Naughty Kiss Love in Seoul
Tittle : Naughty Kiss Love in Seoul
Rating : T
Chapter : 1 of ?
Cerita ini terinspirasi atau katakanlah remake Manga/Anime/Dorama kesayangan Itazura na Kiss original Story by : Kaoru Tada Sensei
Yunjae Version by : Hoshipeia
Maaf jika banyak typo dan membosankan, saya sudah berusaha untuk menulisnya dengan baik~ enjoy reading ^^
Summary :
YUNJAE/Shonen- Ai/ Kim Jaejoong pria rupawan yang menaruh hati pada salah satu namja terpintar disekolah Jung Yunho. Suatu hari ia bertekat untuk menyatakan persaanya, namun apa yang ia dapatkan?"Jung Yunho mau kah kau menerima ini?"/ "tidak mau"/"aku benci orang bodoh"/ "jangan mendekatiku"/" Jung Yunho kau jahat/ Maaf penulis baru abal saya ini, para sunbae mohon kritik dan sarannya, RnR please~
….
"Bagaimana ini, aku gugup sekali, apa yang harus aku katakan padanya, hi? Hallo selamat pagi?" Jaejoong terus mondar-mandir tak lupa bibir sexynya komat-kamit mengucapkan mantra.
Pagi sekali Jaejoong berangkat sekolah tanpa sarapan, ia tak sanggup menelan sesuap nasi rasanya terlalu gugup. Jaejoong berusaha keras menyiapkan mentalnya untuk ajang menyatakan cinta pada laki-laki punjaanya Jung Yunho, Pria tampan dan terpintar di Shinki High School. Sudah cukup lama Jaejoong menunggu Yunho tapi—"
"Ah.. lama sekali" Jaejoong terus mondar-mandir didepan gerbang sekolah.
Jaejoong menyempatkan diri untuk mencuri pandang ke arah sisi kanan gerbang sekolah, karena ia tahu rumah Yunho dari arah situ. Hari sudah semakin siang , murid lain pun sudah bayak yang berdatangan. Tapi Yunho belum datang juga.
Merasa yang ditunggu tak kunjung datang dan dirinya menjadi sebuah objek tontonan murid yang lalu lalang. Jaejoong memutuskan untuk menunggunya di tempat parkir. Sesampainya ditempat parkir ia menyembulkan kepalanya dari dinding pagar, mencoba mengawasi situasi. Mengedipkan matanya imut sembari meniup-niup poninya.
"Yunho ya.. selamat pagi" sapa salah satu siswa yang merupakan teman Yunho.
"Ah.. itu dia Yunho datang, Jung Yunho dia memang sangat tampan" Jaejoong memperhatikan dua kaum adam yang satunya tampannya melebihi normal dan yang satunya bisa dibilang cukup tampan juga, sepertinya terlihat pintar tak kalah dengan Yunho, dilihat dari ukuran jidat yang lebar.
"ckkkckkkkkckkkk"
"Yoochun, selamat pagi" jawab yunho seadanya.
"Aku masuk kelas dulu ya.. sampai jumpa"
"Sampai jumpa"
"Ah itu dia. Yunho datang…dia menuju kemari Omo! Yunho benar-benar tampan jika dilihat semakin dekat" Jaejoong terus memandang Yunho yang terlihat sedang mengobrol dengan teman sekelasnya yang lain. Jaejoong terlalu sibuk dengan day dreaming nya, dimana ia melewati hari-harinya dengan mengawasi Yunho setiap hari dari kejahuan, karena sangat mustahil bagi murid bodoh seperti Jaejoong penghuni abadi kelas F sekelas dengan Jung Yunho pria terjenius satu sekolah bahkan mungkin paling Genius di Korea selatan.
Bahkan semalam suntuk ia membaca setumpuk buku dan browsing di Internet bagaimana membuat surat cinta yang baik dan benar. Jaejoong tidak peduli lagi soal PR atau tugas sekolah asal ia bisa menyelesaikan surat cinta yang ditujukan pada yunho, bisa selesai sebelum pagi tanpa ada kesalahan.
Untuk Jung Yunho-sshi
"Perkenalkan namaku Kim Jaejoong dari Kleas F. Aku sudah mengagumimu sejak pertama kali upcara pembukaan saat musim semi dua tahun yang lalu. Mungkin kau tidak mengenalku, karena jarak kelas kita yang cukup jauh, tapi aku sangat mengenalmu, karena aku selalu memperhatikanmu. Saat melihatmu pidato dipodium mewakili teman-teman seangkatan, aku seakan tersihir oleh pesonamu, wajahmu yang tampan, kepintaranmu bahkan keahlianmu dalam olahraga. Kadang aku perpikir rasanya aku ini seperti sasaeng fans yang mengikutimu kemana-mana. Aku menyukaimu semua yang ada padamu. Aku mencintaimu Jung Yunho."
Kim Jaejoong
Karena telalu asik dengan dunia imajinasinya yang selalu membuatnya bahagia walau cuma sesaat. Jaejoong pria rupawan ini tidak sadar jika ia kehilangan objek yang sangat ia tunggu dari semalam.
"Astaga! Yunho! Dimana? Kemana perginya, kenapa cepat sekali menghilang, aigooo" Jaejoong menolehkan kepalanya kekanan dan kekiri, kemudian memutar tubuhnya mencari-cari keberadaan Jung Yunho. Tapi nihil ia tak menemukannya. "Bagaimana ini? Kemana perginya? Cepat sekali padahal aku sudah menunggunya hingga kutuan, salahmu sendiri Kim Jaejoong " Jaejoong akhirnya menyalahkan dirinya sendiri karena tidak berkosentrasi.
Akhirnya Jaejoong memutuskan untuk keluar dari tempat parkir dan melangkahkan kakinya kehalaman sekolah dan Bingoo, ia menemukannya, Jung Yunho sedang berjalan dengan anggunya menuju koridor kelas.
"Bahkan diliat dari belakang pun Yunho terlihat tampan" tekat Jaejoong sudah bulat bahwa ia harus memberikan surat cinta yang sudah susah payah ia tulis semalam. Bohong jika Jaejoong tidak gugup. Sangat yakin jantungnya serasa mau copot sekarang.
"Yunho sshi" Akhirnya Jaejoong memanggil nama Yunho, namun yang dipanggil namanya hanya berbalik menghadap kearah Jaejoong, memandang Jaejoong sebentar tapi kemudian ia membalik badannya lagi dan berjalan meninggalkan Jaejoong yang masih mematung.
"Yaaa! Yunho tunggu!" teriak Jaejoong sembari berlari dan menarik baju Yunho dari belakang
"Apa yang kau lakukan, pria aneh, lepasakan tanganmu dari bajuku" ancam yunho dengan tatapan mautnya.
"Shirooo… tidak sebelum kau menerima ini" Ujar Jaejoong dengan menodongkan amplop berwarna merah muda dan bergambar hati.
"…" yunho hanya diam, merespon pun tidak, ia hanya pergi begitu saja mengabaikan Jaejoong yang masih setia mematung.
"Yunhooooo….. terimalah, tidak kau baca juga tidak masalah, asal kau terima ini otte" Jaejoong masih memaksa, matanya berkedip imut, tak lupa ia mengeluarkan jurus andalannya kitten eyes, jurus ini adalah jurus andalannya saat ia meminta sesuatu dari Ummanya, namun apakah berhasil? sayang sekali tidak berhasil untuk meluluhkan Jung Yunho.
Yunho tetap tidak memperdulikannya dan terus berjalan menjauh dari Jaejoong.
Akan tetapi bukan Jaejoong namanya jika menyerah, Jaejoong terus mengejar Yunho dan berhenti didepan Yunho.
"Yunho sshi, terima lah ini" Jaejoong tetap memaksa. Ia menatap Yunho sedikit mendongak karena tinggi Yunho yang melebihi tingginya.
"Tidak mau" Hanya itu yang dikatakan Yunho, dan kemudian Surat itu jatuh terinjak oleh kaki Yunho dan kemudian terbang terbawa angin, tetapi Jaejoong masih sempat memungutnya dan memandang sedih surat cinta pertamanya yang ia buat dengan susah payah. Haruskah berakhir seperti ini, kenapa Yunho begitu kejam padanya.
"Jahat sekali, apa jangan-jangan dia itu tidak normal? Aku tidak pernah melihatnya berkencan dengan wanita maupun laki-laki, lalu apa saja yang dia lakukan selama ini, belajar terus? Apa hidupnya tidak bosan" Jaejoong masih memandang surat cinta pertama yang berakhir diinjak oleh kaki Jung Yunho.
Tanpa Jaejoong sadari, bahwa apa yang ia lakukan pagi ini menjadi trending topic, Kim Jaejoong mendadak menjadi terkenal. Memang usaha yang dilakukan Jaejoong saat ini benar-benar nekat, dengan tanpa ia sadari banyak murid yang bergerumbulan menonton aksi Jaejoong. Banyak yang mulai berbisik-bisik menghina ada juga yang salut pada keberaniannya. Kim Jaejoong dari kelas F, kelas yang isinya sekumpulan murid buangan berani menyatakan cinta pada Jung Yunho murid tertampan sekaligus terpintar dan tersegelanya disekolah ini. Bahkan bisa dikatakan jika Jaejoong adalah orang pertama yang berani melakukan hal gila itu pada Jung Yunho.
Naughty Kiss Love in Seoul Chapter 1 : Love and Shooting star
"Joongie! Omo apa yang barusan kau lakukan?" teriak Kim Junsu yang merupakan sahabat Jaejoong.
"Kau menyatakan cinta pada orang seperti Jung Yunho? Jadi dia seleramu, apa kau yakin Joongie?" kali ini Taemin pun ikut berkomentar.
"tunggu ba-bagaimanan kalian tahu" sepertinya otak Jaejoong masih syock dengan apa yang barusan ia alami.
"Aigoo, joongie jelas sekali kami tahu, kau tadi melakukannya didepann gerbang sekolah dan semua orang menontonmu" Taemin pun akhirnya menjelaskan detailnya.
'lihat dia Jaejoong yang tadi menyatakan cinta pada Yunho dari kelas A"
'yang mana ?"
