THAT NIGHT

PROLOG

"Luhan! Ayolah~ kali ini saja ikut kami~" rengek Baekhyun membujuk Luhan yang masih menolak. Kokoh dengan pendiriannya

"Kau tidak asik, Luhan! Kalau begitu kami tidak mau lagi jadi temanmu!" Ucap Baekhyun setelah Luhan menggeleng

"k-kenapa begitu?... Kau tidak bisa berkata seperti itu." Luhan berdiri menatap Baekhyun yang langsung membuang muka tak mau menatap Luhan

"baiklah, tapi kali ini saja! Tidak ada yang kedua kalinya. Aku tidak suka tempat seperti itu." Baekhyun, Chanyeol dan Kyungsoo langsung menatap Luhan penuh binar. Mereka tidak menyangka dari sekian banyak kali mereka membujuk pemuda bermata rusa itu, rauan kali ini akan berhasil membuat Luhan ikut mereka ke club.

"baiklah, kalau begitu kita bertemu jam 9 malam."

.

.

.

Jam 9 malam

"hhh…hhh…hh…. Mianhae, aku terlambat." Luhan datang terengah-engah menumpukan kedua tangannya di lutut menghadap Chanyeol yang membuka jendela mobilnya. Pintu belakang mobil langsung terbuka dan keluarlah Kyungsoo yang langsung menarik Luhan masuk ke mobil.

"alasan apa yang kau gunakan hingga kau bisa keluar dari rumah itu?" Chanyeol menjalankan mobil meninggalkan tempat itu menuju club malam tujuan mereka kali ini

"kau pikir apa lagi kalau dia membawa ransel ini? Tentu saja alasan belajar kelompok akan sangat ampuh mengelabuhi penghuni rumah itu." Kyungsoo mengangkat ransel Luhan yang langsung di tarik kembali sang pemilik

"dan.. apa itu? kau mau ke club atau pajama party?" Baekhyun yang duduk di jok depan dekat Chanyeol membalik tubuhnya menatap Luhan dan mengomentari pakaiannya. Luhan hanya memutar malas bola matanya

"kau pikir aku suka tempat seperti itu hingga aku tau pakaian apa yang pantas aku gunakan ke tempat seperti itu. Hoh! Seriously?" Luhan membuang muka ke luar jendela tak mau menatap Baekhyun dan Kyungsoo

Baekhyun menatap Kyungsoo lalu tersenyum sebelum bangkit pindah ke jok belakang mengambil sesuatu tanpa harus mengganggu Chanyeol yang tengah menyetir. Baekhyun menyodorkan sebuah paper bag kearah Luhan yang langsung di sambut pemuda itu dengan kerutan bingung di wajahnya

"pakai ini." suru Baekhyun terus menyodorkan paper bag itu. Luhan melihat paper bag dan Baekhyun secara bergantian sebelum mengambil lalu membuka paper bag itu. Setelah Baekhyun pindah lagi ke jok depan, Luhan mulai melucuti pakaian dan mengganti dengan pakaian dalam paper bag itu tanpa merasa khawatir teman-temannya melihatnya telanjang di dalam mobil.

"Ya! Park Chanyeol! Tutup matamu." Seru Baekhyun menutup mata Chanyeol dengan tangan mungilnya namun segera di singkirkan oleh Chanyeol

"kalau aku menutup mata, bagaimana aku bisa melihat jalan? Kau ingin kita menabrak?"

"kalau begitu jangan mengintip, Luhan." Baekhyun menatap wajah Chanyeol memastikan pemuda itu tak akan coba-coba mencuri pandang ke kaca spion dalam untuk melihat Luhan yang tengah berganti pakaian

"cih! Kau tidak tau? Aku hanya akan mengintipmu, bodoh!"

"apa kau bilang?"

"sudahlah, kalian seperti anak kecil!" Kyungsoo yang muak dengan pertengkaran tidak penting ChanBaekpun melerai keduanya

.

.

.

Akhirnya Luhan, Baekhyun, Chanyeol dan Kyungsoo tiba di Xoxo club. ChanBaekSoo tanpa ragu langsung melesat masuk ke club itu, sedangkan Luhan ia masih berdiri di dapan club menyaksikan orang-orang yang masuk ke dalam club berlalu lalang.

Puk..

