Si Pentung Jadi 3
Pairing : Kahoko x Len, Shōko x Keiichi, Manami x Ryōtarō
Genre : Romance, Friendship, Drama, dan dibumbui oleh sedikit Komedi
Rate : T
Warning : Sedikit OOC dan juga AC
Disclaimer :
La Corda D'oro punya kak Yuki Kure
Romeo n' Juliet punya om William Shakespare
Kyō Kara Ma-Oh punya kak Tomo Takabayashi
Si pentung punya D'kemp0ed, yey! Itu cerita buat drama saiia dulu loh *pamer
Summary :
Pada awal tahun'30-an saat masa-masa penjajahan belanda, Kahoko si gadis Belanda menjalin hubungan dengan Len anak kampung serta anak dari musuh ayahnya yang merupakan seorang bangsawan di kampung itu. Pelan tapi pasti, itulah prinsip cinta mereka berdua.
A/N :
Ini fic pertama saiia.. Kalau ada banyak kesalahan tolong dimaklumi ya.. Nah, ceritanya tentang anak-anak La Corda pada jaman penjajahan Belanda, tapi disini keadaannya agak sedikit damai dibandingkan sama di real-live.. klo Maruma, saiia Cuma minjem beberapa karakter aja, itu juga tokoh-tokoh sampingan, jadi gak bisa liat wolfram sama yuuri di sini..
Yuuri : untung gak ada saiia, bisa-bisa di pasangin sama si wolfram
Wolfram : eh otak udang! Ngomong apa kamu tadi?
Yuuri : ah, nggak ngomong apa-apa kok. *langsung kabur*
Wolfram : tunggu aku! Kita kan tunangan! *ngejar*
Lanjut! Nah kalau Si Pentung, itu tuh cerita yang dibuat sama saiia dan teman-teman D'kemp0ed buat tes drama. Ceritanya campuran antara Romeo x Juliet n Si Pitung. Dengan nama-nama tokoh dari Maruma juga, tapi saiia kembangin lagi menjadi Si Pentung Jadi 3.
Selamat membaca semuanya!
*bow*
Si Pentung Jadi 3
By : Hihara Dena Yuukihara
Chapter 1 : Pohon Beringin Cinta
Kisah ini bermula disuatu desa terpencil di pelosok jakarta pada zaman penjajahan Belanda. Di desa ini sering terjadi adu mulut antara warga setempat dengan para pasukan Belanda yang sedang mangkal di pasar untuk cari hiburan. Mereka memiliki julukan Pasukan Hidung Belang(PHB). Sesuai dengan julukan mereka, pada saat-saat mereka istirahat seperti sekarang kerjaan mereka yang tak lain dan tak bukan menggoda wanita-wanita di pasar, bahkan janda pun mereka embat. Pasukan ini berada di bawah kepemimpinan Gwendal Van Spitzberg yang tak lain dan tak bukan Bangsawan Belanda yang menguasai daerah tersebut.
Seperti biasa, siang ini PHB mulai melakukan aksinya. Tentunya aksi ini sungguh membuat warga-warga di pasar itu marah dan terjadilah adu mulut antara warga dengan PHB.
*Pindah tempat*
Pada suatu siang, tepatnya di bawah pohon beringin. Terlihat seorang pemuda berambut biru sedang asyik-asyiknya tertidur, sampai-sampai air liurnya menetes tanpa henti yang membasahi baju seorang pemuda berambut hijau tua di sebelahnya yang sedang tertidur juga. Pemuda berambut hijau itu terbangun, ia terkejut mendapati bajunya basah kuyup dengan air liur temannya itu.
"Dih! Apa-apaan in! Woy Bangun!" teriak Ryōtarō sambil menggoyang-goyangkan tubuh Len yang sedang tertidur pulas.
"Hmm? Kenapa lu teriak-teriak begitu, ganggu orang tidur aja." Jawab Len setengah terbangun.
"Liat nih!" Ryō nunjukin bekas ilernya Len. "Ayo tanggung jawab!"
Sebelum Len menjawab, Kazuki lansung berkata "Hah? Len kamu ngehamilin anak siapa Len?"
Len makin kebingungan. "Bukan tapi ni!" Sambil menunjukan bekas ilernya Len ke Kazuki.
"Pokoknya ente harus tanggung jawab!"
"Itu bukan urusan aye. Siapa suruh tidur lu tidur di sebelah aye?"
