.

.

.

"Ingat Luhan, kau bukan apa-apa tanpa keluargaku!"

"Aku tidak akan mati tanpa cinta"

"Mungkin memang benar, aku tak ahli dalam cinta satu malam. Tapi aku masih butuh cinta karena aku hanya pria biasa"

" Dan jika saat kau menggigit bibir. Saat aku membuatmu merintih, kau tahu itu nyata. Bisakah kau rasakan tekanan diantara pangkal pahamu? kan kubuat rasanya seperti saat pertama"

- Oh Sehun

.

.

" Dan aku tahu bahwa kau punya segalanya, tapi aku tak punya apa-apa disini tanpamu"

" Cinta membuat orang lemah menjadi kuat dan orang kuat menjadi lemah"

"Kukung aku dibawahmu, buat aku terkulai lemah sampai besok pagi"

- Lu Han-

.

.

.

Main cast : Luhan, Sehun, Chanyeol and others.

Warning : Typo, rated M, little bit dirty talk, genderswitch.

Genre : Hurt/Comfort, Romance

~ ONE LAST TIME ~

Di depan sebuah altar, berdiri sepasang insan yang baru saja mengucapkan sebuah janji sakral. Memberikan senyuman hangat kepada semua tamu undangan yang hadir. Semua orang berdecak atas kesempurnaan kedua mempelai itu, bahkan dapat membuat iri dengan hanya melihatnya saja. Bagaimana tidak, wanita yang tidak memiliki cacat sedikitpun dengan wajah yang sangat anggun juga lekuk tubuh yang sempurna disandingkan dengan pria luar biasa tampan dan sangat kaya raya. Semua itu terdengar seperti khayalan atau sebuah dongeng, tidak nyata. Tapi hari ini, semua yang ada didalam buku dongeng itu sedang terjadi dan nyata. Terlihat dari senyuman keduanya, senyuman hangat yang dipaksakan. Apa? Dipaksakan? Tentu saja. Mereka menikah bukan karena cinta, melainkan si Wanita yang ingin membalas semua kebaikan Bibi dan Paman yang menjadi mertuanya saat ini dan si Pria yang menganggap bahwa semua pernikahan sama saja walaupun tanpa cinta.

Sesosok pria yang tidak kalah tampan dengan balutan tuxedo mendekati kedua mempelai.

"Selamat atas pernikahan kalian. Ah ya cantik, kau tidak lupa untuk menggerogoti dompetnya,kan? Hahaha"

Pria itu terkekeh pelan, sang mempelai pria tidak peduli dan lebih memilih meninggalkan mempelai wanitanya bersama pria lain.

Luhan menepuk pergelangan Chanyeol pelan sambil ikut terkikik.

"Astaga! Jaga ucapanmu itu bodoh"

"Apa perkataanku salah? Bahkan kau meninggalkanku dan lebih memilih menikah dengannya. Aku lebih tampan, sedangkan dia? Wajah macam apa itu? Sangat datar. Apa karna penisnya lebih besar dari milikku?"

"Bodoh! Pertanyaan macam apa yang kau lontrakan Chan!"
"Ah jika itu benar aku akan sangat sedih, aku tidak ingin kebanggaanku dikalahkan oleh pria lain"

Luhan terus terkikik mendengarkan penuturan sang mantan kekasih. Luhan mengakui bahwa Chanyeol, mantan kekasihnya itu lebih memiliki sejuta ekspresi dibandingkan pria yang menjadi suaminya saat ini, Oh Sehun. Dulu saat mereka masih bersama, Chanyeol selalu membuatnya tertawa dan itu yang membuat Luhan betah berlama-lama didekat Chanyeol. Sedangkan suaminya itu? Mengobrol saja tidak pernah, diajak bicarapun hanya menjawab "Ya" atau "Tidak".

"Bagaimana rasanya menjadi istri dari direktur muda yang sangat kaya? Hm, jika aku perhatikan kau sangat senang,ya? Mulai saat ini apapun yang kau inginkan dapat kau beli"

"Tentu saja, dirimupun akan sanggup aku beli!"

Keduanya kembali tertawa bersama, walaupun ini pernikahnnya dengan Sehun namun sepertinya tidak terlihat seperti itu sekarang.

