tim yang berbeda.

"Ketua! Maju terlebih dahulu ketua!"

Luhan melawan Joonmyeon. Luhan mengeluarkan gunting selagi Joonmyeon mengeluarkan kertas. Dilanjutkan Luhan melawan Yifan. Luhan mengeluarkan kertas dan Yifan mengeluarkan gunting. Kali ini Tim Joonmyeon yang menang.

"Habis ini ada hukumannya ya satu tim!"

Baekhyun menggantikan Luhan. Baekhyun menang karena Yifan mengeluarkan gunting dan Baekhyun mengeluarkan batu. Chanyeol bersikeras melawan Baekhyun. Baekhyun menyeringai seram pada Chanyeol. Dan sukses membuat Chanyeol kalah.

"Kau menyeringai! Itu pelanggaran!" Jerit Chanyeol heboh.

Baekhyun mengerutkan keningnya. "Apanya yang pelanggaran, Yeol?"

Lelaki tinggi itu melipat tangannya didada, wajahnya mengerut. "Seringaianmu itu seksi! Mana aku tahan!"

Yang lain hanya facepalm mendengar pengakuan Chanyeol. Baekhyun melawan Jongdae dan sudah dipastikan kalah. Jongdae pintar bermain batu gunting kertas. Jongdae melawan Yixing sehabis itu. Yixing juga kalah. Kali ini Tao yang mencoba, kalah juga.

"Minseok hyung main!"

Minseok maju melawan Jongdae setelah didorong Baekhyun. Jongdae gugup namun tertutup karena lelaki itu pintar untuk menutupinya. Minseok yang menang karena Jongdae sengaja mengalah. Sehun menggantikan Jongdae dan Sehun yang akhirnya menang.

"Wah tim kalian hanya tinggal Kyungsoo, kita masih punya banyak!" Cibir Chanyeol.

Kyungsoo memutar bola matanya lagi. Dia melawan Sehun kali ini. Sehun juga terbilang pintar bermain batu gunting kertas, seperti Jongdae dan Chanyeol. Sayangnya Jongdae sengaja mengalah dan Chanyeol kalah karena seringaian Baekhyun.

"Batu gunting kertas!"

Kyungsoo batu. Sehun gunting. Kyungsoo berjingkat senang dan tiba-tiba lemas harus melawan Jongin. Jongin terlihat semangat melawan Kyungsoo, kebalikannya Kyungsoo justru malas melawan Jongin. Jongin mengeluarkan kertas dan Kyungsoo kembali batu.

"HA! Kita menang!"

Jongin dan teman satu timnya berpelukan sambil bergerak memutar. Seolah memenangkan piala dunia untuk bidang sepak bola. Mereka berdiskusi untuk menghukum tim yang kalah. Tim yang kalah hanya duduk-duduk menunggu perintah.

"Kita sudah memutuskan!" Ujar Chanyeol lantang.

"Katakan saja."

"Kalian harus mengambil foto kalian berenam di air terjun yang jaraknya lima menit dari villa. Sekarang!" Chanyeol memberikan kamera DSLR Nikon milik Yifan pada Kyungsoo. "Harus berenam. Atau lebih karena ada penghuni sana yang ikut.."

"YA! KUBUNUH KAU JIKA BICARA HANTU LAGI!"

Yixing menahan Tao untuk tidak maju melawan Chanyeol. Chanyeol berlari kebelakang Yifan untuk mencari perlindungan, padahal Yifan juga tidak akan membantunya. Joonmyeon dengan tidak tega mengoper dua senter dan satu lampu berbentuk lentera namun sesungguhnya LED pada Luhan.

"Hati-hati." Kata Joonmyeon.

Baekhyun dan Luhan memegang senter sedangkan Tao memegang lampu yang paling terang. Keenam lelaki itu mulai berjalan kearah hutan untuk mencapai air terjun. Jalanan dari villa ke air terjun sebenarnya sudah enak, sudah dibuat agar tidak kesasar. Jadi mereka sudah dipastikan tidak akan kesasar.

Luhan berada didepan bersama Xiumin. Lalu ditengah ada Tao yang menempel terus dengan Yixing. Paling belakang ada Baekhyun dan Kyungsoo yang membawa kameranya. Memang hanya lima menit, mereka sudah sampai di air terjun dan sungai. Tapi tetap saja bagi Tao, dalam kegelapan waktu serasa lebih lama. Lima menit seperti seharian.

"Kita sungguh harus berfoto disini?" Tanya Minseok lagi.