Luhan menoleh ke samping merasa seseorang menepuk bahunya. Mata dan mulutnya langsung melebar melihat seorang pemuda tampan berdiri di sana menatapnya dengan senyum yang sangat memikat di wajahnya

"kenapa diam saja? Kau tidak masuk?" Ucap pemuda itu membuyarkan lamunan Luhan

"e-eh? Yah.. tentu saja, aku akan masuk." Luhan tersenyum manis lalu berjalan memasuki club itu dengan pemuda tadi berada di sampingnya

Dan untuk pertama kalinya ia memasuki club, shock adalah hal yang tepat mendeskripsikan perasaannya kali ini. Oh, lihatlah, tidak ada yang tau malu di sini. Bahkan di sebelahnya terdapat sepasang kekasih sesame jenis tengah bercumbu dengan panasnya tak memperdulikan orang di sekitar mereka

Luhan menoleh ke samping kiri tempat pemuda tadi namun tak menemukan pemuda itu di sana. Entah kenapa Luhan merasa kecewa pemuda itu sudah pergi

"Luhan!" Luhan langsung menoleh melihat seseorang yang memanggilnya bahkan suaranya terlalu keras di tengah alunan music yang sangat keras memasuki gendang telinga siapa saja yang berada di sana

Luhan berlari kecil menghampiri orang yang meneriaki namanya dan ternyata itu adalah Baekhyun.

"kemana saja kau?" Tanya Baekhyun saat Luhan telah sampai di hadapannya

"tidak kemana-mana. Apa itu?" Luhan menunjuk vodka yang ada di atas meja mereka

"vodka, kau mau mencobanya?" Kyungsoo menuangkan minuman itu ke sebuah gelas lalu menyodorkannya kearah Luhan. Luhan hanya mengamati minuman itu lalu menatap teman-temannya yang menatap penuh keyakinan pada Luhan sebelum mengambil minuman itu namun seorang pemuda mengintrupsinya

"hei…" sapa pemuda itu yang langsung duduk di sebelah Kyungsoo dan berhaighfive dengan Chanyeol. Luhan mengeryit heran dan mulai bertanya-tanya siapa pemuda itu

"Lu, kenalkan. Ini, Kai. Dia partnerku." Luhan mengangguk-anggukkan kepala mengerti. Mungkin yang di maksud partner oleh Luhan adalah teman. Setelahnya Luhan kembali melihat gelasnya dan perlahan mendekatkan gelas itu dengan bibirnya. Baru saja lidahnya menyentuh minuman itu, Luhan langsung kembali meludah merasa minuman itu terlalu aneh di pengecapannya. Chanyeol dan Baekhyun yang melihat itu langsung tertawa terbahak-bahak, sedangkan Kyungsoo dan pemuda bernama Kai entah kemana mereka, Luhan tak perduli

"minuman apa ini, eoh?! Rasanya kenapa sangat aneh? Puih!" Luhan meludah lagi dan hanya bisa di tertawai oleh ChanBaek

'a-yo! Night everybody, aku tak suka basa-basi, jadi langsung saja karna DJ favorite kalian sudah ada di sini. Ku harap kalian bisa bersenang-senang dengan atraksinya.' Seseorang di atas panggung berteriak menggunakan microfone yang makin membuat suasana club jadi ribut dan entah atraksi apa di sana semua orang langsung turun ke lantai dansa bahkan ChanBaekpun ikut-ikutan sambil menarik Luhan

"ada apa ini?" Luhan terheran-heran

"kau akan menyukainya, setiap lagu yang di mainkannya dan atraksi yang ia tunjukan sangat keren. Kau harus melihatnya." seru Baekhyun berbinar tanpa melihat Luhan melainkan ke depan panggung

"siapa?" Luhan masih terheran dan bingung

"nah.. itu dia." Luhan langsung melihat kepanggung dan mendapati seorang pemuda tampan yang di lihatnya di luar club tadi. Apa yang di maksud Baekhyun adalah pemuda itu? Jadi pemuda itu seorang DJ? Huwow!