'itu yang tengah, kasihan sekali dia, pria yang tidak tau dimana tempatnya'
Terdengar beberapa anak yang membicarakannya, tak hanya anak kelas 3, siswa kelas 2 dan kelas 1 pun ikut membicarakannya.
Jaejoong kesal bukan main, ia tidak tahan lagi.
"Yaa! Kalian semua! Diaammmmmmm" malu rasanya jadi bahan candaan oleh semua penghuni sekolah. Jaejoong kemudian berlari menuju kelasnya sampai melupakan Junsu dan Taemin.
"Joongie.. tunggu!"Junsu dan Temin mengejar Jaejoong yang sedikit berlari.
Saat perjalan menuju kelas, Junsu dan Taemin sedikit menasehati Jaejoong agar tidak melakukan hal bodoh seperti itu lagi. Dengan menjitak kepala Jaejoong Junsu berkata "setidaknya kau jangan melakukannya di gerbang sekolah, kau kan bisa mengatakan "bisa kita bicara sebentar jangan terang-terangan seperti itu, akan bagus jika kau diterima, lalu jika kau ditolak, seperti ini lah jadinya. Ingat orang itu adalah Yunho, sangat mustahil sekali ia akan menerima orang sepertimu Joongie" Junsu sebenarnya berasa iba dengan sahabatnya ini.
"Setidaknya aku sudah mencoba, siapa tahu jika dia akan menyukaiku" Jaejoong mengatakannya sembari tersipu malu, bahkan setelah ditolak pun Jaejoong tetap menyukai Yunho dan berharap Yunho juga menyukainya suatu hari nanti.
Taemin pun tertawa girang mendengar apa yang dikatakan Jaejoong.
"Joongie, kita ini sedang membahas Yunho, dengar apa kau tahu Jung Yunho? Detailnya" Taemin merengkuh bahu Jaejoong, berusaha untuk menguatkan sahabatnya ini.
Jaejoong hanya diam saja dan hanya berbicara dalam hati
'tentu saja aku tahu'
Detailnya, Jung Yunho Siswa paling pintar yang berada di kelas A, yang merupakan kelas terbaik di sekolah. Pada saat Ujian Nasional Yunho mendapatkan nilai tertinggi se Korea Selatan. Rumornya, dia punya IQ 200. Dia jenius dan tampan. Puncaknya lagi, ayahnya adalah pemimpin Jung Corp yang luar biasa itu, cabang perusahaan dimana-mana, perkebunan, hotel, resort dan banyak lagi. Pokoknya Jung itu juga sangat kaya. Jung Yunho dengan IQ 200, Tinggi 186 cm, berat 78 kg. seperti itu lah kira-kira dan dia juga sangat jago berbahasa inggris" Taemin pun menjelaskan panjang lebar dan diikuti anggukan setuju dari Junsu.
"dia juga mendapat julukan superboy dari teman-temannya, selain otaknya yang pintar Yunho juga seorang atlet, dia jago bermain basket, tennis dan lebih kurang ajar lagi dia juga pandai berkelahi, sabuk hitam hapkido" Junsu menambahi penjelasan Taemin sebelumnya.
"Jika memang seperti itu, aku malah semakin mencintainya~ Yunho yaaaa~ yoooossshhaaaa Kita lihat saja, aku akan belajar lebih keras kemudian aku akan sekelas dengan Yunhoku " ujar Jaejoong semangat tanpa ia pikirkan apa yang baru saja ia katakan yang jelas tahun depan saat kelas 3 Jaejoong harus sekelas dengan Yunho.
Sekelas dengan Yunho? Itu mustahil Jaejoong, kecuali benar-benar ada keajaiban, kau tahu kan dimana posisimu. Mendegar apa yang dikatakan Jaejoong, Junsu dan Taemin berhenti melangkahkan kakinya dan menatap Jaejoong lekat-lekat. Merasa heran dengan kedua temannya yang tiba-tiba berhenti dan menatapnya dengan tatapan yang sulit dartikan, yang ada dalam pikiran Jaejoong saat ini , apa yang terjadi pada mereka. Namun sebelum Jaejoong bertanya Junsu lah yang lebih dulu memulai pembicaraan.
" Joongie, kau masih ingat urutan alphabet kan? "
"tentu saja, wae gureu?"
"coba kau mulai hitung berapa rentang huruf A ke huruf F"
"Mwo? Apa kau menghinaku , biarpun aku bodoh tapi untuk sekedar menghitung alphabet sangatlah mudah, baiklah A, B " Jaejoong melakukannya dengan menghitung jarinya " C, D, E F.. ada 6 wae?"
"aigooo.. 6 kan? Itu artinya kau harus bisa menyingkirkan musuh-musuhmu dari kelas B, C, D, E kau mengerti?" Junsu mencoba untuk menyadarkan Jaejoong sekali lagi "Kau itu selalu berada dikelas F bahkan sejak SMP, hanya sebuah keajaiban yang bisa membawamu ke Kelas A, dan itu sangat mustahil Joongie, seperti halnya Salju turun di Negara tropis"
'tapi aku yakin suatu saat nanti aka nada keajaiban, seperti dihantam bintang jatuh mungkin' Jaejoong berbalik dari teman-temannya, menatap surat cintanya lagi dan kemudian memasukkanya kedalam tas.
"ha? Kau bilang apa?" Tanya Junsu dan Taemin bersamaan.
Jaejoong menoleh kebelakang kemudian tersenyum "Ah.. bukan apa-apa, aku hanya ingin menyatakan perasaanku sebelum kehidupan SMA ku berakhir, itu saja " Jaejoong menolehkan kepalanya kesamping memandang langit yang begitu cerah saat itu, sesekali rambut halusnya bergoyang diterpa hembusan angin, yah meskipun bodoh tak bisa dipungkiri Jaejoong adalah pria yang sangat cantik. Ketiga pria remaja tersebut melanjutkan perjalannya menuju kelasnya.
Saat Jaejoong masuk ke dalam ruang kelasnya, yaitu kelas F, lagi-lagi ia disambut dengan gossip mengenai dirinya. Junsu berusaha menenangkan teman-teman sekelasnya agar tidak menganggu Jaejoong dengan pertanyaan-pertanyaan mengenai drama peryantaan cinta tadi pagi. Jaejoong sebenarnya merasa kesal, tau akan hal itu Taemin pun juga ikut ambil bagian dengan menasehati Jaejoong. Bahwa suatu hari nanti Jaejoong akan menemukan Laki-laki normal yang mencintainnya dengan tulus. Dan tak lama kemudian, sepertinya laki-laki yang dibicarakan Taemin muncul dengan meneriakkan nama Jaejoong dari luar.
"Jaejoongieee… !" Choi Siwon laki-laki itu terus meneriakkan nama Jaejoong dengan lantang " Jaejoongie..!" Siwon terus berteriak, dan dengan tergesa-gesa ia berlari ke bangku Jaejoong, mendekati pria rupawan itu sembari memegang tanganya dengan antusias.
"Kim Jaejoong, apa? Apa…. benar kau menyatakan cinta pada si sialan Yunho itu dan kau ditolak?
"Um.. umm. Benar kenapa? Dan Siwon hentikan! Kau terlalu dekat"
"Yunho sialan! Beraninya dia membuatmu sedih, tapi tunggu—"
"Kenapa?"
"Jika kau ditolak bukankah itu bagus, berarti bukannya sudah sangat jelas bahwa pria yang ditakdirkan untukmu adalah aku" Siwon berputar-putar, menari dan terus mengoceh membanggakan dirinya, jika dia lebih baik dari Jung.
"Ne.. Joongie honey" Siwon berlari ketempat Jaejoong lagi dan kemudian menggenggam tangannya dengan erat "Aku Choi Siwon akan mencintamu sampai kapanpun, jadi Joongie kau jangan sedih, dengar kau 100% akan lebih bahagia denganku dibandingkan dengan Jung si kutu buku itu, apa hebatnya dia" Siwon terus saja mengoceh, mengatai Yunho dengan apapun kata-kata jelek yang ada diotaknya saat ini.
"Siwon, lepaskan.. tapi aku akan terus menganggapmu sebagai teman, dan aku bukan milikmu"
"Jaejoongie.." Siwon membelakangi Jaejoong dengan muka sedih.
"Joongie, sudah jangan sedih, lihat jaaaannnnggggg" Siwon meletakkan sekotak makan siang yang cukup besar dimeja Jaejoong.
"Siwon..! apa ini? Makanan?'
"Hmm bukalah.." Jaejoong pun membukannya.
"Takoyakii! Kelihatannya enak?, boleh ku makan?"
"tentu saja, aku sengaja membuatkannya untukmu, aku baru mencoba membuat Takoyaki dan aku ingin kau yang mencobanya pertama kali"
"Gomawo Siwon"
"Cheonma! " Ujar Siwon, menatao Joongie dan mengusap rambutnya "Semoga membuatmu jadi lebih baik Joongie, lupakan kejadian tadi pagi"
"Nyammm nyammm,, ini enak sekali" Jaejoong melahap satu persatu makanan bulat itu.
Melihat Jaejoong menikmati Takoyaki itu, Junsu dan Taemin juga ikut ambil bagian, mereka juga ingin mencicipi makanan khas Jepang itu. Dan benar saja masakan Siwon benar-benar enak. Teman-teman yang lain yang ikut memakan Takoyaki Siwon juga ikut memujinya. Mendapat banyak pujian Siwon semakin yakin bahwa memasak adalah keahliannya.
"kalian dengar, suatu saat nanti aku akan menjadi Koki terkenal dan membahagiakanmu Joongie"
"Nee? Apa bahagia apa" Jaejoong tidak menggubris kata-kata Siwon dan terus melahap Takoyaki buatannya.