Perkataan Chanyeol benar, Luhan sekarang bisa membeli apapun yang diinginkannya. Jelas saja, dia adalah istri dari Oh Sehun, anak tunggal konglomerat keluarga Oh sekaligus Direktur muda di Oh Corp. Selain ingin membalas kebaikan dari Tuan Oh dan Nyonya Oh, Luhan juga menginginkan harta kekayaan yang gencar diberitakan bahwa kekayaan keluarga Oh tidak akan habis sampai tujuh turunan. Semua itu wajar bagi Luhan, dia adalah model terkenal di Korea dan sudah selayaknya mendapatkan kehidupan mewah dengan kartu-kartu yang berderet didalam dompetnya. Bukannya Chanyeol tidak kaya, tetapi jika dibandingkan dengan Sehun, jelas Sehun yang lebih kaya raya.

Semasa kecil Luhan tidak tinggal dengan kedua orang tuanya. Akibat sebuah kecelakaan pesawat dia harus terpisah dengan orangtuanya. Dia tidak memiliki siapapun di Korea, dan di China dia juga tidak memiliki sanak saudara. Tuan Oh dan Nyonya Oh yang selaku sahabat dari kedua orang tua Luhan, merawatnya dan membesarkannya seperti anak mereka sendiri sampai sekarang ini, lebih tepatnya maid-nya yang merawat. Namun Sehun, yang tak lain adalah anak kandung mereka, lebih memilih tinggal bersama neneknya di Gwangju. Sehun memang sangat tidak dekat dengan kedua orang tuanya, karena mereka selalu sibuk bekerja setiap waktu. Itu yang membuat Sehun muak.

Chanyeol melirik jam tangannya sekilas.

"Aku harus pergi"

"Kenapa buru-buru sekali?"

"Aku ada urusan sebentar, biasalah masalah pekerjaan" Jawab Chanyeol seraya menghela nafasnya.

"Ah, seperti itu…"

"Aku pergi dulu. Jangan lupa nanti malam mengangkanglah untuknya Lu! Hahaha"

Chanyeol berlari kecil dengan kepala yang mengarah pada Luhan dan tawa yang terpantri di bibirnya dan hanya dibalas dengan death glare dari Luhan.

~ ONE LAST TIME ~

Sepasang suami-istri baru itu telah tiba di sebuah apartemen mewah. Bukan karena Sehun tidak mampu membeli sebuah rumah mewah atau mansion yang megah, melainkah ini kemauan dari ibu mertua Luhan. Nyonya Oh yang mengatur semua ini, dia mengatakan agar Luhan dan Sehun lebih menghabiskan waktunya berdua tanpa ada gangguan dari maid atau apapun itu. Nyonya Oh sudah menyiapkan rumah mewah untuk keduanya, namun dapat ditempati jika Sehun dan Luhan sudah memberikannya seorang cucu. Untuk saat ini keduanya hanya dapat mengikuti keinginan sang Ibu saja.

Tidak seperti kebanyakan pengantin baru diluar sana yang romantis setelah selesai pernikahan, seperti acara menggendong mempelai wanitanya sampai kamar atau melakukan kegiatan malam pertama yang menggairahkan. Keduanya memasuki apartemen dengan berjalan masing-masing tanpa peduli satu sama lain, bahkan saat ini mereka sudah berada di alam mimpi dengan Sehun yang berbalut selimut disebuah ranjang King size dan Luhan yang tertidur di Sofa depan TV. Pasangan yang amat sangat romantis.

Pukul 5 pagi. Mata Luhan mengerjap-ngerjap dan berjalan sedikit terhuyung karena masih mengantuk. Bukan, bukan karena ingin menjadi istri yang baik bagi Oh Sehun. Tetapi karena suara dering ponsel yang mengganggu tidurnya.

Luhan merogoh ponselnya dari tas yang berada di kursi dekat pintu. Dengan malasnya dia mengangkat panggilan masuk tanpa melihat nama pemanggil.

"Ya! Ada apa pagi buta seperti ini menelfon? Tidak ada kerjaan?!"
"Yaampun, Lulu sayang ini Ibu"

Luhan membola-kan matanya, tangannya menutup mulutnya dan sedikit menjauhkan ponselnya dari telinganya. Tangannya memukul-mukul kecil kepalanya sendiri. 'Cara bicaramu Luhan! Bodoh!' Luhan menrutuki dirinya sendiri.

"Halo?Lu?Apa kau disana?"

"E..eh iya Bu? Ada apa sepagi ini menelfonku? Apa ibu baik-baik saja?"

"Ibu baik-baik saja sayang. Apa ibu mengganggu?"

"Tentu saja tidak" ' sebenarnya mengganggu tidurku' umpat Luhan dalam hati.

