Last Memories
*CHAPTER 1*
Ino's POV
"Kuk,, Kuk,,Kuk..."Ah, suara burung hantu itu selalu saja mengganggu mimpiku. Beberapa hari ini selalu mimpi yang sama, terjaga juga dengan alasan yang sama. Aku tiba-tiba berada di padang bunga yang luas, yang rasanya sudah pernah kudatangi. Entahlah, kepalaku selalu sakit ketika berusaha mengingatnya.
Amnesia sial! Yang dapat kulihat adalah di padang seluas itu ada sesosok laki-laki yang berlari menjauh dariku, ketika ia berbalik ia meneriakkan namaku, "Ino-chaaan~!". Sayangnya wajah yang kulihat samar-samar, ketika aku mendekat hendak mengahampirinya selalu saja aku seperti terjatuh, dan suara laki-laki itu! Suaranya berubah menjadi... "Kuk,, Kuk,,Kuk..."
"Ne, ne Ryushii! Aku sudah bangun. Dasar cerewet!" Ah ya! Aku juga sudah –dengan seenaknya– memberi nama pada burung yang sejak seminggu lalu itu membangunkanku untuk pertama kalinya dan anehya selalu berada di beranda kamarku sejak itu.
Normal POV
"Kyaaaaaa! Okaachaan! Aku terlambat! Deiiii? Yamanaka Deidaraaaa? Kau dimana?" Yamanaka Ino, 17 tahun, pelajar kelas 3G KHS (Konoha High School), keahlian segala macam hal tentang bunga, kelemahan pelupa.
"OII! Berisik! Tentu saja aku di dapur! Dan kuingatkan padamu yah! Namaku di rumah ini adalah Deidara! Cukup Deidara! Mengerti tidak? Lagipula kau harusnya memanggilku Niisan! Mana sopan santunmu Ino Yamanaka?" Deidara a.k.a Yamanaka Deidara (setelah diangkat oleh keluarga Yamanaka), 25 tahun, novelis shoujou, keahlian menyamar, kelemahan sister complex.
"Aku mencarimu dan kau malah mencari sopan santunku? Kalau begitu kau cari saja dulu sendiri, Dei!" teriak Ino yang sudah berada di pintu depan.
"Aku berangkat dulu! Ittekimassu!" Ino sudah membuka pintu masuk ketika Deidara menarik tangannya hingga tubuh Ino ikut berhadapan dengan Deidara, punggung Ino tersandar pada pintu yang tertutup kembali akibat tangan Deidara yang terletak di samping kedua lengannya. Ya! Deidara mengurungnya.
"Kyaaa! D-Deii? A..Apa yang k..kau lakukan?" Deidara tidak menjawabnya,, dia memandang mata aquamarine milik adik–tiri–nya itu. Dia lalu mendekatkan wajahnya ke wajah sang adik yang tingginya cuma sebatas telinganya saja.
Ketika Ino sudah dapat merasakan aroma mint yang dia sukai dari kakaknya itu mendekat, Ino hanya bisa menutup matanya. Melihat reaksi yang seperti itu, Deidarapun menyeringai dan mendekatkan bibirnya ke telinga sang adik.
"Sebelum berangkat berbicaralah padaku atau setidaknya bercerminlah. Kau mau ditertawakan temantemanmu karena rambut singamu itu?" Ino bergidik, dapat dirasakannya nafas kakaknya itu tepat disamping telinganya. "Buka matamu!" Deidara telah menarik dirinya kembali. Inopun membuka matanya dan...
"KYAAAA! Siapa itu? Siapa itu?" Ino berbalik seperti ketakutan dan menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya, padahal yang dilihatnya adalah cermin yang dihadapkan padanya oleh Deidara.
Deidara memutar matanya bosan. "Nah'kan? Kau saja takut melihat dirimu sendiri."
"Tapi... rambutku kan lurus, kenapa jadi seperti singa begini? Dasar shampoo tidak berguna!" Ino berusaha menyisir rambutnya tapi tangan Deidara terlebih dahulu mengacak rambut sang adik. "He-heii! Deii! Apa yang kau...?" Ino akhirnya diam karena dia tahu kakaknya sudah mengikat ponytail rambutnya seperti biasa. "Nah, begini sudah cantik!" Deidara tersenyum. Tulus.