Tao mengerang. "Seram hyung."

"Ayo, lakukan saja agar kita bisa langsung kembali ke villa," Kata Luhan sambil menaruh senternya dibawah. Untung saja cahaya bulan masih lumayan terang sehingga mereka bisa melihat air terjun itu dengan mudah. "Berdiri disana."

Kyungsoo, Baekhyun, Yixing, Tao, dan Minseok berdiri membelakangi air terjun. Wajah Tao makin pucat karena ketakutan. Luhan memposisikan kamera itu diatas batu yang cukup bersih dan rata untuk menaruh DSLR dan membuatnya untuk mengambil gambar dengan waktu yang ditentukan.

"Oke siap!"

Luhan berlari mendekati Minseok dan berpose. Semua tersenyum dan kamera itu akhirnya mengambil gambar dengan cahaya blitz-nya. Tao duduk disana tanpa ingin melihat hasilnya yang ia takut jikalau ada penampakan yang ikut terfoto.

"BAGUS! Coba lihat!"

Minseok melihat hasil gambarnya. "Woah! Lagi yuk!"

Tao melotot. "APA?! TIDAK TIDAK! Cukup! Aku mau pulang!"

"Tapi hasilnya bagus, Tao-ya. Kau tidak mau lihat?" Tawar Baekhyun.

"Tidak, terima kasih."

SREK SREK

"KYAAA! APA ITUUU?!"

Tao memeluk Yixing yang paling dekat dengannya. Yixing juga ikut takut karena atmosfer yang Tao tularkan padanya. Baekhyun menyipitkan matanya kearah hutan yang gelap. Mereka masih diam ditempat yang sama, mencoba untuk tidak bergerak tiba-tiba.

"Sudah kubilang lebih baik kita pulang.." Bisik Tao ketakutan.

Seekor kelinci putih tiba-tiba keluar dari semak-semak dan melihat keenam lelaki yang berada disebrang sungai. Keenam lelaki disana menghela nafas mereka karena lega kalau suara barusan hanya kelinci yang berada disemak-semak.

"Kelinci itu terlihat lucu. Kenapa tidak kita pelihara?" Tanya Baekhyun.

Kyungsoo menyatukan alisnya. "Lama-lama kau seperti Chanyeol, Baekhyun-ah. Semua ingin dipelihara. Kalian berdua memang.. aneh."

Baekhyun mendecak. "Setidaknya aku masih cukup waras untuk memelihara kelinci sebagai peliharaan. Bukannya cacing tanah."

Tanpa takut, Baekhyun melompati bebatuan yang berada disungai sempit itu untuk mencapai ke sebrang sungai. Luhan meneriakinya untuk kembali, begitu juga Minseok. Setelah sampai disebrang, Baekhyun malah tertawa kecil.

"Kalian berlebihan. Aku hanya ingin mengambil kelinci ini untuk dibawa ke villa, oke?"

Baekhyun mengendap untuk mengambil kelinci putih bermata merah itu. Namun kelinci itu dengan perlahan makin masuk kedalam hutan. Baekhyun tanpa sadar mengikuti kelinci itu sambil mengendap-endap. Dari satu meter hingga dua meter.

"Baek, kau terlalu jauh. Sudah kembali.." Suara Kyungsoo membuyarkan konsentrasi Baekhyun.

Baekhyun menaruh jari didepan bibirnya lalu kembali mengendap untuk mengambil kelinci itu. Kelinci itu mulai menjauh dengan cepat dan Baekhyun mengejarnya. Reflek, Kyungsoo menyebrang sungai dengan cara yang sama untuk membawa Baekhyun kembali.

"BAEKHYUN!"

Luhan menyambar senter yang tergeletak ditanah, begitu juga Minseok. Yixing menyusul Minseok dan Luhan yang sudah menyebrang dengan cepat. Tao mau tidak mau harus ikut kedalam hutan daripada duduk sendirian didekat air terjun yang menurutnya menyeramkan seperti ini.

"Tunggu!"

Kyungsoo bisa melihat Baekhyun yang berlari makin jauh kedalam hutan. Tapi jika makin lama makin masuk hutan, cahaya bulan makin tipis dan akhirnya menghilang. Semua jadi gelap dan Kyungsoo kehilangan Baekhyun. Luhan mengoper senter pada Kyungsoo.

"Baekhyun hyung tidak waras. Sekarang jam sembilan malam dan dia menyeret kita masuk hutan," Tao terlihat sekali memang sudah ketakutan. "Sekarang kemana dia?"