"Kau terdengar sangat kelelahan sayang, apa malam-mu sangat melelahkan?"

"Iya ibu aku sangat lelah. Badanku rasanya seperti akan remuk"

Maksud Luhan adalah lelah seusai pesta pernikahan yang lumayan lama,bukan yang lain. Namun Nyonya Oh disebrang sana tersenyum geli mendengarnya,. Salahkan Luhan yang tidak mengerti apa maksud perkataan ambigu sang Ibu mertua.

"Tapi kau tetap harus menyiapkan Sehun sarapan"

"APA?! Eh..Em, Apa sepagi ini,Bu?"

"Iya. Bukankah setiap hari kau sering melihat Sehun bangun pagi? Ah Ibu lupa, kau inikan selalu bangun siang Lu. Hahaha. Yasudah cepat siapkan sarapan untuknya"

"Baik Ibuku sayang. Aku akan memasak dulu, ya. Sampai jumpa"

"Ya, sampai jumpa"

Luhan mematikan sambungan panggilannya. Dia melangkahkan kakinya malas menuju dapur minimalis apartemennya. Membuka Lemari es yang sudah dipenuhi bahan-bahan untuk memasak, Luhan terdiri mematung.

"Aku harus memasak apa? Ibu kan tahu aku tidak bisa memasak. Dasar Albino angkuh itu merepotkanku saja" gerutunya.

Luhan masih mengamati lemari es-nya. Dia mengambil tiga potong ayam yang masih mentah dan belum dibumbui. Apa akan berhasil? Masa bodoh, yang penting sudah memasak. Pikirnya.

Luhan menyajikan ayam goreng dan nasi di meja makan dan sebuah piring.

Suara langkah kaki terdengar mendekati dapur, Luhan menoleh dan mendapati Sehun yang sedang menarik kursi meja makan untuk duduk.

Sehun mengernyitkan dahinya, ekspresi wajahnya dapat tertebak oleh Luhan.

"Sudahlah makan saja. Aku tidak meracuninya"

"Ambilkan aku air putih"

Dengan malas, Luhan mengambilkan segelas air putih dan meletakannya didepan suami ter-cin-ta-nya itu.

"Bahkan tidak ada sayuran dan buah-buahan! Ditambah lagi makanan berminyak di pagi-pagi, aku tidak biasa makan ini!"

Luhan mengelus dadanya pelan menghadapi lelaki dihadapannya saat ini.

"Aku belum terbiasa Sehun! Mulai besok saja seperti itu"

Sehun mengambil sendok dan garpu dihadapannya, dia memasukan potongan ayam goreng dan sesendok nasi kemulutnya. Luhan takut melihat ekspresi Sehun sekarang. Benar saja, beberapa detik kemudian Sehun memuntahkan makananya ke Lantai. Sehun bangkit dari duduknya dengan wajah datar penuh emosi.

"Apa-apaan kau Luhan kau ingin membunuhku?!"

"Tidak! Kenapa berkata seperti itu?!"

"Kau memberiku ayam dan nasi mentah!Sialan!" Sehun membuang ludah ke Lantai dapur dan langsung meminum air yang tadi di sediakan Luhan.

"Aku tidak bisa memasak!"

"Dan apa ini? Kau memberiku air dingin! Aku tidak pernah meminum air dingin di pagi hari. Kau ini tidak becus sama sekali!"

Sehun benar-benar mudah emosi, begitu pula Luhan. Pasangan yang amat sangat serasi. Bukankah kata orang jaman dulu jika sepasangan kekasih memiliki kesamaan, tandanya mereka jodoh. Apa itu berlaku untuk mereka? Entahlah.

"Aku bukan pembantu Sehun!"
"Setidaknya kau tahu cara melayani suamimu!"

Luhan mendekatkan tubuhnya ke arah Sehun dan mengangkat jari telunjuknya di depan muka Sehun, suaminya itu.

"Dengar Tuan Oh Sehun!" Luhan menekankan kata Tuan, dan melanjutkan perkataanya.

"Aku ini seorang model!Kau harusnya beruntung menikah denganku! Aku bukan tukang memasak ataupun orang yang mengerjakan hal yang dikerjakan oleh seorang pembantu! Kau tahu itu kan,bodoh?! Model sepertiku tidak pernah menginjakkan kakinya pada lantai dapur, apalagi harus memasak dan terkena cipratan minyak! Sangat menjijikan! Perawatanku akan sia-sia saja selama ini! Jika kau ingin memiliki istri seperti itu, kenapa kau tidak nikahi maid yang ada dirumah saja!Bangsat!"