Host turun dari panggung dan DJ itu menggerakkan jari-jarinya seperti mengisyaratkan suatu yang langsung mendapat teriakan histeris dari para pengunjung lalu berjalan untuk kearah alat-alat DJnya

"Wow! kali ini ia menggunakan Scratch Mixer. Aku rasa dia benar-benar ingin menunjukan skillnya." Seruan Chanyeol membuat Luhan menoleh padanya

"yah.. mungkin! Tapi Ia juga ingin pamer alat barunya, lihat." kali ini seorang pemuda yang tak di kenal Luhan ikut menyahuti ucapan Chanyeol. Luhan menghadap ke depan walaupun tak mengerti sama sekali apa yang di bicarakan Chanyeol dan pemuda itu

"WOAH! Kontroler DDJ-SX? DAEBAK! Aku tidak percaya dia memilikinya" Entah apa maksud Chanyeol Luhan tak perduli. Di lihatnya sang DJ mengangkat alat persegi panjang yang terlihat berat itu lalu meletakan di atas meja kosong dan mulai memeriksa, memasang kabel berbagai macam sebelum menggunakan headphonenya. Setelah dirasa selesai, sang DJ mulai menggerakkan lagi jarinya dan kembali teriakan histeris pengunjung memenuhi ruangan. Tak lama kemudian alunan music pelan dan halus mulai terdengar sebelum suara rusak menurut Luhan yang menyuarakan seperti 'Didi..dijay Odult Atack' terdengar lalu music berubah menjadi beat yang membuat para monster lantai beraksi.

Luhan linglung. Di sekitarnya orang-orang mulai menjadi gila dengan meliuk-liukan tubuh mereka dari yang teratur hingga yang bergerak seperti orang gila. Luhan melihat kesana kemari mencari Baekhyun yang sebelumnya tadi berada di sampingnya dan kini entah di mana pemuda mungil itu, iapun menoleh ke tampat Chanyeol tadi dan menemukan Baekhyun juga di sana tengah menjadi gila dengan Chanyeol.

Luhanpun memilih mencari cara keluar dari kerumunan itu dengan menyisipkan tubuh kecilnya di antara orang-orang itu. Ia tak perduli dengan beberapa orang yang coba menggoda dan menyentuhnya ia terus berjalan mencari jalan keluar dari sana hingga akhirnya ia menemukan cela dari kerumunan itu dan keluar dari sana. Setelahnya ia langsung bernapas legah sekaligus tak percaya kalau tadi dia berada di sana setelah melihat kerumunan orang-orang di depannya

Ia menoleh ke kiri dan saat menoleh ke kanan ia baru sadar kalau ia berada di dekat panggung karna ia dapat melihat sang DJ beraksi lebih dekat. Sekarang Luhan paham dengan atraksi yang di maksud host tadi, selain caranya melakukan beat & clap, speed hunting, cut mixing dan berbagai tekniknya yang di selingi atraksi sulap dengan gerakan dance tangan atau tutting dan sedikit popping dengan tubuh bagian atasnya. Benar-benar keren, Luhan akui itu

Luhan terus melihat atraksi sang DJ hingga tak ada yang menyangka kalau sang DJ tiba-tiba menoleh menatapnya. Luhan langsung saja terkejut, apalagi DJ Odult itu tersenyum padanya. Oh, Luhan benar-benar ingin terbang. Dj itu sangat keren dan tampan.

Tak berapa lama kemudian Luhan beranjak dari tempatnya merasa lelah berdiri di sana lalu mencari tempat untuk duduk dan sebuah bar dengan bartender yang tengah asik sendiri dengan atraksinya menuang minuman, memutar-mutar botol dan melempar gelas aluminium itu terintrupsi tat kala Luhan duduk di sana. si bartender menghentikan atraksinya lalu mengamati Luhan

"aku belum pernah melihatmu. Kau baru di sini?" Luhan tersenyum dan mengangguk

"pantas saja aku merasa asing tapi juga familiar karna kau sedikit mirip dengan, Sehun" Bartender itu menyusun gelas dengan menyisipkannya ke langit-langit meja

"Sehun?" Tanya Luhan mengeryit mendengar sang bartender menyamakan wajahnya dengan seorang yang namanya asing di telinga Luhan

"Sehu— ah, kau baru aku lupa. Kau tidak kenal Sehun?" Luhan menggeleng

"kau tidak ken—"

"Hai.." Bartender tadi tidak melanjutkan ucapannya karna kedatangan seseorang yang duduk di samping Luhan. Luhan menoleh dan mendapati sang DJ yang sebelumnya berada di panggung kini duduk di sebelahnya, tapi kenapa lagunya tetap berjalan?