"Sekarang pergilah, kau belum terlambat kok. Bekalmu sudah kumasukkan ke dalam tas".
"Arigato gozaimassu, Deii!"
Cup! dan Deidara tak dapat mengelak ketika sebuah ciuman mendarat di pipi kanannya, dia memegang pipinya dan sesaat kemudian tersadar. "HEII! Yamanaka Ino, sini kubalas kamuuu!"
"Buu,, Ittekimassu!" Ino pun mencibir dan segera menghilang dari balik pagar. Dia tak melihat wajah Deidara yang memerah disertai seringai yang melebar.
*Konoha High School*
"Pagi Ino!" ucap seorang anak.
"Ino ohaiyyo!" ucap yang satunya.
"Good morning!" jawab Ino.
Ino memang murid pindahan dari Inggris, dia masih sering memakai kata sehari-hari disana. Tapi sikapnya yang ramah dan ceria membuat dia menjadi sangat dikenal diantara murid-murid, ditambah lagi, bagaimana tidak mencolok kalau Ino itu mempunyai tubuh tunggi, paras cantik, rambut blonde yang diikat ponytail dan mata aquamarine. Dia sebenarnya di lahirkan di negara Hi, tepatnya di Kiri, tapi karena suatu alasan, dia dibawa oleh keluarganya ke Inggris. Makanya, dia tidak harus diajari bahasa Jepang lagi disini. Tapi, biasanya selalu ada yang cerewet mengingatkannya, dan dia adalah...
"OHAIYYO bakaaaa~, bukan good moaning..." Nara Shikamaru a.k.a Shika, 17 tahun –tapi Ino berpendapat dia seperti paman-paman 28 tahun–, pelajar kelas 3G KHS, IQ diatas 200, keahlian jenius, kelemahan masa lalunya.
"Good morning, BAKA! Bukan good moaning! Kau ini baka sekali! Kau bisa ditertawakan orang Inggris tahu!"balas Ino kesal.
"Ah! Ne. Ne.. Tapi sayangnya,, disini bukan Inggrismu Ino~! Hahaa.."
"Ah! Terserahmulah! Dasar rusa tua aneh!" Inopun menyerah.
"Ya! Memang seharusnya terserah aku kan? Hahahahahh...APAAA? Kau memanggilku apa tadi? Hei-hei ekor kuda! Tunggu kau disitu!" Shikamaru mengejar malas Ino yang sudah melewati lorong gedung utama sekolah itu. Tanpa mereka sadari dua pasang mata tertuju pada mereka sejak tadi.
"Haaah! Syukurlah lorong ini sepi, Shikamaru bodoh itu selalu lupa akan imagenya di sekolah ini begitu bertemu dengan Ino!" ucap salah seorang dari mereka yang berparas cantik, tapi terpancar sedikit aura hitam dari innernya –dan nyatanya dia adalah pemegang sabuk hitam di judo–. Haruno Sakura, 17 tahun, pelajar kelas 3G KHS, keahlian merusak mood siapa saja dalam sekejap, kelemahan pria tampan.
"Sudahlah Senpai! Sepupumu itu kan cinta mati pada sahabat kecilnya itu, kalau kau jadi dia, bagaimana perasaanmu ketika bertemu dengan Ino sementara Ino sendiri tidak ingat padamu." Ucap seorang gadis manis, imut –yang Ino bilang seperti anak kelas 1 yang baru lulus SMP– dan terkenal dengan kelembutannya di sekolah –Ino memanggilnya hime yang dalam bahasa Jepang berarti tuan putri karena sifatnya itu–. Hyuuga Hinata, 16 tahun, pelajar kelas 3A (akselerasi atau kelas percepatan) KHS, keahlian penenang suasana, kelemahan pacar atau orang yang disukainya.
"HEEEIII! Jangan panggil aku Senpai! Panggil aku Sakura saja! Kita sudah sekelas dan berteman lama tahu! Ah, kau ini! Haaah~. Yaah, semoga saja Ino cepat sadar. Aku juga kasihan melihat nasib Shika seperti itu. Ayo Hinata-chan! Kita ke kelas!"