Setelah melahap habis Takoyaki buatan Siwon, Jaejoong kembali teringat peristiwa tadi pagi dan membuatnya sedih lagi. Namun ia tidak mau membuat teman-temannya khawatir dan mengatakan bahwa ia sudah baik-baik saja sekarang. Ia bepikir bahwa yang dia lakukan memang tidak pada tempatnya. Dia lah yang salah yang tidak mampu berpikir dengan benar. Tetapi tetap saja dia— Jung Yunho lah yang salah. Yunho bahkan tidak mau membaca suratku, jangankan dibaca diterima saja tidak, malah ia menginjaknya dengan sangat kejam. Mungkin apa yang dikatakan Siwon benar bahwa Yunho bukanlah orang yang baik, bodohnya dirinya yang bisa menyukai orang seperti Yunho.
Jaejoong pun menangis, dan itu membuat Junsu dan Taemin mendekat padanya.
"Joongie? Gwenchana?"
"ne.. gwenchana" meskipun Jaejoong cukup sedih ia berusaha untuk tegar "aku sudah tidak apa-apa, aku sudah menyerah dengan Yunho"
"Begitu lebih baik Joongie" kemudian ketiga remaja itu berpelukan dengan erat.
Melihat akan hal itu membuat Siwon tersenyum. Ia pun bergumam.
'Jung bodoh, bisa-bisanya ia menolak pria sangat cantik seperti dirimu Joongie'
Love In seoul
Ditempat lain, dikelas paling depan. Suasana yang hening dan cukup mencekam. Tak sadar laki-laki tampan yang duduk di bangku ke dua diujung kanan bergumam.
Dengan evil smriknya ia kemudian menolah kearah teman yang duduk disebelahnya.
"Yoochun?"
"iya? Wae?"
"kau tau pria tadi pagi? Yang dengan bodohnya menyatakan cinta padaku?"
"hmm ye- iya.. kenapa kau tiba-tiba membicarakan pria tadi, tumben tidak biasa kau tertarik dengan hal semacam ini" Yoochun pun merasa heran dengan Yunho, ini kali pertama Yunho sedikit peduli dengan hal yang tidak penting.
"Ani.. hanya saja dia cukup menarik sepertinya" Yunho kemudian berbalik menghadap luar candela dan memandang langit yang cukup cerah.
'dia…. cukup cantik, mata rusa betina itu'
Melihat tingkah Yunho yang cukup aneh, Yoochun tidak menggubrisnya dan melanjutkan acaranya menggoda gadis-gadis.
Meskipun Jaejoong merupakan laki-laki yang tegar dan ceria, ia mengatakan bahwa ia baik-baik saja dan bisa tersenyum bahkan tertawa didepan teman-temannnya akan tetapi Jaejoong tetaplah pria patah hati. Jaejoong sedih jika ia ingat kejadian tadi pagi, kemudian ia mengeluarkan surat cintanya yang tampak kotor karena terinjak dan meghela napas panjang.
"Surat cintaku yang malang, aku kasian sekali padamu, surat cinta yang tak akan terbaca" Jaejoong menghela napas lagi dan memandang sedih surat cintanya, ia duduk termenung sendirian dibangku taman sekolah menikmati senja. Ia sedang menunggu Junsu dan Taemin yang ada urusan dengan guru.
Tak lama Jaejoong menunggu Junsu dan Taemin akhirnya datang, dengan cepat Jaejoong menyimpan surat itu lagi dan akhirnya ketiga remaja tersebut berjalan pulang.
"ah.. Joongie"
"hmm wae Suie?"
"Bagaimana dengan rumahmu? Apa sudah selesai dibangun?"
"Tentu saja, hari minggu besok aku dan umma akan mulai memindahkan barang-barang kerumah baru kami dan akan mulai tinggal disana saat itu juga"
"Jinjja? Aaa chukkae Jaejoongie akhirnya kau dan ummamu bisa menempati rumah kalian sendiri" Taemin pun memberi selemat pada Jaejoong.
"Iya kami ikut senang Joongie, akhirnya kau dan ahjumma Kim tak perlu menyewa rumah lagi, kalau begitu aku dan Taemin akan membantumu beres-beres hari minggu besok, bagaimana Taemin?"
"Tentu saja, kami akan berkunjung hari minggu besok jaejoongie"
"Gomawo yoo, jeogmanl gomawo Junsuie, Taemin aah"
"Neee.." Baik Taemin maupun Junsu kemudian bersama-sama berpelukan dengan Jaejoong.
'Semoga setelah pindah rumah nanti, keberuntungan akan selalu berpihak pada dirinya dan ummanya' Jaejoong berdoa dalam hati dengan posisi yang masih berpeukan dan kemudian menatap indahnya senja.
Love in Seoul Hoshipeia
Hari minggu datang begitu cepat tanpa Jaejoong sadari. Hari ini ia dan ummanya akan pindah kerumah baru mereka, rumah yang dibangun dari hasil kerja keras ummanya seorang diri. Semenjak ayahnya meninggal saat Jaejoong berumur 10 Tahun. Ibunya Kim Jae Ann bekerja sangat keras untuk membesarkan Jaejoong seorang diri. Kim Jae Ann awalnya bekerja disebuah restoran masakan Tradisional Korea hingga akhirnya ia bisa menjadi Koki yang hebat hingga dan bisa membuka restorannya Sendiri.
"Umma apa sudah sampai? Ini rumah baru kita?"
"Ne Joongie, mulai sekarang kita akan tinggal disini" saat ini mereka sudah sampai didepan rumah mereka. Jaejoong dan Umma Kim mulai menurunkan barang-barang mereka dari dalam mobil. Barang bawaan mereka cukup banyak terutama barang Jaejoong, mengingat Jaejoong senang sekali belanja dan mengumpulkan barang-barang lucu. Seperti stuff hello kitty dan gajah.
"Hati-hati joongie" Umma Kim memperingatkan Jaejoong, saat Jaejoong sedikit oleng membawa sekotak kardus yang cukup berat sepertinya. Kardus yang meyimpang barang pecah belah.
"Aku mengerti umma, Joongie kan laki-laki aigoo"
"Umma tahu kau laki-laki tapi kadang kau terlihat seperti gadis"
"Ummaaa! Sekali lagi umma bilang aku terlihat seperti gadis, aku akan melempar barang-barang ini huuuh"
"Kau ini, Umma kan bercanda Joongie, ayo lanjutkan sebelum hari siang"
"Ne umma"
Saking asiknya Ibu dan anak ini memindahkan barang-barangnya sampai tak menyadari jika segerombol orang datang menuju rumah mereka. Siwon beserta pasukannya ada Junsu dan Taemin juga.
Tanpa diberi perintah Pasukan Siwon sudah siap membantu tanpa menyapa Umma Kim yang terkejut dibuatnya, mungkin yang ada pada otak Umma Kim sekarang adalah siapa anak-anak ini, tapi jika dilihat dari kelakukannya sepertinya mereka semua teman putranya, akan tetapi saat melihat Junsu dan Taemin Umma Kim tentu saja sangat mengenal mereka. Sudah sedari Kecil Jaejoong bersahabat dengan mereka.
Siwon menghampiri Umma Kim dan cepat-cepat memperkenalkan diri. Siwon bahkan mengarapkan ia bisa memanggil Umma Kim dengan sebutan Umma.
"Anyeong Haseo, Choi Siwon Imnida"
"Anyeong…" Umma Kim hanya menjawab seadannya.
"Ahjumma, bolehkah saya memanggil Ahjumma dengan sebutan Umma dan jangan segan meminta bantuan padaku 'umma' dengan senang hati saya akan membantu"
"Siwon! Jangan memanggil orang tua dengan seenak jambulmu" Junsu berteriak mencibir Siwon
"Maafkan dia Ahjumma Kim"
"Iye.. gwenchana, sebaiknya kita mulai beres-beres supaya selesai lebih cepat, kemudian kita makan siang bersama, Ahjumma akan memasakkan masakan special untuk kalian Pall"
"Gomawo ahjumma Kim"
Setelah beberpa Jam mereka bergotong royong memindahkan barang kedalam rumah, akhirnya pindahan selesai lebih cepat sesuai dengan dugaan Umma Kim. Umma Kim memutuskan untuk megajak semuanya masuk kedalam rumah. Namun ketika semuanya hendak masuk rumah, samar-samar Jaejoong mendengar sesuatu dari langit.
"Ne.. apa kalian mendegar sesuatu?"
"Ha? Apa yang kau dengar Joongie? Tidak ada suara apapapun" Kata Taemin.
"Joongie, mungkin kau sedang berhalusinasi karena lapar"
"Tidak Siwon, aku yakin a.. aku mendegar sesuatu"
"Sudahlah Joongie ayo masuk" ajak Umma Kim.
Tetap saja, Jaejoong masih penasaran dengan suara tersebut, ia kemudian menatap langit dan melihat benda yang bekilauan jatuh dari langit.
"Lihatlah?"
Akhirnya semua orang yang mengikuti Jaejoong menatap langit dan melihat benda berkilauan itu jatuh dari langit. Sangat tidak elitnya ternyata benda tersebut jatuh menimpa rumah keluarga Kim dan dalam sekejap rumah yang baru saja dibangun tersebut hancur berantakan. Sangat tidak masuk diakal tapi itulah kenyatannya.
Umma Kim cukup dibuat Syok dengan kejadian Bintang jatuh yang menghancurkan rumahnya. Rumah yang telah ia bangun dengan kerja kerasnya yang belum sempat ia tinggali hancur dalam sekejab olah bintang jatuh. Aigoo malang sekali.
Melihat Ummanya yang sedih Jaejoong kemudian menghibur Ummanya. Ia mengatakan Umma jangan khawatir suatu hari nanti Jaejoong akan membangun rumah untuk mereka berdua.
Breaking news jam 7 KST menayangkan bahwa siang tadi telah terjadi fenomena yang cukup langka. Sebuah Meteor jatuh dari langit dan menimpa salah satu kediaman warga dan dalam sekejap meteor tersebut menghancurkan rumah itu. Breaking news tersebut menampilkan wawancara Umma Kim di Tv dan menceritakan kronolgis kejadiannya. Umma Kim sambil menangis menceritakan bahwa lubangnya sangat kecil tapi cukup menhancurkan rumahnya. Untungnya mereka semua selamat dari kejadian tersebut, masih dalam keadaan menangis Umma Kim mengatakan banhwa ia dan putranya bingung karena tidak punya tempat tinggal lagi. Menurut berita tersebut meteornya hanya berdiameter 3 cm dan peristiwa rumah runtuh tersebut bukan karena meteor tetapi karena kesalahan dalam proses pembangunanya.