Kyungsoo mulai berjalan pelan-pelan kearah kira-kira Baekhyun pergi. Luhan dan yang lainnya mengikuti Kyungsoo tanpa banyak bicara. Tiba-tiba terdengar suara berisik dari daun-daun kering diujung sana. Kyungsoo dan Luhan mengarahkan senternya kearah suara.

Luhan berlari terlebih dahulu dan disusul oleh Minseok. Kyungsoo berada didepan Tao dan Yixing. Mereka berhenti dan melihat Baekhyun sedang berdiri didepan sebuah rumah yang terbuat dari kayu. Rumah itu cukup besar namun terlihat rapuh.

"Baekhyun!"

Baekhyun menoleh dan menghampiri teman-temannya. "Kelinci putih tadi masuk kedalam rumah itu. Aku tidak yakin sih, tapi aku bisa melihat tanda kalau rumah itu adalah toko. Kau bisa lihat tandanya kan?"

"Jangan aneh-aneh! Mana ada toko ditengah hutan seperti ini! Jangan-jangan itu hanya tipuan! Bisa-bisa didalam ada penjahat bagaimana? Kalau kita dibunuh lalu dimutilasi bagaimana? A-aku tidak mau! Lebih baik kita pulang ke villa!" Tao terlihat sangat ketakutan saat ini.

Baekhyun mencubit pipi Tao gemas, tersenyum lebar penuh makna. "Tapi ini toko kue, Tao. Toko kue. Apa kau tidak ingin kue?"

"Baekhyun, Tao ada benarnya. Lebih baik berjaga-jaga daripada kita kenapa-napa." Akhirnya Yixing bersuara.

Tiba-tiba pintu rumah kayu itu dibuka dari dalam. Cahaya lampu berwarna kekuningan terlihat ditanah karena pintu kayu itu terbuka. Tao langsung bersembunyi dibalik Baekhyun yang sebenarnya percuma karena badan Tao yang lebih besar.

Seorang nenek tua keluar dari rumah itu sambil membawa kelinci putih bermata merah itu. Nenek tua itu melihat sekumpulan lelaki tampan yang berdiri dengan senter sebagai alat bantu penerangan. Nenek tua itu tersenyum ramah.

"Kalian yang membawa pulang Ai kerumah ya? Mari masuk ke gubuk tua milik nenek. Biar nenek suguhi kue dan teh hangat," Ujar nenek itu ramah. "Tak apa. Nenek bukan orang jahat kok."

"Ai itu–"

"Kelinci putih gembul bermata merah ini namanya Ai. Kalian lelaki-lelaki cantik boleh memanggilku Nenek Shin," Kyungsoo memutar bola matanya ketika nenek itu memanggil mereka cantik. "Ayo, jangan takut. Nenek tidak jahat."

Luhan menggeleng dan tersenyum manis. "Terima kasih tetapi kami ingin pulang saja."

"Ah nek. Apa nenek punya kelinci lainnya?"

"Baek–"

"Punya, tentu saja. Kau mau lihat? Nenek bisa memberimu satu jika kau mau."

Baekhyun tampak OOC saat ini. Lelaki yang suka memakai eyeliner saat perform itu sekarang bertepuk tangan senang dan mengikuti Nenek Shin masuk kedalam rumahnya. Tao sudah hampir menjerit marah saat ini, untung saja Yixing langsung menepuknya lembut.

Luhan dan Minseok masuk kedalam rumah Nenek Shin tanpa banyak bicara. Yixing masih beradu argumen dengan Tao yang masih menolak masuk. Yixing bilang dia akan bertanggung jawab jika Tao kenapa-napa, akhirnya Tao ikut masuk.


"Whoah.. Nenek Shin jual banyak kue ya? Ini kue apa?" Tanya Baekhyun sambil menunjuk kue berdiameter lima belas senti berwarna ungu.

"Itu Blueberry Tart. Ah ya, namamu siapa?"

Baekhyun tersenyum lalu membungkuk sopan. "Aku Byun Baekhyun."

"Luhan.."

"Aku Minseok, Nek.."

"Aku Do Kyungsoo.."

"Aku Yixing atau lebih mudah Lay atau siapapun yang nenek kira-kira mudah memanggilnya.."

"Tao."

Nenek Shin menatap Tao lembut. "Aku akan memberikanmu kue paling enak yang pernah kubuat, Lao-ya. Jangan cemberut begitu.."

"Tao, nek. Bukan Lao."