Sakura's POV
"Good morning!" ucap si blonde geger otak itu, "OHAIYYO bakaaa~, bukan good moaning..." kata sepupu bodohku. Memang benar-benar pasangan baka yang perfect, sekaligus menyedihkan. Menurutku, apa salahnya sih Shika itu bilang saja yang sebenarnya, jadi dia dan Ino tidak terlalu tersiksa. Pasangan seperti itu pasti cepat mati.
"Haaah! Syukurlah lorong ini sepi, Shika bodoh itu selalu lupa akan imagenya di sekolah ini begitu bertemu dengan Ino!" mereka sudah lewat dari lorong sepi ini. Dan aku selalu tidak tahan untuk berkomentar banyak kalau sudah menyinggung pasangan itu, apalagi selama ini –sebelum Ino kembali ke Konoha– Shika memang menutup hatinya untuk gadis manapun –yah,kecuali dalam hal pekerjaan (acting sebagai modelnya)–, tapi sekarang?
"Sudahlah Senpai! Sepupumu itu kan cinta mati pada sahabat kecilnya itu, kalau kau jadi dia, bagaimana perasaanmu ketika bertemu dengan Ino sementara Ino sendiri tidak ingat padamu."kata gadis manis disebelahku.
"Yah, kau memang benar hime,tapi..." err...
"...OIII! Jangan panggil aku Senpai! Panggil aku Sakura saja! Kita sudah sekelas dan berteman sejak lama tahu! Haaah. Yaah, semoga saja Ino cepat sadar. Aku juga kasihan melihat nasib Shika seperti itu. Ayo Hinata-chan! Kita ke kelas!" Menyebalkan!
*Kelas 3G*
Dan begitulah pagi ini, lagi-lagi sepupu bodohku sudah melupakan image sebagai pria keren nomor satunya di sekolah, ahh~ biar sajalah! Toh bagiku pria keren nomor satu itu cuma...
"Sakura-chan? Kau terlambat lagi!" Dia Uchiha Sasuke, 17 tahun, pelajar kelas 3G sekaligus ketua OSIS KHS, keahlian disiplin, kelemahannya adalah aku –satu lagi sebenarnya,dan ini aku yang sedikit tidak suka, dia itu perfeksionis–. Aku PD? Biar saja! Oh,ne! Pria yang berparas tampan ini sebenarnya adalah pemegang sabuk hitam judo dan 2. Ya! Dia adalah seniorku di judo. Tapi disini, di sekolah ini aku tekankan kalau. Dia. Pacarku.
Sasuke's POV
"Apaa? Terlambat? Aku datang pagi begini kau bilang itu terlambat? Ayolah, Sasu-kun! Ini kan baru jam 8? Tidak terlambatkan?"tanya Sakura yang sedikit heran dengan ucapanku. Kalian penasaran siapa itu Sakura, Sakura itu adalah gadisku, Haruno Sakura. Dia seperti matahari di hari-hariku, memang berlebihan, tapi kalau dia tidak ada rasanya sepi. Dia pacarku, sudah 1 tahun lebih kami pacaran sejak Shikamaru mengenalkan dia padaku, aku langsung suka dan menyatakan perasaanku padanya saat valentine tahun lalu.
"Kau datang pukul 8 lewat 2 menit 37 detik. Dan itu terlambat Sakura-chan, kau bisa membuat orang yang merindukanmu resah!" entah apa yang membuatku menjadi begini, yang jelas memang kami pasangan yang kaku, tapi kalau berdua begini hatiku lebih cepat bertindak daripada otakku.
Normal POV
"Kau datang pukul 8 lewat 2 menit 37 detik. Dan itu terlambat Sakura-chan, kau bisa membuat orang yang merindukanmu resah!" ucap Sasuke sambil melihat arloji Gucci yang melekat pergelangan tangannya.
"Oh ya? Sudahlah! Toh aku sudah datang dan orang itu tidak perlu resah lagi, terima kasih ya sudah memperhatikanku." Terlihat semburat merah diantara kedua remaja ini.
"Ehm... Bisakah kalian bicara seperti orang pacaran normal? Kalian seperti bapak-bapak dan tante-tante yang baru kenal tahu!"suara yang terdengar asal itu datang dari belakang dua remaja tadi. Shikamaru. Disampingnya Ino yang tadinya tersenyum manis karena melihat adegan drama Korea romantis itupun, jadi ikut terganggu. Dia menghela nafas. Dan...