Karena tempat tinggal mereka hancur dengan terpaksa Jaejoong dan Ummanya menginap direstoran mereka untuk sementara waktu, hingga Umma Kim menemukan tempat tinggal yang baru, sederhana saja yang penting nyaman untuk ditinggali. Cukup berat mungkin bagi Jaejoong mengalami peristiwa yang tidak terduga. Pertama ia ditolak mentah-mentah oleh Yunho, masih segar dalam ingatannya peristiwa menyedihkan itu, kini ia harus menghadapi masalah lagi. Rumah yang selama ini ia dan ummanya idamkan hancur begitu saja. Rasanya seperti Tuhan sedang mempermainkannya. Walaupun begitu Jaejoong harus tetap kuat.
Jaejoong memang seorang remaja yang berjiwa optimis, menganggap sesuatu yang barusan terjadi mungkin akan mendatangkan keberuntugan lain, mencari kebaikan setiap apa yang telah terjadi. Jaejoong terus saja menganggap bahwa meteor jatuh tersebut sebagai bintang jatuh.
"Joongie, kenapa kau menyebutnya bintang jatuh hmm?" Tanya Umma Kim sembari mengusap rambut Jaejoong dengan sayang.
"ne Umma~ dari pada terus meratapi nasib dengan berpikir bahwa kita adalah korban bukannya lebih baik bahwa rumah kita terkena bintang jatuh Umma, terdengar lebih romatis kan? Tidak kah itu membuat Umma berpikir bahwa sesuatu yang special akan terjadi nanti?"
Umma Kim kemudian tertawa mendengar penuturan putranya yang sangat mirip dengan dirinya dimasa lalu, kegigihan serta sifat Optimisnya diturunkan dari mendiang suaminya.
'Yeobo.. Joongie kita tumbuh menjadi anak yang luar biasa' ujar Umma Kim dalam hati.
Saat Ibu dan anak ini menikmati momentnya, telepon restoran berdering kemudian salah satu anak buah Umma Kim mengangkat teleponnya dan mengatakan bahwa restoran hari ini sedang tutup untuk sementara waktu. Park Hye sun nama pegawai tersebut hendak menutup teleponnya akan tetapi penelpon tersebut melarangnya dan mengatakan bahwa ia ingin berbicara dengan pemilik restaurant.
"Maaf Nyonya Kim seseorang bernama Heenim ingin becara dengan anda." Ujar Hye Sun kemudian menyerahkan teleponnya pada Umma Kim.
"Yeobseo, Heenim?"
"aaaa.. Jae An aaah,"
"Heenim sudah lama sekali, Omo! Ini benar-benar kau?"
Umma Kim terlihat bersemangat berbicara dengan seseorang yang bernama Heenim membuat Jaejoong bingung. Siapa sebenarnya Heenim, Jaejoong yang belum pernah mendengar nama itu sebelumya dibuat bingung, ia mengedipkan matanya imut sembari menggembungkan pipinya, sesekali ia memiringkan kepalanya tampak berpikir kenapa Ummanya begitu senang dan antusias.
== Love In seoul : Love and Shooting star ==
"Umma~ Joongie berangkat dulu" Jaejoong berteriak dari pintu restaurant sambal menggigit rotinya.
"Aigoo putra umma yang cantik, jangan lupa susunya" Umma Kim memberikan segelas susu pada Jaejoong dan ia langsung meminumnya habis dalam sekejab. Kim Jaejoong ia sangat menyukai Susu.
"Ne Umma aku pergi?"
"Hati-hati Joongie"
Saat perjalanan menuju sekolah banyak orang yang membicarakannya. Kim Jaejoong menjadi sangat terkenal sejak peristiwa ajang menyatakan cintanya yang sangat berani kemarin. Untuk kali ini Kim Jaejoong menjadi sangat terkenal lagi karena gossip yang beredar, pria yang rumahnya runtuh karena meteor. Mendengar Jaejoong menjadi bahan pembicaraan para siswa dalam perjalanan ia hanya pasrah diam biar saja orang-orang mendengarkan hal buruk mengenai dirinya.
"Jaejoongie, selamat pagi" Junsu dan Taemin datang menghampiri Jaejoong dan apa yang dilakukan Junsu dan Taemin saat ini cukup menghiburnya karena ada teman yang bisa ia ajak bicara untuk mengalihkan gossip menyebalkan itu.
"Jaejoongie, hebat sekali ya kau bisa terkenal hanya dalam beberapa hari mengalahkan idol terkenal saja" Taemin berbicara pada Jaejoong sembil melihat orang-orang yang berjalan disekitar mereka yang terlihat sedang membicarakan Jaejoong "lihatlah semua orang membicarkanmu, kau jadi pusat perhatian setiap hari. Bila di SNS mungkin kau sudah masuk dalam trending topic world wide Jaejoongie" Taemin pun tertawa.
"Benar, tidak hanya Korea saja seluruh dunia mungkin bisa saja mengenalmu eu kyang kyang " Junsu pun ikut tetawa khas lumba-lumbanya.
Mendegar Junsu dan Taemin berkata seperti itu membuta Jaejoong sedikit kesal.
"Yaaa! Kalian! Hentikan tidak lucu tahu, jika kalian berkata seperti itu rasanya aku ingin menghilang saja dari dunia ini, atau pergi kesuatu tempat yang tidak ada siapapun. Pergi ke pulau terpencil tak berpenghuni misalnya " Jaejoong terlihat lesu dan kemudian menghela napas panjang.
"Joongie ayolah kita sedang bercanda, dengar apapun yang terjadi padamu, kami akan selalu ada untukmu Joongie, sudah jangan sedih lagi nee lihatlah wajah cantikmu jadi jelek" Junsu pun berusaja menenangkan Jaejoong, menepuk bahu Jaejoong dan memberinya semangat.
Hal yang dilakukan Junsu mendapatkan anggukan setuju dari jaejoong dan juga Taemin.
"Joongie, lalu dimana kau tinggal sekarang apa kau sudah mendapatkan tempat tinggal?"
Mendapatkan pertanyaan dari Taemin, Jaejoong pun menjawabnya dengan mengatakan bahwa Junsu dan Taemin tidak perlu khawatir, untuk sementara ia dan Ummanya akan tinggal di rumah sahabat Ummanya.
"aku dan umma akan tinggal dirumah seseorang yang bernama Heenim"
"heenim?"
"Umma mengatakan bahwa sahabatanya itu Heenim adalah sahabat Umma sejak masih sekolah dasar"
"Begitu, syukurlah Jaejoongie"
"Benar, orang yang bernama Heenim mengatakan melihat Umma di TV kemudia langsung menelpon ke restaurant kami"
"Jika memang seperti itu, semoga keberuntungan memihak padamu Jaejoongie" Taemin senang apabila Jaejoong sudah lebih baik sekarang.
"Yoossshhhh" Jaejoong sangat bersemangat bahwa kemungkinan terkena bintang jatuh itu satu banding sekian juta. Ia sangat yakin bahwa keberuntungan akan mengenal dirinya nanti.
Ditengah perjalanan Jaejoong menyadari seseorang sedang mengikutinya, sedikit membuat Jaejoong cemas tapi Jaejoong mengabaikannya. Sekilas ia bisa melihat seseorang tersebut mengambil gambarnya akan tetapi Jaejoong juga masih ragu apakah orang itu menguntitnya atau yang lain, mengingat cukup banyak orang yang berjalan disana. Akhirnya Jaejoong tak peduli lagi biarkan saja, kepalanya sudah cukup pusing menghadapi hal yang terjadi apadanya beberapa hari terakhir ini.
Melihat hal tersebut membuat Junsu sedikit curiga dengan kelakukan Jaejoong, tapi tetap tidak berani bertanya.
Saat ketiganya asik bercanda, tiba-tiba sesuatu yang mengejutkan terjadi digerbang sekolah. Siwon beserta pasukannya sedang mengadakan penggalangan dana untuk korban meteor jatuh Kim Jaejoong.
"apa yang mereka lakukan seperti orang bodoh saja"
"ne.. kau benar Taemin aah"
Junsu dan Taemin tidak habis pikir kenapa mereka tampak bodoh sekali.
Jaejoong yang melihatnya seketika mukanya tampak seperti kepiting rebus saking malunya, dan kemudian berjalan menghampiri Siwon, Akan tetapi Siwon malah semakin menjadi, dengan berteriak menggunakan Toa ia mengatakan Kim Jaejoong yang ada disana, meskipun banyak hal buruk telah terjadi ia tetap melewatinya dengan tegar dan dengan senyum manisnya.
Tapi apa yang dilakuan Siwon malah membuat semua siswa dipagi itu tertawa, membuat Jaejoong sangat malu.
"Siwon! Hentikan sudah cukup, kau membuatku malu" Jaejoong mengingatkan Siwon untuk berhenti melakuykan hal bodoh ini, akan tetapi Sepertinya siwon tetap tidak mau berhenti.
"Kenapa kau harus berhenti Joongie, aku melakukan semua ini untumu"
"aku mengerti tujuanmu, tapi aku malu, a… aku hanya tidak ingin orang-orang terus membicarakanku"
Junsu dan Taemin pun berargumen berdua tanpa memperhatikan Jaejoong yang terus mengomel pada Siwon, bahwa orang-orang akan semakin membicarakan Jaejoong karena Jaejoong ada disana.
Tiba-tiba mereka dibuat terkejut karena seseorang lewat disamping mereka. Jung Yunho. Yah orang yang lewat tersebut adalah Jung Yunho.
Mereka melihat Jung Yunho dengan anggunnya memasuki gerbang sekolah.
"Bisakah kalian minggir, kalian semua menghalangi jalan" Yunho memandang mereka dengan kesal.
Jaejoong menatap Yunho dan terkejut. Siwon yang melihatnya ikut kesal kerena apa yang telah dilakukan Yunho beberapa waktu yang lalu.