Luhan menoleh ke panggung dan menemukan pemuda yang tadi bersama Kyungsoo yang di ketahuinya bernama, Kai lalu menoleh lagi pada sang DJ.

"kenapa kau tidak ikut menari?" Luhan melihat sang DJ meminum minuman yang di tuangnya tadi setelah bertanya

"aku tidak suka berada di sini." Jujur Luhan, si DJ langsung menoleh menatapnya

"kenapa?" si DJ memainkan jemarinya pada gelas wine itu

"telingaku sakit. Di sini terlalu berisik."

"kau tidak suka tempat yang berisik?"

"bukan begitu, hanya saja musiknya terlalu keras." si DJ turun dari kursinya dan menatap Luhan

"kau mau ke tempat yang tidak berisik?"

"di mana?" si DJ langsung tersenyum dan menarik tangan Luhan mengikutinya ke suatu tempat di club itu karna mereka menaiki tangga

.

.

.

"kenapa kita kesini?"

"bukankah kau bilang ingin ke tempat yang tidak berisik?"

"yeah… tapi kenapa di sini?"

"memangnya kenapa? Di sini cukup tenang." Sang DJ merebahkan tubuhnya di atas ranjang sementara Luhan masih berdiri membelakangi pintu yang terkunci

Sang DJ bangkit dan duduk di atas ranjang menghadap Luhan.

"kenapa kau diam di situ? Kemarilah.." sang DJ menepuk tempat di sebelahnya. Luhan sedikit ragu melakukan permintaan sang DJ yang menyuruhnya duduk di sampingnya.

"kenapa?" Luhan tak menjawab "kau takut?"

"a-ani." Luhan menggeleng

"kalau begitu kemarilah, aku tak akan memakanmu." Luhan perlahan menggerakan kakinya berjalan mendekati sang DJ dan duduk di pinggir ranjang. Sang DJ tersenyum lalu mengacak rambut Luhan membuat Luhan menatapnya

"kau takut denganku?" DJ mengusap rambut Luhan membuat pemuda itu sedikit bingung

"t-tidak."

"tapi kau terlihat seperti itu." Luhan menunduk tak tau harus berkata apa lagi karna benar kata sang DJ. Bukan apa, tapi… hei! Ini tempat yang tertutup, sunyi dan hanya ada mereka berdua di sana. Apa lagi, Luhan tidak tau siapa pemuda yang bersamanya itu selain profesinya sebgai DJ

Luhan menatap pemuda di depannya saat sang DJ menyentuh dagunya dan mengangkat wajahnya. Jujur saja Luhan sangat megagumi kesempurnaan sang DJ. Lihatlah, bentuk wajahnya sangat mempesona, siapapun tak akan bisa menolak pesona sang DJ. Termasuk Luhan yang wajahnya sudah memerah karna sang DJ terus menatapnya

"kau sangat cantik. Panggil dan namai aku sesuka hatimu."

.

.

.

"Ahh~ akh~"

Luhan terus mendesah dan mencengkram bahu sang DJ kuat-kuat melampiaskan rasa nikmat yang di berikan oleh ang DJ tat kala hujatan-hujatan kasar menumbuk titik kejut di bawah tubuhnya. Matanya tertutup rapat stelah mengeluarkan bulir-bulir bening beberapa waktu lalu dengan alis bertaut dan keringat yang membanjiri tubuhnya karna aktifitas yang entah sejak kapan mereka memulainya. Luhan tak percaya, ia akan melakukan hal pertamanya ini dengan seseorang yang baru saja di temuinya 40 menit yang lalu.

"ahh~ ahh… ugh…. Ahhh… ohh…" Luhan membuka matanya dan langsung bertemu dengan mata Sehun yang tengah menatapnya lalu menarik tengkuk pemuda itu mendekat dan menciumnya cukup kasar guna melampiaskan rasa nikmat yang terus menjalari tubuhnya seiring hentakan-hentakan kasar Sehun di dalamnya. Keduanya saling melakukan lumatan dan hisapan-hisapan kasar yang membuat kegiatan mereka makin bergairah namun belum puas dengan ciuman itu, Luhan mendesah kecewa karna Sehun menarik bibirnya guna melepas ciuman mereka.

