Song mino mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru kelas . Mencari bangku yang masih kosong untuk ia duduki . Ini adalah hari pertamanya masuk kesekolah . Pantas saja ia belum menemukan tempat duduk apalagi teman baru .
Matanya menyala ketika ditemukannya sebuah bangku yang masih kosong . Ia bergegas menuju tempat tersebut dan menduduki kursinya .
Ia mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru kelas . Kelas yang bising fikirnya . Teman temannya -atau lebih tepat calon teman temannya yang berkeliaran dikelasnya . Ada yang berlari lari , melompat lompat , bahkan ada yang bermesraan disudut kelas . Tak adakah yang ingin menyapanya?
Ia melirik teman sebangkunya . Namja yang terbilang mungil dengan wajah yang terbilang cukup manis -jika dilihat dari samping . Tapi wajahnya sangat pucat . Mungkin itu memang bawaan lahir fikir mino
Namja itu entah menulis apa . Mino tak tahu . Namun rasa penasarannya menggebu gebu ketika namja itu terlihat begitu serius menulis sesuatu sampai tak menyadari dirinya yang kini duduk disebelahnya . Dengan rasa penasaran yang cukup tinggi , mino pun melirik sesuatu yang ditulis namja disebelahnya .
KIM JINWOO 26 SEPTEMBER 1851
mino mengerutkan dahinya . Bukan karena kim jinwoo . Mino fikir mungkin saja itu namanya . Tapi 1851? Bukankah itu 164 tahun yang lalu? Tanggal lahirnya? Tidak mungkin . Terlalu tua untuk ukuran wajah yang dibilang babyface itu . Atau tanggal lahir buyutnya?
"Ehmm... kim jinwoo-ssi . Boleh aku tau 26 september 1851 itu tanggal apa? Uhh.. maaf aku sangat penasaran"
Dengan keberanian penuh dan kepenasaran yang tinggi mino pun bertanya . Namja disebelahnya -atau sebut saja sekarang dengan jinwoo menatapnya dengan mata rusanya . Sangat imut dan juga kosong-
"Kau benar benar ingin tau?"
Bukannya menjawab . Jinwoo malah balik bertanya dengan mino . Mino mengangguk ragu . Ia rasa jinwoo memiliki aura yang aneh dan dingin .
Jinwoo menatap lurus kedepan . Terpancar kesedihan dari matanya .
"Ini... tanggal kematianku"
Jinwoo kembali menatap mino dengan pandangan tajam dan mata merah . Jauh berbeda dari mata rusanya yang memancarkan kesan anak kecil . Dan mino baru menyadari adanya sebuah pisau menancap di perut jinwoo .
Mino membelakkan matanya . Ia bergegas untuk lari apalagi ketika teman teman sekelasnya yang entah pergi kemana . Apalagi keadaan kelas yang terlihat sangat usang . Namun tangan jinwoo lebih dulu menggapai lehernya . Mino mencoba melepaskan tangan jinwoo namun cengkamannya terlalu kuat .
Nafas mino mulai tersenggal senggal sampai matanya mulai kabur dan ia tak merasakan tubuhnya lagi .
END
review please