"Yunho, apa kau lupa dengan apa yang sudah kau lakukan pada Jaejoong? Kau masih berani menyapa kami?" Siwon menatap Yunho dengan penuh amarah, lalu Yunho balas menatapnya.
"Menyapa kalian? Aku tidak bermaksud menyapa kalian , hanya saja kaian menghalangi jalanku"
"Jung Yunno, apa yang kau lakukan ini telah menyakiti Joongie, kau sudah mempermalukannya kemarin lalu ia baru saja ia terkena musibah"
Jaejoong yang melihat adegan ini secara live, cukup membuatnya kesal dengan apa yang dikatakan Yunho. Ia ingin sekali menghentikan mereka tapi kata-kata yang ingin ia lontarkan tercekat dalam tenggorokan sehingga Jaejoong diam saja.
"Apa ini karena bintang Jatuh?" Yunho menatap Siwon dengan mata musangnya yang terlihat sangat tajam, bisa mengintimidasi siapapun yang menatapnya.
"cih,, kau jangan terlihat bodoh, apa mungkin sebenarnya kau ini bodoh? Tentu bukan itu maksudku?" dengan keberanian yang mati-matian ia kumpulkan, Siwon balik menatap Yunho "tentu saja kau telah menyakiti Joongie, kau telah menolak Joongie dengan cara yang tidak baik. Karena hal itulah banyak kejadian buruk terjadi pada Jaejoongie, apa kau mengerti haah semua ini salahmu Jung Yunho!" Siwon menatap Yunho dengan sangat kesal, ingin rasanya ia memukul Yunho saat ini juga.
"Araesoooo, begitu maksudmu" tentu saja Yunho mengerti hanya saja ia pura-pura bodoh " Kemungkinan material benda langit dari luar angkasa jatuh mengenai manusia adalah satu banding sepuluh juta" Yunho kemudian menatap Jaejoong yang hanya berdiri diam didepannya. " Insiden dengan kemungkinan satu banding sepuluh juta itu karena ulahku?"
"Ten.. tentu saja Jung Yunho" Siwon mengiyakan apa yang dikatakan Yunho barusan.
"Cukup Siwon, kau tambah membuatku malu" Jaejoong berbicara pada Siwon tetapi matanya menatap Yunho dengan marah.
Yunho hanya diam saja balas memandang Jaejoong, sesekali memperlihatkan senyuman remeh pada Jaejoong.
Masih dengan senyum menyebalkanya "Hebat sekali jika memang seperti itu, sayang sekali tetapi aku tidak punya kekuatan sehebat itu" Yunho mengeluarkan dompetnya dan mengabil uang 5000 won, bermaksud memasukannya pada kotak yang dipegang pleh yunho, tetapi ia mengulurkannya ke hadapan jaejoong "Lalu bagaimana jika aku menyumbangkan uang ini untukmu, kau tidak akan protes kan?" Yunho pun tersenyum melihat ekspresi Jaejoong.
Jaejoong memandang Yunho tajam, sungguh Jaejoong benar-benar marah sekarang. Berpikir bahwa apa yang dilakukan Yunho padanya sangat keterlaluan. Siwon juga tampak kesal, ia ingin melakan sesuatu akan tetapi Jaejoong bergerak lebih cepat dari dirinya.
"Kau! Jangan seenaknya memperlakukanku seperti itu!" Jaejoong memegang tangan Yunho erat "dengar aku tidak percaya kenapa bisa aku mengagumi orang sepertimu Jung Yunho"
"Wae? Jadi kau menyesal?"
"Iya! Aku sangat menyesal mengagumi orang sepertimu selama dua tahun!" Jaejoong marah.
"…" Yunho hanya diam menatap Jaejoong dan kemudian berjalan meninggalkan Jaejoong yang masih marah. Namun ia berbalik dan hendak megambil uang lagi.
"Cukup! Aku tidak butuh uangmu, lebih baik aku mati saja dari pada menerima uang dari orang sepertimu!"
"Benarkah? Apa kau yakin?"
"tentu saja, Karena aku punya teman yang selalu bersamaku, aku punya Junsu dan Taemin juga, juga Siwon dan teman-teman yang lainnya, tidak sepertimu Jung Yunho sialan!" Jaejoong meluap-luap sekarang. Kesal bukan main.
Mendengar Jaejoong mengatakan hal itu membuat Siwon bangga pada Jaejoong. Jaejoong terus saja mengomel bahwa ia tidak butuh bantuan Yunho, ia bersumpah.
"Hmmmm" Yunho menatap Jaejoong kemudian tertwa dan berjalan meninggalkan Jaejoong yang masih dengan teriakan mautnya.
Jaejoong merebut Toa Siwon dan berteriak "Jangan kau remehkan kami dai Kelas F! jangan remehkan kami hanya karena kami tidak pintar, Jung!"
Yunho terus berjalan, tidak peduli dengan teriakan Jaejoong. Selanjutnya hal mengejutkan pun terjadi, tak perpikir oleh siapapun. Tiba-tiba Jaejoong melepas sepatunya dan dengan indahnya melempar sepatunya pada Yunho.
"buggggg" sepatu Jaejoong mendarat dipunggung kokoh Yunho dengan sangat elit.
Yunho berbalik "Kauuuu! Apa maksdumu! Pria gilaaa! Berani kau padaku pria jelmaan" Yunho berjalan menuju Jaejoong.
"Mwo? Pria jelmaan apa maksudmu?" Jaejoong maju selankah
Jika dilihat dengan seksama, Yunho juga melakukan hal yang sama.
"Iya kau pria jelmaan, mana mungkin seorang pria mempunyai wajah cantik seperti itu! Cih"
"Memang, aku memang catik memangnya apa urusanya denganmu, kenapa? Aku bersyukur pada Tuhan" Jaejoong menatapnya dengan nyalang tapi senyum bangga menghiasi wajah rupawannya.
Yunho memungut sepatu Jaejoong dan hendak melemparkan kembali pada Jaejoong, mengetahui hal itu Jaejoong siap-siap memasang tameng tapi tiba-tiba sebelum hal buruk semakin manjadi, Yoochun yang merupakan sahabat Yunho mengahampiri Yunho dan mengajak Yuho pegi dari tempat itu.
Jaejoong masih Tegang, ia masih tidak percaya bahwa ia barusan melakukan hal yang tak pernah terpikir olehnya.
"Jaejoongie, sepertinya mulai hari ini kau akan jadi lebih terkenal lagi. Kau adalah satu-satunya orang yang mencoba bertengkar dengan Jung Yunho, melemparnya dengan sepatu! Omg Jaejoongie hahahaa" kata Taemin.
Jaejoong baru sadar dengan apa yang telah ia lakukan "Omooo! Apa yang harus aku lakukan, Junsuie? Taemin aah, eottokeee? " Jaejoong hampir menangis, ia lelah dengan semua ini. Semua hal yang terjadi benar-benar melenceng jauh dari dugaan Jaejoong.
Naughty Kiss love in Seoul : Love and Shooting star
Hoshipeia
Pindahan…
Peristiwa yang terjadi beberapa hari yang lalu cukup membuat Jaejoong lelah, namun lama-lama Jaejoong merasa lebih baik dengan berusaha melupakan kejadian hari itu dan menganggapnya sebagai mimpi buruk.
Hari ini Jaejoong Ijin pulang sekolah lebih cepat, karena harus membatu Ummanya pindahan kerumah sahabat Umma Kim, Heenim Ajhumma. Seperti saat ini ia dan Ummanya telah sampai pada kediaman Heenim yang bisa dibilang mewah.
"Umma, apa ini benar rumahnya? Sangat bagus umma" Jaejoong masih mengagumi rumah sahabat ummanya.
"Tentu saja, Suami Heenim adalah seorang pengusaha besar, Heenim juga seorang designer terkenal, tentu saja mereka orang kaya, apa lagi Hankyung yang merupakan suami Heenim adalah pria yang sangat pintar lulusan dari Columbia University.
"Columbia? Kuliah diluar negeri wah pasti Hankyung Ahjusshi orang yang sangat pintar?"
"Begitulah Joongie, bahkan Heenim juga orang yang cukup cerdas dan popular disekolah saat itu"
"Ne.. Umma apa yang tertulis disitu Ju—" Jaejoong berusaha mengeja apa yang tertulis dipagar rumah mewah itu "Jung Fa-Family?" Ia kemudian menatap Ummanya.
"Itu artinya keluarga Jung, Jaejoongie awalnya nama Heenim juga Kim, tapi setelah ia menikah dengan Hankyung namanya otomatis berubah menjadi Jung"
"Jung?" Jaejoong sedikit terkejut dengan apa yang ia lihat sekarang 'kenapa dari seluruh marga di Korea harus marga Jung' yah meskipun banyak sekali orang korea dengan marga Jung tapi tetap saja hal ini membuat Jaejoong sedikit Khawatir.
"Sudahlah, apa yang kau pikirkan.. "
Mereka berdua akhirnya tiba dihalaman rumah keluarga Jung, dan sambut oleh seorang laki-laki yang bisa dibilang sangat cantik.
"Annaaa!" Omo aku sungguh merindukanmu?"
"Heenim aaah, apa kau tahu aku juga sangat merindukanmu, lihatlah dirimu kau semakin cantik saja sekarang?" Umma Kim memuji laki-laki itu.
Sempat terpikir oleh Jaejoong ia yakin dan lega bahwa orang ini bukanlah Appa Yunho, tentu saja Yunho kan sangat Manly tidak mungkin Appanya seperti ini tapi— bukannya Ummanya tadi memanggilnya Heenim? Lalu berarti orang ini mungkin saja Ummanya? Bukan Appanya? Tapi kan dia laki-laki. Oke memang sekarang sudah banyak laki-laki Mpreg, laki-laki special seperti dirinya.
"Wah.. ini pasti Jaejoongie, aigoo cantik sekali, aku sudah lama ingin punya anak yang manis dan cantik seperti Joongie" Nyonya Jung ini kemudian menghamipri Jaejoong, memeluknya dengan erat.