Walaupun begitu, mulutnya terus melantunkan suara-suara yang terdengar indah di telinga Sehun dan pemuda itu mulai berpikir untuk memasukan deshan Luhan dalam lagunya. Pasti akan membuat pengunjung club merasa sangat-sangat panas seperti dirinya yang saat ini merasa benar-benar ingin di puaskan lebih dari ini mendengar lantunan indah dari bibir mungil pemuda itu. Yah…. Suara indah Luhanlah yang membuatnya melepas ciuman mereka karna ia ingin mendengar pemuda itu mendesah, benar-benar membuatnya melayang. Sekarang Sehun menemukan lagu yang sangat indah dari semua koleksi lagu-lagunya.

"Shhh…ahh…ahh…" Luhan yang awalnya sedikit bingung karna Sehun tiba-tiba menghentikan gerakannya hendak bertanya kembali berubah menjadi desahan karna Sehun berhenti hanya untuk membalik tubuhnya dan membuatnya menuging lalu pemuda itu kembali menusuk-nusuk hole Luhan dengan kejantanannya.

Luhan meremas kuat-kuat bantal tak bersalah di hadapannya dan terus mendesah. Sementara Sehun terus memaju mundurkan bokongnya sambil meraih jaketnya yang terletak di pinggir ranjang lalu mengambil sebuah benda persegi panjang atau smartphone lalu mulai mengotak atiknya sebelum meletakkannya ke samping dan kedua tangannya mulai memeluk Luhan dari belakang. Menelusuri tubuh bagian depan Luhan dengan lembut membuat pemuda yang tengah di masukinya itu makin mendesah kenikmatan. Tangan yang berada di perut Luhan kini naik ke atas tepat menyentuh dua tonjolan di dada Luhan dan meremasnya sebelum mengusap-usap lembut dan mememainkannya lalu memelintir pelan dua tonjolan itu

Tak hanya itu, bibir dan lidahnya tak mau ikut ketinggalan dengan menjilati punggung dan pinggang Luhan seduktif. Sungguh Luhan tak tau apa yang harus ia lakukan untuk melampiaskan kenikmatan dunia wi itu selain mendesah semakin kuat dan meremas batal tak bersalah di depannya.

Tangan kanan Sehun yang semula berada di tonjolan kanan Luhan kini mulai turun secara perlahan menggelitiki perut Luhan membuat pemuda itu mengangkat satu tangannya memegangi tangan Sehun yang mengusap-usap lembut perutnya namun Sehun langsung menyingkirkan tangan Luhan. Luhanpun berpindah ke bawah untuk mengocok kejantanannya sendiri namun Sehun juga menyingkirkan tangannya membuat Luhan mengeram kesal.

Sehun mengangkat badan Luhan hingga kini keduanya berdiri menggunakan lutut mereka tanpa menghentikan kerakan berlawan arah mereka. Sehun duduk yang langsung di susul oleh Luhan duduk di atas pangkuannya dan mengangkat tubuh pemuda mungil itu sedikit lalu kembali menurunkannya hingga kejantanannya masuk semakin dalam di hole Luhan. Luhan yang sudah mengerti maksud Sehunpun manaik turunkan tubuhnya tak sabaran di bantu Sehun.

Sehun ingin mendesah namun ia coba menahannya karna ia tengah melakukan sesuatu dan ia tak mau desahannya ikut bercampur dengan desahan Luhan maka dari itu ia mencari cara untuk membuat mulutnya tetap diam dengan menjelajahi punggung, tengkuk, bahu dan leher Luhan yang sudah di penuhi bercak merah hasil perbuatannya.

.

.

.

"eugh~" Luhan meleguh saat sang surya mengganggu tidur nyenyaknya. Perlahan ia membuka mata yang langsung menemukan suasana asing tempatnya berada saat ini. Luhan menggerakan tangannya mengucek mata hendak bangkit dan duduk namun rasa ngilu langsung menjalari tubuh bagian bawahnya. Ia meringis tertahan memilih tetap pada posisinya tak mau bergerak. Ia berpikir kenapa tubuh bagian bawah apalagi bokongnya bisa sesakit itu, lalu kejadian semalam langsung melintas ke otaknya.