"lah ada juga ente yang main tidur disebelah ane! Ane gak mau tau!"
"Ane juga gak mau tau."
Adu mulut antara Len dan Ryo membuat Azuma kesal karena telah menggangu tidur kecantikannya dan melontarkan kata-kata kasar.
"Dasar popok ayam! Bisa gak sih kalian berdua diem? Nanti kalau masker aku rusak gimana?"
"Dasar Bencong! Diem aja lu!" jawab Ryo dan juga Len bersamaan.
"Biffa vak ffih ffuuaffian fak bveranvem fehuafhi safhha?" kata Kazuki dengan banyak makanan dimulutnya.
"Ane gak ngerti ente ngomong apa!" kata Ryo sambil ngasih death glare-nya ke Kazuki, yang membuat Kazuki keselek.
"Azuma translate-in!" perintah Len kepada Azuma yang lagi benerin masker.
"Iya, iya, katanya BISA GAK SIH KALIAN GAK BERANTEM SEHARI AJA?"
"GAK!" jawab Len dan Ryoo bersamaan lagi.
"Kya! Jangan teriak-teriak gitu donk, aku jadi takut tau!" Azuma meluk kazuki karena ketakutan, dan Kazuki menjauh karena merasa geli dipeluk sama satu jenis. a/n: satu jenis?*d jambak Azuma* yah mainnya jambakkan *ditodong basoka* ampun bang!
"Udah ah! Gua bosen dengerinnya tau! Dari dulu kalian tuh berantem mulu! Biar kalian diem gua yang nyuci tuh baju deh!" kata kazuki. a/n: nii-chan emang wise abis
"Eh Azuma, ekspresi lu kenapa begitu?" tanya Len dengan logat khasnya
"..."
"Earth to Azuma." Sambar Ryo
"..."
"HELLO?" Ryo mulai emosian lagi.
"I-i-itu." Jawab Azuma gugup
"Itu apa?"
"A-a-ada."
"AH! LAMA LO!" Kata Kazuki menggunakan toa pinjeman Om Boy si tukang sayur.
"AAADDDAA KUNTILANAK!" Azuma berteriak histeris dan langsung berlari. Ia sudah tidak mempedulikan lagi soal maskernya. Yang penting bagi dia sekarang Cuma kabur dari tempat itu.
"Tadi dia ngomong apa?" Tanya Ryo
"Katanya ada kunti."
"Owh."
"..."
"..."
"..."
"HUWA!" Teriak mereka bertiga sambil berlari menyusul Azuma.
*Beberapa saat kemudian di pasar*
Suasana pasar yang masih ramai akibat adu mulut antara PHB dengan warga. Hal ini membuat pemuda berambut warna-warni bagaikan pelangi itu pun merasa lebih tenang.
"Hh.. Ane gak nyangka kalau tu bencong larinya cepet juga." Kata Len yang masih kelelahan setelah berlari-larian.
"Ya elah, lo belom tau aja kalo bencong marah gimana." Jawab Ryo santai.
Azuma tidak terima mendengar perkataan duo devil itu dan mengambil toa di tangan Kazuki.
"BENCANG.. BENCONG.. LU KIRA GUA APAAN HAH?" Azuma berubah menjadi Black Azuma.
Ryo dan Len hanya membisu seribu bahasa karena kaget baru ngeliat Black Azuma membuat suasan menjadi sunyi. Tetapi suasana yang sunyi itu harus pulan kembali kerumahnya karena telah diusir oleh suara Kazuki.a/n: dah sunyi!*melambaikan tangan*
"Hm, satu.. dua.. tiga.." Kazuki sedang mencoba menghitung jumlah mereka.
"kok Cuma 4 yah? Kayaknya ada yang kurang deh." Gumam Kazuki
"Ah! Kei!"
"Kenapa kita bisa lupa sama si Kei?" Tanya Ryo panik
"Udah sekarang kita balik ke tu pohon lagi! Kalau Kei kenapa-napa bisa gawat nanti!" Kata Len
Mereka pun mulai berlari. Dan tiba-tiba Azuma berhenti dan berkata, "Tapi aku takut, kalau setannya masih ada gimana?"