Jaejoong sangat bersyukur jika Nyonya Jung menyukainya, "Ne.. ahjumma, Joongie juga senang bertemu Ahjumma"
"Mwo? Ahjumma? No no.. kau bisa memanggilku Umma Jung ato Umma Heenim saja, mengerti" Ujar Heenim pada Jaejoong sembari mencubit pipi Jaejoong dengan gemas.
"Ah ne, ahjum— maksudku Umma Jung"
"good, ah karena aku hanya punya 2 anak laki-laki yang sedikit susah diatur seperti Appanya"
"Lalu dimana Hanhkyung?" Umma Kim bertanya karena ia tak melihat Tuan Jung siang itu.
"Bekerja, ia selalu seperti itu maafkan aku, dia akan menyambut kalian nanti sepulang kerja"
"Tapi dia tdak keberatan kan?"
"Anna ya~ tentu saja tidak, ia cukup senang karena ada Joongie, dia sangat menyukai Joongie"
"menyukaiku? Tapi kita belum pernah bertemu Umma Jung"
"Benar, tapi dia sudah tahu tentangmu dari ku Jjanggggggggg! Kau benar-benar lebih cantik dari yang ada di Photo" Heechul menunjukkan beberapa photo hasil jepretannya kemarin, selama seminggu ia beralih profesi sebagai paparazi. Heechul adalah nama asli dari Heenim.
"Jadi Umma Jung orang aneh saat itu"
"Joongie, kau ini tidak sopan!"
"Mianhae"
"Sudah-sudah ayo masuk saja, biar pak Lee yang membantu kalian membawa barang kalian masuk" Heenim Umma menuruh Jaejoong dan Ummanya masuk. Didalam rumah mereka kemudian disambut oleh anak bungsu keluarga Jung yang sedang dalam dunianya sendiri.
Putra bungsu keluarga Jung tersebut menoleh saat mendengar seseorang maksudnya beberapa orang memasuki rumahnya, tapi yang dilakukan bocah berusia 9 Tahun itu adalah hanya menatapnya dan kemudian melanjutkan aktivitasnya yaitu bermain game keluaran terbaru sembari memakan cemilan.
"Minnie~ kemari nak, aigoo anak ini tidak sopan sekali ada tamu kau harus memberi salam" tegur Heenim umma ada anak bungsunya.
"Ne Umma" Bocah manis itu berdiri dan berjalan menghampiri Umma Kim.
"Anyeong Haseo Jung CHangmin imnida, kelas 5 SD"
"Anyeong Changminnie.. Jaejoongie eo" Jaejoong membalas perkenalan Changmin dengan memperkenalkan dirinya, akan tetapi apa yang dilakukan Changmin padanya. Hanya menatamnya dengan wajah datar.
"Changminnie sudah besar ya, dia tumbuh menjadi anak yang pintar dan tampan sekali"
Changmin hanya tersenyum menatap Umma Kim, namun tidak pada Jaejoong. Jaejoong khawatir karena sepertinya Changmin tidak menyukainya. Bocah 9 tahun itu terlihat ramah pada Ummanya tapi tidak pada Jaejoong.
"Cih.. apa yang dia lakukan" Changmin akhirnya pergi meninggalkan mereka dan melajutkan main game diruang tengah.
Mereka berempat berada diruang keluarga, semuanya duduk disofa minus Changmin yang mendelosor dilantai asik bermain game. Sedang yang lain berbincang-bincang dan memakan cemilan. Mereka membicarakan bagaimana pertemanan Umma Kim dan Heenim kalai itu, mulai dari susah sampai senang, mulai dari yang tidak punya apa-apa sampai menjadi sukses seperti sekarang ini. Jaejoong hanya memperhatikan mereka berdua yang sedang reunian.
"Jaejoongie, anggaplah rumah ini seperti rumahmu sendiri, jangan sungkan ayo makan lagi kuenya, Umma menyiapkan semua ini khusus buatmu"
"Gomawo Umma Jung"
"Wae yo Umma?" Jaejoong heran karena Umma Jung terus memandanginya.
"Tidak.. bukan apa-apa hanya saja, rasanya pertemuan kita hari ini seperti takdir" Umma Jung memandang Jaejoong dengan sayang. Mata belonya tak berhenti menatap Jaejoong dengan tajam. Jaejoong sedikit bingung dengan apa yang Umma Jung maksud.
Semua orang asik melanjutkan aktivitas mereka diiringi oleh suara kesal dan teriakan Changmin yang asik bermain game, sesekali Umma Jung menegurnya agar tidak berisik. Bocah genius itu tetapi tidak peduli dan terus berteriak karena kesal. Tanpa mereka sadar pintu rumah keuarga Jung terbuka, seseorang masuk kedalam.
"Aa.. sepertinya Hyungmu sudah pulang Changmin"
Jaejoong bingung, 'Hyung?' memiringkan kepalanya Nampak berpikir tapi ia tak mempedulikannya lagi dan mengambil kue dimeja. Tapi saat ia menghadap pada seseorang yang Umma Jung panggil dengan sebutan Hyung. Jaejoong seperti melihat hantu. Apa yang ia cemaskan menjadi kenyataan.
"ANDWEEEEEEEE! AAAAAKKKKK!" Jaejoong berteriak sekuat tenaga saat melihat seseorang yang kini berdiri dihadapannya.
Yunho, laki-laki tersebut adaah Jung Yunho. Satu-satunya orang yang membuatnya dalam masalah akhir-akhir ini. Kini berdiri kokoh didepannya. Aww Yunho kini mengenakan kemeja putih dengan bawahan celana skinny jenas berwarna hitam, sangat tampan itu lah yang ada pada pikiran Jaejoong kini. Tapi tak mempedulikan Jaejoong yang menatapnya, Yunho memperkenalkan diri pada Umma Kim.
"Anyeong Haseo Ahjumma, Jung Yunho Imnida, senang bertemu dengan Anda, maafkan saya terlambat meperkenalkan diri" Yunho mengenganggukkan kepalanya dengan sopan.
"Hyung! " melihat kakaknya pulang Changmin langsung menghambur kepelukan Hyungnya "Hyung? Hehehehe" Changmin nyengir menatap Yunho dengan puppy eyesnya. Yunho tahu apa yang dipikirkan adiknya saat ini. "Aigoo Minnie memang tak pernah lupa ya, ini jangan terburu-buru makannya" yunho memberikan Changmin sekantong plastik buah jeruk, Minnie sangat menyukai Jeruk.
Chnagmin kemudian duduk disamping Ummanya, rupanya bocah jenius itu sudah lupa dengan gamenya , cepat-cepat ia membuka kantong plastik kemudian dengan cepat ia memakannya, hah dasar bocah padahal Yunho tadi sudah memperingatkan untuk tidak memakannya buru-buru.
Jaejoong masih menatap Yunho namun Yunho tak memperdulikannya. Ia kemudian mengambil tempat duduk disebelah Changmin.
"Bukankah kalian berdua ini sebenarnya satu sekolah, benarkan Yunho? Joongie? " Heechul bersemangat sekali membicarakn soal Yunho dan Jaejoong "Mungkin mereka berdua sudah saling mengenal"
Umma Kim menyenggol Jaejoong yang masih terdiam "Joongie, apa yang kau lakukan cepat beri salam pada Yunho " Jaejoong hanya menolehkan kepalanya ke kanan dan kiri, menatap Ummanya dan menatap Yunho bergantian tak lupa mata rusa betinanya memandang Heechul.
Jaejoong sedang berpikir bagaimana mungkin ini bisa terjadi, ia sangat mengharapkan keajaiban tapi kenapa Yunho? Disisi lain mungkin ia senang bisa tinggal bersama Yunho dalam satu atap, tetapi ingatkanh dengan ucapan Jaejoong beberaap hari yang lalu? Demi apapun ia bersumpah lebih baik ia mati daripada menerima sumbangan dari Yunho tapi sekarang? Ia dan Ummanya harus tinggal dengan keluarga ini, mau ditaruh dimana mukamu Kim Jaejoong yang cantik.
Jika Jaejoong tidak memikirkan Ummanya saat ini, maka pria rupawan itu akan meilih tinggal dijalan atau bisa tidur di stasiun, tapi tidak harus memikirkan Ummanya. Jaejoong tak mau hanya karena keegoisannya sang Umma juga harus menderita.
Jaejoong berdiri didepan Yunho mengamati perawakan Yunho dengan serius, "Tunggu.. Umma saat ini aku sedang berpikir keras, ba-bagaimana mungkin Jung Yunho ini putra dari Heenim Ahjumma, sangat berbeda"
"Ya! Apa yang kau bicarakan, tidak sopan sekali" Umma Kim menjitak kepala Jaejoong.
"Hahahahahaha, kau manis sekali Jaejoong" Heechul pun dibuat perutnya sakit oleh Jaejoong karena pernyataan Jaejoong yang sungguh diluar dugaanya " Tentu saja, kedua putraku memang mirip Appanya, karena itulah terlihat cool dan tampan" Heechul masih dengan tertawanya.
Setelah Umma Jung berhenti tertawa, ruang tengah cukup tenang saat ini, Yunho yang hanya duduk diam saja tanpa memandang Jaejoong sama sekali, sedangkan Jaejoong yang masih asik melahap kue-kue yang ada dimeja. Heechul kini sedang memasak air didapur untuk membuat teh.
Jaejoong dengan doe eyesnya masih menatap Yunho, namun Yunho sama sekali tidak tertarik menatap jaejoong balik, melirik pun tidak.
"Teh untukmu Yunho" Heechul memberikan secangkir teh untuk Yunho , kemudian berjalan menuju Changmin yang masih asik dengan jeruknya "Minnie.. jangan makan terlalu banyak, kau bisa sakit perut" Heechul memperingatkan Changmin sebelum bocah manis itu jatuh sakit "susu untukmu, kau harus menghabiskannya"
"Gomawo umma, aku tidak akan sakit Umma, semua penyakit takut pada Minnie" Changmin langsung meneguk habis susu tersebut.
"Joongie, aku sangat senang jika kau sudah mengenal Yunho, apa jangan-jangan kalian berdua satu kelas" Heechul bertanya dengan antusias.