Di mana ia dan seorang pemuda berprofesi DJ itu melakukan pertempuran yang sangat bergairah, hingga beberapa kali ia hampir mencapai puncak tapi sang DJ selalu menggantungkan dengan menghentikan gerakannya dan merubah posisi membuatnya kembali dari awal lalu semuanya berhenti saat di mana posisinya berada di atas sang DJ karna saat itu sang DJ membiarkannya klimaks untuk pertama kalinya. Luhan tak tau berapa kali mereka mengganti posisi namun hanya sekali mencapai puncak tapi terasa berkali-kali.

Luhan meraba tempat di belakangnya namun tak menemukan siapapun di sana. Sengitanya semalam sang DJ yang tidak ia ketahui namanya itu tidur dan mendekapnya di sana. Tapi, kenapa tempat itu kosong? Kemana si DJ?

Luhan yang merasa heran memaksa tubuhnya yang masih ngilu untuk mebgerak melihat ke sampan dan tempat itu benar-benar kosong. Apa DJ itu pergi meninggalkannya? Tapi, kenapa?

Luhan bangkit dan duduk dengan ringisan kecil keluar dari bibirnya. Ia mengitari ruangan dengan matanya. Betapa berantakannya tempat itu akibat aktifitas hebat mereka tadi malam. Hingga matanya berhenti di nakas sebelahnya menemukan sebuah memo kecil yang Luhan yakin itu pasti dari si DJ. iapun mengambil memo itu dan membacanya

~hai…

Aku tau saat kau membaca memo ini aku pasti sudah pergi. Kau tau? Tadi malam itu adalah seks paling menakjubkan yang pernah aku lakukan. Tapi, maaf, aku harus pergi. Tak seharusnya aku melakukan itu padamu. Aku tau itu yang pertama bagimu meski kau bilang tidak. Aku tau membedakan mana yang sudah pernah dan belum pernah melakukan hal seperti itu. Terimaksih karna mempercayaiku untuk menjadi yang pertama bagimu, aku merasa sangat beruntung.

Ah, kau pasti merasa sakit yah pada tubuh bagian bawahmu? Aku tau, itu memang sudah resikonya kau memiliki tubuh yang begitu nikmat. Maka dari itu, beristirahatlah di sini, karna aku sudah menyewa kamar ini sehari penuh untukmu. Kau tidak mungkin bisa berjalan dengan kondisi seperti itu. jadi jangan memaksakan diri.

Dan mianhae, aku harus pergi karna semalam itu waktu terakhirku berada di tempat ini sebelum pindah ke tempat yang lain. jadi, terimakasih untuk yang semalam. Aku benar-benar menikmatinya. Salam kenal, MANIS

..DJ Odult

Luhan tercengang, shock, sedih semuanya bercampur aduk. Apa ini? Setelah meniduri dan menikmati tubuhnya DJ itu pergi begitu saja? Jadi pemuda itu meninggalkannya?

Luhan menatap miris memo di tangannya itu. Sulit di percaya kejadian ini menimpa dirinya, sungguh ia menyesal mempercayai pemuda itu. Seharusnya ia tau tak seharusnya ia mempercayai orang yang baru di kenalnya, di kenal? Bahkan ia tak tau nama pemuda itu. Lihatlah akibat kebodohanmu, Luhan. Kau di permainkan

Mulutnya terbuka dan perlahan butiran Kristal bening keluar dari mata, turun ke pipinya. Matanya tak berkedip menatap lurus ke depan dengan tatapan kosong. Tangan kanannya mulai terangkat menyentuh bahunya dan mengusap-usap kasar bahu dan bagian-bagian tubuhnya yang lain sambil menangis meratapi kebodohannya.

PROLOG END

.

Ell Note :

Aduh, terserah deh mau nyela atau apain Ell. *garuk kepala*

Benar-benar aneh yah? Apa lagi bagian rated M nya. Ell tau Ell tau, Ell emang gak bakat nulis yang gituan tapi ngesok juga -_-' hhh terserah deh. Lagi, Dan sepengetahuan anak ingusan—Ell, itu kalau lagi ngelakuin intinya itu pasti orang yang ngelakuin itu bakal lupa sama Foreplaynya dan lebih focus ke inti. Mereka bakal tergerak kalau ngeliat sesuatu yang nganggur. Ah, tau ah, Ell gak mau ngebahas ini lagi. yaudah terserah deh mau bilang apa soal ini. Ell terima…