Ayo Balas Aomine!

.

.

.

'Kuroko no Basket' and all characters used in this fanfiction (c) Fujimaki Tadatoshi

'Ayo Balas Aomine!' (c) roccon

Rate: T

Warning: mungkin banyak Typo, humor maksa, dan lain lain. Hati hati, mungkin kalian bakal eneg ngebaca deskripsi Aomine yang kelewat narsis.


Ch 1: THIS IS WAARRR!

Siapa sih yang tidak mengenal Aomine Daiki? Apalagi jika kalian bersekolah di SMA Teikou Gakuen. Tanyakan saja pada siapapun yang ada disana, rata-rata pasti akan menjawab: 'Oh, Aomine yang ace-nya tim basket kita itu ya?' 'Dia itu hebat sekali looh, udah ganteng, tinggi, formless shootnya ituloh indah sekali kyaa~' 'Cuma sayang dia mesum dan (katanya) dakian, padahal dia keren sekali loh…' atau apapun yang semacam itu. Kecuali jika kalian bertanya pada kutubuku maupun otaku gapenting yang kerjaannya cuma mojok dikelas sambil baca komik hentai, mereka mungkin cuma bakal angkat bahu atau geleng geleng ayam.

Aomine Daiki. Cowok tinggi berkulit dim itu memang merupakan ace dari tim basket sekolahnya, dengan posisi sebagai power forward. Aomine terkenal akan segala kekerenannya dan formless shootnya dan blablabla, cuma sayangnya dia itu mesum sekali. Dia juga suka kepedean. Karena pedenya itu, Aomine tidak pernah terlalu peduli dengan orang lain selain dirinya sendiri, dan karena itu juga Aomine tidak memiliki banyak teman. Yang akrab dengannya hanya si coretoppaicoret Momoi Satsuki dan Kuroko Tetsuya, teman masa kecilnya yang juga merupakan tetangganya. Dia juga cukup mengenal Akashi Seijuuro, kapten tim basketnya, Murasakibara Atsushi, si raksasa berjiwa anak kecil, serta Midorima Shintarou, anggota tim basket Teikou yang terkenal dengan three pointernya, karena mereka coretadalahbudakAkashicoret sering latihan bersama.

Intinya Aomine cukup populer meski temannya nggak banyak.

Tapi ya, seterkenal dan sekeren apapun seorang Aomine Daiki itu, dia memiliki satu kesamaan dengan rata-rata manusia di bumi ini. Aomine si ace Teikou itu memiliki satu rahasia. Rahasia yang hanya dirinya, Momoi, dan Kuroko saja yang tahu. Oh maaf, Tuhan juga tahu. Oh, satu lagi, Akashi juga tahu; karena Akashi tahu semuanya.

Aomine Daiki, adalah pecinta hewan.

…oke, sebenarnya rahasianya itu memang bukan suatu rahasia yang parahnya bisa ngehancurin bumi atau mancing titan buat makan manusia. Tapi tetap saja, Aomine yang narsis itu merasa bahwa seluruh kekerenannya akan hancur jika orang orang tahu kalau cowok gede muka sangar gitu ternyata berhati lemah lembut seperti bunga. Takut dikira cemen gitudeh, padahal nggak juga. Beberapa bulan yang lalu Aomine bahkan sempat memungut kucing terlantar dan memeliharanya secara sembunyi-sembunyi kayak Nobita loh. Kucing oranye berloreng hitam dan beriris merah itu dia beri nama Taiga, karena menurutnya Taiga itu seperti harimau. Dan jujur Taiga itu imut dan angelic sekali hshshshs. Sayangnya Taiga mati sebulan yang lalu, dan kini Aomine masih galau karena tidak bisa melupakan Taiga. Apalagi emaknya sudah tau kalau dia memelihara kucing sembunyi sembunyi padahal udah dibilangin nggak boleh, dan hal itu ngebikin Aomine nggak bisa nyari penggantinya Taiga untuk menambal lubang dihatinya.

Oh iya, masih ada satu lagi loh rahasia Aomine selain itu. Masih ada satu lagi rahasia yang tidak diketahui oleh publik dan tidak akan pernah ia sebarkan seumur hidupnya karena sekali lagi, pembaca, dia takut dibilang cemen. Dan rahasianya kali ini ada sangkut pautnya dengan eksistensi suatu mahkluk hidup dari keluarga insekta yang berwarna kuning hitam dan memiliki suatu bagian tubuh yang berfungsi untuk menyengat atau melumpuhkan siapapun musuhnya, alias memiliki fungsi sebagat alat pertahanan diri. Apa kalian tau apakah mahkluk hidup yang saya maksud ini?

Yap, anda benar, Aomine Daiki, si ace Teikou yang keren, sangar, arogan, tinggi, berbakat, tapi mesum itu, takuuuuut sekali pada mahkluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang biasa kita sebut Lebah.

Melebihi apapun. Melebihi monster paling mengerikan di dunia ini, melebihi segala film horror baik film horror jepang maupun Indonesia yang sering ditonton Kuroko, melebihi bapaknya, tetapi tidak melebihi ibunya.