"Hahahaha… "
"apa yang kau tertawakan? " Yunho melirik Jaejoong dan meminum tehnya "Kelas kami agak jauh umma, tapi baru-baru ini kita berkenalan dengan cara yang tak terpikir olehku, ne Jaejoong sshi?"
Jaejoong menatap Yunho dengan tertawa pahit "Mungkin iya, benar hahahaha"
"Joongie, kau harus memahami Yunho, dia memang berbeda dari anak yang lainnya bisa dibilang dia adalah anak yang unik, kuharap kau bisa berteman baik dengannya ne Joongie"
"Ne Ahjumma"
"Ya! Kau kenapa memanggilku Ahjumma lagi, kau harus memanggilku Umma Jung, tidak ada penolakan"
"Arasho Um-" Jaejoong menatap Yunho sedikit takut "Umma Jung"
'berteman dengan orang seperti Yunho, Ya Tuhan kenapa dari banyaknya rumah aku harus tinggal dirumah ini bersama Yunho dan berteman dengannya? Aku sih tidak masalah tapi Yunho? Rasanya tidak mungkin'
Jaejoong pun hanya senyum-senyum menatap Heechul yang tersenyum setan saat ini. Entahlah apa yang sedang dipikirkan oleh ibu dua anak tersebut, yah mungkin sekarang atau secepatnya bisa menjadi 3 plus Jaejoong. Yah mungkin Jaejoong bisa menjadi menantunya, Heechul sangat berharap sekali, karena ia telah jatuh cinta pada Jaejoong saat pandangan pertama.
Changmin tiba-tiba berdiri disamping Jaejoong saat ini, menatap Jaejoong dengan senyum evilnya.
"Jaejoong hyung?" Changmin menatap Jaejoong dengan puppy eyesnya.
"wae yo Minnie?"
"Aku ingin menyelesaikan tugas sekolahku hari ini, tapi ada salah satu huruf hanja yang tidak bisa kubaca, apa kau bisa membantuku membacanya?"
"araso.. sini coba kulihat"
"Itu.. ini mudah sekali hahahha" Jaejoong sebenarnya tidak yakin dengan kemampuannya, tapi dia tetap optimis dan mencoba untuk membacanya "Ini harusnya dibaca kelinci melompat-lompat"
"Mwoooo! Hahahaha yang benar saja" Changmin tertawa kencang disusul dengan Yunho yang ikut tetawa.
Jaejoong masih bingung memandang Changmin dan Yunho yang kini sedang tertawa bersama, matanya berkedip imut tanganya masih berpose seperti kelinci.
"ternyata kau sungguh bodoh Kim Jaejoong, sebenarnya aku hanya mengetesmu saja"
"benar sepetinya bodohmu itu benar-benar nyata"
"Mwoo! Kalian berdua" Jaejoong dibuat kesal bukan main oleh bocah setan itu, sekarang Yunho malah ikutan mengejeknya. Rasanya ingin pergi—entah kemana pokoknya pergi kesuatu tempat jauh dari dua orang setan ini. Jaejoong kemudian menatap Ummanya ingin meminta bantuan, seenggaknya Ummanya bisa mengatakan sesuatu tapi apa yang ia lihat sekarang adalah sang Umma sedang memandangi patung ornament yang ada disebelahnya.
Melihat Jaejoong merasa terpojokkan Heechul jadi tegak tega pada pria cantik ini "Minnie~ kau tidak boleh seperti itu cepat minta maaf"
"Shiro umma! Shiro! Aku tidak suka dia"
"Minnie!"
Changmin pun berlari pergi dari ruang tengah, namun masih sempat ia mengejek Jaejoong sebelum benar-benar menghilang.
Melihat hal yang barusan terjadi Umma Jung , Heechul meminta maaf atas perlakukan Changmin dan memarahi Yunho karena tidak seharusnya Yunho melakukan hal itu pada Jaejoong.
"Mianhae Umma" Yunho menoleh kearah samping. Masih tetawa.
"Joongie maafkan Minnie jangan diambil hati ne, mungkin dia memang malu, sangat jarang sekali dia bertemu dengan orang yang manis dan cantik seperti mu Jaejoongie"
"gwenchana Umma Jung, aku yang salah seharusnya aku bisa membacanya"
"Sudah, sekarang ayo kekamarmu, akan kutunjukkan hasil designku" Heechul mengajak Jaejoong menuju kamar barunya, saat hampir mencapai tanga Heechul berhenti, lalu berbalik dan menatap Yunho.
"wae umma?"
"Apa yang kau lakukan disitu cepat kau bantu Jaejoong memindahkan barang-barangnya keatas"
"Aku?" Yunho menunjuk dirinya sendiri.
"Iya kau Jung Yunho, mana mungkin umma menyuruh Changmin!"
Saat sampai dilantai dua tepatnya didepan sebuah kamar, Heechul membuka pintu kamar berhisakan papan nama yang tertulis "Kim Jaejoong"
"Umma Jung~ ini semua untuk Joongie?"
"Iya joongie , kau suka?"
"…."
"Jaejoongie?" heechul sedikit heran dengan Jaejoong , karena ia tak merespon, takut jika apa yang ia berikan bisa mengecewakan Jaejoong.
"Umma, gomawo~ ini semua terlalu mewah buat Joongie, ada TV, meja belajar yang bagus, lemari pakaian yang besar beserta isinya dan juga banyak sekali boneka Hello Kitty dan gajah"
"Senangnya, aku sempat cemas jika kau tidak menyukainya, Umma memang sengaja membeli banyak boneka Gajah dan Hello Kitty untukmu Joongie"
"Jinjja? Bagaimana Umma bisa tahu Joongie suka Hello Kitty dan Gajah?"
"Rahasia, sudah yang penting kau senang Joongie"
"sekali lagi Gomawo umma Jung"
Jaejoong memeluk Heechul dengan erat, Jujur ia tak pernah mendapatkan barang-barang yang ia dampakan saat ini, bukannya Umma Kim tak mau membelikannya, jika Jaejoong minta pasti Umma Kim membelikannya untuk dirinya, tapi Jaejoong bukanlah anak yang kurang ajar, ia cukup paham dengan keadaan ummnya yang terus bekerja keras. Sehingga Jaejoong hanya meminta pada Ummanya jika memang benar-benar penting atau Jaejoong bisa menabung dari uang sakunya. Ia senang sekali saat ini. Berharap jika tinggal dirumah ini, ia bisa mendapatkan kasih sayang dari orang-orang yang tinggal disini. Ummanya sendiri, Umma Jung Appa Jung dan juga Yunho ia tak berharap banyak untuk yang satu ini dan jangan lupakan si bocah evil Jung Changmin. Tapi ia tetap bersyukur dengan apa yang telah ia dapatkan saat ini.
"Joongie aku sudah menunggu hari ini sejak lama, kita bedua bisa pergi shopping dan membeli barang-barang cantik, bagaimana kau mau?"
"Nde~ umma, Joongie dengan senang hati akan menemani Umma Jung kemana pun Umma ingin Shopping"
"Joongie aku menyanyangimu, kau benar-benar cantik dan manis senangnya bisa punya putra sepertimu, tidak seperti Yunho yang hanya menghabiskan waktunya ditempat tidur hanya membaca buku"
"Ne Umma jangan khawatir Joongie akan menemani Umma"
Heechul mengenggam tangan Jaejoong erat, "Tentu saja, kau adalah anak Umma mulai sekatang, aku juga sangat berharap jika hal yang kuinginkan bisa terkabul"
"Hal yang Umma inginkan?"
"ah.. lupakan kau juga akan tahu nanti kekekekeke" Lagi-lagi Heechul merencanakan sesuatu.
Yunho masuk kedalam kamar Jaejoong membwa barang-barang milik Jaejoong dan kemudian mengempaskannya ke lantai. Heechul dan Jaejoong menatap Yunho bersamaan.
Yunho menyandarkan dirinya pada daun pintu, laki-laki tampan ini hanya memandangi Jaejoong.
Hmmm wae yo Jung? Kau mulai tertarik dengan Jaejoong kekekekee /plaak abaikan authornya
'Yah mungkin, dia cukup menarik memang. Cantik, rasanya aku tidak asing dengan rupa laki-laki ini memang, seperti aku bertemu disuatu tempat tapi—' Yunho berkata dalam hati. Tapi segera ia menepis pikiran aneh ini.
"Kamar ini sebelumnya adalah kamar Changmin, aku sangat berterima kasih padamu, karena ulahmu meja belajar serta barang-barang Changmin dipindahkan ke kamarku"
"….." Jaejoong tak menjawab apapun hanya menatap Yunho.
"Karena ulahmu kamarku jadi penuh dan berantakan"
"Yunho!" heechul sedikit meninggikan suaranya pada Yunho, sungguh putranya yang satu ini benar-benar tidak bisa diajak bersenang-senang.
"Umma Jung, gwenchana sepertinya Joongie paham kenapa Changmin begitu membencinya, itu- itu karena aku mengambil kamarnya" Jaejoong merasa tidak enak dengan Changmin.
"No! kau tak perlu kawatir, sudahlah Joogie kau anak Umma juga sekarang, jadi anggaplah rumah ini seperti rumahmu sendiri arachi?"
"Gomawo yo Umma Jung, jeongmal gomawo"
"Yunho, kau bantu Jaejoong!"
"Ha? Kenapa harus aku lagi?"
Mendapatkan protes dari Yunho, Heechul memberi tatapan maut pada Yunho, berani kau membatah Ummamu, begitulah mungkin apa yang dikatakan oleh mata Heechul apabila mata itu bisa bicara. Apa boleh buat setelah Heechul meninggalkan mereka berdua saja, hanya ada Yunho dan Jaejoong. Yunho memulai pembicaran lebih dulu.
"Umma.. selalu seperti itu, baiklah apa yang perlu kubantu?" Yunho mulai mengangkat salah satu koper serta tas tenteng milik Jaejoong dan hendak membukanya, akan tetapi Jaejoong menahannya.
"tidak perlu aku bisa melakukannya sendiri, singkirkan tanganmu dari barang-barangku Jung" Jaejoong menarik tas yang dipegang oleh yunho saat ini.