"Gimana sih? Apa ini yang namanya sahabat? Masa Cuma gara-gara setan doang kamu mau ngerela-in sahabat kamu sendiri. Si Kei pasti Lagi ketakutan, lebih takut dari pada kamu Azuma." Kata Kazuki
"Lagian setan juga bakalan lari terbirit-birit kalau liat loe lagi pakai masker kali." Kata Ryo
Azuma berubah menjadi Black Azuma dan memberi death glare ke Ryo.
'Nih orang, berubah karakternya jauh banget ya.' Pikir Ryo, Len, dan Kazuki.
*Di kuburan*
"Hm, yang lain pada kemana ya? Kok sepi begini sih?" Kata Keiichi
" Apaan tuh putih-putih?"
"Hm, mirip kapas atau selimut? Apa awan ya?"
Lalu Keiichi mengambil ranting yang ada di dekatnya dan mencoel-coel benda putih itu.
'Seru juga ternyata.' Pikir Kei sambil tersenyum kegerangan. Kunti-chan tidak melakukan gerakan melawan sedikit pun, bahkan ia mematung dan menundukan kepalanya karena malu dicoel-coel oleh Kei.a/n: dasar centil!
Saat Kei sedang asyik-asyiknya mencoel Kunti-chan, tiba-tiba Kunti-chan menghilangkan dirinya karena sudah tidak kuat menahan jantungnya yang hampir copot karena dicoel oleh Kei.
"Loh? Ilang?" Kei kebingungan
Disaat yang bersamaan, ke-4 pemuda berambut warna-warni bagaikan pelangi itu pun tiba di pohon beringin tempat mereka bertemu setan tadi.
"Kei kamu gak apa-apa kan?" Kata Kazuki panik.
"Kamu gak digangguin sama dia kan?" Kata Azuma.
"Heh? Dia? Dia siapa?" Kata Keiichi yang makin kebingungan
"Kuntilanak, tadi kita pada kabur gara-gara ada kunti!" Jawab Len santai.
"Owh yang tadi tuh bukan kapas ya?"
"Kapas? Mana ada kapas di kuburan."
"Ya udah sekarang kita pulang aja! Dah sore nih!" Kata Ryo.
Akhirnya mereka pulang kerumah mereka masing-masing. Disepanjang perjalanan mereka menjelaskan tentang kejadian tadi kepada Kei yang masih kebingungan. Saat mereka melewati pasar, mereka melihat antek-anteknya Gwendal yang masih juga mangkal disana, bedanya dengan yang tadi, antek-antek ini bukanlah PHB melainkan pengawal pribadi putri satu-satunya Gwendal.
"Eh ada apaan tuh? Rame banget!"
"Lah mana aye tau!" Kata Len
"Ah ente mah gak tau mulu! Itu mah pengawalnya si putri bangsawan loh!" Kata Ryo
"Kok kamu bisa tau sih Ryo? Suka dengerin gosip ya?" Kata Azuma.
"Sialan, ane kan punya banyak informan! Emang kayak ente-ente semua!"
"Udah-udah, jangan pada ribut! Gua mau pulang nih! Lagian Cuma begituan doank ribut." Kata Kazuki.
Mereka pun melajutkan perjalanan, ketika sampai dirumah mereka masing-masing, mereka langsung tertidur pulas karena kelelahan akibat berlari-larian di siang bolong.
A/N :
Yuu-chan : Chapter pertama dah selesai! *loncat-loncat"
Azuma : Apa-apaan ini! Kenapa saiia jadi banci begini?
Yuu-chan : Ya maaf, lagian cowok rambut panjang banget sih! Rambut saiia aja pendek!
Len : Terus kenapa saiia bahasanya kayak gitu?
Yuu-chan : Ya nggak apa-apa, sekali-sekali gitu ngomong bahasanya gak formal, biar Kahoko makin suka. *wink*
Len : *blush*
Azuma : Tapi kenapa Cuma si Kazuki sama Kei aja yang di bagus-bagusin?
Yuu-chan : I-i-i-itu..
Azuma : Karena mereka saudara kamu kan?
Yuu-chan : Bu-bu-bukan begitu! *lari*
Black Azuma : Woy jangan kabur! *ngejar sambil bawa senjata" gak jelas*
Kazuki : Tolong kasih Riview-nya ya!
Ryo : Eh, kazuki jangan lupa balikin toa-nya!
Kazuki : Iya-iya
SQ(ex. Azuma) : Sampai ketemu lagi di chapter selanjutnya.