"Ahahaha nenek lupa. Maaf, Tao-ya.."

Yang lain hanya tersenyum maklum dengan kelakuan Tao yang kadang-kadang sewenang-wenang. AB Style namanya juga. Nenek Shin membiarkan Baekhyun bermain dengan Ai dan kelinci lainnya yang berada didalam toko selagi Nenek Shin mengambil kue dan teh untuk mereka.

"Kita merepotkan Nenek Shin disini," Gumam Kyungsoo sambil mengelus salah satu kelinci yang berwarna abu-abu. "Apa harus kubantu?"

Yixing menggeleng. "Tapi tidak sopan jika kau masuk lebih dalam kerumah orang, Kyungsoo."

Rumah Nenek Shin sebenarnya tidak kecil. Terlihat dari luar memang kecil, namun jika sudah didalam merasa luas dan lega meskipun banyak kue-kue yang ditaruh didalam toples dan tudung kaca. Tao sejak tadi tidak berhenti melihat strawberry cheese cake yang terlihat menggiurkan.

"Ini teh stroberi dan strawberry cheese cake yang sudah dipotong," Nenek Shin membawa sebuah baki besar dan membuat Kyungsoo reflek membantunya. "Terima kasih, Kyungdoo-ya.."

"Kyungsoo, nek.."

Nenek Shin tertawa kecil. "Maaf, ingatanku kurang tajam lagi sekarang."

"Aku heran 'kok Nenek Shin kuat membawa baki sebesar itu?" Tao akhirnya bertanya.

Nenek itu tersenyum. "Aku ini masih kuat meskipun orang-orang menganggap aku sudah sangat tua. Yang masih bisa kuandalkan saat ini adalah kekuatanku dan kemampuanku membuat kue. Yang kusayangkan adalah ingatanku sudah mulai berkurang kemampuannya. Ayo diminum tehnya dan diicip kuenya. Potongan paling besar hanya untuk Lao-ya.."

"Tao, nek. Tapi terima kasih.."

Tao tersenyum senang dan mengambil potongan paling besar dalam piring kecil yang disediakan. Semua memakan kue itu dengan senang karena enak. Tidak luput teh stroberi yang asam manis turut menyegarkan. Sayang sekali member yang lain tidak ikut menikmati.

"Kalian.. sudah mempunyai pasangan?" Semuanya menggeleng serentak. Nenek Shin hanya tersenyum sebagai tanggapannya. "Kalian akan mendapatkan pasangan karena sudah memakan kue buatanku. Itu bisa dijamin."

"Ah, benarkah?" Tanya Luhan.

Nenek Shin mengangguk. "Nenek selalu mempunyai resep tersendiri untuk setiap kue karena masing-masing sudah ada kemampuannya. Itu sih yang nenek pikirkan saat membuat kue."

Setelah kue dan teh habis, Yixing mengecek jam tangannya. Sudah hampir satu jam mereka meninggalkan villa, bisa membuat Joonmyeon dan yang lainnya khawatir. Yixing berbisik pada Luhan kalau sekarang sudah hampir jam sepuluh malam.

"Sepertinya sudah larut nek. Sebaiknya kita kembali ke villa," Kata Luhan dengan senyum menyesalnya. "Kami tinggal di villa dekat sini. Jika ada waktu kami akan kembali kesini untuk menyicip dan membeli kue lainnya."

Nenek Shin tersenyum senang. "Tak apa-apa, Luyan-ie. Nenek senang kalian sudah mau menemani nenek."

Luhan ingin tertawa namanya salah disebut, namun ia tahan sekuat mungkin untuk tidak tertawa. "Uhm, iya nek. Luhan dan yang lain pulang dulu ya.."

"Selamat malam, nek!"


Baekhyun menguap bersamaan Tao yang berjalan paling depan. Yixing mengucek-kucek matanya yang terasa berat, begitu juga Kyungsoo. Minseok dan Luhan berjalan paling belakang karena sudah mengantuk.

"Astaga! Kalian dari mana saja?! Tidak tahu apa kalau kami khawatir?!" Marah Yifan dan langsung mengecek keadaan kelima lelaki yang sudah mengantuk itu.

Tao memeluk Yifan tiba-tiba. "Yifan ge, aku ngantuk."

Yifan yang tadinya ingin marah-marah jadi bungkam. Lelaki itu tanpa suara membawa Tao ke kamarnya bersama Yixing. Yixing memasuki kamarnya tanpa bicara sedikitpun padahal Joonmyeon sudah berdiri disana dengan sengaja –kali saja dipeluk juga seperti Tao ke Yifan.