Tas yang ditarik oleh Jaejoong kemudian terjatuh, hal itu menyebabkan semua yang ada dalam tas tersebut jatuh berserakan dilantai. Dan surat cinta Jaejoong kala itu terpampang jelas dilantai. Cepat-cepat Jaejoong memungutnya.
"benar, aku tidak punya alasan untuk membantumu, hanya Umma saja tadi yang menyuruhku, jika bukan karena Umma aku tak sudi membantumu Kim!"
Yunho meninggalkan Jaejoong membereskan barang-barangnya sendirian. Sesampainya diambang pintu ia mengatakan sesuatu pada Jaejoong.
"Aku tidak peduli dengan apa yang kau lakukan dirumahku, kau juga boleh tinggal disini sesuka hatimu, tapi aku peringatkan jangan sekalipun kau menganggu hidupku!" Yunho kemudian meninggalkan Jaejoong dikamar itu. Tak lama setelah Yunho pergi muncullah si bocah evil.
"Kim Jaejoong bodoh! weeek…." Changmin menjulurkan lidahnya lalu kabur sebelum Jaejoong mengatakan sesuatu.
"Kakak dan adik sama saja, eottokeee apa aku bisa bertahan dengan semua ini?"
Jaejoong masih terpaku, otaknya masih mencerna dengan apa yang terjadi lalu ia mulai berfikir
'Kemungkinan terkena bintang jatuh itu satu banding sepuluh juta. Berapa juta perbandingan seseorang berakhir tinggal di rumah laki-laki yang menolaknya. Apakah ini awal dari sesuatu yang spesial?' quote : Itazura Na kiss love in tokyo.
Next day.
Pagi harinya Jaejoong sudah bersiap untuk berangkat kesekolah. Sebelum ia turun ke lantai satu, ia menyempatkan diri untuk mengendap-endap dan menguping dari liuar kamar Yunho dan Jaejoong.
"Tidak ada suara apapun"
Setelah ia pastikan tidak mendengar apapun dari kamar tersebut. Jaejoong lega dan segera turun kebawah untuk sarapan dengan masih mengendap-endap. Aku tak habis pikir apa yang dilakukan Pria rupawan ini sebenarnya ^^v
Sarapan pagi dikeluarga Jung. Umma Jung dan Umma Kim sedang menyiapkan sarapan. Appa Jung sedang duduk di ujung mengecek sesuatu pada Phonecell pintarnya. Untuk pertama kalinya Jaejoong bertemu dengan Tuan Jung pagi ini, dan benar saja Tuan Jung sangat tampan seperti Yunho, Jaejoong yakin ketika masih muda pasti tuan Jung sangat mirip dengan Yunho. Tegas dingin dan arrogant.
Merasa ditatap oleh Jaejoong, tuan Jung kemdian memandang Jaejoong sembari tersenyum.
"Selamat pagi Jaejoongie, maaf baru bisa bertemu denganmu pagi ini, semalam kau sudah tidur saat aku pulang kerumah" Ujar Tuan Jung sembari tersenyum. Berbeda sekali dengan putranya, tuan Jung ternyata sangatlah ramah.
"Selamat pagi tuan Jung, gwenchana Kim Jaejoong imnida" Jaejoong berdiri memperkenalkan diri, ia kemudian membungkukan banadanya.
"Joongie tidak apa, duduklah kau harus sarapan"
"Ne.. tuan Jung"
"Kenapa kau memanggilku tuan Jung, panggil saja Appa seperti kau memanggil chullie dengan sebutan Umma, anggap saja ini rumahmu sendiri dan kita ini keluarga"
"ne.. Ap-appa Jung"
"Aigoo.. joongie benar-benar manis, kau sungguh beruntung punya puttra cantik seperti Jaejoongie Jae An"
"Gomawo yo Hankyung ah"
Jaejoong membiakan Ummanya dan Pasangan Jung ini mengobrol entahlah urusan orang dewasa pikirnya. Jaejoong menggigit rotinya, doe eyesnya melihat kearah Yunho yang membaca koran English. Yang Jaejoong lakukan hanya lah makan dengan menatap Yunho, meskipun ia membencinya bukan main kemarin, hari ini ia merasa senang bisa sarapan dengan Yunho dan si bocah evil yang saat ini menatapnya dengan tatapan Innocentnya, sungguh jika diam Changmin terlihat seperti bocah menggemaskan dan sangat manis, tapi jika sudah membuka mulutnya entahlah julukan yang sebelumnya sempat Jaejoong sandangkan padanya lenyap tertelan tartarus.
Setiap hari, mulai hari ini sampai hari yang tidak bisa ditentukan, Jaejoong bisa sarapan dengan Yunho. Yunho dengan cool memakan roti beserta minum teh. Saking terpananya ia menatap Yunho, Jaejoong mengikuti Yunho meminum teh tanpa menyadari jika tehnya masih sangat panas, cherry lipsnya Nampak melepuh, menggoda lebih tepatnya.
"Kau bodoh Kim Jaejoong" Untuk kesekian kalinya Changmin mengenjeknya lagi.
Yunho terlihat melipat koran yang sebelumnya ia baca tadi, dan memutuskan untuk pergi kesekolah duluan, disusul oleh Changmin yang selalu mengikuti apa yang dilakukan Hyungnya.
"Umma , Appa, dan Ahjumma Kim aku berangkat sekolah dulu" Yunho berpamitan pada semuanya dan mengajak Changmin.
"Minnie! Kau tinggal dulu, habiskan susumu?"
"Tapi Umma, aku ingin berangkat bareng Hyung.."
"No! kau duduk lagi habiskan susumu, Umma yang akan mengantarkanmu kesekolah, Hyungmu bisa pergi bersama Jaejoong, ne Jaejoongie?"
"Ha? A-aku?"
"Ya, tunggu apa lagi cepat susul Yunho! Ppali waa!"
"Baiklah" Jaejoong membelah rotinya yang tidak ia olesi dengan selei " Umma, umma habiskan sisanya, aku pegi dulu" Jaejoong berlari menyusul Yunho, namun setengah perjalanan menuju pintu ia berbalik dan berlari lagi menuju ruang makan, hal yang dilakukan Jaejoong menimbulkan rasa heran bagi yang lainnya termasuk Changmin.
"Hoe, kenapa kau kembali bodoh!"
Jaejoong tidak menjawab pertanyaan Changmin dan langsung menyambar susunya, meminumnya hingga habis kemudian pergi begitu saja.
"Aku pergi dulu Umma, Umma Jung, appa Jung! Dan Minnnie Bye bye" dan Jaejoong pun berlari mengejar Yunho yang entah sudah sampai mana sekarang.
Jaejoong keluar dari rumah dan mencari sosok Yunho, namun ia tak menemukannya.
"aish Jung Yunho kenapa cepat sekali mengilang" Jaejoong sedikit berlari untuk mengejar Yunho yang sekarang ini mungkin belum terlalu jauh, mengingat ia hanya berjalan kaki. Saat ia belok ditikungan pertama dengan segera ia menemukan Yunho. Laki-laki mata musang itu berjalan terlalu cepat hingga Jaejoong harus berlari agar bisa mengejarnya.
Saat mereka sudah berjalan secara berjajar, Jaejoong cukup menikmati moment ini. Tetapi… sepertinya tidak untuk namja musang yang sungguh tampan ini.
"Kau?" Yunho menoleh kearah Jaejoong "Bisakah kau, berjalan menjauh dariku Kim!?"
"Kenapa? Aku hanya ingin berangkat bareng dengamu?"
Yunho terus berjalan tanpa menoleh pada Jaejoong lagi. Meninggalkan Jaejoong yang masih diam dengan kedipan mata imutnya.
"Aku tidak mau berjalan dengan orang yang berantakan, lihatlah baju dan mukamu penuh dengan remah roti"
"Haa?" Jaejoong menganga, dan segera Ia mengambil cermin hello kitty dari dalam tasnya kemudian merapikan menampilannya, membersihkan wajahnya dan menata rambutnya.
Setelah semuanya sudah rapi, Jaejoong berjalan dengan lucunya mengejar Yunho kembali, akan tetapi sebelum sempat ia mengampiri Yunho. Laki-laki tampan itu menghentikan langkahnya.
"bisa tidak untuk tidak mengikutiku, dan jika memang kau ingin berangkat bersama kesekolah, kau harus berjalan 2 meter dibelakangku?"
"wae yo? Aku kan han—"
"Sudah lakukan saja, aku tidak mau lagi terlibat rumoh tidak berguna disekolah. Aku benci orang bodoh"
"….." Jaejoong hanya diam menatap Yunho dengan kesal, ia mengepalkan tangganya erat.
"Dan satu lagi, kau tidak boleh memberi tahu seiapapun jika kau tinggal bersamaku, seperti yang kukatakan kemarin, kau boleh tinggal tapi jangan sekalipun kau menganggu hidupku" Yunho pun berjalan lagi meninggalkan Jaejoong yang sudah berapi-api sekarang. Megepalkan tanganya dengan erat.
"Kau tidak perlu sejahat itu Jung!"
Yunho tidak mendengarkan apa yang dikatakan Jaejoong dan melanjutkan perjalannya.
Jaejoong cukup tersinggung dengan yang dikatakan Yunho barusan. Ia menatap kepergian Yunho dengan penuh dendam.
"awas saja kau Jung, aku akan membalasmu suatu hari nanti" Jaejoong menggembungkan pipinya lucu dan menghentakkan kakinya.
'rasanya aku tak percaya bisa jatuh cinta pada laki-laki seperti itu selama dua tahun! Aku berjanji akan membuatnya merasa bersalah dengan apa yang dia katakan padaku! Lihat saja kau Jung Yunho alien sialan!'
Naughty Kiss Love in Seoul Chapter 1 : Love and Shooting star –End—
To be continued to next chappyy ^^
Fuuh, im so sorry kalau banyak typo dan banyak susuan kalimat yang kurang tepat..
Dan sungguh minta maaf jika tak sebagus versi aslinya ^^ happy reading~ mohon berikan reviewnya untuk perbaikan chapter kedepannya.
Kritik dan saran sangat diharapkan.. *Bowww
13 April 2015
Hoshipeia