Sehun menyingkirkan tangan Luhan dan balas menatapnya penuh amarah.

"Ingat Luhan, kau bukan apa-apa tanpa keluargaku!"

"…"

"Sadarlah! Kau hidup mewah dan bisa mencapai karirmu karena kedua orangtuaku! Kau bukan apa-apa tanpa mereka!"

"…"

"Jika orangtuaku tidak kasihan padamu dulu, mungkin kau sudah menjadi gelandangan diluar sana! Ah tidak, bahkan mungkin wanita jalang yang menggoda lelaki berdompet tebal diluar sana"

Luhan geram, bisa-bisanya lelaki dihadapannya berkata demikian dan seolah menunjukkan bahwa Luhanlah yang patut bertekuk lutut pada lelaki dihadapannya itu. Tangan Luhan gatal ingin menampar Sehun, namun keinginannya diurungkan. Dia berlari kekamar memakai hoodie yang kebesaran ditambah kacamata hitam dan topi,serta masker yang terkait dikedua telinganya. Dia membuka pintu apartemen dan menutupnya kasar.

"Mau kemana dia? Apa dia lupa kalau dirinya belum mandi? Dan berpakaian seperti teroris. Memangnya dia pikir paparazzi mengikutinya 24 jam" Kata sehun bermonolog ria dilanjut dengan menggedikan bahunya.

Tidak lama kemudian bel berbunyi.

"Sepertinya dia kembali karna lupa kalau dirinya belum mandi. Buka saja sendiri pintunya. Manja"

Sehun mendudukan dirinya di Sofa untuk menonton tv, kebetulan hari ini dia masih diberi libur untuk tidak pergi kekantor. Namun bel yang terus berbunyi membuat ia harus kembali bangun dari duduknya dan mengeluarkan sedikit geraman. Sehun membuka pintu apartemen-nya.

"Ka-"

"Ada apa?"

"Untuk apa datang kesini?"

Sesosok wanita sedang berdiri didepan pintu dengan tangan yang menenteng kotak makanan.

oOo

Luhan berjalan agak cepat menyusuri trotoar. Berpakaian tertutup agar tidak ada paparazzi yang memotret ekspresi wajahnya yang dalam mood kacau. Apa Luhan sangat terkenal? Ya, tentu saja. Luhan adalah model terkenal di Korea. Setiap lekuk tubuhnya menjadi incaran lensa kamera. Tubuhnya yang sexy seperti para model Victoria Secret, harus membuat lelaki menelan ludahnya saat Luhan sedang bahkan sering mengenakan pakaian terbuka. Bahkan banyak yang mengatakan bahwa ia Miranda Kerr versi Korea. Namun sifat Luhan yang tak kalah angkuh dari si Oh suaminya itu, sangat tidak suka jika tubuh indah miliknya disamakan dengan tubuh orang lain.

Suara kicauan pagi masih sangat jelas terdengar, sang fajar yang belum sepenuh nya muncul ke permukaan membuat udara pagi terasa lebih dingin dan menusuk tulang. Seharusnya saat suasana seperti ini, lebih cocok dinikmati dibalik selimut tebal atau menikmati secangkir kopi hangat di atas balkon apartemen.

Luhan melihat kaleng minuman bekas dan menendang kaleng itu seenaknya dengan kaki jenjang miliknya. Tiba-tiba

'BUGH!'

Luhan terlonjak kaget saat kaleng yang ia tendang mengenai seorang pria yang mengenakan setelan jas ala kantoran yang sedang berjalan. Luhan buru-buru menghampiri pria itu. Luhan melihat wajah pria yang sedikit kesakitan tapi tetap terlihat tampan,

"Maafkan aku Tuan. Aku tidak sengaja"

"Tidak apa-apa.. Luhan?"

"Ya?"
"Kau Luhan kan?"

"Kau siapa?"

Pria itu tersenyum kearah Luhan.

.

.

Si wanita bermata rusa itu melangkahkan kakinya memasuki apartemen barunya. Dia kembali setelah larut malam. Lagi pula siapa yang peduli dia pulang atau tidak. Namun kali ini dia pulang dengan penampilannya sebagai model kelas atas. Pakaian yang menampilkan punggung dan paha mulus miliknya, dan kaki dengan sepatu hak tinggi berwarna silver.