"Diam! Jangan ikut campur!" kata Ino, Sakura, dan Sasuke bersamaan. Yang diteriaki hanya bergidik dan bergumam sambil meletakkan kepalanya ke atas meja, "Haaa~h,,mulai lagi deh ngeroyok bertiga!"
*Pulang sekolah*
"Hei Jidat, kau pulang denganku?" tanya Ino. Sakura melirik sekilas ke Sasuke, setelah mendapat jawaban berupa anggukan dari Sasuke, Sakura melihat ke Ino dengan tatapan memelas.
"Maaf Pig, aku hari ini membantu Sasu-kun di perpustakaan, ada sedikit urusan. Hehe. Maaf yaa~" Sakura berkata dengan jurus puppyeyes dimatanya. Ino memutar bola matanya, "berarti aku harus pulang sendiri lagi nih? Hime juga ikut kalian? Dia kan sekretaris OSIS?"tanyanya.
"Dia ada urusan di SMA Paran, pertemuan OSIS antar SMA, dia mewakiliku dan pergi bersama Naruto bendahara OSIS." Kali ini Sasuke sudah berdiri dan hendak meninggalkan ruangan.
"Sasu-kun, sebentar!" Sakura membalik badannya dan menuju meja Shikamaru. "OII! Shika! Jangan pura-pura tidur kau! Antar temanku ini sampai rumahnya atau aku takkan membantumu mendapatkan 'dia' lagi!" teriak Sakura tanpa ragu.
"Haa? 'Dia'? Siapa 'dia'?" Ino sebelumnya tidak pernah mendengar ancaman Sakura yang seperti ini. "Eh...emmm,, tidak! Lho? Sasu-kun sudah keluar?" Sakura yang berniat meminta pertolongan Sasuke pun jadi semakin bingung karena sang kekasih sudah tidak ada lagi ditempat.
"Sudah, kau sih lama." Ujar Ino polos. Diam-diam Sakura menghembuskan nafas leganya, "Kalau begitu aku pergi dulu ya Ino. Jaa!" pamit Sakura sebelum meninggalkan sepupu dan sahabatnya itu.
"Jaa-nee!" balas Ino dengan cengirannya.
"Syukurlah, Ino tidak terlalu menanggapinya" kata Sasuke pada Sakura di halaman menuju gedung perpustakaan. Sakura sudah menceritakan 'ketidaksengajaannya' tadi pada shinobi itu.
" Ya! Dan terima kasih sudah meninggalkanku tadi!" ucap Sakura agak sinis. Sasuke yang terlihat sedikit tertohok dengan perkataan Sakurapun menjawab "Kalau tidak, kau tidak akan ada alasan untuk keluar'kan,Sakura-chan?", "Makanya aku bilang terima kasih,Sasu-kun!"
Mungkin Sakura dan Sasuke mengira Ino akan mengacuhkan perkataan Sakura tadi. Tapi tidak bagi Ino sendiri.
Untuk hal ini, Ino seperti akan mengingat memorinya kembali, ada suatu perasaan yang mengendalikannya untuk penasaran akan hal itu, dan sekarang Ino sudah ada di depan meja yang ditiduri oleh Shikamaru. Tidak! Ino tidak terpesona dengan wajah polos Shikamaru yang sedang tidur, memang pada saat bertemu untuk pertama kali –setelah ingatannya hilang– Ino merasa ada sebuah perasaan aneh di dirinya, seperti kerinduan yang mendalam kepada shinobi yang satu ini, tapi satu-satunya ingatan tentang masa lalunya membuat dia tidak memikirkan perasaan itu lagi.
Ingatan tentang sahabat kecil sekaligus cinta pertamanya yang membuat dia bertekad tidak menyukai siapapun, karena Ino yakin jika dia bertemu sahabatnya, pastilah sahabatnya itu akan berusaha secepatnya mengaku pada Ino dan membantu Ino mengingatnya kembali, tapi Ino tidak tahu kalau dia salah.
_to be continued_
Author's Note: Haaaa... Shikamaru OOC sekali... Gomen minna-saaan .
Remind to review?
