This is my first story. Hehe ... Konnichiwa! I'm Ichigo, but actually my real name is Sabrina. I'm from Indonesia. Because this is my first story, so, if there is wrong, I apologize profusely. Arigatoo.

Actually I want to make a sad story, but I'm afraid that even crying. So, I will make a horror story, because it's my hobby.

Happy reading! Don't forget to review, okay? Doomo arigatoo gozaimasu!


~Prolog~


Namaku Boboiboy, dan ... ya, kalian sudah tahu kalau aku ini memiliki kekuatan super yang berbeda dari lainnya. Aku memiliki kekuatan menguasai 5 elemen, yakni Gempa, Taufan, Halilintar, Api, dan Air. Kekuatan ini adalah pemberian Ochobot, sebuah robot ciptaan Adu Du, sekaligus sahabat terbaikku.

Aku mempunyai 4 sahabat yang satu kelas denganku, kelas 5 Jujur. Mereka adalah Yaya, Ying, Gopal, dan Fang. Keempat sahabatku itu juga memiliki kekuatan super, Yaya manipulasi gravitasi, Ying manipulasi waktu, Gopal manipulasi molekul, dan Fang manipulasi bayangan. Kami berlima pun menjadi sahabat yang sama-sama memiliki kekuatan super. Hehehe, terbaik!


"Fang, kau mau mengajakku ke mana?" Aku berlari tergesa-gesa mengikuti Fang yang berlari mengajakku entah ke mana.

"Sudahlah, ikut saja! Pasti menyenangkan, kok!" Sepertinya Fang tidak membaca isi pikiranku yang kini terasa gundah karena gelisah.

Gelap, aku mengikuti Fang yang pergi ke sebuah hutan. Entah dia ingin pergi ke mana, tetapi aku merasa ada yang ganjil, dan terasa seperti ... mistis. Apa ini? Kenapa aku malah memikirkan hal itu? Sudahlah, lupakan saja. Sekarang aku harus mencari Fang yang pergi menghilang dari hadapanku.

Aku terus berlari, berlari, dan berlari tanpa tahu arah sambil memanggil-manggil nama Fang. Pria berkacamata dan berambut hitam keunguan itu tetap tidak menampakkan dirinya di hadapanku. Aku mulai panik, dan terus berlari hingga menemukan seorang pria dengan seragam SD Pulau Rintis dan jaket ungu yang diikat di pinggangnya layaknya sabuk berdiri di depan sebuah rumah kosong tak berpenghuni. Pria tersebut membalikkan badannya menghadap ke arahku. Sudah kuduga, itu Fang.

"Fang!" seruku sambil berlari memeluknya erat. "Kukira kamu menghilang begitu saja. Aku sangat panik, lho!"

"Bo, Boboiboy ... tolong jangan peluk aku! Sa, sakit!" keluh Fang, membuat aku terkejut dan melepaskan pelukanku.

"Oh, maaf! Aku ... aku hanya ... i, ingin memastikan kalau kau ... benar-benar di sini." Aduh! Kenapa aku malah bingung dengan jawabanku ini?

"Sudahlah, tidak apa-apa, kok. Aku juga panik sewaktu kamu tidak ada, makanya aku memilih diam sampai kamu kembali."

"Syukurlah ..."

Pandanganku beralih ke rumah kosong yang berada di depan kami. "Jadi itu rumahnya?" tanyaku.

Fang menoleh ke rumah kosong tersebut. Senyum merekah terlihat di wajahnya. "Ya, rumah yang sering aku kunjungi sejak kecil. Kau tahu? Rumah ini sudah berumur lebih dari 100 tahun, lho! Tetapi bagiku ini seperti rumah sendiri, walaupun letaknya sangat asing. Di tengah hutan tepatnya. Dulu aku senang merawat rumah ini, entah apakah kini masih terawat atau tidak, aku ingin melihatnya," jelasnya riang. "Masuk, yuk!"

Aku mengangguk. Kami berdua pun masuk bersama menuju ke dalam rumah kosong itu. Semenjak aku berada di sana cukup lama, perasaanku tidak enak. Seperti ada yang mengintai kami dari jauh. Tetapi aku tidak tahu, siapa yang mengintai kami. Yang jelas, hari ini aku merasa ada hal mistis di sekitar kami berdua.

Perasaan ini tetap tidak hilang, dan aku mulai ketakutan.


-Next Chapter-

"Fang, kau ada di mana? Tolong jangan tinggalkan aku! FANG!"

Aku menemukan jasad Fang yang terkapar di lantai. Mengenaskan! Fang pingsan dengan keadaan terluka parah pada bagian dada kirinya dan perutnya. Darah di seragam Fang membuatku merinding dan tersungkur di lantai. Apa yang sebenarnya terjadi?

"Fang? Fang? Fang, bangun! Jangan tinggalkan aku! Tolong kembalilah! FANG! KUMOHON, KEMBALILAH! FAAANNNGGGGG!"


Hosh! Done for the prologue.

I think I'm going to faint when typing this story. From earlier I was limp and almost run out of ideas to make a horror story. Ouh! Thanks God!

Thank you for everything! And most importantly, please the review! Arigatoo gozaimasu!