Luhan membuka pintu apartemennya pelan, melenggangkan kakinya ke penjuru ruangan, namun tetap tidak mendapati sosok yang ia cari.

Terdengar suara gemercik air samar dari kamar mandi. Luhan tersenyum, memikirkan sesuatu.

Suara pintu kamar mandi terdengar, didapati lelaki yang sedang mengusak rambutnya menggundakan handuk, dan jangan lupakan dada sixpacknya. Mereka kini berhadapan satu sama lain didepan pintu kamar mandi. Sehun mengangkat sebelah alisnya dan berjalan melewati Luhan yang menatapnya dengan menggoda.

Astaga, Luhan benar-benar seperti ditolak kali ini! Bagaimana tidak, saat ini dia menggunakan gaun tidur yang sangat tipis yang memperlihatkan belahan dadanya dan seolah-olah payudara besarnya itu segera ingin dikeluarkan dari persembunyian. Jangan lupakan bokongnya yang besar, membuat lelaki manapun ingin meremasnya. Tapi saat ini, lelaki yang tadi dihadapannya itu tidak peduli. Ini pertama kalinya ia melihat lelaki yang tidak tertarik dengan tubuhnya.

Keparat, ujar Luhan dalam hati.

Dia mengekori Sehun ke ruang tengah. Tidak terima atas perlakuan terhadapnya barusan.

"Oh, kau benar-benar lelaki impoten"

Sehun membalikkan badannya, mendapati wanita yang menggunakan gaun tidur yang sangat sexy tengah menyilangkan tangan di dada. Sehun tidak memperdulikan ucapan Luhan dan mendudukan dirinya untuk menonton TV.

Luhan mendecih tidak suka.

"Ah jadi ini yang membuat ibu dan ayah menikahkanmu denganku"

Sehun melirik tajam dengan ekspresi yang mengguratkan sebuah pertanyaan.

"Kau seorang gay. Benar bukan? Cih! Bahkan kau tidak pernah memiliki kekasih dan mencintai wanita!"
"Aku tidak butuh cinta. Aku tidak akan mati tanpa cinta! Dan aku bukan seorang gay!"

Luhan tersenyum mengejek.

"Tidak butuh cinta? Kasihan sekali, kau tidak pernah merasakan bagaimana indahnya. Lalu kalau bukan gay,apa? Apa penismu itu terlalu kecil sehingga kau malu untuk dekat dengan wanita? Atau bahkan kau tidak memilikinya. Hahaha"

Sehun tidak terima atas hinaan dari saudara angkat yang sekarang jadi istrinya itu. Dia mendorong tubuh Luhan kasar.

"Apa aku harus membuktikan kejantananku saat ini juga? Kau menginginkan penisku ini menghunus lubang vaginamu dan kau mengerang serta merintih nikmat dibawahku?Seperti itu maumu,Luhan?"

".."

"Akan kubuktikan sekarang juga jika maumu seperti itu. "

Mata itu, Luhan dapat melihat tatapan tajam itu. Namun ia tetap tersenyum mengejek kearah sang 'suami'.

Sehun merapatkan tubuhnya pada tubuh Luhan. Ia dapat merasakan payudara besar dan kenyal bertemu dengan dada miliknya. Kemudian..

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

TBC

Halo ini FF kedua Defra, anak angkatnya Luhan sama Sehun yang tidak diakui:' ( garing abis,de)

Entah kenapa dan inspirasi dari mana aku pengen bikin FF yang marriage life gitu. Hehe, maaf banget TBC nya kurang tepat..

Yang baca mohon kasih reviewnya,ya.

Jangan jadi silent rider, aku sedih kalo ada yang baca tapi nggak kasih review. :(

Hiks hiks:(

FF Strange Love masih tetep lanjut kok, mungkin lusa akan aku update.

Oh ya aku mau cerita, aku kan edit fotonya bunda sama ayah. Aku kasih liat temen aku. Kira-kira seperti ini percakapannya.

Dia : "Anjrit cantik cewenya"

Aku : "Ini editan,lho! Dia cowok!"

Dia : "Mana mungkin, ngibul lu. Cowok cantik gini!"

Aku : "Seriusan itu cowok! Ini gua yang edit sendiri"

* aku kasih foto bunda yang sebelum diedit *

Temen aku terdiam seketika. Dan aku hanya bisa kasih * pukpuk * sambil bilang "Kita gagal jadi cewek"

Hm, abaikanlah curhatan gajelas ini. :')