"Baek! Kau kemana saja?! Tadinya aku ingin ke air terjun tapi aku takut," Chanyeol tertawa sendiri karena Baekhyun tidak menanggapinya. "Ya! Baekhyun!"

"Bawel! Aku mau tidur, Yeol."

Semua mengkhawatirkan member yang barusan menghilang ke hutan selama satu jam. Jongin bahkan yang biasanya heboh langsung diam ketika melihat Kyungsoo yang mengantuk, tidak berani menganggu. Sehun tidak mendapatkan apa-apa kecuali ucapan selamat malam.

"Mereka aneh." Kata Jongdae tiba-tiba ketika mereka sedang menonton televisi.

"Mereka hanya mengantuk," Joonmyeon mengecek kamera yang dipakai untuk berfoto di air terjun. Ada satu foto yang berisi mereka semua sedang tersenyum dan berpose ke kamera. "Mereka berhasil, tapi hanya satu foto."

Sehun membulatkan matanya. "Satu jam hanya mengambil satu foto?"

Chanyeol menatap kelima temannya dengan wajah serius. "Ini benar-benar aneh."

"Ya sudah. Lebih baik kita tidur, kita disini untuk refreshing. Tidak baik menggunakan waktu libur untuk begadang."

Jongdae setuju, lelaki itu langsung menyeret Sehun ke kamar. Chanyeol dan Jongin berjalan bersamaan untuk mencapai kamar mereka. Yifan dan Joonmyeon masih duduk diruang tengah. Belum mau masuk kamar saat ini.

"Aneh sih. Tapi ya sudahlah, kita tanya mereka besok." Kata Joonmyeon sambil menaruh kembali kamera Yifan kedalam tas kameranya.

"Semoga tidak terjadi yang aneh-aneh."


"KYAAA!"

Teriakan melengking khas wanita itu menggema ke seluruh penjuru villa. Sekarang baru jam setengah enam pagi, for God's sake. Joonmyeon yang peka dengan suara-suara berisikpun langsung terbangun. Lelaki itu berjalan keluar kamar dengan wajah mengantuknya.

"ASTAGA! SOHEE SUNBAE?!"

Joonmyeon dengan jelas melihat seorang gadis berambut cokelat panjang mencapai pinggang dengan wajah persis Sohee Wonder Girls menatapnya horor. Joonmyeon juga melotot melihat gadis cantik itu memakai piyama kebesaran yang sudah jelas itu piyama pria berwarna biru tua bergaris putih. Joonmyeon ingat jelas itu milik Minseok.

Gadis itu menutupi bagian dadanya yang tidak memakai bra dan kembali menjerit. "JOONMYEON!"

"SOHEE SUNBAEEE!"

Yifan keluar kamar. "YA! Ada apa ini Joonmyeon?! Kenapa berteri–AAHHH!"

"WU YIFAANNN!"


xxXxx

Cake?

Chapter One

To Be Continue

xxXxx


OKESIP CUKUP TERIAK-TERIAKNYA!

Bisa bayangin setinggi apa suaranya kalo Minseok yang teriak? Jangan bayangin. Bisa-bisa otak bisa sakit juga.

Ini adalah fanfic chapterred pertama yang kubuat untuk EXO. Semoga ini ngga ngadet dijalan lagi kaya Way For Love. By the way, WFL belum lanjut ya maaf banget kalo ada reader yang nungguin kelanjutannya karena aku bingung mau ngelanjutinnya gimana. Aku bingung. Aku resah. Aku galau. Mau mati ajah. Bye.

Pairingnya pasti udah taulah. Aku sukanya pairing yang pasti-pasti aja, ngga suka crack. Mau boyband apapun aku tetep ngga suka crack. Jadi udah ketauan lah ya urusan pairing. Dan disini belum ada yang jadian tapi entahlah Chanbaek sama Kaisoo gajelas mati ajalah.

Ketauan banget aku nulis ngga niat LOL tapi ini idenya udah bersarang dari kapan tau dan meronta-ronta untuk ditulis. Dan untuk adegan nenek-nenek itu kalo ada yang ngeh aku ngambil dari film apa, boleh lah kasih tau di review ehehehe.

THANKS FOR READING! YOUR REVIEW IS IMPORTANT SO REVIEW THIS SHIT BEFORE YOU FORGET IT! KEEP LOVE AND GAWL! LAFYAH!

/roll like a buffalo and click that review button/