Sebenarnya ketakutannya akan lebah itu bukannya berasal dari trauma masa kecil karena pernah disengat lebah atau apa. He simply hates that creature, and he doesn't need a reason for that. Sama seperti author yang gelian sama mahkluk mengerikan yang bernama cicak /hiatnggakpenting. Kejam memang, padahal lebahnya nggak salah apa apa. (Tapi kalo cicak emang jijik liat aja tekstur badannya hiih /merinding)

Dan apa kalian tahu? Situasi yang sedang dihadapi oleh Aomine saat ini… ahem, bisa dibilang bukanlah situasi yang akan diharapkan oleh Aomine, dan bahkan diharapkan oleh seluruh umat manusia di bumi ini, untuk datang disaat yang sangat tidak tepat sekali ini.

Kini, Aomine Daiki, sang ace tim basket Teikou itu (yaoloh bosennya nulis kalimat ini terus -A-), tengah berdiri di kamar mandi hanya dengan handuk yang dililitkan di pinggang, dan sudah memasang kuda kuda siap siaga. Keringat sedikit mengalir dari pelipisnya. Alat mandi bernama gayung (yang diimpor secara eksklusif dari Indonesia) berisi air penuh sudah bertengger manis di tangan kanannya, dan sebotol wipol alias pembersih wc/lantai (yang juga diimpor dari Indonesia) sudah siap di tangan kirinya, tinggal kecrot saja. Tak lupa juga gagang shower yang airnya mengalir deras dia apit di antara kedua pahanya sebagai plan B kalau air gayung tadi tidak mengenai target. Oh, sungguh boros air sekali dirimu, Daiki.

Dan kini, sepasang mata beriris birunya itu sudah terfokus ke depan. Target: lock on!

Sementara Aomine menatap musuh terbesarnya alias lebah mungil tak berdosa yang entah kenapa bisa masuk kamar mandi keluarga Aomine itu, sang target sendiri cuma terbang terbang ditempat sambil sesekali ke kiri-kanan sedikit dengan polosnya. Dia heran menatap manusia di depannya yang macem kesetanan itu.

"Kali ini… kali ini aku pasti berhasil! Jangan takut, Daiki!" teriaknya. "Lihat saja kau, lebah sial! Yang bisa mengalahkanku hanyalah aku sendiri!" Perlahan lahan Aomine mulai mengangkat gayungnya… dan… BYUR!

Meleset.

Ya jelas aja meleset, tangannya aja gemeteran gitu kok. Ternyata kata kata motivasi yang dia tujukan ke dirinya tadi sama sekali tidak membantu. Sang lebah yang tadi heran pun kini tersadar juga, bahwa manusia dim didepannya itu mencoba membunuhnya. Agar tidak terbunuh, si lebah tentu harus melindungi dirinya. Tapi berhubung si lebah yang satu itu itu lebah yang baik hati, dia memutuskan untuk mencari jalan keluar saja daripada menyengat cowok gede di depannya. Si lebah pun mulai terbang maju, membuat Aomine sedikit menjerit seperti perempuan.

"Ja-Jangan mendekat!" Aomine histeris, mulai panik. Dia langsung beralih ke plan B-nya, shower. Dia mengangkat showernya dan menyiram di lebah terus terusan, membuat hewan tak berdosa itu jatuh ke lantai karena tak kuat menahan derasnya air yang menghujam tubuhnya.

'Bzzz bzzz bzzz…' dengung si lebah dengan lemas, yang jika diterjemahkan kedalam bahasa manusia menjadi 'Biarkan aku keluar… kumohon… aku tidak akan menyakitimu…'. Tapi sayang, Aomine yang merupakan manusia tulen luar dalam itu, sama seperti manusia manusia lainnya, tidak pernah mempelajari atau bahkan berniat untuk mempelajari bahasa lebah. Aomine malah makin geli ngedenger dengungan nggak jelasnya itu, dan malah melanjutkan penyiksaannya itu ke tahap selanjutnya, wipol. Dia terus terusan menyirami si lebah dengan cairan beracun tersebut sampe lebahnya mabok karena keracunan. Kejam memang, tapi yah, mau gimana lagi.

Dan serangan terakhir tersebut terbukti efektif, karena sang lebah kini diam tak bergerak dan tak bersuara. Sudah sekarat rupanya. Aomine tersenyum penuh kemenangan.

"Yeaaaahh! Rasakan, mahkluk sial!" serunya sambil menujuk nunjuk si lebah sambil ketawa ketawa jahat. Dia kemudian menyiram lebah itu dengan shower sebagai finishing touch, membuat mahkluk malang itu masuk dengan naas ke lubang saluran air di lantai kamar mandi.

Setelah lelah berperang, Aomine pun kembali melanjutkan kegiatan mandinya.

Tanpa mengetahui kalau sang lebah yang sangat ia takuti itu akan merubah hidupnya mulai dari sekarang…

・・・・・・

'Tuhan, jika bisa berikanlah aku kesempatan. Aku… aku ingin membalas dendam…'

・・・bersambung・・・

Ohayoppu~ roccon disini!

Aku author baru disini. Ini fic pertamaku baik di FFn maupun di fandom KuroBas.

Untuk chapter pertama ini memang masih pendek, karena ini baru awal. Baru permulaan tentang gimana Aomine ngebunuh lebah malang yang nggak ada niat jahat itu.

Untuk selanjutnya mungkin akan dibikin lebih panjang.

Yoroshiku nee! And your reviews will be highly appreciated! Flames are accepted too, I always consider flames as harsh critism c: